AMRI
H021201058
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia pada teknik mesin sangat sangat berkaitan erat dengan dunia pengukuran, karena
hampir sebagian besar semua aplikasi dalam ilmu teknik mesin memerlukan sistem pengukuran.
Namun terkadang sinyal input dari yang akan diukur sangatlah kecil sehingga alat ukur tidak
dapat membacanya dengan baik dan tepat. Oleh karena itu digunakanlah suatu komponen yang
dapat menguatkan sinyal input sehingga alat ukur dapat membacanya dengan baik. Komponen
yang dapat menguatkan sinyal input ini biasa disebut dengan operasional amplifier.
Operasional amplifier atau op-amp ini merupakan salah satu komponen analog yang
popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp popular yang
paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan
differensiator. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan
umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan sempurna, op-amp harus memiliki umpan
balik. Hampir seluruh rancangan rangkaian yang ada pada umumnya menggunakan umpan balik
negatif untuk mengendalikan besarnya gain serta memperoleh operasi kerja op-amp linear.
Rangkaian-rangkaian non-linear, misalnya komparator dan osilator, menggunakan umpan balik
positif yang dapat diperoleh dengan menghubungkan komponen, misalnya resistor, diantara
terminal keluaran op-amp dan masukan non-pembaliknya, yaitu terminal masukan yang bertanda
( + ).
Pada makalah ini akan dibahas mengenai op-amp ini. Mulai dari definisi op-amp, teknik
feedbacknya, model rangkaian op-amp, tipe-tipe op-amp, prinsip kerjanya, karakteristiknya,
perhitungannya, dan akan dibahas pula bagaimana kondisi atau keadaan op-amp yang idea.
BAB II
PEMBAHASAN
I R2
R1 Vn
Vin Vp +
Vout
_
Dengan umpan balik yang cukup, karakteristik amplifier loop tertutup menjadi
sebuah fungsi dari elemen umpan balik. Dalam rangkaian umpan balik yang khas, gambar 1,
elemen umpan balik adalah dua resistor. Ketepatan gain "loop tertutup” diatur oleh rasio
dari dua resistor dan secara praktis independen terhadap amplifier "loop terbuka”. Dengan
demikian, amplifikasi untuk hampir semua tingkat presisi dapat dicapai dengan mudah.
II.2 Rangkaian Op-Amp
Model rangkaian sebuah amplifier ditunjukkan pada gambar 2. Dimana Port input
berperan pasif, tidak menghasilkan tegangan sendiri, dan dimodelkan oleh element resistif Ri
atau disebut juga resistansi input. Port output tegangannya bergantung pada sumber Avi
secara seri dengan resistansi output Ro, dimana Vi adalah perbedaan potensial antara terminal
port input. Gambar 2 menunjukkan rangkaian amplifier yang lengkap yaitu yang
mengandung sumber tegangan input Vs yang dirangkai secara seri dengan sumber resistansi
Rs dan sebuah beban resistansi output RL. Dari gambar 2, dapat dilihat bahwa kita memiliki
tegangan-pembagi sirkuit di port input maupun port output dari amplifier. Hal ini dimana
mengharuskan kita untuk menghitung ulang nilai Vi dan Vo setiap kali sumber/ beban yang
digunakan berbeda dengan menggunakan rumus berikut:
Ri
Vi Vs ................................(1)
Rs Ri
RL
Vo AVi ................................(2)
Ro RL
RS + Ro +
OUTPUT PORT
INPUT PORT
Vi Vo
Ri AVi RL
VS _ _
Op-amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah penguat
diferensial, lalu ada tahap penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level (level
shifter) dan kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat dengan penguat push-pull kelas
B. Gambar 3 (a) berikut menunjukkan diagram dari op-amp yang terdiri dari beberapa
bagian tersebut.
Gambar 3 (a): Diagram blok operasional amplifier.
Simbol op-amp adalah seperti pada gambar 3 (b) dengan 2 input, non-inverting (+)
dan input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan –Vee)
namun banyak juga op-amp dibuat dengan single supply (Vcc – ground). Simbol rangkaian di
dalam op-amp pada gambar 3 (b) adalah parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah
resitansi input yang nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi output dan
besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open loop dan nilai
idealnya tak terhingga. Karakteristik satu op-amp dapat berbeda dengan op-amp lain
tergantung dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya.
Salah satu fungsi yang penting dari op-amp adalah hubungan polaritas antara input
terhadap output. Tegasnya, jika input pada (-) lebih positif daripada input pada (+), maka
output akan menjadi negatif. Sebaliknya, jika input pada (-) lebih negatif daripada input
pada (+), maka output akan menjadi positif.
(a) (b)
ip
+ + +
+
V_p Ri V_p
Vi Ro
Vi
+ +
_
AVi AVi
in Vo _ Vo
_ _
+ +
V_n V_n
in = ip = 0 ................................(6)
Maka tidak ada efek pembebanan pada port input dari op-amp ideal:
Vi Vs ...................................(7)
Selain itu, karena Ro = 0, maka tidak ada efek pembebanan pada port uotput dari op-amp
ideal:
Vo = A Vi ................................(8)
Vi = Vp – Vn = 0 atau Vp = Vn ....................(9)
Gambar 7: Komparator
Gambar 8 menunjukkan dasar lain rangkaian op-amp yang berguna yaitu penguat
pembalik. Hal ini mirip dengan rangkaian non-pembalik hanya saja jika pada penguat
pembalik sinyal input diterapkan pada R1 sedangkan pada penguat non- pembalik
diterapkan pada ground. Mari kita ambil hubungan antara tegangan input Vin dan
tegangan output Vout. Pertama, karena Vn = Vp dan Vp dihubungkan ke grond, Vn = 0.
Karena arus yang mengalir ke input pembalik ideal op-amp adalah nol, arus yang
mengalir melalui R1 harus sama besarnya dan berlawanan arah dengan arus yang
mengalir melalui R2 (oleh Hukum Saat Kirchhoff):
Vin Vn Vout Vn
..............(10)
R1 R2
Karena Vn = 0, maka:
R
Vout 2 Vin .................(11)
R1
Gain dari penguat pembalik selalu negatif, tanda negatif ini menunjukkan bahwa
keluaran adalah pembalikan dari masukan. Contohnya jika R2 adalah 10.000 Ω dan
R1 adalah 1.000 Ω, maka nilai gain adalah -10.000Ω / 1.000Ω, yaitu -10.
Vp = Vi .................................(13)
Karena arus yang mengalir pada input pembalik untuk op-amp ideal adalah nol,
arus yang mengalir melewati R1 sama dengan arus yang mengalir melewati R2 (sesuai
Hukum Arus Kirchhoff yang menyatakan bahwa jumlah aljabar dari arus yang mengalir
ke node adalah nol). Kita kemudian bisa mencari Vn:
R1
Vn Vout
R1 R2 ...........(14)
R
Vout 1 2 Vin ...............(15)
R1
Perhatikan bahwa gain (Vout / Vin) selalu lebih besar atau sama dengan satu.
Karena tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada penguat
operasional maka impedansi masukan bernilai Z in . Dari datasheet, LM741 diketahui
memiliki impedansi input Zin = 108 to 1012 Ohm.
4. Penguat Differential
Gambar 10 menunjukkan rangkaian penguat diferensial. Sesuai namanya,
konfigurasi op-amp ini dapat memperkuat perbedaan dari dua sinyal input. Penguat
diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah dikalikan
Rf
dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu sebesar untuk R1
R1
= R2 dan Rf = Rg. Penguat jenis ini berbeda dengan diferensiator.
R R1 R g Rf
Vout V2
f
R g R2 R1 R1
V1 ........(16)
Rf
Vout (V2 V1 ) ..............................(17)
R1
Jika dua sinyal input sama, secara ideal output pasti nol. Untuk mengukur kualitas
amplifier, istilah Common Mode Rejection Ratio (CMRR) didefinisikan. CMRR adalah
rasio dari tegangan output yang sesuai dengan perbedaan dari dua sinyal masukan dengan
tegangan keluaran sesuai dengan "bagian umum" dari dua sinyal. Op-amp yang bagus
memiliki CMRR yang tinggi.
Perlu diperhatikan bahwa keluaran adalah terbalik dan impedansi masukan dari
masukan ke-n adalah Zn = Rn (di mana V- adalah Virtual ground).
1
R1C
Vout Vin dt Vmula ................(21)
di mana t adalah waktu dan Vmula adalah tegangan keluaran pada t=0.
Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan dapat
digunakan untuk rangkaian tapis aktif.
7. Differentiator
Dengan menambahkan kapasitor secara seri dengan resistor input R1 dalam
sebuah penguat pembalik, op-amp dapat digunakan untuk melakukan diferensiasi.
Diferensiator ideal (R1 = 0) tidak memiliki memori dan melakukan perhitungan.
dVin
Vout R2 C ...........(22)
dt
Operational Amplifier atau op-amp yaitu salah satu komponen pada analog yang
digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling
sering dibuat yaitu rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada
prakteknya ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dan ditambahkan pada rangkaian
opamp. Antara lain, tegangan offset, arus bias, arus offset dan lain sebagainya. Umumnya
ketidak-idealan op-amp dan bagaimana cara mengatasinya diterangkan pada datasheet op
amp dan hal ini spesifik terhadap pabrikan.
Semua konfigurasi op-amp yang telah dibahas memiliki satu kesamaan, yaitu
terdapat jalur dari output op-amp kembali ke input pembaliknya. Ketika output tidak
“dibatasi” ke suplai tegangan, dari feedback negatif memastikan bahwa operasi op-amp
terjadi pada daerah linier (sebagai lawan dari daerah saturasi, dimana tegangan output
"dijenuhkan" di salah satu tegangan suplai). Amplifikasi, penjumlahan/ pengurangan, dan
integrasi/ diferensiasi, semua adalah operasi linier. Sebagai catatan bahwa keduanya
(sinyal AC dan offset DC) termasuk didalam operasi ini.
PENGUAT AMPLIFIER (OP – AMP)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penguat operasional (opamp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan
satu keluaran. Penguat operasional (Op-Amp) dikemas dalam suatu rangkaian terpadu
(integrated circuit-IC). Salah satu tipe operasional amplifier (Op-Amp) yang populer adalah
LM741.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu; supaya mahasiswa mengetahui solusi daripada
rumusan masalah di atas, dan dapat mengaplikasikannya.
BAB II
Penguat Operasional (Operational Amplifier – Op Amp) adalah sebuah penguat instan yang bisa
langsung dipakai untuk banyak aplikasi penguatan. Sebuah Op-Amp biasanya berupa IC
(Integrated Circuit). Pengemasan Op-Amp dalam IC bermacam-macam, ada yang berisi satu Op-
Amp (contoh : 741), dua Op-Amp (4558, LF356), empat Op-Amp (contoh = LM324, TL084)
dan sebagainya. Penguat operasional adalah rangkaian terpadu (IC) yang mempunyai 5 buah
terminal dasar. Dua terminal untuk catu daya, 2 yang lain digunakan untuk isyarat masukan yang
berupa masukan membalik (-) dan masukan tak membalik (+) serta 1 terminal untuk keluaran.
(Simbol Op-Amp)
Penguat Operasional tersusun dari beberapa rangkaian penguat yang menggunakan transistor
atau FET. Biasanya membuat penguat dari op amp lebih mudah dibandingkan membuat penguat
dari transistor karena tidak memerlukan perhitungan titik kerja, bias dan sebagainya.
§ Impedansi output yang rendah sehingga tetap stabil walau dibebani oleh rangkaian
selanjutnya.
§ Lebar pita (bandwidth) yang lebar sehingga dapat dipakai pada semua jalur frekuensi audio
(woofer, midle, dan tweeter)
§ Adanya fasilitas offset null sehingga memudahkan pengaturan bias penguat agar tepat dititik
tengah sinyal.
§ Penguat Penyangga (Buffer), yaitu penguat penyangga sinyal output dari penguat differensial
agar siap untuk dimasukkan ke penguat akhir op amp.
§ Pengatur Bias, yaitu rangkian pengatur bias dari penguat differensial dan buffer agar diperoleh
kestabilan titik nol pada output penguat akhir
§ Penguat Akhir, yaitu penguat yang merupakan bagian output dari Op amp. Penguat Akhir ini
biasanya menggunakan konfigurasi push-pull kelas B atau kelas AB.
Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan
yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi, impedansi
keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai dalam
kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki
karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus
memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal.
AVOL = Vo / Vid = - ¥
AVOL = Vo/(V1-V2) = - ¥
Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan
masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk
divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti
adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam
kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB).
Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang
diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang
amplitudonya sangat kecil.
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran dari Op
Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga VOO
= 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR
(common mode rejection) ideal.
Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan dalam
penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOO biasanya berharga
sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi
cukup besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu
diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan
Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0. Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp
adalah besar hambatan di antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op
Amp adalah tak berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp
adalah antara 5 kW hingga 20 MW, tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur
pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback)
diterapkan pada Op Amp, maka hambatan masukan Op Amp akan meningkat.
Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan.
Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam
menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar,
maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar.
⁎ Hambatan Keluaran
Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam
yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan
keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op
Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran
yang kecil sangat diharapkan.
Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga
ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga
hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.
⁎ Lebar Pita
Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan
keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat amplitudo
tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi
dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan.
Sebagian besar Op Amp serba guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya
diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang
khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga
harus didukung komponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat
bekerja dengan baik.
⁎ Waktu Tanggapan
Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran
untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0
detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah.
Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak langsung
berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro detik hal
ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah
perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi
kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.
⁎ Karakteristik Terhadap Suhu
Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya
apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal, karakteristiknya
tidak berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp
pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat
diabaikan.
Rangkaian yang akan dijelaskan dan dianalisa dalam tulisan ini akan menggunakan penguat
operasional yang bekerja sebagai komparator dan sekaligus bekerja sebagai penguat. Berikut ini
adalah konfigurasi Op Amp yang bekerja sebagai penguat:
Gambar di atas adalah gambar sebuah penguat non inverting. Penguat tersebut dinamakan
penguat noninverting karena masukan dari penguat tersebut adalah masukan noninverting dari
Op Amp. Sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal keluarannya. Adapun besar
penguatan dari penguat ini dapat dihitung dengan rumus:
AV = (R1+R2)/R1
AV = 1 + R2/R1
Sehingga :
VO =1+(R2/R1) Vid
Selain penguat noninverting, terdapat pula konfigurasi penguat inverting. Dari penamaannya,
maka dapat diketahui bahwa sinyal masukan dari penguat jenis ini diterapkan pada masukan
inverting dari Op Amp, yaitu masukan dengan tanda “-“. Sinyal masukan dari pengaut inverting
berbeda fasa sebesar 1800 dengan sinyal keluarannya. Jadi jiak ada masukan positif, maka
keluarannya adalah negatif. Berikut ini adalah skema dari penguat inverting:
AV = - Rf/Ri
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “PENGUAT OPERASIONAL” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Fisis II. Penulis berharap makalah tentang
Rangkaian arus searah ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat mengenai rangkaian lebih
detail.
Penulis menyadari makalah bertema Rangkaian arus searah ini masih perlu banyak
penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran
pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, baik terkait penulisan, penulis memohon maaf. Demikian yang dapat penulis sampaikan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................................... ii
Daftar Isi....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3. Tujuan…………………………………………………………………..................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1 Penguat Operasional (Op-amp) .................................................................................3
2.2 Karakteristik Op-Amp …..........................................................................................3
2.3 Fungsi Operational Amplifier....................................................................................4
2.4 Aplikasi dan Rangkaian dasar Op- Amp...................................................................4
BAB III PENUTUP........................................................................................................9
3.1. Kesimpulan..............................................................................................................9
3.2 Saran.........................................................................................................................9
Daftar Pustaka................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan
suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang memiliki faktor
penguatan sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat diferensial
merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih
dari kedua masukannya.
Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling
banyak digunakan adalah rangkaian seri. Penguat operasional dalam bentuk rangkaian
terpadu memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa
perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna..Contoh
penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana
seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada
penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta
pengembangan alat komunikasi.
Selain itu aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur
tegangan dc, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digital dan pengubah digital ke
analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali otomatik, computer
analog, elektronika nuklir, dan lain-lain.
Dikatakan penguat operasional serba guna sebab, pada penggunaan penguat operasional
untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan
listrik.Penggunaan aplikatif dari operational amplifier dapat dilihat pada komparatorr dan
isolator distorsi rendah.Karena pentingnya penggunaan dari penguat operasional ini, maka
pada makalah ini akan di bahas tentang penguat operasional.
PEMBAHASAN
Penguat Operasional atau Operational Amplifier (biasa dikenal dengan Op-Amp) merupakan
sebuah komponen elektronika yang tersusun dari resistor, diode, dan transistor. Penyusunan
dari Op-Amp tersebut disusun dalam sebuah rangkaian yang terintegrasi atau yang biasa
dikenal dengan Integrated Circuit (IC). Op-Amp dalam aplikasinya biasa digunakan sebagai
penguat. Pada rangkaian, Op-Amp biasa dilambangkan seperti pada gambar 1. Pada gambar 1
dapat dilihat bahwa terdapat dua buah input, yaitu input inverting dan noninverting. Pada
gambar 1 tersebut, terdapat pula dua sumber masukan sebagai sumber daya dari Op-Amp
tersebut, yaitu tegangan positif (+Vcc) dan tegangan negative (- Vee).
2.2 Karakteristik Op-Amp
Keuntungan dari pemakaian penguat operasional ini adalah karakteristiknya yang mendekati
ideal sehingga dalam merancang rangkaian yang menggunakan penguat ini lebih mudah dan
juga kareana penguat ini bekerja pada tingkatan yang cukup dekat dengan karakteristik
kerjanya secara teoritis.Dari sudut sinyal sebuah penguat operasional mempunyai tiga
terminal, yaitu dua terminal masukan dan satu terminal keluaran.
A. Impedansi masukan tak terhingga. Penguat yang ideal diharapkan tidak menarik arus
masukan, artinya tidak ada arus yang masuk kedalam terminal 1 maupun 2 (I1 = I2 = 0).
B.Impedansi keluaran sama dengan nol. Terminal 3 merupakan keluaran penguat operasional,
idealnya diharapkan bertindak sebagai terminal keluaran sebuah sumber sumber tegangan
ideal. Tegangan antara terminal 3 dengan ground akan selalu sama dengan A, dimana A
adalah faktor penguatan sebuah penguat operasional.
C.Penguatan loop terbuka tak terhingga. Apabila dioperasikan pada loop terbuka (tidak ada
umpan balik dari keluaran ke masukan), maka sebuah penguat opersaional ideal mempunyai
gain (penguatan) yang besarnya tak terhingga.
2.3 Fungsi Operational Amplifier
Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan.Resistor R2 melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke
masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180°, maka nilai keluaran tersebut secara efektif
mengurangi besar masukan.Ini mengurangi penguatan keseluruhan dari penguat dan disebut
dengan umpan balik negatif. Pada prinsipnya sebuah penguat operasional (operational
amplifier) ideal memiliki impedansi masukan yang sangat besar hingga dinyatakan sebagai
impedansi masukkan tak terhingga (infinite input impedance).
Kondisi penguat operasional yang memiliki impedansi masukan tak terhingga tersebut
menyebabkan tidak adanya arus yang melewati masukkan membalik (inverting input) pada
penguat opersional. keadaan tak berarus pada masukan membalik tersebut membuat tegangan
jatuh diantara masukan membalik dan masukkan tak membalik bernilai 0 Volt. Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa tegangan pada masukan membalik adalah bernilai 0 Volt
karena kondisi masukan tak membalik (non-inverting input) yang di hubungkan ke rel netral/
ground. Kondisi masukan membalik (inverting input) yang memiliki tegangan 0Volt tersebut
dinyatakan sebagai pentanahan semu (Virtual Earth/ Ground).
𝑉0 = − 𝑉𝑖
dimana R1= resistansiinput, dan R2 = resistansi umpan balik (feedback resistor). Penguatan
tegangan dari penguat ditentukan dari rasio antara R2 dan R1,
Hasil tegangan output noninverting ini akan lebih dari satu dan selalu positif.
Rangkaian nya adalah seperti pada gambar berikut ini :
- Buffer
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Dalamhal
ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1.
Rangkaiannya seperti pada gambar berikut ini.
Nilai R yang terpasang gunanya untuk membatasi arus yang di keluarkan. Besar nilainya
tergantung
dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus dimaksimalkan sesuai
dengan kemampuan op-ampnya.
- Adder / Penjumlah
Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang dasar
rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan
dengan penguatan seperti pada rangkaian inverting.Rangkaian penjumlah dengan
menggunakan non inverting sangat suah dilakukan karena tegangan yang diparalel akan
menjadi tegangan terkecil yang ada, sehingga susah terjadi proses penjumlahan.
- Differensiator
Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu dengan persamaan :
- Penguatan integrator
Penguat ini mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu, dengan persamaan :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3. Dalam penggunaannya Op-Amp dibagi menjadi dua jenis yaitu penguat linier dan penguat
tidak linier. Penguat linier merupakan penguat yang tetap mempertahankan bentuk sinyal
masukan, yang termasuk dalam penguat ini antara lain penguat non inverting, penguat
inverting, penjumlah diferensial dan penguat instrumentasi. Sedangkan penguat tidak linier
merupakan penguat yang bentuk sinyal keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal
masukannya, diantaranya komparator, integrator, diferensiator, pengubah bentuk gelombang
dan pembangkit gelombang
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran dari penulis yakni kepada para pembaca makalah
ini pada umumnya, dan khususnya terhadap para dosen dan mahasiswa direkomendasikan
agar memberikan saran dan kritik yang membangun baik itu terhadap penulisan, isi, maupun
pembahasan yang kurang tepat atau kurang sesuai yang terdapat dalam makalah ini. Saran
dan kritik dari para pembaca akan sangat bermanfaat untuk penyempurnaan makalah ini
selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Horrocks, D.H., 1985, Feedback Circuits and Op. Amps., England : Van Nostrand Reinhold
(UK) Co. Ltd, Chap. 6, 97 – 114. Malvino,
Albert, 2007, Electronic Principles, New York : McGrawHill, Chap. 10, 249 – 293. Ilmu.
Teori Dasar Penguat Operational. 17 Desember 2011
Makalah Elektronika Fisis II
PENGUAT OPERASIONAL
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………..4
B. Tujuan……………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
B. Karakteristik Op-amp…………………………………………………….5
A.Kesimpulan……………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan karunianya bahwa tim penulis telah menyelesaikan penulisan makalah ini.berbagai upaya
telah dilakukan dalam penyelesaian makalah ini demi proses kelancaran belajar dan
pembelajaran.
Tujuan utama dalam penulisan makalah ini yaitu untuk membangkitkan apresiasi para
mahasiswa terhadap berbaga konsep dan penyelesaian tentang masalah elektronika dan
penerapannya dalam kehidupan sehari hari.makalah ini pula disajikan dalam proses
pendekatan pembelajaran secara kontekstual agar mahasiswa juga mampu membuat peralatan
elektronika dengan berbagai konsep dan cara yang telah di terapkan pada pembelajaran
elektronika sebelumnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs.H.Muhammad Ali, M.Si. selaku dosen
matakuliah Elektronika Dasar II yang memberikan bimbingan pada mata kuliah
ini.selanjutnya kami berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan masukan
dalam penyelesaian makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan
suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang memiliki faktor
penguatan sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat diferensial
merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih
dari kedua masukannya.
Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling
banyak digunakan adalah rangkaian seri. Penguat operasional dalam bentuk rangkaian
terpadu memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa
perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna..Contoh
penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti
penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada
penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta
pengembangan alat komunikasi.
Selain itu aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur
tegangan dc, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digital dan pengubah digital ke
analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali otomatik, computer
analog, elektronika nuklir, dan lain-lain.
Dikatakan penguat operasional serba guna sebab, pada penggunaan penguat operasional
untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan
listrik.Penggunaan aplikatif dari operational amplifier dapat dilihat pada komparatorr dan
isolator distorsi rendah.Karena pentingnya penggunaan dari penguat operasional ini, maka
pada makalah ini akan di bahas tentang penguat operasional.
B. Tujuan
1.Untuk mengetahui sifat dasar dari penguat operasional.
2.Untuk mengetahui karakteristik dari penguat operasional.
3.Untuk mengetahhui fungsi atau aplikasi penguat operasional.
BAB II
PEMBAHASAN
Ø Penguat Integrator
Penguat Integrator berfungsi mengintegralkan tagangan input terhadap waktu. Penggunanan
integrator juga sebagai tapis lulus bawah (Low Pass Filter).
Ø Penguat Diferensiator
Differensiator berfungsi mendiferensialkan tagangan input terhadap waktu. Penggunanan
diferensiator juga sebagai tapis lulus atas (High Pass Filter).
Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor) yang
identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan
(input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0),
maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 =
IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda
dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial
(cascade).Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial
tingkatan berikutnya.Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara
penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2).
Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki satu
keluaran.Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi (ground).
Untuk dapat menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap bumi (ground) sama
dengan tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu keluaran dari penguat
diferensial tingkat kedua di hubungkan dengan suatu pengikut emitor (emitter follower).
Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter dihubungkan
dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan totem-pole.Dengan menggunakan konfigurasi
ini, maka tegangan keluaran X dapat berayun secara positif hingga mendekati harga VCC dan
dapat berayun secara negatif hingga mendekati harga VEE.
Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah dapat
dikatakan sebagai penguat operasional (Operational Amplifier (Op Amp).
Ø Komparator (Pembanding)
Comparator adalah penggunaan op amp sebagai pembanding antara tegangan yang masuk
pada input (+) dan input (-).Jika input (+) lebih tinggi dari input (-) maka op amp akan
mengeluarkan tegangan positif dan jika input (-) lebih tinggi dari input (+) maka op amp akan
mengeluarkan tegangan negatif. Dengan demikian op amp dapat dipakai untuk
membandingkan dua buah tegangan yang berbeda.Berikut adalah rangkaian komparator
sederhana.
Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi
tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah
sebesar :
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya, apabila
masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan
– Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp
akan menjadi sama dengan + Vsupply.
Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply,
jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi + Vsupply. Untuk
op-amp yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp untuk komparator biasanya
menggunakan op-amp dengan tipe LM324 yang banyak di pasaran.
Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitudo dua
buah sinyal, jika +Vin dan −Vin masing-masing menyatakan amplitudo sinyal input tak
membalik dan input membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan
tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah
+Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+
+Vin < −Vin maka Vo = Vsat−
Keterangan:
+Vin = Amplitudo sinyal input tak membalik (V)
−Vin = Amplitudo sinyal input membalik (V)
Vsat+ = Tegangan saturasi + (V)
Vsat− = Tegangan saturasi - (V)
Vo = Tegangan output (V)
Ø Buffer (Penyangga)
Buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Besar nilainya
tergantungdari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus dimaksimalkan
sesuai dengankemampuan op-ampnya.
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang menghasilkan tegangan output sama dengan
tegangan inputnya. Dalam hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1.
Fungsi dari rangkaian buffer pada peralatan elektronika adalah sebagai penyangga, dimana
prinsip dasarnya adalah penguat arus tanpa terjadi penguatan tegangan.Rangkaian buffer
yang dibangun dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp), dapat dibuat dengan sangat
sederhana.Rangkaian buffer dari Op-Amp menjadi sangat sederhana karena tidak diperlukan
komponen tambahan pada konfigurasi buffer non-inverting. Rangkaian Buffer Dari
Operasional Amplifier (Op-Amp) :
Dengan menghubungkan jalur input inverting ke jalur output operasional amplifier (op-amp)
maka rangkaian buffer pada gambar diatas akan memberikan kemampuan mengalirkan arus
secara maksimal sesuai kemampuan maksimal operasional amplifier (op-amp) mengalirkan
arus output. Dengan metode hubung singkat antara jalur input inverting dan jalur output
operasional amplifier (op-amp) maka diperoleh perhitungan matematis sebagai berikut.
V_{out}\approx V_{in} Sehingga diperoleh nilai penguatan tegangan (Av) sebagai berikut:
Av=\frac{V_{out}}{V_{in}}=1 Dari persamaan diatas terlihat bahwa rangkaian operasional
amplifier diatas tidak memiliki faktor penguatan tegangan (Av = 1) atau tidak terjadi
penguatan tegangan. Rangkaian buffer dengan operasional amplifier (op-amp) seperti terlihat
pada gambar diatas menghasilkan penguatan + 1. Rangkaian ini sangat menguntungkan
karena kita dapat memperoleh suatu penguat dengan hambatan input (impedansi input) yang
sangat tinggi (10 – 1012Ω) dan dengan hambatan output (impedansi output) sangat rendah
(10-3 - 10-1Ω), yaitu mendekati kondisi ideal. Rangkaian buffer ini disebut juga sebagai
rangkaian pengikut (follower), suatu bentuk peningkatan dari penguat pengikut emitor
(emitor follower). Sehingga penguat operasional dengan konfigurasi seperti pada gambar
diatas berfungsi sebagai penyangga (buffer) dengan penguatan = 1. Aplikasi rangkaian buffer
baik yang dibuat dari penguat transistor maupun penguat operasional (Op-Amp) pada
umumnya digunakan sebagai stabiliser sinyal.Salah satu aplikasi riil dari rangkaian buffer
adalah pada system transmisi sinyal dengan kabel (system audio outdor).
PRYANDI M TABAIKA
H021201066
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi khususnya audio saat ini sudah sangat pesat kemajuannya. Setiap
saat, setiap waktu, bahkan setiap detik teknologi terus berkembang. Bila suatu perusahaan tidak
mampu melakukan inovasi , maka dia akan kalah. Dalam hal teknologi suatu perusahaan memiliki
departemen yaitu Research & Development (R&D) yang bertugas menemukan suatu penemuan
baru yang bermanfaat serta melakukan perubahan dan perbaikan terhadap produk sehingga
menghasilkan produk yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amplifier merupakan suatu rangkaian
yang berfungsi sebagai penguat audio pada home theatre. Penguatan mampu mengubah daya pada
keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses. Kebanyakan amplifier atau penguat
yang digunakan dalam rangkaian untuktelekomunkasi dapat dianggap sebagai small signal
amplifier (penguat sinyal kecil). Amplifier ini yang ada pada sinyal input dan output yang kecil
dimana performance amplifier digambarkan dengan persamaan linier. Tentu saja oleh karena
disebut sebagai penguat, Penguat Sinyal Kecil mempunyai gain, yang menguatkan sinyal
masukannya mencapai level tertentu pada sinyal keluarannya. Penguat ini dikenal sebagai penguat
tegangan daripada disebut sebagai penguat daya, walaupun sebetulnya terjadi juga penguatan daya.
Ditempatkan pada awal satu sistem penguat, yang biasa disebut sebagai pre-amplifier, misalnya,
penguat RF pada sistem penerima pada umumnya, LNA (low noise amplifier) pada sistem
penerima satelit.
B. Tujuan
1. Mengetahui berbagai jenis penguat khusus
2. Memahami kegunaan masing masing penguat khusus
3. Mengetahui cara kerja penguat khusus
C. Manfaat
1. Dapat mengetahui jenis rangkaian penguat khusus
2. Dapat memahami kegunaan masing-masing komponen penguat
3. Dapat mengetahui simbol-simbol dalam penguat khusus
BAB II
PEMBAHASAN
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang terintegra
memiliki 2 input dan 1 output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk
mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp).
Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam atau
dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut sebagai rangkaian
terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen elektronika analog
yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC dan memiliki simbol sebagai berikut
:
Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai kedua
input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai sama maka output Op-
amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp
akan memberikan tegangan output. Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat
diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat operasional ideal , operasional amplifier (Op-Amp)
memiliki karakteristik sebagai berikut :
Impedansi Input (Zi) besar = ∞
Impedansi Output (Z0) kecil= 0
Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
Band Width respon frekuensi lebar = ∞ V0 = 0
apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.
Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur / suhu.
Beberapa aplikasi yang menggunakan operasional amplifier (Op- Amp) adalah sebagai berikut.
1. Inverting
Inverting amplifier ini, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi ada tanda minus
pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier adalah bisa lebih kecil nilai besaran dari
1, misalnya -0.2 , -0.5 , -0.7 , dst dan selalu negatif. Rumus nya :
𝑅𝑓
𝑉0 = − 𝑉
𝑅𝑖 𝑖
Gambar 2
Rangkaian inverting Amplifier
2. Non-Inverting
Rangkaian non inverting ini hampir sama dengan rangkaian inverting hanya perbedaannya
adalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan noninverting.
Rumusnya seperti berikut :
𝑅𝑓 + 𝑅𝑖
𝑉0 = 𝑉𝑖
𝑅𝑖
sehingga persamaan menjadi
𝑅𝑓
𝑉0 = ( + 1) 𝑉𝑖
𝑅𝑖
Hasil tegangan output noninverting ini akan lebih dari satu dan selalu positif. Rangkaian
nya adalah seperti pada gambar berikut ini :
Gambar 3
Noninverting Amplifier
3. Buffer
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Dalam hal
ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1. Rangkaiannya seperti pada gambar
berikut ini
Gambar 4
Rangkaian Buffer
Nilai R yang terpasang gunanya untuk membatasi arus yang di keluarkan. Besar nilainya
tergantung dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus dimaksimalkan
sesuai dengan kemampuan operasional amplifiernya.
4. Adder/ Penjumlah
Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang dasar
rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan dengan
penguatan seperti pada rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari
penguatan masing masing dari inverting, seperti :
𝑅𝑓 𝑅𝑓 𝑅𝑓
𝑉0 𝑎 = − 𝑉𝑎 ; 𝑉0 𝑏 = − 𝑉𝑏 ; 𝑉0 𝑐 = − 𝑉𝑐
𝑅𝑎 𝑅𝑏 𝑅𝑐
1 1 1
𝑉0 𝑡 = −𝑅𝑓 ( 𝑉𝑎 + 𝑉𝑏 + 𝑉)
𝑅𝑎 𝑅𝑏 𝑅𝑐 𝑐
𝑉0 = −(𝑉𝑎 + 𝑉𝑏 + 𝑉𝑐 )
Tahanan Rom gunanya adalah untuk meletak titik nol supaya tepat, terkadang tanpa Rom
sudah cukup stabil. Maka rangkaian ada yang tanpa Rom juga baik hasilnya. Rangkaian penjumlah
dengan menggunakan noninverting sangat suah dilakukan karena tegangan yang diparalel akan
menjadi tegangan terkecil yang ada., sehingga susah terjadi proses penjumlahan.
Gambar 5
Rangkaian penjumlah dengan hasil negative
5. Subtractor/ Pengurang
Rangkaian pengurang ini berasal dari rangkaian inverting dengan memanfaatkan masukan
non-inverting, sehingga persamaannya menjadi sedikit ada perubahan. Rangkaian ini bisa terdiri
3 macam yaitu :
a. Rangkaian dengan 1 op-amp
b. Rangkaian dengan 2 op-amp
c. Rangkaian dengan 3 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp ini memanfaatkan kaki inverting dan kaki
noninverting. Supaya benar benar terjadi pengurangan maka nilai dibuat seragam seperti gambar.
Rumusnya adalah:
𝑅𝑓 𝑅 𝑅
𝑉0 = ( + 1) ( ) 𝑉𝑏 − 𝑉𝑎
𝑅𝑖 𝑅+𝑅 𝑅
Sehingga :
𝑉𝑜 = ( 𝑉𝑏 − 𝑉𝑎 )
Gambar 6
Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp tidak jauh berbeda dengan satu opamp, yaitu salah
satu input dikuatkan dulu kemudian dimasukkan ke rangkaian pengurang, seperti gambar dibawah
ini. Perhitungan rumus yang terjadi pada titik Vz adalah :
𝑅𝑓
𝑉𝑧 = ( + 1) 𝑉𝑦
𝑅𝑖
sehingga Vo menjadi :
Bila Rf=Ri maka persamaannyaakan menjadi :
𝑉𝑜 = 2𝑉𝑥 − 𝑉𝑦
Rangkaian pengurang dengan 3 op-amp sangat lah beda dengan yang lainnya. Ada 3
macam proses yang terjadi disini seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 8
Gambar Rangkaian pengurang dengan 3 op-amp.
Rangkaian penguat dengan 3 op-amp seperti pada gambar dibawah ini sangat persis seperti
rangkaian penguat dengan 1 op-amp. Hal ini karena sebelum masuk dilewatkan buffer saja.
Perhitungannya pun sama dengan rangkaian pengurang 1 op-amp.
Gambar 9
Rangkaian pengurang 3 op-amp dengan buffer
6. Comparator/ Pembanding
Rangkaian pembanding ini ada 3 macam yaitu :
a. Rangkaian pembanding 1 op-amp tanpa jendela input
b. Rangkaian pembanding 1 op-amp dengan jendela input
c. Rangkaian pembanding 2 op-amp dengan jendela input proses output luar
d. Rangkaian pembanding 2 op-amp dengan jendela input proses output dalam
Rangkaian pembanding dengan 1 op-amp tanpa jenjela input, artinya rangkaian
komparator/pembanding yang langsung dibandingkan. Seperti pada gambar berikut ini adalah
komparator biasa dan hasilnya langsung dibandingkan dengan referensinya.
Rangkaian komparator dengan jendela input rangkaiannya hampir sama dengan rangkaian
noninverting hanya saja parameternya terbalik. Seperti pada gambar berikut ini dan contoh hasil
dari input dan outputnya dan perhitungannya.
Gambar 10
Rangkaian komparator /pembanding dengan referensi o volt
Gambar 11
Rangkaian komparator dengan jendela
Perhitungan menentukan jendela Volt reference Up (Vru) dan Volt reference low (Vrl) adalah
sebagai berikut :
𝑅1
𝑉𝑟𝑢 = (+𝑉𝑠𝑎𝑡 )
𝑅1 + 𝑅2
Sedangkan untuk komparator dengan 2 op-amp ada 3 macam variasi seperti gambar berikut:
Gambar 12
Rangkaian komparator 2 opamp dengan output negatif
Gambar 13
Rangkaian komparator 2 op-amp dengan output campuran
Gambar 14
Rangkaian komparator 2 opamp dengan output negatif
Aplikasi untuk komparator semacam ini bisa dilihat dari hasil outputnya. Misal
menginginkan hanya didalam window saja yang di proses atau hanya diluar window saja yang
diproses dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/465666032/Materi-Penguat-Amplifier
https://riverspace.org/pengertian-amplifier/
https://elektronika-dasar.web.id/penguat-amplifier-kelas-a/
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/06/ringkasan-penguat-amplifier.html
MAKALAH
ELEKTRONIKA FISIS II
Oleh :
Vanness Hamwar
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukut kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga makalah yang berjudul “Elektronika Fisis I” ini bisa selesai dengan baik dan tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk mengenal serta mengetahui materi penguat operasional.
Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki,
kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi, yaitu dari jurnal media
Penulis mengucapkan Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak sehingga
membantu dalam pembuatan makalah ini. sebagai manusia biasa, penulis sadar bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap akan adanya masukan yang
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
penguat operasional adalah penguat instan yang bisa langsung dipakai untuk banyak palikasi
penguat. sebuah op amp biasanya berupa IC. pengemasan op amp dam IC bermacam-macam ada
yang berisi satu o amp dan ada yang dua op amp dan lain sebagainya.Pada makalah ini akan
dibahas mengenai defenisi dari penguat operasional, fungsi, beserta jenisnya.
PEMBAHASAN
Gambar 2.1 menunjukkan sebuah blok opamp yang mempunyai berbagai tipe dalam bentuk IC.
Dalam bentuk paket praktis IC seperti tipe 741 hanya berharga beberapa ribu rupiah. Seperti
terlihat pada gambar 16.1, opamp memiliki masukan tak membalik v+ (non-inverting), masukan
membalik v- (inverting) dan keluaran vo. Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan
membalik (v-), maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran akan “berlawanan fase”
(berlawanan tanda dengan isyarat masukan). Sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan
dengan masukan tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan “sefase”. Sebuah opamp
biasanya memerlukan catu daya ± 15 V.
Idealnya, jika kedua masukan besarnya sama, maka keluarannya akan berharga nol dan tidak
tergantung adanya prubahan sumber daya dengan persamaan
dimana A berharga sangat besar dan tidak tergantung besarnya beban luar yang terpasang.
Kita dapat memperoleh persamaan terakhir dengan cepat dengan menggunakan metode hubung
singkat maya sehingga secara sistematis dapat dituliskan
sehingga kita dapat membuat penguat balik secara sederhana sebagai berikut
Jadi penguat seperti terlihat pada gambar 16.3 menghasilkan penguatan + 1. Rangkaian ini
sangat menguntungkan karena kita dapat memperoleh suatu penguat dengan hambatan masukan
yang sangat tinggi (10-1012) dengan hambatan keluaran sangat rendah (10-3-10-1), yaitu
mendekati kondisi ideal. Rangkaian ini disebut rangkaian pengikut (follower), suatu bentuk
peningkatan dari penguat pengikut emitor. Jadi penguat ini berfungsi sebagai penyangga (buffer)
dengan penguatan = 1.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
penguat operasi adalah suatu penguat beda yang mempunyai mpenguatan tgangan sangat tinggi
dengan impedansi masukan tinggi dan impedansi keluaran rendah. Op amp merupakan rangkaian
terintegrasi yang dikemas dalam chip, sehingga praktis penggunaannya.