Anda di halaman 1dari 25

Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

Jhon Afrizal

Pendahuluan yang sangat luas, seluas ruang kehidupan itu sendiri. Ia


muncul dalam ruang domestik maupun publik, ruang
Berbagai aktivitas dan mobilisasi selama
kultural maupun struktural, personal dan komunal.
bertahun-tahun, partisipasi wanita di pentas politik
Tetapi penyebutan politik dalam fikiran banyak orang
sebagai hubungan sejajar dengan laki-laki belum
pada dekat ini telah menyempit menjadi istilah bagi
juga menuai keberhasilan. Di masa kini, langkah
politik praktis, politik struktural, perebutan kekuasaan
menghubungkan demokrasi dengan kesetaraan
untuk kepentingan diri atau sebagian orang, bukan
gender merupakan prinsip yang sudah diterima secara
lagi untuk kepentingan masyarakat awam dan untuk
meluas. Salah satu faktor penting dari setiap kerangka
masa depan yang panjang.
kerja demokrasi adalah prinsip hak asasi manusia,
termasuk di dalamnya hak-hak politik bagi laki-laki Menurut politik Islam2 klasik pula mengangkat
dan wanita. pemimpin (nashb al Imam) adalah wajib dalam
Selain dari itu ketidaksetaraan gender dapat katagori fardh kifayah (kewajiban kolektif) atas dasar
argumen agama dan fikiran rasional. Al Ghazali
juga dilihat dari kurangnya perwakilan wanita dalam
dalam Al I’tiqad fi al Iqtishad menyebut tugas
berbagai bidang kehidupan, baik dalam system
ini sebagai sesuatu yang “dharuri” (keniscayaan)
pemerintahan, organisasi sosial, lembaga agama,
dalam kerangka berjalannya ajaran-ajaran Tuhan.
adat, maupun organisasi politik dan dalam bidang
Sementara al-Mawardi menegaskan bahwa eksistensi
hukum. keadaan sebegini memperlihatkan sesuatu
pemerintahan diperlukan untuk melindungi agama
perkara yang terkesan sebagai perlakuan yang tidak
dan pengaturan dunia (Al Ahkam al Sulthaniyah).3
adil terhadap wanita. Masyarakat cenderung lebih
Sebagai keniscayaan kolektif, maka partisipasi politik
mempercayai laki-laki dalam berbagai kegiatan sosial
dalam soal ini tidak menjadi keharusan setiap warga
kemasyarakatan dari wanita. Keadaan ini melahirkan
negara. Akan tetapi semakin banyak warga yang
impak yang negatif, seakan-akan wanita dipandang
berpartisipasi di dalamnya, legitimasi kekuasaan
rendah dan tidak patut berperan secara aktif dalam
menjadi semakin kuat dan relatif lebih menjamin
berbagai aspek kehidupan, khasnya dalam bidang
stabiliti (Muhammad Al-Ghazali, Al-Islam wa Al-
politik.
Thaqat Al-Mu’attalat. Dikutip dalam Qardhawi
Manusia adalah khalifah Tuhan di muka bumi. 1997).
Tugasnya memakmurkan bumi untuk kesejahteraan Hukum Islam adalah hukum Allah. Yaitu, hukum
manusia. (Al Baqarah 2:30 dan Hud 11: 61). Ini
yang berupa aturan Allah yang bertujuan mengatur
adalah teks-teks suci yang mengisyaratkan keharusan
hubungan manusia dengan Tuhan (ibadah) maupun
manusia untuk berpolitik. Al Qurthubi (dalam
hubungan manusia dengan masyarakat, hubungan
Quraisy Shihab 1992) menyatakan bahwa ayat
antara manusia dan kegiatan manusia sehari-hari
dalam surah al-Baqarah ini menunjukkan keharusan
(muammalah).4 Hukum Islam bersifat universal.
manusia mengangkat pemimpin pemerintahan untuk
Ketentuannya menyangkut segala bidang hukum.
mengatur tata kehidupan masyarakat, menegakkan
Munakahat mengatur perkawinan dan perceraian.
hukum dengan benar dan mewujudkan keadilan serta
Wirasah mengatur kewarisan. Muamalat menetapkan
hal-hal penting lain yang diperlukan bagi kehidupan
tata cara perdagangan. Jinayat menyangkut hukum
bersama. Ini semua merupakan urusan-urusan politik.
pidana. Al ahkam as sulthaniyah menyangkut
Wacana politik Islam, politik (al siyasah) ketatanegaraan dan pentadbiran negara. Siyar
secara sederhana dirumuskan sebagai cara mengatur menetapkan perdamaian dan peperangan di bidang
urusan-urusan kehidupan bersama untuk mencapai hukum antar bangsa. Akhirnya, Mukhassangat meng-
kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat atur kekuasaan mahkamah dan peradilan. (Anderson
(tadbir al syu-un al ‘ammah li mashalihihim fi al 1994)
ma’asy wa sa’adatihim fi al ma’ad). Dengan begitu
Kabupaten Kampar adalah daerah yang dikenali
politik1 dalam arti ini sesungguhnya adalah ruang
oleh sebagian banyak masyarakat Riau sebagai

115
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

negeri ’serambi Mekkah” provinsi Riau. Julukan Pengukuhan sosial budaya seperti ini sering terjadi
ini bukan tanpa alasan, sebab dari zaman dahulu melalui proses yang sangat panjang, sehingga sukar
hingga sekarang masyarakat Kampar terkenal dengan untuk dirubah. Dengan demikian, gender5 adalah
kehidupan religiusnya yang tinggi. Di daerah ini perbedaan peran, tingkah laku atau sikap antara
banyak lahir para ulama yang berpengaruh baik di laki-laki dan wanita karena konstruksi sosial. Lebih
provinsi Riau maupun nasional. Kehidupan adat jelasnya terdapat dalam karya tentang konsep gender.
istiadat yang kental dengan nilai-nilai Islam. Berbagai (Nasharuddin Umar 1999)
acara adat seperti menyambut puasa Ramadhan, adat Sedangkan maksud gender menurut istilah adalah,
perkawinan, sistem pendidikan dan lain sebagainya
menjelaskan semua atribut, peran dan kegiatan yang
menunjukkan wajah Kampar sebagai kehidupan berkait rapat dengan “menjadi wanita” atau “menjadi
masyarakat yang agamis. laki-laki”, Gender juga berkaitan dengan bagaimana
Sebagai masyarakat yang kental dengan nilai- kita bisa memahami dan diharapkan untuk berfikir
nilai Islam, tentunya juga berkaitan dengan bidang dan bartindak sebagai wanita atau sebagai laki-laki,
politik. Politik bagi masyarakat Kampar bukan karena begitulah cara mesyarakat memandangnya.
sesuatu yang tabu ataupun terlarang menurut adat. Gender juga berkaitan dengan siapa yang memiliki
Kesempatan bergelut dalam dunia politik di Kampar kekusaan untk menentukan bagaimana seseorang
tidak membedakan batas gender antara laki-laki itu menjalankan kewajiban-kewjiban, baik sebagai
maupun wanita. Hanya saja dala reaalita kehidupan seorang wanita maupun sebagai sebagai laki-laki,
masyarakat yang agamis memang secara kasat berbeda dari satu budaya ke budaya lainnya (Leli
mata peran wanita dalam politik Kampar tidak ada Zailani 2000). Dengan kata lain, gender dapat
yang mononjol. Ini dikarenakan pemahaman agama diartikan sebagai konsep tentang pembedaan laki-laki
yang cukup kuat, bahwa laki-laki memang menjadi dan wanita yang dikonstruksikan oleh sosial budaya
pemimpinnya wanita. dan persekitarannya.
Kehidupan adat istiadat Kampar pada umumnya Gender sebagai suatu keyakinan dan konstruksi
hampir sama dengan adat 50 Koto yaitu; ”adat sosial, yang disosialisikan secara turun temurun dan
bersandikan syara’, syar’ bersandikan Kitabullah”. terinternalisasikan dalam kehidupan masyarakat
Ucapan para ulama dan usatzd masih terlalu kuat ternyata mengembangkan suatu bentuk ketidakadilan
untuk dipatuhi oleh setiap orang. Bahkan dalam salah yang dialami oleh kaum wanita. Dalam hubungan
satu uacapan awam yang berkembang ditengah- antara laki-laki dan wanita, melalui konstruksi
tengah masyarakat ada idiom yang berbunyai; sosial, nilai-nilai (termasuk di dalamnya hasil dari
wanita itu ranahnya adalah rumah suami dan anak- misinterpretasi terhadap ajaran agama), adat istiadat
anaknya”, kalau bergelut dengan politik ini ”agak” dan seterusnya, membentuk suatu hubungan atau
bertententangan dengan nilai Islam yang ada dalam relasi sosial yang sangat timpang. Ketimpangan itu
adat Kampar. Pemamahan inilah yang memberikan terjadi karena dalam setiap aspek kehidupan, nilai laki-
pengaruh bahwa wanita di Kampar peran politiknya laki (male value) lebih dihargai jika dibandingakan
tidaklah terlalu menonjol. dengan female value yang telah tersubordinasi oleh
kekuasaan (oleh laki-laki).
Konsep Gender Persoalan ketimpangan ini, dalam berbagi
Defenisi Gender aspeknya, impaknya tidak hanya ada di tingkat
masyarakat tetapi juga muncul ke pusat-pusat
Gender adalah konstruksi sosial budaya yang pembuat kebijakan (decision maker), baik di tingkat
telah memberikan pembagian kerja, peran, hak legislatif maupun pada tingkat eksekutif. Sebagian
dan kewajiban kepada wanita dan laki-laki secara besar, norma-norma dari pandangan laki-laki-
berlebihan. Contohnya, wanita yang mempunyai lah yang kemudian terefleksikan dalam berbagai
fungsi-fungsi biologis yang dapat meneruskan kebijakan. Ini pada gilirannya menyebabkan adanya
keturunan, dipandang sebagi yang melahirkan, ketidaksetaraan gender dalam berbagai tingkat
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelayan dan kehidupan masyarakat.6
pengabdi kepada suami. Sementara laki-laki menjadi
peribadi yang kuat yang bekerja di luar rumah. Terjadinya ketidaksetaraan gender (gender
inequality) karena masih adanya anggapan dari

116
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

sebagian masyarakat yang mengatakan bahwa suatu rempat ke tempat lain bahkan dari satu kelas
politik adalah dunianya bagi kaum laki-laki. Wanita ke kelas yang lain, sementara kelamin biologi (seks)
lebih dihargai sebagai individu dalam keluarga tetap tidak berubah.
(domestik) ketimbang sebagai warga negara. Padahal Perdebatan mengenai gender dengan ciri cultural
sebagaimana yang diketahui, bahwa dalam Islam studies - yang berusaha untuk memperjuangkan
tidaklah membedakan kelamin seseorang dalam kepentingan kelompok-kelompok yang selama ini
menjalani hidup sebagai makhluk sosial.
terpinggirkan, termasuk di dalamnya kaum wanita
Tatanan dalam hukum Islam menjelaskan berhubungkait dengan masalah pembebasan wanita
tentang tidak adanya suatu perbedaan terhadap hak sebagai manusia yang berbudaya. Kaum feminis
dan kewajiban yang dimiliki oleh seseorang manusia yang terpengaruh oleh pemikiran pascastrukturalis
dalam menjalankan fungsinya sebagai sekelompok dan pascakolonialis menyatakan bahwa seks dan
makhluk dalam beribadah kepada sang Khaliq. gender merupakan konstruksi sosial yang tidak harus
Penerapan dalam hukum Islam-pun tidak memberikan dijelaskan dalam tema-tema biologis, juga tidak
justifikasi perbedaan terhadap pelaku jenayah antara bisa direduksi menjadi fungsi-fungsi kapitalisme.
laki-laki dan wanita. Semua manusia mempunyai Pandangan anti esensialis ini menyatakan bahwa
kesempatan yang sama dalam menjalankan hidup feminitas dan maskulinitas bukanlah kategori
sebagai warga negara. Namun, secara kodrati antara yang universal dan abadi, tetapi hanya merupakan
laki-laki dan wanita ada perbedaan baik secara fisik konstruksi diskursif. Yaitu, feminiti dan maskuliniti
mupun mental. merupakan cara-cara untuk menggambarkan dan
mendisiplinkan subjek-subiek manusia. Dengan
Diskursus Gender demikian, feminisme pascastrukturalis sangat
Secara asas, gender berbeda dari kelamin konsen dengan konstruksi kultural terhadap
biologis. Kelamin biologis merupakan pemberian, subjektiviti termasuk serangkaian maskulinitas dan
karena seseorang lahir telah ditentukan sebagai feminitas yang mungkin saja terjadi. Feminitas dan
laki-laki atau wanita. Tetapi, jalan yang menjadikan maskulinitas, yang merupakan masalah bagaimana
maskulin atau feminis adalah gabungan dari blok- kaum laki-laki dan wanita direpresentasikan, diyakini
blok fenomena biologis asas dan interpretasi biologis sebagai bukti-bukti terhadap perjuangan politik yang
oleh kultur. Setiap masyarakat memiliki berbagai berkesinambungan untuk memperoleh makna yang
“naskah” (scripts) untuk diikuti oleh anggotanya lebih berarti. (Hasbullah 2002: 70)
seperti mereka belajar memainkan peran feminisme Sejarah perbedaan gender (gender differences)
atau maskuliniti. antara laki-laki dan wanita terjadi melalui proses
Gender adalah seperangkat peran yang yang begitu panjang. Oleh sebab itu terbentuknya
menyampaikan kepada orang lain bahwa ia adalah perbedaan-perbedaan gender dikarenakan oleh banyak
feminis atau maskulin. Perangkat perilaku khas hal, diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat,
ini - yang mencakup penampilan, pakaian, sikap, bahkan dikonstruksi secara sosial atau kultural.
keperibadian, berkerjaya di dalam dan di luar rumah, Melalui proses yang panjang, sosialisasi gender
seksualiti, tanggung jawab keluarga, dan sebagainya tersebut pada akhirnya dianggap menjadi ketetapan
- secara bersama-sama menghiasi “peran gender”. Tuhan, seolah-olah bersifat biologis yang tidak bisa
Hal serupa juga ditegaskan oleh Fakih (1996) dirubah lagi, sehingga perbedaan-perbedaan gender
bahwa gender harus dibedakan dengan kelamin dianggap dan dipahami sebagai kodrat laki-laki dan
(seks). Definisi kelamin merupakan pensifatan atau kodrat wanita. Perbedaan gender (gender differences)
pembagian dua kelamin manusia yang ditentukan yang selanjutnya melahirkan peran gender (gender
secara biologis yang melekat pada kelamin tertentu. role) yang sesungguhnya tidaklah menimbulkan
Sedangkan gender merupakan suatu sifat yang persoalan, sehingga tidak perlu digugat. Jadi, kalau
melekat pada kaum laki-laki atau wanita yang secara biologis (kodrat) kaum wanita dengan bentuk
dikonstruksi secara maupun kultural. Caplan (dalam reproduksinya bisa hamil, melahirkan dan menyusui
Mansour Fakih 1996) menerangkan bahwa perbedaan dan kemudian mempunyai peran gender sebagai
prilaku antara laki-laki dan wanita tidakIah sekedar perawat, pengasuh dan pendidik anak, sesungguhnya
biologi, namun melalui proses sosial kultural. Oleh tidak ada masalah dan tidak perlu digugat. Akan
karena itu, gender berubah dari masa ke masa, dari tetapi yang menjadi permasalahan dan perlu digugat

117
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

dengan menggunakan “analisis gender” adalah yang jelas-jelas merupakan bias dan eksploitasi kaum
struktur “ketidakadilan” yang ditimbulkan oleh laki-laki. Ketidakadilan ini terjadi diperbagai bidang
“peran gender” dan “perbedaan gender” tersebut. kehidupan mulai dari keluarga sampai kepada negara
Salah satu dari yang paling menarik mengenai dan berbagai masa dan tempat.
peran gender adalah, peran-peran itu berubah seiring Yang tidak disadari oleh banyak orang adalah
waktu dan berbeda antara satu kultur dengan kultur bahwa emansipasi wanita itu sebenarnya juga
yang lainnya. Peran itu juga sangat dipengaruhi oleh pembebasan laki-laki, bahkan pembebasan seluruh
kelas sosial, umur dan latar belakang etnis. Hal ini masyarakat. Emansipasi yang sebenarnya itu sama
terlihat dari adanya realitas bahwa masyarakat yang sekali bukan anti terhadap laki-laki walaupun
berbeda memiliki banyak ide yang berbeda tentang di Barat, ada feminisme yang dicap sedemikian.
cara yang sesuai bagi wanita dan laki-laki untuk Sebaliknya malah emansipasi itu mengajak laki-laki
berperilaku semestinya, keadaan ini memperjelas untuk menciptakan suatu masyarakat yang lebih
tentang sejauhmana peran gender yang terpesong dari egaliter, yang lebih baik dan adil. Dengan demikian,
asal muasalnya ke dalam kelamin biologis. Sementara sosialisasi kesetaraan gender dengan sendirinya tidak
setiap masyarakat menggunakan kelamin biologis terlepas dari kepedulian timbal-balik antara laki-
sebagai titik awal penggambaran gender, tidak ada laki dan wanita, tetapi bukan berarti dalam konteks
dua kultur yang akan betul-betul sepakat tentang apa ketergantungan atau pendominasian. Pemahaman
yang membedakan satu gender dengan gender yang ini akan membawa hikmah besar pada wanita untuk
lain. Keadaan seperti ini - meminjam istilah Illich mensinergikan persoalan ini dengan lebih sistematis,
- disebut gender kedaerahan/tempatan, di mana sedangkan untuk laki-laki akan membantu memahami
istilah ini menggambarkan membedakan perilaku, dan mengantisipasi kemungkinan pergeseran peran
pembedaan yang bersifat sejagad dalam budaya- wanita pada masa-masa datang.
budaya tempatan. Gender membeda-bedakan tempat,
waktu, alat-alat, tugas-tugas, gerak-gerik, dan persepsi Wanita dan Laki-laki sebagai Makhluk
yang dihubungkan dengan laki-laki dan wanita dalam Setara
kebudayaan. Asosiasi ini membentuk gender sosial,
Islam diyakini oleh para pemeluknya sebagai
karena ia secara khas terikat pada tempat dan masa
rahmatan lil ’alamin (rahmat bagi sekalian alam).
tertentu, yang diberlakukan bagi laki-laki dan wanita
Salah satu bentuk rahmat itu adalah pengakuan
dengan keadaan-keadaan yang menghalang mereka
terhadap keutuhan kemanusiaan wanita yang setara
untuk berbicara, berbuat, berangan-angan, atau
dengan laki-laki. Ukuran kemuliaan seorang manusia
berpikir tentang “hal yang sama”. (Hasbullah 2002)
di segi Allah S.W.T adalah bagaimana prestasi dan
Sebenarnya hubungan antara wanita dan laki-laki kualitas taqwanya, tanpa membedakan bangsa, etnis,
adalah salah satu hubungan antara manusia yang patut dan kelamin. Dalam hal ini Allah SWT berfirman (al-
dan natural. Akan tetapi karena konstruksi sosialnya Hujurât 49:34):
menghasilkan stereotip dan hirarki yang kaku, maka Artinya: ”Hai manusia, sesungguhnya kami men-
orang jarang dapat berbicara mengenai hal ini secara ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan wanita
jujur. Keadaan ini tentu saja tidak menguntungkan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan ber-
kaum wanita sehingga mereka dipandang sebagai suku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
makhluk kedua yang kurang dihargai kedudukan Sesungguhnya orang yang paling mulia di sigi Allah
dan perannya. Harus diakui pemahaman seperti ini adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.
sangat mengakar dalam kehidupan sosial masyarakat Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
dan merupakan satu pandangan umum yang hampir Mengenal.
bisa ditemukan pada setiap masyarakat. Banyak Al-Qur’ãn tidak menganut faham the second sex
kalangan menduga pandangan ini - ideologi patriarki yang memberikan keutamaan kepada kelamin tertentu,
- sudah memasuki ke segala sudut kehidupan atau the first ethnic, yang mengistimewakan suku
yang bersumber baik dari adat-istiadat maupun tertentu. Setiap orang, tanpa dibedakan kelaminnya
pemahaman keagaamaan yang sempit. Konstruksi dan suku bangsanya, memiliki potensi yang sama
sosial inilah yang digugat oleh kaum feminis, di untuk menjadi ’âbid dan khalîfah (An-Nisâ’ 4: 124
mana mereka menuntut kesamaan gender - yang dan an-Nahl 16;97):
selama ini mensubordinasikan dalam satu kelamin -

118
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

Artinya: ”siapa saja yang mengerjakan amal-amal antara jantan dengan betina. Wanita diperlakukan
saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang sama seperti harta warisan dan dijadikan sebagai
yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam surga alat pemuas nafsu belaka. Walaupun demikian, kata
dan mereka tidak akan dianiaya sedikit pun. Serta Haykâl, kaum wanita dalam masyarakat Arab tidak
firman Allah dalam Surah Al-Nisâ’ 4: 124) yang
lebih buruk keadaannya dari kaum wanita pada
bermaksud:
masyarakat Erofa. Pada masa itu, para pemimpin
”Siapa saja yang mengerjakan amal shaleh, baik Gereja di Erofa masih mempertanyakan apakah para
laki-laki maupun wanita dalam keadaan beriman, wanita itu memiliki roh atau tidak (Musdah Mulia
maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya 2000).
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami
berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang Memang betul, bahwa Islam memberikan
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Al- keutamaan kepada kaum laki-laki dari segi pembagian
Nahl16: 97) harta karena baginya ditetapkan kewajiban memberi
Beribu tahun sebelum Islam, wanita dipandang nafkah kepada keluarga. Akan tetapi, keutamaan
tidak memiliki arti kemanusiaan yang utuh dan itu tidak menjadikan kaum laki-laki lebih tinggi
oleh sebabnya tidak berhak untuk bersuara, derajatnya dari kaum wanita. Sebab, Islam tidak
berkarya, dan berharta. Bahkan, ia dianggap tidak membedakan manusia dari segi hartanya, melainkan
memiliki dirinya sendiri. Islam secara bertahap dari segi takwanya kepada Allah.
mengembalikan lagi hak-hak wanita sebagai manusia Tampaknya Haykâl ingin menjelaskan bahwa
yang merdeka. Berhak menyuarakan keyakinan, kedudukan wanita dalam pandangan Islam tidak
berhak mengaktualisasikan karya, dan berhak untuk terwujud sebagaimana yang diharapkan atau
memiliki harta yang memungkinkan mereka diakui praktiknya dalam sebagian masyarakat Islam. Ajaran
sebagai warga masyarakat. Ini merupakan gerakan Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang
emansipatif yang sangat hebat pada masanya, saat sangat besar dan tempat terhormat kepada kaum
saudara-saudara wanita mereka di belahan bumi Barat wanita.11 Akan tetapi, ajaran Islam yang begitu
terpuruk dalam kegelapan. memberikan kehormatan kepada kaum wanita, dan
Wanita adalah manusia mukallaf (diberi tanggung menempatkannya sejajar dengan kaum laki-laki.
jawab) seperti laki-laki, dituntut untuk beribadah DalamsejarahpadamasaawalIslam,ketikaUmmu
kepada Allah, menegakkan agama7, melaksanakan Salamah mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
kewajiban, menjauhi larangan, menghormati batas- ”Hai manusia”, pada saat itu Ummu Salamah sedang
batas-Nya, dan melakukan amr ma’ruf nahi munkar. sibuk mengerjakan sesuatu, dia bersegera memenuhi
Semua arahan atau himbauan Allah S.W.T. himbauan Nabi tersebut. Sehingga sebagian orang
mencakup kaum wanita, kecuali hal-hal tertentu yang berasa heran atas kecerdasannya memenuhi himbauan
khas buat kaum laki-laki. Bila Allah berfirman: ”Hai Rasulullah SAW. Dia mengatakan kepada orang-
manusia,” atau ”Hai orang-orang yang beriman”, orang tersebut: ”Saya termasuk Manusia” (Qardhawi
termasuk juga di dalamnya kaum wanita tanpa 1997: 207).
diragukan lagi. Inilah yang memberikan sebuah Pada dasarnya, wanita seperti laki-laki dalam
kesimpulan, bahwa laki-laki dan wanita mempunyai memenuhi tanggung jawab, kecuali dalam beberapa
hak-hak dan kewajiban yang sama dalam mengatur hal. Firman Allah, yang bermakna ”(Karena)
kehidupan mereka di dunia. Hak dan kewajiban sebagianmu adalah keturunan dari sebagian yang
tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan, baik lain.” (Ali Imrân: 195).
ekonomi, sosial, budaya, politik, bahkan menjadi
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: ”Wanita
askar dalam peperangan sekalipun.
adalah saudara kandungnya laki-laki (Diriwayatkan
Sebagaimana pandangan tokoh pembaharu Islam oleh Thirmidzi, Abu Daud dan ad-Darimi).
dari Mesir8, Muhammad Husayn Haykâl9, beliau
Selain dari itu, al-Qur’ãn membebankan tanggung
mengatakan bahwa salah satu prinsip10 dalam Islam
jawab kepada laki-laki dan wanita untuk membimbing
adalah prinsip persamaan. Salah satu makna dari
dan memperbaiki masyarakat. Hal ini diungkapkan
persamaan tersebut adalah persamaan antara laki-laki
dengan istilah, ”amar ma’ruf nahi munkar”. Firman
dengan wanita. Wanita sebelum Islam adalah dalam
Allah SWT yang bermaksud:
keadaan hubungan yang berdasarkan kepada hubungan

119
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

”Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan wanita, pertama yang berani bersuara untuk mengakui dan
sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi membenarkan risalah yang dibawa oleh Rasulullah
sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) SAW, adalah Khadijah r.a. dan syahid pertama demi
yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan membela Islam adalah wanita, yaitu Sumayyah
shalat, menunaikan zakat, dan mereka ta’at kepada
Ummu Ammar r.a. Bahkan di antara wanita Muslimah
Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah akan diberi
rahmat oleh Allah.” (QS. al-Taubah:71)
ada yang ikut pergi berperang bersama Rasulullah
SAW pada peperangan Uhud dan Hunain, serta dalam
Disini al-Qur’ãn menyebutkan sifat-sifat orang peperangan yang lainnya.14
yang beriman setelah dia menyebutkan sifat-sifat
Bagi siapa saja yang mau mengamaati dalil-
orang munafiq dalam firman-Nya yang bermakna:
”Orang-orang munafiq laki-laki dan wanita, sebagian dalil al-Qur’an dan Sunnah, maka dia akan tahu
dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka bahwa hukum-hukum yang terdapat dalam nash
tersebut bersifat umum untuk laki-laki maupun
menyuruh berbuat yang munkar dan melarang dari
berbuat yang ma’ruf.” (al-Taubah: 67). wanita, kecuali fitrah masing-masing mereka yang
menghendaki perbedaan. Kaum wanita mempunyai
Muhammad Al-Ghazali, salah seorang ulama ketentuan khas tentang masalah haidh, nifas,
besar Islam kontemporer berkewarganegaraan Mesir, istihadhah, hamil, melahirkan, menyusui, mengasuh
beliau menulis: anak dan lain semisalnya. Sementara kaum laki-
“Kalau kita mengembalikan pandangan ke masa laki diberikan tanggung jawab sebagai pembimbing
sebelum seribu tahun, maka kita akan menemukan keluarga, membiayai kehidupan keluarganya dan
wanita menikmati keistimewaan dalam bidang materi melindunginya.
dan sosial yang tidak dikenal oleh wanita-wanita
Kaum wanita di masa Rasululah SAW juga,
di kelima benua. Keadaan mereka ketika itu lebih
baik dari dibandingkan dengan keadaan wanita- digambarkan sebagai wanita yang aktif, sopan, dan
wanita Barat dewasa ini, walaupun kebebasan dalam terpelihara akhlaknya. Bahkan dalam al-Qur’an, figur
berpakaian serta pergaulan tidak dijadikan bahan ideal seorang muslimah disimbolkan sebagai pribadi
perbandingan ”.12 yang memiliki kemandirian politik, al istiqlâl al-
Almarhum Syaikh Mahmud Syaltut13 menulis: siyâsah (al-Mumtahanah 60:12), sebagai figur seperti
kepemimpinan ratu Balqis yang memimpin negara
”Tabiat kemanusiaan antara laki-laki dan wanita superpower (Al-Naml 27: 23), memiliki kemandirian
hampir dapat (dikatakan) sama. Allah telah ekonomi, al-istiqlâl al-istishadi (an-Nahl 16: 97),
menganugerahkan kepada wanita sebagaimana seperti figur wanita yang mengelola peternakan,
menganugerahkan kepada laki-laki. Kepada mereka
berdua dianugerahkan Tuhan potensi dan kemampuan
dalam kisah Nabi Musa a.s di Madyan (al-Qashash
yang cukup untuk memikul tanggung jawab dan yang 28: 23), bagi wanita yang sudah menikah, memiliki
menjadikan kedua kelamin ini dapat melaksanakan kemandirin dalam menentukan pilihan pribadinya,
aktivitas-aktivitas yang bersifat umum maupun khas.” al-istiqlal al-syakhshi yang diyakini kebenarannya,
Karena itu, hukum-hukum Syari’at pun meletakkan sekalipun berhadapan dengan suaminya (al-Tahrîm
keduanya dalam satu kerangka, yang ini (laki-laki) 66:11) atau menentang pendapat orang banyak (publik
menjual dan membeli, mengawinkan dan kahwin, opinion). Bagi wanita yang belum menikah (al-
melanggar dan dihukum, menuntut dan menyaksikan, Tahrîm 66:12). Al-Qur’ãn mengizinkan kaum wanita
dan yang itu (wanita) juga demikian, dapat menjual melakukan gerakan “pendudukan” terhadap segala
dan membeli, kahwin, melanggar dan dihukum serta bentuk sistem yang bersifat tirani demi tegaknya
menuntut dan menyaksikan.
kebenaran (al-Taubah 9: 71).
Banyak faktor yang telah mengaburkan
Islam memberikan kebebasan yang begitu besar
keistimewaan serta merosotnya kedudukan tersebut.
kepada wanita, sehingga tidaklah mengherankan jika
Salah satu di antaranya adalah kedangkalan
pada masa Nabi saw ditemukan sejumlah wanita yang
pengetahuan tentang keagamaan, sehingga tidak
memiliki kemampuan dan prestasi yang cemerlang
jarang agama (Islam) diatasnamakan untuk pandangan
sebagaimana yang dimiliki oleh laki-laki. Dalam
dan tujuan yang tidak dibenarkan itu.
jaminan Al-Qur’ãn, wanita dengan leluasa memasuki
Di zaman Rasulullah SAW wanita mukminah semua sektor kehidupan masyarakat, termasuk politik,
melaksanakan perannya dengan baik. Bahkan wanita ekonomi, dan berbagai sektor lainnya.

120
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

Gambaran ini jauh berbeda dengan realitas masa Namun, kemudian kemampuan dan potensi
kini. Di berbagai dunia Islam, tidak banyak wanita yang ada pada wanita berkembang sedemikian cepat
yang dapat berkarya di dunia publik, terutama politik. sebagai konsekuensi dari usaha peningkatan ilmu,
Keadaan yang sedemikian ini tampaknya lebih aktivitas, serta kepedulian mereka dalam beramal dan
disebabkan oleh dua hal. Pertama, masa kenabian melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Pada gilirannya,
yang berlangsung selama lebih kurang 22 tahun. hal itu memberi peluang untuk meraih kedudukan dan
Meskipun Nabi telah berusaha semaksimal mungkin jabatan yang tinggi dalam masyarakat, seperti jabatan
untuk mewujudkan gender equality, kultur masyarakat hakim, ahli parlemen, atau jabatan tertinggi sebagai
belum kondusif untuk menerima kenyataan itu. kepala negara. Di sinilah baru muncul persoalan
Kedua, dunia Islam mengalami proses enkulturasi mengenai keabsahan kepemimpinan wanita secara
dengan mengadopsi kultur-kultur endosentris. Masa teologis (Fátima Umar Nasif 2003; 187)
sesudah Nabi SAW, wilayah Islam meluas ke bekas- Perdebatan mengenai kepemimpinan wanita
bekas wilayah jajahan Romawi, membentang dari dalam wacana Islam melahirkan dua aliran besar.
Spanyol di Barat sampai ke anak benua India di Pertama, aliran yang mengatakan, bahwa Islam tidak
Timur. Kultur yang berlaku di sepanjang wilayah mengakui hak wanita menjadi pemimpin, baik dalam
tersebut masih kuat dipengaruhi oleh kultur patriarki wilayah domestik maupun wilayah publik. Kedua,
yang memperlakukan wanita sebagai the second sex. aliran yang mengakui hak-hak yang dimiliki oleh
(Nazaruddin Umar 1998)
wanita sama seperti hak-hak yang dimiliki oleh kaum
laki-laki. Kelompok ini menegaskan bahwa Islam
Diskursus Kepemimpinan Wanita dalam mengakui kepemimpinan wanita, termasuk wanita
Islam yang menjadi kepala negara.
Dalam pandangan normatif, pada umumnya para Paling tidak ada empat bentuk argumentasi
ulama sepakat menempatkan wanita setara dengan yang selalu dikemukakan oleh aliran yang
kaum laki-laki, yaitu dalam kedudukan sebagai menolak terhadap kepemimpinan wanita. Pertama,
manusia, ciptaan, sekaligus sabagai hamba Allah. (al- argumentasi dari al-Qur’ân, yaitu: 1) Surah al-
Hujurât 49: 13, al-Nisa: 4, al-Isrâ’ 17: 70). Sebagai Ahzab (33:33) yang menegaskan bahwa tempat yang
hamba Allah, wanita memiliki kemerdekaan yang paling sesuai bagi wanita adalah rumah; 2) al-Nisâ’
penuh untuk melakukan ibadah, sama seperti laki- (4: 34) yang menyatakan bahwa laki-laki memiliki
laki. (Ali Imrân 3: 3). Wanita diakui memiliki sejumlah kekuasaan atas wanita, dan 3) al-Baqarah (2: 228)
hak dan kewajiban (Al-Nisâ’ 4: 32), di antaranya yang mengemukakan kelebihan laki-laki dari wanita.
adalah hak untuk merasakan hasil kerjayanya
sendiri. (Al-Nisa’ 4: 124, Ali Imrân 3: 195), hak Kedua, argumentasi dari Hadis, di antaranya
untuk meningkatkan kualitas sumber dirinya melalui Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakar yang
peningkatan ilmu dan takwa, serta kewajiban untuk mengatakan: “Lan Yuflaha qaum wallaw amrahum
melakukan amar ma’ruf nahi munkar (Al-Taubah imra’ât (tidak akan akan berjaya suatu kaum yang
9: 71). Menuju tercapainya masyarakat damai dan menyerahkan urusan mereka kepada wanita)15. Hadis
sejahtera baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. lain yang dijadikan sebagai landasan legitimatif
Akan tetapi, ironisnya, ketika pola hubungan wanita berbunyi: “an-nisâ’u naqishatun aqlin wa dinin
dan laki-laki itu ditarik ke dalam tataran operasional (kaum wanita itu adalah lemah agama dan akalnya).
yang bersifat praktis, maka terjadilah perdebatan yang Ketiga, argumentasi Qiyas (analogi).
panjang, sepanjang sejarah kemanusiaan itu sendiri. Sebagian ulama menyatakan tidak bisa wanita
Hal ini menjadi asing, karena pengakuan pada menjadi pemimpin, mengambil analogi dari tidak
tataran normatif tidak berlanjut pada tataran empirik dibolehkannya wanita pergi bersendirian tanpa ada
dan operasional. Pada normatifnya, disepakati bahwa muhrimnya.
wanita diwajibkan menuntut ilmu, memperbanyak Keempat, argumentasi berupa Ijma’ (konsensus).
amal salih, dan berbuat amar ma’ruf nahi munkar, baik Ijma’ itu diambil berdasarkan pengalaman empiris di
dalam kehidupan individu maupun dalam kehidupan dunia Islam, yaitu sejak masa Rasulullah SAW dan
keluarga dan masyarakat. Sampai di sini, sama sekali khulafã ar-rasyidîn serta generasi setelah mereka,
tidak terlihat tanda-tanda yang merintangi langkah tidak pernah wanita mendapat tempat dalam bidang
seorang wanita. kepemimpinan umat dalam Islam.

121
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

Sebagaimana aliran pertama, aliran kedua juga yang berbeda dengan kelompok-kelompok lain
mempunyai pendapat secara doktrinal juga memiliki dalam masyarakat, bahkan terkadang berbeda dengan
landasan legitimatif dari al-Qur’ãn dan Hadis. pandangan suami dan ayah mereka sendiri.
Pertama, argumentasi dari Al-Qur’ãn, yaitu: 1) Fakta sejarah menunjukkan, tatkala delegasi
al-Nisâ’ (44: 1) yang menjelaskna bahwa asal mula Anshar membai’at Rasulullah SAW dalam bai’at
penciptaan semua manusia, adalah sama, sehingga Aqabah kedua16 tercatat beberapa orang wanita.
tidak bisa ada diskriminasi; 2) al-Taubah (9: 71) Mereka bersumpah dalam bai’at itu untuk membela
tentang kewajiban melakukan kerja sama antara laki- dan melindungi Islam. Ini menunjukkan adanya
laki dan wanita dalam berbagai bidang kehidupan; 3) sebuah kontribusi wanita dalam kegiatan politik.
al-Nisâ’ (4: 34) yang menyatakan laki-laki memiliki Bahkan, Rasulullah SAW membolehkan wanita
kekuasaan terhadap wanita jika memenuhi prasyarat mewakili kaum Muslimin, berbicara mewakili
yang disebutkan, dan kalau tidak, berarti wanita dapat
mereka dan memberikan jaminan atas nama mereka.
menggantikan kedudukan itu; 4) al-Hujurât (49:13) Hal itu terlihat dalam kasus Ummu Hani. Rasulullah
yang menjelaskan kedudukan semua manusia, laki- SAW telah menerima perlindungan Ummu Hani
laki dan wanita adalah sama di hadapan Allah SWT
terhadap seorang kafir pada hari penaklukan kota
dan yang membedakan meraka hanyalah taqwa; 5) Makkah (Fathul Makkah). Rasulullah SAW bersabda
al-Isrâ’ (17: 70) yang mengakui wanita memiliki
kepadanya: ”Kami melindungi orang yang dilindungi
kemerdekaan penuh untuk melakukan ibadah sama Ummu Hani” (Qasim Ja’far 2004)17
dengan laki-laki dan wanita juga diakui memiliki
sejumlah hak dan kewajiban; 6) Ali Imrân (3: 195) Dari kedua pandangan diatas, penulis mencoba
yang mengakui hak wanita untuk meningkatkan mengambil pendapat diantara keduanya, yaitu:
kualitas dirinya melalui peningkatan ilmu dan taqwa; pertama, dalil yang digunakan oleh pendapat pertama
serta 7) al-Taubah (9: 71) yang menyerukan kepada lebih kuat karena sifatnya khusus serta lebih jelas
laki-laki dan wanita kewajiban untuk melakukan dalam tujuan teksnya, sedangkan dalil pendapat
amar ma’ruf nahi munkar. (Musdah Mulia 2004: 62) kedua adalah bersifat umum dan hanya menggunakan
penafsiran logika kontemporer. Dalam hal ini sangat
Kedua, argumentasi dari Hadis, diantaranya
jelas bahwa kepemimpinan (sosial-politik) dalam
Hadis Nabi SAW yang berbunyi: ” man lam yahtam dalam dunia Islam memang mendahulukan kaum
bi amr al-Muslimin, falaysa minhum” (sesiapa saja laki-laki daripada wanita. Namun tidak menutup
yang tidak peduli dengan kepentingan orang Islam, kemungkinan bagi wanita untuk berkiprah di
maka ia tidak termasuk kepada golongan mereka).
dalamnya selama mereka bisa menjaga batas-batas
Yang dimaksud dengan ”amr Muslimin” di sini yang telah ditentukan oleh agama (Islam). Dunia
meliputi seluruh kepentingan atau urusan umat Islam, politik adalah kehidupan yang penuh dengan intrik,
termasuk persoalan kepemimpinan umat. baik positif maupun negatif. Intrik tersebut secara
Ketiga, argumentasi berupa Qiyas (analogi). kasat mata adalah dunia yang identik dengan sifat
Sebagian ulama yang menyatakan bisanya wanita laki-laki seperti kasar, tegas, lugas dan berbaur.
menjadi pemimpin mengambil analogi dari kisah Intinya wanita lebih baik tidak terlibat secara
kepemimpinan Ratu Saba’ yang dipaparkan secara langsung dengan politik, karena kodrat mereka yang
panjang lebar dengan mengemukakan kisah menghendaki demikian. Ketika ada keinginan politik
kesuksesan dan kejayaannya. wanita lebih baik disalurkan melalui kaum laki-laki,
Keempat, hal lain yang dijadikan argumentasi dan begitulah dalam realita sejarah dibalik kesuksesan
bagi kelompok kedua ini adalah soal bai’at. Al- seoarang laki-lai ada sosok wanita pendukung.
Qur’an menguraikan kisah permintaan para wanita di
masa Rasulullah SAW untuk melakukan bai’at (setia
Hak-hak Politik Wanita dalam Islam
janji) kepada Nabi SAW dan kemudian Allah S.W.T Islam adalah agama yang diridhai oleh Allah
memerintahkan Rasul-Nya untuk menerima bai’at S.W.T untuk umat manusia. Sebuah agama di
mereka (Al-Mumtahanah, 60: 12). Bai’at para wanita mana kaum wanita mewakili satu dari dua bagian
pada masa-masa permulaan Islam dijadikan bukti kemanusiaan. Islam mengakui pentingnya partisipasi
kebebasan untuk menentukan pandangan, berkaitan kaum wanita dalam kehidupan masyarakat dan
dengan kehidupan serta hak untuk memiliki pilihan pengaruhnya pada kehidupan sosial politik kita. Oleh

122
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

sebab itu, kaum wanita telah diberikan hak-hak politik nasihat satu sama lain19. Firman Allah S.W.T yang
yang mencerminkan status mereka yang bermaruah, bermaksud: ”...dan mohonkanlah ampunan bagi
terhormat dan mulia dalam Islam. mereka dan bermusywarahlah dengan mereka dalam
Dalam hak-hak politik terhimpun konsep hak dan pekerjaan...” (Ali ’Imran: 159)
kewajiban secara serta merta. Hak-hak politik pada Karena kaum Muslim diperintahkan untuk
tingkat tertentu menjadi kewajiban bagi individu menyelesaikan segala urusan mereka cara saling
karena hak-hak itu menjadi wajib bagi mereka. bermusyawarah, maka semua Muslim baik laki-laki
Hal itu disebabkan hak mutlak memperbolehkan maupun wanita wajib menyampaikan pendapatnya
seseorang mempergunakannya tanpa ikatan apa pun, jika mereka berasa bahwa dengan melakukan itu
kecuali dalam menggunakannya menurut konstitusi.18 mereka dapat memberikan nasihat yang berharga
Jika tidak digunakan dalam banyak pembuatan dan bijaksana untuk kepentingan umat Islam, dan
undang-undang, hak-hak politik itu mengancam juga mengikuti prinsip ’menyuruh berbuat kebaikan
dijatuhkannya sanksi, terutama karena hak-hak politik dan melarang segala bentuk tindakan kemungkaran’.
itu tidak berlaku, kecuali bagi orang-orang yang Firman Allah S.W.T yang bermaksud: ”Biarkan
memenuhi syarat tertentu di samping syarat sebagai di sana muncul di antara kamu sesuatu umat yang
kewarganegaraan. (Musdah Mulia 2005) akan menyerukan kepada kebenaran, memerintahkan
Hak-hak politik ini mengandungi partisipasi keadilan dan melarang kejahatan/kemungkaran.
individu dalam pembentukan public opinion, baik Itulah orang-orang yang berhasil.”
dalam pemilihan ahli-ahli mereka di parlemen atau Mengenai ayat Al-Qur an diatas, Ibn Katsir
pencalonan diri mereka menjadi ahli parlemen mengatakan bahwa, ”...harus ada di kalangan umat
tersebut. Islam sekelompok orang yang menyeru kepada
Hak-hak politik tersebut antara lain mencakup: kebenaran, memerintahkan kebaikan dan melarang
dari kejahatan”, sebagaimana telah dibukti-
1) hak untuk mengungkapkan dan memberikan kan kesahihannya bahwa setiap Muslim wajib
pendapat dalam kebijakan, pemilihan maupun memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan.
dalam referendum; Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi SAW
2) hak untuk mencalonkan diri sebagai anggot bersabda:
parlemen; Artinya: ”Siapa saja di antara kalian melihat suatu
3) hak mencalonkan diri sebagai presiden dan hal- kemungkaran hendaklah mengubahnya dengan
tangan; jika dia tidak mampu untuk melakukannya,
hal yang berkaitan dengan politik. maka obahlah dengan lidahnya; jika ia tidak
Saling bertukar fikiran adalah prinsip yang mampu untuk melakukannya, maka ia cukup dengan
sangat penting dalam Islam. Metodologi yang disusun membencinya dalam hati, dan itulah selemah-lemah
oleh Islam untuk menciptakan sebuah bangsa yang iman...”20
berhasil mengajak setiap masyarakatnya untuk saling Surah At-Taubah, yaitu surah yang terakhir kali
menasehati dan bermusyawarah satu sama lain. Allah diturunkan, menyatakan bahwa perintah menyuruh
SWT berfirman: kepada kebaikan dan melarang kemungkaran adalah
Artinya:”Dan(bagi)orangyangmenerima(mematuhi) kewajiban setiap Muslim baik laki-laki maupun
seruan Tuhan-nya dan mendirikan shalat, sedang wanita. Allah S.W.T. berfirman:
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di Artinya: ”Dan orang-orang yang beriman, laki-laki
antara mereka; dan menafkahkan sebagian dari rizki dan wanita, sebagian mereka menjadi penolong bagi
yang kami berikan kepada mereka.” (al-Syura: 38) sebagian yang lain, mereka menyuruh (mengerjakan)
Ibn Katsir menyebutkan dalam penjelasannya: yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar,
”sedang urusan mereka (diputuskan) dengan mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat
musyawarah di antara mereka”, berarti bahwa kepada Allah S.W.T dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha
mereka tidak mengeluarkan kesepakatan apa pun Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (al-Taubah: 71).
tentang persoalan-persoalan seperti perang atau
persoalan-persoalan penting kalau tidak melalui Menyuruh melakukan kebaikan dan melarang
musyawarah antara mereka dan saling memberi kejahatan mesti dimanifestasikan melalui ucapan,

123
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

tindakan dan perintah tertulis untuk mencegah Beliau kemudian pergi dan memberitahu istrinya
kemungkaran dan menegakkan kebenaran. Nabi Ummu Salamah tentang sikap para sahabatnya
SAW menjadikan nasihat yang tulus sebagai dasar dan ketidakpatuhan mereka kepadanya. Ummu
dari agama. Diriwayatkan oleh Tamim ad-Dâri Salamah menasihatkan agar beliau sendirilah
bahwa Rasulullah SAW bersabda; ”Agama adalah yang melaksanakannya dan tidak perlu berbicara
nasihat21 (keiklasan dan harapan baik). Mengenai hal dengan siapa pun, menyembelih hewan qurbannya
ini sahabat bertanya: untuk siapa? Beliau menjawab: dan mencukur rambutnya. Menyaksikan apa yang
”untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan untuk para dilakukan oleh Nabi SAW, maka kaum muslim pun
pemimpin serta kaum Muslimin pada amnya.” mulai menyembelih/memotong hewan qurban mereka
Mengenai riwayat ini, Imam an-Nawawi berkata: dan mencukur rambut mereka. (dalam Fatimah Umar
”Riwayat ini sungguh sangat penting dan merupakan Nasif 2003)
porosnya Islam.” Terhadap hal tersebut Imam Abu Kejadian yang tersebut diatas merupakan
Sulaiman Abu Khattabi berkata: contoh yang sempurna mengenai bagaimana nasihat
”Nasîhah adalah istilah yang sangat luas peng- seorang wanita disampaikan dan dilaksanakan
artiannya dan berarti semua amal dan kebaikan yang demi kebaikan umat Islam. Hak kebebasan untuk
menjadi tujuan diberikannya nasihat. Nasîhah untuk mengungkapkan pendapat berlaku bagi semua orang
Allah S.W.T mengandung arti bahwa seseorang harus dalam masyarakat, tanpa memandang usia, status
memiliki keyakinan yang tulus bahwa tidak ada Tuhan sosial dalam masyarakat, dan kelamin.
yang patut disembah kecuali hanya Allah S.W.T dan
Suatu riwayat lain, Umar ibn Khattab r.a yang
tidak ada sekutu bagi Dia” (dalam Fatimah Umar
Nasif 2003: 168-169). dikenal dengan wataknya yang begitu semangat,
mengetahui bahwa kaumnya meminta mahar dengan
Memang, yang sebetulnya adalah bahwa jumlah yang berlebihan dan dia mengkhawatirkan
memerintahkan kebaikan dan menegakkan keadilan akibatnya. Beliau berdiri di atas mimbar dan mulai
merupakan ciri utama umat Islam22. Sebenarnya, berkhotbah yang secara keras mencerca kaumnya dan
kebebasan menyampaikan pendapat dijamin dalam menyuruh mereka untuk tidak meminta mahar yang
Islam sepanjang pendapat tersebut disampaikan lebih dari jumlah yang telah ditentukan. Kemudian
untuk kesejahteraan umat secara keseluruhan dan ia memerintahkan orang-orang yang melakukannya
tidak menimbulkan kejahatan yang lebih besar yang untuk memasukkan kelebihan tersebut ke baitul mal.
bisa membahayakan umat Muslim pada amnya, atau Sewaktu mendengar perintah ini, seorang wanita
menimbulkan fitnah yang bisa berkembang di tengah- berdiri di antara orang banyak dan berteriak: ”Hai
tengah mereka sendiri.Atas dasar ini, Islam mendorong Umar! Apakah engkau belum mendengar apa yang
laki-laki dan wanita untuk menyampaikan pendapat telah diwahyukan Allah yang Maha Kuasa mengenai
mereka dan berbicara secara bebas tanpa merasa takut perkara ini? Allah S.W.T berfirman, yang bermaksud:
atau pun enggan. Islam tidak menyerahkan kewajiban
”Dan jika kamu ingin menggantikan isterimu dengan
ini kepada suatu kelompok atau ras tertentu. Setiap
isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan
Muslim yang peduli wajib menjalankan prinsip-
kepada seseorang di antara mereka harta yang
prinsip musyawarah, memerintahkan kebaikan dan banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali
mencegah kemungkaran. darinya sedikitpun. Apakah kamu akan mengambil
Konsekuensinya, wanita Muslim selalu mem- kembali dengan cara tuduhan yang dusta dan dengan
punyai hak untuk menyampaikan pendapat dan (menanggung) dosa yang nyata?.” (al-Nisa 4: 20)
memberikan nasihat. Nabi SAW mendengarkan Sewaktu diingatkan tentang ayat ini, Umar
nasihat mereka dan selalu melaksanakannya. Salah menarik kembali perintahnya dan berkata: ”saya
satu contoh yang sudah dikenal adalah satu peristiwa salah dan dia yang betul.”23
yang terjadi setelah Nabi SAW menandatangani Surah Al-Mujâdilah (Perbantahan) bercerita
perjanjian Hudaibiyah. Sesudah menandatangani
tentang seorang wanita yang berdebat dengan
kesepakatan damai, Nabi SAW memerintahkan para
Rasulullah SAW dan membela hak-haknya untuk
sahabatnya untuk menyembelih heiwan qurban,
menolak perlakuan kasar suaminya. Allah S.W.T
tetapi mereka (sahabat) tidak menyukai dan enggan
mendengarkan keluhannya dan menurunkan ayat
mematuhi perintah Nabi. Nabi SAW mengulangi
berikut:
perintah yang sama tiga kali, namun sia-sia belaka.

124
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

Artinya: ”Sesungguhnya Allah telah mendengar per- 2. Bai’at (janji setia).


kataan wanita yang mengajukan dakwaan kepada
kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya)
3. Hak untuk ikut dalam berjihad26, dan
kepada Allah. Dan Allah mendengarkan pertanyaan 4. Hak untuk memberikan perlindungan.
antara kamu berdua. Sesunguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (Al-Mujâdilah 58:1) Hak Politik Wanita Kampar
Sebagai akibatnya, berdasarkan Al-Qur’an dan Dunia politik adalah dunia yang kental dengan
Hadis Nabi SAW, kebebasan untuk menyampaikan intrik yang mengarah kepada konsep maskulitasnya
pendapat adalah hak yang tidak bisa dielakkan untuk kaum laki-laki. Kekasaran, kecurangan, kekerasa,
dinikmati oleh setiap wanita Muslimah sepanjang dia penipuan, tanpa belas kasihan,menghalalkan segala
mematuhi ketetapan dan peraturan agamanya dalam cara serta itrik-intrik negatif lainnya adalah pandangan
menggunakan hak ini, seperti dalam contoh yang yang biasa dalam politik. Menghalakan segala cara
telah disebutkan di atas. Berdasarkan pada Al-Qur’an untuk mencapai tujuan dan kepentingan mutlak
dan Hadis Nabi SAW, kebebasan menyampaikan sebagai panduan. Tidak ada lawan dan kawan yang
pendapat adalah hak setiap wanita Muslimat. abadi yang ada hanya kepentingan abadi. Pandang
Apa yang yang dijelaskan tersebut, penulis negatif diatas memang wajah sesungguhnya dari
mengambil sebuah pendapat, bahwa yang menjadi politik di alam demokrasi yang dibawa oleh barat.
konsep dasar untuk bisa atau tidaknya wanita untuk Demokrasi yang tidak akan pernah mendatangkan
berpartisipasi secara langsung dalam politik terlebih kebaikan yang sejati namun hanya untuk mencapai
lagi wanita menjadi kepala negara, adalah bahwa kesenangan sesaat.
pengkaji lebih mendahulukan konsep kemaslahatan Demokrasi sebagai acuan politik dunia hari
dan Keadilan24. Mendahulukan konsep kemaslahatan ini tidak terkecuali di Kampar, sudah memberikan
dan keadilan adalah penting, karena jika diprioritaskan kesempatan berpolitik bagi masyarakat baik secara
bagi kaum laki-laki untuk menjadi pemimpin aktif maupun passif tergolong cukup baik. Berpolitik
sementara ia tidak bisa berlaku adil dan menjaga secara aktif maksudnya adalah ikut terjun langsung
kemaslahatan umat, maka mengangkat atau memilih dalam partai politik, organisasi sosial kemasyarakat,
wanita yang bisa berlaku adil menjadi ketua negara pemerintahan dan adat. Politik passif maksudnya
adalah lebih baik, sebagaimana kepemimpinan yang adalah hanya ikut dalam penyampaian aspirasi seperti
telah dicontohkan oleh Ratu Balqis. pemilu, demontrasi dan kampanye politik.
Namun, secara naluriah penulis mempunyai Kesempatan politik dalam politik demoktrasi
pandangan, bahwa kepemimpinan suatu negara di Kampar ini juga di miliki oleh kaum wanita.
diberikan kepada laki-laki, karena sebagai manusia Perbedaan gender tidaklah menjadi halangan untuk
dengan keadaan fisik yang berbeda dengan kaum partisipasi langsung dalam politik. Untuk dua dekade
laki-laki, wanita lebih ”cenderung” lemah dan terakhir, wanita Kampar sudah menampakkan geliat
emosional dari laki-laki serta sebagaimana kita lihat politiknya. Wanita dalam legislatif Kampar sudah
dalam sejarah negara-negara dunia yang dipimpin menjadi pandangan biasa bagi masyarakat. Hanya
oleh wanita, pada umumnya mereka (wanita) lebih saja terkadang terjunnya wanita dalam politik
bersandar juga kepada kaum laki-laki (bersandar Kampar tidak jauh beda dengan politik Indonesia
pada kekusaan bekas suaminya, atau bersandar pada umumnya, yaitu wanita banyak berkarir di dunia
kepada karisma kepada seorang ayah). Kita bisa politik mayoritas karena ”bias” atau pengaruh dari
melihat bagaimana kepemimpinan di Bangladesh, kekelurgaan. Faktor keluarga ”bangsawan”, faktor
Megawati di Indonesia dan Marcos di Philipina dan ketokohan suami, kedudukan adat atau pengaruh bias
lain sebagainya. lainnya menunjukkan bahwa wanita belum mampu
Selain dari hak-hak politik yang telah dijelaskan secara penuh berkarir dalam politik berdasarkan
diatas, bahwa wanita juga mempunyai hak-hak yang kemampuan alamiahnya.
sama dengan laki-laki dalam bidang politik. Di antara Terlepas dari konsep bias diatas, paling tidak
hak-hak politik yang lain dalam Islam adalah: menunjukkan bahwa peran politik wanita Kampar
1. Hak untuk mendapatkan perlindungan dan cukup diperhitungkan apalagi daftar pemilih tetap
perawatan25, dan bahkan penduduk lebih banyak kaum wanita
daripada laki-laki.
125
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

Di DPRD Kampar hari ini memiliki empat orang Kajian yang dibuat oleh Almond dan Verba
anggita dewan dari unsur wanita, berbagai kebijjakan (1963) menunjukkan bahwa terdapat kaitan antara
politik apalagi yang berkaitan langsung dengan pembangunan sosio-ekonomi dengan penyertaan
kepentingan wanita tentunya mereka perjuangkan. politik. Individu yang mempunyai pendidikan yang
Sebagai contoh keberadaan Eva Juliana sebagai wakil tinggi akan berfikir tentang politik, mengikuti isu-
ketua dewan paling tidak menunjukkan bahwa wanita isu politik dalam media dan mempunyai pandangan
Kampar mempunyai misi politik yang sama dengan dalam isu-isu tersebut, membicarakan tentang politik
laki-laki. Demikian juga dalam struktur pemerintahan dan juga menganggap diri mereka berusaha untuk
Kampar banyak menempatkan wanita di jabatan mempengaruhi kebijakan pemerintah. Tujuan yang
strategis pada jabatan eselon empat, tiga dan dua. ingin dicapai dalam partaisiapsi politik ini adalah
Sejauh yang diketahui penulis, keberadaan bagaimana setiap warga masyarakat mempunyai
wanita dalam politik dan pemerintahan di Kampar kesempatan yang sama dalam negara untuk berperan
memperlihatkan pemandangan dan keadaan yang aktif dalam berbagai bidang kehidupan.
kadang-kadang bertentangan dengan nilai adat apalagi Sedangkan menurut Huntington dan Nelson
agama, percampurbauran dengan mayoritas laki-laki, (1986), banyak membincangkan tentang kaitan antara
bercengkrama sesama anggota dewan, berjumpa pembangunan sosio-ekonomi dengan penyertaan
dengan konstituen yang laki-laki, tertawa, bergurau politik, jenis-jenis penyertaan politik, hambatan-
dan sebagainya seolah-olah menjadi pemandangan hambatan terhadap penyertaan politik di negara-
biasa di gedung rakyat tersebut. Belum lagi lobi-lobi negara sedang membangun. Menurut Huntington
politik diruangan tertutup, tanpa adanya muhrim bisa dan Nelson, penyertaan politik adalah kegiatan
”menimbulkan” fitnah. Nah di sini peran suaminya orang banyak yang dilakukan dengan tujuan untuk
dipertanyakan, pembiaran oleh suami atau keluarga mempengaruhi hasil yang dibuat oleh pemerintah.
terhadap hal negatif tersebut ”secara” terpaksa harus Penyertaan ini bisa jadi melibatkan individu ataupun
diterima sebagai konsekwensi akiibbat terjun secara kelompok, apakah secara teratur melalui kelompok
langsung dalam dunia politik. ataupun secara spontan, ataupun secara berkelanjutan
Kecemburuan suami atau keluarga (terhadap maupun sekali-sekali, apakah secara aman ataupun
pelanggaran agama) sudah tidak ada lagi, istri sibuk kekerasan, secara sah menurut undang-undang
mengurus ”kepentingan” pribadi, partai atau yang ataupun secara ilegal, dengan berkesan maupun tidak
lainnya. Perhatian terhadap keluargapun berkurang berkesan.
dan inilah yang menjadi kekhawatiran utama agama Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa
jika jabatan politik dimiliki atau diberikan kepada menekankan maksud penyertaan politik dengan arti
kaum wanita. Kita tidakmenafikan bahwa tidak selalu kegiatan yang dilakukan oleh rakyat biasa dengan
wanita menjadi inferior dari laki-laki, namun secara tujuan mempengaruhi proses membuat kebijakan
kodrat dan agama justru keterlibatan secara langsung pemerintah. Terdapat lima aspek dalam makna
wanita dalam politik bisa ”menghilangkan” kemuliaan tersebut, yaitu pertama, dianya meliputi kegiatan,
dan ketinggian wanita yang notabene dalam Islam bukan sikap orang (orientasi rakyat terhadap politik
sangat dimuliakan. dan juga tabii atau kelakukan politik mereka yang
sebenarnya). Kedua, menumpukan perhatian
Partisipasi Wanita dalam Politik kepada kegiatan politik rakyat biasa, atau lebih
Berbicara tentang partisipasi politik berarti tepat lagi kepada setiap individu yang memainkan
membicarakan tentang sistem demokrasi pada suatu peran mereka sebagai rakyat biasa, bukan anggota
negara, karena perdebatan tentang partisipasi politik profesional politik. Ketiga, semua kegiatan yang
tidak bisa dipisahkan dari konsep demokrasi. Ini bertujuan mempengaruhi pembuatan kebijakan
artinya bahwa merupakan salah satu dari syarat untuk pemerintah, apakah mendukung maupun membantah,
terwujudnya sebuah negara yang demokrasi dapat bermaksud mempertahankan penguasa yang berkuasa
dilihat dari tinggi atau rendahnya tingkat partisipasi ketika itu ataupun bermaksud menggantikannya,
oleh masayarakat. Partisipasi politik mempunyai ataupun kegiatan tersebut sah maupun tidak
persamaan makna dengan penyertaan politik dan menurut norma sistem politik yang telah ditetapkan.
peran politik. Banyak pakar memberikan defenisi Keempat, memberi perhatian semua kegiatan untuk
tentang partisipasi politik. mempengaruhi pemerintah, tidak penting apaakah

126
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

kegiatan itu mencapai tujuannya atau tidak. Kelima, dengan faktor-faktor prinsipil yang menentukan
penyertaan politik meliputi kegiatan yang bukan saja kemampuan politik wanita. Demand merupakan
dibentuk oleh pelakunya sendiri untuk mempengaruhi faktor institusional dan politis yang berkaitan dengan
kebijakan pemerintah, tetapi termasuk juga kegiatan masalah rekruitmen politik bagi wanita. Antara supply
yang dibentuk oleh orang lain.27 dan demand ini tidak saling bergantung karena wanita
Menurut Dahl (1992) pula, penyertaan bisa saja mengantisipasi kesulitan-kesulitan praktis
dalam mengkombinasikan peran-peran domestiknya
politik merujuk kepada tindakan individu untuk
dengan jabatan-jabatan politik.28
mempengaruhi kebijakan yang telah atau yang akan
diambil oleh pemerintah. Penyertaan politik ini Konsep-konsep terhadap pengartian partisipasi
meliputi aktivitas sukarela oleh anggota masyarakat politik di atas memberikan kemudahan bagi penulis
yang mengambil bagian dalam proses pemerintahan, untuk melakukan kajian ini. Dari apa yang telah
apakah secara langsung maupun tidak langsung dalam disampaikan tersebut, penulis dapat mengambil
pembentukan dasar-dasar awam. Penyertaan politik kesimpulan bahwa Indonesia masih memiliki
ini muncul apabila wujud kesadaran politik dalam diri pengalaman demokrasi yang masih kurang
individu. Kesadaran politik melibatkan pengetahuan memuaskan. Indonesia sama sekali belum mencapai
individu atau masyarakat, apkah mereka memahami tingkat sebagai negara demokrasi memandang-
atau tidak perkara penting yang berkaitan dengan kan perlaksanaan pendemokrasian sejak zaman
politik lokal maupun internasional. Kesadaran inilah perjuangan memperoleh kemerdekaan sehingga
yang mendorong individu atau masyarakat menyertai berakhirnya rezim Orde Baru hinggalah era
aktivitas politik dalam berbagai tingkat di dalam reformasi sekarang ini menunjukkan grafik yang
sistem politik itu. Bagaimanapun, tingkat kesadaran menurun. Era reformasi merupakan era yang penuh
politik di kalangan masyarakat adalah berbeda di dengan pencerahan ke arah pendemokrasian yang
manapun pemerintah. lebih baik. Hal ini bermula dengan adanya jaminan
Menurut Arbi Sanit (1985), beliau menyebutkan terhadap kebebasan berpendapat, mendirikan partai
ada tiga tujuan utama dari penyertaan politik politik, kelompok kepentingan, kebebasan media,
perlaksanaan pemilu dan sebagainya. Konsep inilah
masyarakat di Indonesia, yaitu; memberikan
dukungan kepada pemerintah dengan sistem politik yang akan digunakan dalam kajian ini bagi meneliti
yang disusunnya. Dukungan ini diwujudkan dengan peran dan partisipasi wanita dalam politik di Indonesia.
membuat kenyataan mendukung pemerintah, memilih Bentuk-bentuk partisipasi yang dimaksudkan adalah
wakil yang di tampilkan pemerintah sebagai wakil di seperti; memberikan suara dalam pemilu, menjadi
institusi perwakilan; penyertaan politik dimaksudkan anggota atau pengurus partai, menyertai kelompok
sebagai salah satu dari usaha untuk menunjukkan kepentingan, kebebasan dalam media, menghadiri
kelemahan-kelemahan penguasa dengan harapan rapat umum, kampanye politik dan sebagainya.
penguasa akan memperbaiki kelemahan tersebut. Penglibatan oleh wanita secara langsung
Danya bisa jadi berbentuk petisi, resolusi, aksi dalam segala bidang kehidupan telah terlihat pada
mogok, demonstrasi, dan sebagainya; yang paling perkembangan sejarah umat Islam hingga pada
akhir adalah untuk menentang penguasa dengan zaman sekarang ini. Hak dan kedudukan wanita sudah
maksud menjatuhkannya sehingga terjadi perubahan mendapat tempat yang sepatutnya semenjak Islam
pemerintah dan sistem politiknya, melalui aksi ini datang di semenanjung Arab. Islam memberikan
mogok, pembangkangan politik, huru-hara dan ruang gerak yang sama bagi wanita seperti ruang
pemberontakan bersenjata. gerak yang dimiliki oleh kaum laki-laki. Hanya saja
Menurut hasil penelitian tentang partisipasi ruang gerak atau kebebasan yang dimiliki oleh wanita
politik wanita di negara-negara berkembang, ada tidak sebebas yang dimiliki oleh laki-laki. Hal ini
kecenderungan yang rendah dibandingkan laki-laki. adalah karena watak dan biologis wanita itu sendiri
Sebabnya, mereka lebih banyak terlibat dalam urusan yang berbeda dengan kaum laki-laki tersebut.
rumah tangga atau domestik. Memang diakui bahwa Sejarah telah mencatatkan semenjak zaman
ada beberapa batasan bagi wanita untuk berkerja dalam permulaan Islam (zaman Rasulullah SAW dan
dunia politik. Tiga di antaranya yang utama yaitu, Sahabat r.a.) bahwa peran dan partisipasi wanita
pertama, aspek supply and demand. Supply berkaitan sangat menentukan dalam negara hinggalah wanita

127
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

hari ini. Wanita-wanita Islam sudah banyak yang Beragama atau tidak beragama merupakan hak
terlibat dalam dunia politik, sosial, agama dan lain manusia. Hak asasi ini tidak bisa diganggu, dikurangi,
sebagainya. Wanita sudah tidak dianggap lagi sebagai atau bahkan dilecehkan dengan berbagai alasan.
manusia kelas dua dalam negara dan masyarakat. Karena itu, manusia tidak dapat dipaksa menganut
Hegemoni oleh laki-laki (maskulinitas) bukanlah agama tertentu, demikian pula tidak dapat dipaksa
halangan bagi wanita untuk turut serta dalam politik untuk mengganti atau melepaskan agama yang dianut
bernegara. oleh sesiapa pun, bahkan oleh orang tuanya sekalipun.
Salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok Nabi Muhammad SAW sendiri pernah ditegur oleh
Alloh untuk tidak memaksakan agama kepada siapa
dalam ajaran Islam adalah persamaan antara manusia,
baik antara laki-laki dan wanita maupun antar pun (pamannya Abu Thalib), karena tugas Nabi SAW
negara, suku dan keturunan. Perbedaan yang perlu hanyalah membawa risalah.
digarisbawahi dan yang kemudian meninggikan atau Kebijakan untuk menerima Islam sebagai agama
merendahkan seseorang hanyalah nilai pengabdian pada masa-masa awal bukanlah urusan yang mudah,
dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. mengingat pada masa itu keadaan umat Islam masih
Artinya: “Wahai seluruh manusia, sesungguhnya sangat lemah, berhadapan dengan kekuatan kafir
Kami telah menciptakan kamu (terdiri) dari laki- Quraisy yang demikian besarnya. Masuk Islam pada
laki dan wanita dan Kami jadikan kamu berbangsa- masa itu berarti berhadapan dengan sejumlah bahaya
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal, dan tantangan bahkan nyawa pun turut terancam.
sesungguhnya yang termulia di antara kamu adalah Namun, keadaan kritis itu tidak menyurutkan azam
yang paling bertakwa (al-Hujurat 49: 13). sejumlah sahabat, baik laki-laki maupun wanita,
Kedudukan wanita dalam pandangan ajaran untuk menerima dan mempertahankan Islam. Tidak
Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan salah jika dikatakan bahwa kebijakan menerima
sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya Islam pada masa itu merupakan kebijakan politik
memberikan perhatian yang sangat besar serta yang sangat beresiko. Mereka yang mengambil sikap
kedudukan terhormat kepada wanita. Wanita dalam untuk menerima Islam berarti telah memainkan peran
perkembangan sejarah Islam, telah memainkan politik yang sangat penting. Menarik untuk dicatat,
peran yang sangat penting. Wanita telah menjadi bahwa peran politik yang sangat berbahaya tersebut
aktor penting dalam pemerintahan Nabi (awal Islam) dilakukan bukan hanya oleh kaum laki-laki saja,
hinggalah wanita ke hari ini yang telah banyak menjadi melainkan juga oleh kaum wanita. Dilakukan oleh
ahli partai, anggota parlemen, menteri-menteri negara para sahabat dan shahabiyat. Dengan demikian,
dan bahkan menjadi kepala negara sekalipun. dapat disimpulkan bahwa peran wanita dalam politik
sudah dimulai sejak masa awal Islam.
a. Wanita pada Masa Awal Islam Tercatat dalam sejarah Islam bahwa shahabiyat
Politik pada hakikatnya adalah kekuasaan pertama yang menerima dan meyakini Islam
(power) dan pembuatan kebijakan (decision making), adalah Khadijah binti Khuwailid, isteri dari Nabi
yang lingkupnya meliputi institusi keluarga sampai Muhammad SAW. bukan hanya meyakini kebenaran
kepada institusi politik formal tartinggi. Oleh sebab Islam, Khadijah bahkan mengambil peran yang
itu, pengertian politik pada prinsipnya juga meliputi lebih penting dari itu. Beliau adalah orang pertama
persoalan-persoalan pokok dalam kehidupan sehari- tempat Nabi berlabuh ketika dalam kepanikan dan
hari, yang pada kenyataannya selalu melibatkan kegelisahan. Beliaulah yang memantapkan hati Nabi
wanita (Musdah Mulia 2005:88). ketika pertama kali menerima wahyu dari Allah
Berbicara masalah politik berarti berbicara S.W.T. Sejumlah riwayat menjelaskan bahwa ketika
turunnya wahyu pertama di Gua Hira, Nabi SAW
masalah pembuatan kebijakan, dan salah satu
sangat gelisah dan ketakutan. Lalu Nabi menceritakan
bentuk pembuatan kebijakan yang sangat penting
semua yang dialami di gua itu kepada isterinya.
dalam kehidupan seseorang sebagai makhluk Tuhan
Khadijah dengan sangat bijaksana mendengarkan
adalah kebijakan untuk memilih agama. Demikian
penuturan Nabi dan menenangkan hati beliau sambil
pula halnya dengan kehidupan seorang Muslim.
menyelimuti badannya29.
Kebijakaan untuk menerima Islam sebagai agama
merupakan suatu bentuk pembuatan kebijakan yang Suatu ketika wahyu terputus turunnya. Nabi
sangat signifikan. berasa sangat gelisah dan cemas, khawatir jika Allah
128
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

menelantarkan dirinya. Namun, Khadijah dengan yang kuat, tegar, dan penuh percaya diri. Itulah
penuh kasih sayang menghibur Nabi SAW sambil sesungguhnya kualitas maskulin yang dianggap tidak
berkata: patut dimiliki seorang wanita.
“Allah sama sekali tidak bermaksud menelantarkan b. Wanita Islam dalam Era Modern
engkau karena engkau adalah orang yang suka
menyambung tali silturrahim, senang meringankan Perjuangan kaum wanita Islam dalam menentu-
beban orang lain, membantu kaum fakir miskin, kan politik bernegara telah memainkan peran yang
menghormati tamu, dan menolong orang-orang yang sangat penting dalam sebuah negara. Perjuangan
berbuat kebenaran.” (Ibnu Hajar al-Ashqalani Fathul politik mereka senantiasa dimulai dari keluarga
Baari). mereka sendiri, masyarakat hinggalah perjuangan
Kebijakan Khadijah memeluk Islam didasarkan menjadi anggota parlemen dan bahkan kepala negara
atas keyakinan yang benar akan agama tersebut, dan sekalipun. Ide-ide politik wanita yang penuh dengan
sikap itu merupakan pilihan yang bebas (free choice), tantangan dan halangan dari kaum lelaki senantiasa
bukan karena dipaksa atau sekadar ikut-ikutan. Sikap mereka hadapi. Pemikiran penuh pembaharuan tidak
Khadijah memilih Islam sebagai agama merupakan jarang melahirkan tokoh-tokoh penting dalam Islam.
sikap politik yang sangat penting dalam dirinya
selaku seorang Muslimah. Kebijakan politik yang Partisipasi Politik Wanita: Persfektif Islam
bukan hanya sangat luhur, melainkan juga sangat Meningkatkan jumlah wanita di dunia politik
bertanggung jawab. merupakan isu yang banyak diperdebatkan akhir-
Selain dari Khadijah, masih banyak lagi para akhir ini. Perdebatan tersebut kelihatannya mengarah
shahabiyat yang mengikuti jejaknya telah diabadikan kepada persoalan kuota 30 persen yang akan diterap-
dalam sejarah Islam. Mereka di antaranya adalah kan dalam peraturan pemilu dan peraturan bagi Partai
Ummu Habibah, putri Abu Sufyan. Beliau masuk Politik. Kalangan aktivis politik, tokoh-tokoh wanita
Islam sewaktu ayahnya masih menjadi pimpinan di partai politik, kalangan akedemik dan LSM hampir
kafir Quraisy yang disegani. Dia dan suaminya semuanya sepakat perlunya meningkatkan partisipasi
ikut berhijrah ke Habsyah (Ethiopia)30. Meskipun politik wanita di Indonesia.
suaminya berpindah kepada agama Nasrani, dia tetap Tentu saja banyak alasan yang bisa diungkapkan
dalam agama Islam. untuk menjadikan isu ini sebagai topik perdebatan
Fathimah bint al-Khattab, adik dari Umar ibn al- yang senantiasa menghangat dalam kehidupan politik
Khattab, lebih dahulu masuk Islam dari kakaknya. di Indonesia akhir-akhir ini. Pertama, kita melihat
Bahkan, pada masa itu dia berani menantang saudara bahwa perwakilan politik wanita di Indonesia, baik
laki-lakinya itu yang dikenal sebagai seorang yang pada tingkat nasional maupun lokal masih sangat
garang, ganas dan tidak kenal kompromi. Ummu rendah. Hanya sekitar 9.2 persen kursi di DPR RI, 5.2
Sulaim terlebih dahulu masuk Islam dari suaminya, persen kursi di DPRD Provinsi/negeri, dan di DPRD
Abu Thalhah. Pada masa itu yang disebutkan bahwa kabupaten/kota bahkan lebih rendah lagi. Alasan
Ummu Sulaim menerima pinangan Abu Thalhah yang kedua sangat berkaitan dengan panasnya proses
dengan syarat ia mesti masuk Islam. Kedudukan transisi demokrasi tersebut telah membuka koridor-
wanita di awal masa Islam sangat tinggi, setinggi koridor peluang dan kesempatan untuk mendorong
kedudukan suadara mereka yang laki-laki. Mereka peningkatan perwakilan wanita. Berbagai LSM
bisa mensyaratkan sesuatu sebagai mahar dalam wanita yang bergerak di bidang politik masa sekarang
perkahwinannya. Syarat yang dikemukakan itu adalah ini terus berusaha meningkatkan kesadaran politik
sangat politis.31 mereka. Ini artinya, sebagai konsekuensi politisnya,
Kebijakan menerima Islam sebagai agama, atau lembaga-lembaga politik di Indonesia mendapat
tekanan yang cukup kuat untuk menjadikan isu
sikapn untuk berpindah agama dari agama yang
gender dan politik ini sebagai unsur yang krusial
mereka yakini sebelumnya secara tradisional turun-
dalam proses transisi demokrasi.32
temurun, hanya dapat dilakukan jika ada dorongan
kekuatan yang luar biasa dan keberanian yang tiada Berjalan atau tidaknya suatu demokrasi bisa
tara. Fakta sejarah membuktikan bahwa wanita pada dilihat bagaimana tingkat partisipasi yang dilakukan
masa awal Islam telah menunjukkan kualitas dirinya oleh masyarakat, tidak terkecuali bagi kaum wanita.

129
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

Partisipasi yang dihasilkan mempunyai dampak yang yang telah disebut diatas adalah; keterlibatan secara
sangat berarti terutama dalam setiap pemilu, yang langsung dan terbuka sebagai contoh sebagai anggota
akhirnya bertujuan kepada memberikan pengaruh parlemen atau dalam memberikan suara pada pemilu,
bagi kebijakan pemerintah. Tingginya partisipasi keterbukaan tentang peribadi mereka serta keluarga
oleh masyarakat, ini bisa dikatakan bahwa proses mereka. Kemudian rapat dalam partai yang biasanya
domokratisasi telah berjalan dengan semestinya. tidak hanya dihadiri oleh kaum wanita saja. Dalam
Berbagai kegiatan politik yang telah diikuti oleh mendapatkan suara bagi kaum wanita tidak hanya
diperoleh dari kaum wanita saja tetapi juga diperoleh
kaum wanita di Indonesia sebagaimana yang telah
dari suara kaum laki-laki. Belum lagi kampanye
dijelaskan di atas, belum memberikan kebijakan
yang signifikan bagi mewakili kepentingan kaum politik yang membuka peluang bagi wanita dalam
wanita di lembaga-lembaga politik formal atau bisa mendedahkan semua kepentingan mereka bagi meraih
mempengaruhi pembuatan kebijakan pemerintah. suara yang sebanyak-banyaknya.
Terlebih lagi jika hal ini dilihat pada tingkat populasi Menurut koridor Islam, suara wanita merupakan
penduduk Indonesia antara laki-laki dengan wanita, salah satu dari aib yang harus dijaga, cara berpakaian
maka tingkat perwakilan wanita yang ada belumlah di hadapan khalayak ramai turut menjadi perhatian,
mencukupi dan tidak mencerminkan sebuah negara cara pergaulan sesama elit partai. Intinya segala
yang demokratis. Persentase perwakilan wanita di perilaku wanita yang diperlihatkan kepada orang
pemerintahan maupun di parlemen tidak mencapai 10 banyak akan menjadi sumber kepada terbukanya aib
persen dari jumlah perwakilan kaum laki-laki. diri sendiri, keluarga dan bahkan agama sekalipun.
Partisipasi-partisipasi yang telah dilakukan Terlebih lagi, jika seseorang caleg (wanita) dalam
antara lain adalah; menjadi calon anggota legislatif, mencari dukungan mesti bepergian ke berbagai
menjadi anggota partai politik, turut aktif dalam pelosok negeri yang mungkin jauh dari tempatnya,
hal ini juga yang memungkinkan akan terjadinya
menentukan kebijakan pemerintahan, memberikan
suara pada setiap pilihan raya, menjadi ketua dan fitnah jika mereka bepergian tidak bersama dengan
anggota LSM yang mewakili kepentingan rakyat; muhrimnya. Inilah yang menjadi pusat kekhawatiran
jika wanita ikut langsung dalam kegiatan politik.
khasnya kaum wanita atau bahkan capaian yang
tertinggi sekalipun, menjadi ketua negara, gubernor Dalam salah satu ketetapan hukum dalam Islam hal
maupun bupati (datuk Bandar). ini disebut sebagai Syaddu Zara’i (menutup jalan akan
terjadinya kemudaratan) dan Fathu Zara’i (membuka
Pergerakan politik oleh kaum wanita di Indonesia jalan bagi berlakunya kemudaratan). (Abdul Wahab
pada masa ini cukup menandakan bahwa tidak ada Khallaf, 2000)
lagi jurang perbedaan untuk menekuni dunia politik
Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama
bagi kaum laki-laki maupun bagi kaum wanita.
Inilah yang kami katakan dengan partisipasi politik Islam, kaum wanita pada masa dahulu hingga
secara langsung, dengan memberikan ruang yang sekarang mempunyai peran yang cukup penting
sama antara laki-laki dan wanita dalam kegiatan dalam pemerintahan. Artinya keterlibatan secara
pemerintahan (eksekutif) dan parlemen (legisatif). langsung dalam dunia politik oleh kaum wanita tidak
Namun batas-batas yang wajar mesti tetap dibangun dapat dielakkan terjadinya hal-hal yang dilarang oleh
dalam konsep nilai agama (Islam), bahwa laki- agama sebagaimana yang disebutkan di atas. Hal ini
laki memang sudah kodratnya menjadi pemimpin adalah mungkin terjadi karena walaupun mayoritas
bagi wanita. Menjadi anggota parlemen atau terjun beragama Islam, namun masyarakat dan budaya
langsung dalam dunia politik menyebabkan wanita Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat dan
pasti bercampurbaur dengan laki-laki, baik pertemuan bernegara tidak berdasarkan kepada undang undang
terbatas beberapa orang maupun dalam rapat umum. Syari’at Islam.
Dan ini sangat dilarang dalam agama, pelarangan ini Sebagai bahan solusi yang ingin saya ampaikan,
bukan melemahkan atau mengekang wanita justru bahwa dibolehkan berpolitik bagi kaum wanita jika
yang terjadi adalah memuliakan wanita itu sendiri. mereka masih berada dalam batas-batas yang wajar.
Berbagai akibat yang ditimbulkan jika wanita Namun, jika mencapai karir dalam dunia politik
dengan tidak memperhatikan aturan-aturan agama,
terlibat langsung dalam dunia politik, sebagaimana
hal ini adalah dilarang. Perkara ini adalah penting

130
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

untuk menjaga marwah dari kaum wanita sendiri Kebebasan diberikan Islam kepada manusia
yang penuh sensitif akan munculnya berbagai macam untuk mengatur kehidupan mereka sebagai anggota
fitnah (aib dalam agama). Jika seorang wanita pergi masyarakat maupun negara. Namun, kebebasan
memberikan suara pada pemilu, mencari dukungan yang diberikan bukanlah kebebasan tanpa batasan.
bagi calon anggota partai atau anggota dewan Islam telah memberikan batas-batas tertentu yang
parlemen, ia harus didampingi oleh muhrimnya atau tidak bisa dilanggar. Batas-batas tersebut adalah
bersama-sama wanita saja. segala ketentuan yang ada dalam hukum agama yang
Menolak terjadinya suatu kemudaratan atau berguna bagi kemaslahatan umatnya (wanita) sendiri,
tinggal bagaimana manusia melihat bahwa setiap
kemungkaran adalah sangat didahulukan daripada
menjaga kemaslahatan. Maksudnya adalah; jika hukum yang telah ditetapkan agama mengandung
menggeluti dunia politik oleh kaum wanita adalah maslahat dan menghilangkan mudharat bagi manusia.
mutlak untuk perjuangan nasib mereka kearah Islam mengakui kesetaraan gender yang
yang lebih baik, atau bahkan mereka (wanita) tidak memberikan jaminan hak dan persamaan bagi setiap
melihat bahwa pemerintahan (sistem) yang ada tidak manusia, baik laki-laki maupun wanita. Persamaan
berjalan dengan semestinya, kepentingan rakyat dan kebebasan bagi setiap individu merupakan
terpinggirkan, kasus korupsi semakin merajalela, sebuah jaminan, bahwa semua manusia di hadapan
persatuan33 di antara warga negara terabaikan, tidak Allah adalah sama. Namun, yang membedakan setiap
terjadinya keadilan sebagaimana mestinya dalam manusia itu sendiri adalah siapa yang paling takwa di
masyarakat. Intinya adalah jika sebuah pemerintahan sisi-Nya.
tidak lagi berjalan sebagai pelindung kepentingan Hukum Islam juga turut menjamin hak-hak
rakyat (ummah), maka merupakan suatu kewajiban setiap individu dalam negara termasuklah hak dan
bagi setiap muslim baik laki-laki maupun wanita kewajiban yang dimiliki oleh kaum wanita. Wanita
untuk memperbaikinya, yaitu dengan terlibat
sebagaimana yang telah diceritakan dalam sejarah
langsung dalam pemerintahan. Islam telah memainkan peran yang sangat penting
Sedangkan yang dimaksudkan dengan menjaga dalam kemajuan Islam. Hinggalah wanita ke hari ini
kemaslahatan adalah jika wanita turut serta dalam yang sentiasa berjuang demi tercapainya kehidupan
politik akan menimbulkan berbagai fitnah dalam yang adil sejahtera begi setiap insan, khususnya
masyarakat dan agama, maka partisipasi langsung wanita.
wanita dalam hal ini adalah tidak diwajibkan. Inilah Wanita berperan secara aktif dalam politik terlebih
yang dikatakan oleh sebagian kecil ulama, bahwa
lagi menjadi kepala negara masih menimbulkan
dunia bagi kaum wanita adalah rumahtangganya berbagai tanggapan dari para ulama hinggalah
(keluarga). Hal ini adalah sesuai dengan ketentuan pembahasan tersebut masih terjadi sampai masa
yang adalah dalam kaedah ushul fiqh sebagai berikut: sekarang. Namun, secara garis besar bisa diambil
Bermaksud: “Menolak akan terjadinya suatu sebuah kesimpulan bahwa partisipasi wanita dalam
kemudharatan adalah didahulukan dari menjaga politik adalah dibolehkan dalam batas-batas tertentu.
kemaslahatan”. (Abdul Wahab Khallaf, 2000) Pandangan ulama yang menolak wanita dalam
politik, mereka lebih mendahulukan aspek menjaga
Kesimpulan kemaslahatan dan mencegah akan terjadinya sebarang
Islam adalah sebuah agama yang sempurna. kemudaratan. Walaupun dalam segi zahirnya, nash-
Islam telah mengatur cara-cara menata kehidupan nash tersebut menyatakan akan kelebihan kaum laki-
dunia dengan baik. Tata aturan kehidupan tersebut laki dari kaum wanita.
sebagaimana yang telah disebutkan dalam nash, baik Sedangkan ulama yang memberikan pandangan
al-Qur’an maupun dalam Sunnah Rasulullah Saw. membolehkan wanita untuk terjun ke dalam dunia
Hal mengatur kehidupan manusia memang secara politik terlebih lagi menjadi kepala negara, mereka
terperinci tidak dijelaskan dalam Islam, karena hal juga berdasarkan kepada ayat-ayat dan hadis yang
itu adalah manusia yang bisa mengaturnya. Artinya sama, yang digunakan oleh golongan ulama yang
sebagaimana dalam sebuah hadis Rasulullah Saw. menolak kehadiran wanita dalam politik negara.
yang bersabda ”kamu lebih mengetahui urusan Golongan ulama yang membolehkan wanita menjadi
duniamu”. kepala negara adalah memberikan penafsiran tentang

131
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

prinsip persamaan derajat menusia dalam Islam serta negara lembaga politik yang mempeengaruhi hidup
berdasarkan kepada cerita pemerintah Ratu Balqis di masyarakat, jadi negara dalam keadaan bergerak. Selain
negara Saba’. itu politik juga menyelidiki idea-idea, asas-asas, sejarah
pembentukan negara, hakikat negara serta bentuk dan
Penulis berpendapat, perbedaan yang terjadi di matlamat negara, di samping menyelidiki hal-hal seperti
antara kedua golongan ulama tersebut merupakan pressure grouf, interest grouf, elit politik, pendapat awam
kebebasan keberbagaian pola fikir yang diakui dalam (public opinion), perananan parti politik dan pilihanraya.
Islam, selama penafsiran dan interpretasi tersebut 2. Dalam hubungan antara Islam dan ketatanegaraan,
tidak terpesong dari sumber asalnya. Ulama yang Munawir Syadzali membahagi umat Islam ke dalam tiga
menolak maupun yang menerima, mereka mempunyai aliran. Pertama, aliran yang berpendirian bahwa Islam
adalah agama yang serba lengkap (paripurna) yang di
dalil-dalil dan sumber hukum yang sama-sama bisa
dalamnya termuat segala macam aturan yang diperlukan
diterima akal. Perbedaan justeru hanya pada latar manusia, termasuk aturan ketatanegaraan atau politik.
belakang pemahaman penafsiran atau interpretasi System ketatanegaraan yang mesti diteladani umat Islam
terhadap sesuatu ayat al-Qur’an maupun Hadis-hadis adalah system Khulafa ar-Rasyidin. Tokoh-tokoh utama
Rasulullah Saw. aliran ini adalah Syaikh Hasan al-Banna, Sayyid Quthb,
dan al-Mawdudi. Kedua, aliran yang berpendirian bahwa
Demikian halnya juga peran politik wanita di
Islam adalah agama yang hanya dalam erti mengatur
Kampar tidak jauh berbeda dengan peran politik hubungan manusia dan Tuhannya. Tokoh aliran ini antara
wanita di Indonesia pada umumnya. Hanya saja lain ‘Ali ‘Abd r-Raziq dan Thaha Husayn. Ketiga, aliran
karir politik wanita Kampar yang identik dengan yang mengambil jalan tengah daripada kedua aliran
kehidupan Islam yang cukup kental memperlihatkan sebelumnya. Di antara tokohnya adalah Muhammad
geliat politik yang berbeda dengan kabupaten lainnya Husayn Haykal. Lihat dalam Munawir Syadzali. Islam
di Riau. Padahal secara agama peran politik wanita dan Tata Negara, Jakarta: UI Press. 1996. hal. 1-2.
”agak” dianaktirikan, namun keterlibatan mereka 3. Dikutip dalam buku M.Dhiauddin Rais, Sistem
secara langsung dalam politik tidak memperlihatkan Pemerintahan Islam, Jakarta: Gema Insani Press. 2002.
seperti demikian. Hanya saja disini perlu diperhatikan 4. J N D Anderson, Hukum Islam di Dunia Modern,
norma-norma yang mesti diperhatikan terutama Yogyakarta; Tiara Wacana. 1994. dan Mohammad Daud
Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata
norma agama dan adat istiadat. Keterlibatan dalam Hukum Islam di Indonesia (1998), hal.48-50.
politik dibolehkan tetapi tidaklah menjadi prioritas
5. Istilah gender untuk pertama kalinya diperkenalkan
politik, cukuplah kepentingan wanita disampaikan oleh Ann Oakley, seorang ahli sosiologi yang berasal
oleh laki-laki mereka. Menjaga batas kewajaran dari England. Istilah ini digunakan untuk membedakan
dengan menghilangkan berbagai fitnah dan aib tetap antara istilah gender dengan istilah seks. Seks (jantina)
menjadi kewajiban jika wanita berkarir dalam politik. adalah pembezaan antara lelaki dan wanita berdasarkan
Seorang suami atau pihak keluarga harus betul-betul faktor biologis. Wanita melahirkan dan menyusukan
menjaga kemulian wanita jika mereka terjun langsung anak, sementara lelaki memproduksi sperma. Lelaki dan
dalam politik. wanita memiliki badan, hormon dan kromosom yang
berbeza. Fakta biologis tersebut adalah sama di setiap
Walau bagaimanapun, penulis mempunyai budaya di mana-mana tempat. (Riswani 2003: 82)
pandangan bahwa laki-laki dan wanita mempunyai hak 6. Para ahli memberikan definisi yang berbeza-beza tentang
dan kewajiban yang sama dalam masalah kehidupan masyarakat sesuai dengan sudut pandang mereka masing-
di dunia. Tetapi, dengan pandangan yang relatif, lebih masing. Namun, secara umum dapat diambil sebuah
didahulukan kaum laki-laki untuk menjadi pemimpin kesimpulan bahwa masyarakat adalah sekumpulan orang
(politik) dari wanita. Karena kehidupan politik yang hidup bersama dalam suatu wilayah dan diikat oleh
suatu sistem hubungan tertib sosial serta bekerjasama
”diakui” memang ”tidak sesuai” dengan wanita yang
untuk mencapai satu tujuan tertentu. Untuk mewujudkan
lebih mendahulukan sikap feminismenya sendiri. masyarakat yang teratur mesti ada hukum dan undang-
Dalam hal tertentu wanita mempunyai batas-batas undang, aturan-aturan moral dan agama, serta kekuasaan
tertentu yang dibatasi oleh agama. yang mesti dipatuhi oleh semua anggota masyarakat.
7. Terdapat sejumlah pandangan dan interpretasi tentang
Catatan: (Foodnotes) ‘agama’(ad-din). Sebahagian menganggap bahwa apapun
1. Pada dasarnya politik mempunyai ruang lingkup keyakinan terhadap yang ghaib, termasuk takhyul dan
negara, membincangkan politik pada galibnya adalah ilusi, disebut sebagai agama. Mereka memandang agama
membincangkan negara karena teori politik menyelidiki hanya daripada sudut pandang sosiologis, kemudian

132
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

mengukur pemikiran agama sejauh jangkauan penggaris berhasil menundukkan Bandar Babilon pada tahun 20
empirik. Pandangan seperti ini tidak membezakan antara H/640 M dan Bandar Iskandariyah pada tahun 21 H/641
takhyul dan sesebuah kepercayaan yang meyakinkan. M. Panglima yang sangat berjasa dalam penaklukan
Sementara daripada pandangan ketuhanan, agama tersebut adalah “Amr ibn Ash”, dan sebagai peringatan
diertikan sebagtai sebuah alat keyakina, prinsip, ajaran atas jasa-jasanya, di Mesir didirikan sebuah masjid
dan garis pedoman, yang difirmankan Tuhan untuk dengan nama Masjid ‘Amr ibn al’Ash, yang merupakan
membimbing umat manusia melalui para nabi-Nya. masjid tertua di negara itu. (Musdah Mulia; Negara
Ertinya, ‘agama’ memiliki esensi, kebenaran ideal, dan Islam; Pemikiran politik Husain Haykal; 2000).
suatu reality objektif, yang kadangkal difahami secara 9. Haykal adalah salah seorang tokoh yang peduli terhadap
benar, namun terkadang tidak. Dengan demikian, upaya peningkatan derajat wanita. Ia dilahirkan pada
dalampandangan ini, kesalahan kepercayaan atau 30 Ogos 1888 di Desa Kafr Ghanam, wilayah distrik
keyakinan yang muncul dan dipegang para penganut Sinbillawain, provinsi Daqahlia yang terletak di dataran
agama, atau interpretasi yang keliru atas dalil-dalil Sungai Nil, sekitar 140 KM daripada Kahira, Mesir.
kebenaran agama, tidak dapat dikategorikan sebagai Haykâl adalah salah seorang tokoh reformasi dalam
bahagian daripada agama tersebut. Bila memandang Islam, ia juga termasuk kedalam gerakan Pembaharuan
agama dari perspektif seperti di atas, kita akan melihat Islam di Mesir, iaitu Gerakan Ikhwanul Muslimin. Beliau
bahwa setiap agama dating untuk membimbing juga seperjuangan dengan Jamaluddin Al-Afghani,
umat manusia dalam kurun waktu tertentu. Sehingga Muhammad Abduh, dan lain sebagainya. Konsep beliau
kedatangan agama yang berbeza, dengan karakter adalah bagaimana sebuah negara Islam boleh ujud di
pembaruannya, menambahkan pelbagai elimen baru Medir, pembebasan negeri-negeri Islam dari jajahan
terhadap apa yang telah dibawa (agama) pendahulunya. Imperialisme Barat.
Setiap agama melengkapi dan membenahi agama- 10. Kata Prinsip di sini adalah terjemahan daripada Istilah
agama sebelumnya. Proses melengkapi dan membenahi
mabda’, bentuk jama’nya adalah Mabâdi’ (prinsip-
ini berjalan secara berterusan hingga datangnya agama
prinsip). Secara etimologi kata mabda’ bererti “pangkal”,
yang paling paripurna (sempurna). Itulah agama Islam
‘dasar’, ‘awal’, dan ‘substansi’. Prinsip-prinsip ilmu
yang luhur dan suci, agama terakhir dengan al-Quran
(Maradi al-ilm), bererti dasar-dasar pokok yang menjadi
sebagai kitab sucinya. Dengan memiliki kesempurnaan
landasan daripada ilmu tersebut. Adapun pengertian
tertinggi dan mencakupi seluruh keperluan umat manusia
mabda’ atau mabadi’ dalam studi politik adalah
untuk mencapai keselamatan dirinya hingga akhir masa,
konsep-konsep dasar yang menjadi landasan daripada
agama Islam yang paripurna ini ditetapkan terbebas
satu pemikiran politik. (Musdah Mulia; Negara Islam;
daripada segenap penyimpangan dan perubahan. Agama
Pemikiran politik Husain Haykal; 2000, hal. 59)
mengarahkan sasarannya pada inti t=yang tidak berubah
pada diri manusia. Sehingga doktrin-doktrin agama 11. Dalam kaitan ini Ahmad Haykâl menjelaskan pandangan
konstan dan tidak dapat berubah-ubah, dan melaksanakan bapanya yang sangat menghargai kaum wanita itu
karakteristik ini bererti memperolahi ‘kesucian’. (Mahdi direalisasikan dalam kehidupan keluarganya. Dalam
Hadavi Tehrani, Negara Ilahiah; Suara Tuhan, Suara masalah pendidikan, Haykâl memberikan kesempatan
Rakyat, Jakarta: Al-Huda. 2005. hal. 1-2). yang seluas-luasnya kepada anak-anaknya, tanpa
membezakan antara lelaki dan wanita. Anaknya yang
8. Mesir pada dekade ini adalah sebuah negara yang
paling tua, seorang wanita berhasil menyelesaikan
berbentuk republik dengan nama lengkap Jumhuriyah
pengajian pada tingkat sarjana palsafah dalam bidang
Mishr al-‘Arabiyah (Republik Arab Mesir). Negara Mesir
Bahasa dan Sastra Sepanyol di Universiti Madrid, padahal
terletak di pantai timur laut Benua Afrika. Sebelah Utara
ketika itu kaum wanita yang menuntut di pengajian tinggi
berbatasan dengan laut tengah, sebelah Timur dengan
masih sangat jarang.
laut Merah, sebelah Selatan dengan Negera Sudan, dan
sebelah barat dengan Libya. Mempunyai luas daerahnya 12. Muhammad Al-Ghazali, Al-Islam wa Al-Thaqat Al-
sekitar 977,739 km2, penduduknya seramai 54.609.000 Mu’attalat, Kairo, Dar Al-Kutub Al-Haditsah, 1964, h.
jiwa (banci tahun 1986), sekitar 90% beragama Islam 138.
(Sunni), ibu negaranya adalah Kairo/Kahira, bahasa 13. Mahmud Syaltut berpandangan bahwa dalam hal
resminya adalah bahasa Arab. Mesir hari ini sudah jauh kebebasan beragama, beliau melihat hal itu sebagai hal
berbeda semenjak digulingkannya rezim Husni Mubarak yang mesti dijamin dalam Islam. Manusia mempunyai
yang berkuasa lebih 3 dekade. Revolusi 25 Januari 2011 kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya. Dia
menjadikan Mesir negara demokrasi dengan dipimpin adalah salah seorang ulama dan pemikir Islam yang
oleh Presiden pertamanya Muhammad Mursi. Namun pernah menjadi Naib Canselor Universiti Al-Azhar
kekuasaan Mursi tidak berlangsung lama karena dikudeta Mesir. Syaltut dikenal pula sebagai pelopor penggunaan
oleh militer hinggalah ke hari ini. Dalam sejarah Islam, metode tafsir tematis, yakni metod tafsir yang dianggap
penaklukan Mesir oleh tentera Islam terjadi pada masa paling banyak sumbangannya guna memahami pesan
Khulafa ar-Rasyidin, tepatnya pada masa pemerintahan Alquran terutama untuk menjawap persoalan manusia
Khalifah Umar ibn Khattab.r.a (13 H/644). Tentera Islam di abad modern ini. Syaltut dilahirkan tahun 1893

133
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

di Desa Maniyah, Bani Mansur Provinsi Bukhairah, keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah
Mesir. Dalam percaturan intelektual, Syaltut dikenal apa yang akan kamu perintahkan’” (QS. An-Naml: 32-
sebagai tokoh dan cendekiawan yang memiliki tipologi 33). Ketika Al-Qur’an mengajukan kepada kita sesuatu
seorang mujtahid dan mujaddid dengan pemikiran Islam peribadi yang positif daripada seorang wanita penguasa
moderat dan fleksibel. Itu boleh dilihat terutama dalam ini, bagaimana kita dapat melihat sikap Islam tentang
pandangannya mengenai relasi antaragama, hukum kedudukan wanita dalam menduduki kekuasaan? Apakah
Islam, pluralisme, dan ragam aliran pemikiran dalam kita menganggap bahwa wanita memiliki pembawaan
Islam. Dalam masalah kebebasan beragama misalnya, semula jadi yang dengannya ia tidak akan mampu untuk
Syaltut melihat bahwa hal itu sesuatu yang mesti dan memimpin atau memikul tanggung jawaban dikarenakan
dijamin dalam Islam. Manusia, katanya, mempunyai kekurangan akalnya?
kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya. Dengan 16. Bai’ah Aqabah kedua terjadi pada musim haji tahun 622
kemampuan akal dan amal yang diperbuatnya, derajat H. Pada waktu itu rombongan haji yang datang daripada
manusia akan makin dekat dengan sang Khalik. (www. Yastrib (Madinah) seluruhnya berjumlah 75 orang;
republika.co.id. Mahmud Syaltut: Pelopor Penerapan terdiri daripada 73 orang lelaki dan 2 orang wanita.
Tafsir Tematis. www.republika.co.id/koran_detail. Selain untuk menunaikan ibadah haji, tujuan mereka juga
asp?id=199121&kat_id=185 - 32k. Jumat, 27 Mei 2005) adalah bertemu dengan Nabi SAW. Matlamat mereka
14. Muhammad Sa’id Ramadlan al-Buthi. 1999. al-Sirah untuk datang kali ini (setahun sebelumnya sudah ada
Nabawiyah. Jakarta: Robbani Press. perjanjian atau Bai’ah Aqabah pertama) adalah untuk
15. Dikutip dalam buku terjemahan karya Sayid Muhammad mengajak Nabi pindah ke Yatsrib dan mereka menjanji
Husain Fadhlullah, Dunia Wanita Dalam Islam. akan menjaga keselamatan Nabi dan para pengikutnya
Jakarta: lentera. 2000. hal. 95-96. Dalam keterangannya serta melindunginya daripada musuh-musuh Islam.
Muhammad Husain menjelaskan Hadith tersebut adalah Sebagaimana pada pertemuan pertama, pertemuan kali
bersifat dalam situasi khas, dan tidak terdapat Hadith ini juga berlangsung di ‘Aqabah. Di tempat itu mereka
selainnya yang menegaskan hal itu. Para fuqaha dengan bersumpah untuk setia menyatakan persaksian mereka
bersandarkan kepada Hadith ini mengemukakan pendapat bahwa tidak ada Tuhan selain daripada Allah, dan
mereka bahwa wanita tidak patut untuk menduduki Muhammad adalah utusan-Nya. Serta menyatakan
kursi kekuasaan. Namun, ada fuqaha-fuqaha yang lain Nabi sebagi pimpinan mereka. Kesepakatan yang
mencatat beberapa syarat dalam penerapan persoalan ini: kedua ini dalam sejarah Islam dikenal dengan bai’ah
Pertama, Hadith itu diucapkan pada situasi-situasi yang aqabah al-Tsaniyyah/al-Kubra yang pada hakikatnya
tidak kita ketahui sifatnya, apalagi hukum di masa lampau merupakan “pakta persekutuan” antara Nabi SAW dan
berbeda dengan hukum masa kini. Penguasa di masa Muslim Yastrib. Di dalam perjanjian tersebut disepakati
lalu memiliki kekuasaan penuh. Sedangkan sekarang oleh kedua belah pihak untuk saling membantu, saling
penguasa tidak memiliki kekuasaan penuh. Terdapat melindungi, saling membela dan menjaga keselamatan
peraturan yang mesti ditaatinya, dan ada lembaga yang serta kepantingan masing-masing. (lihat Muhammad
mengawasinya dan terkadang mengawalnya. Karenanya, Husain Haykal dalam, Hayah Muhammad. Dikutip
apabila Hadith Nabi itu sahih dan kandungannya dalam buku Musdah Mulia, op cit hal. 180-181.
sempurna serta tiada maknanya yang dapat dipersoalkan, 17. Menurut Muhammad Qasim Ja'far, istilah hak politik
maka Hadith itu membahas sifat hukum (thabi’at al- wanita sudah praktis merangkum pengertian hak dan
hukm) saat itu; adapun sifat hukum saat ini berbeda kewajipan. Hak politik, sejauh sebagai hak individu,
dengan masa lampau. Kedua, orang yang menyimpulkan sesungguhnya merupakan kewajiban bagi kolektiviti
bahwa maksud Hadith “tidak akan beruntung suatu kaum individu-individu. Sebab, hak wanita –sebagaimana
yang dipimpin oleh wanita”, adalah wanita yang tidak diakui– mengandaikan bolehnya seseorang menggunakan
memiliki akal yang dapat digunakannya untuk mengurusi atau tidak menggunakan hak itu tanpa ikatan apa pun,
pemerintahan, maka itu merupakan kesimpulan yang selain penggunaan yang sah secara hukum. Hak-
tidak betul, karena bertentangan dengan keadaan Ratu hak sipil dan politik mewajipkan implementasi yang
Balqis sewaktu memerintah negeri Saba’yang diceritakan bersifat segera, sedangkan hak-hak ekonomi, sosial, dan
dalam Al-qur’ãn. Al-Qur’ãn menceritakan bagaimana budaya tidak mewajibkan implementasi yang segera,
seorang Ratu Balqis yang memiliki rasional yang cerdas, tetapi positif dan berketerusan sesuai dengan keadaan
keseimbangan dalam rasio, dan memiliki kekuataan dan kemampuan negara terkait. Hak politik rakyat
dalam perencanaan, serta lebih rasional daripada lelaki yang paling utama adalah hak untuk berpartisipasi
pada ketika itu. Ketika ia menerima surat daripada nabi dalam pemerintahan dalam erti luas. Sebagai misal,
Sulaiman a.s, “Berkata dia (Balqis), ‘Hai para pembesar berpartisipasi dalam pilihanraya, turut menentukan polisi
berilah saya pertimbangan dalam urusanku ini. Aku tidak publik yang menyangkut kepentingan pokok mereka
pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kalian pembuatan peraturan dan sebagainya. (Ahbar Pikiran
berada dalam majelisku. Mereka menjawab, Kita dalah Rakyat. Hak Perempuan Jalan di Tempat. www.pikiran-
orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki rakyat.com/cetak/1204/08/0801.htm - 26k)
keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan 18. Konstitusi dengan istilah lain Constitution atau

134
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

Verfassung dibezakan daripada Undang-Undang Dasar perawatan, dengan demikian menambahkan manfaat
(perlembagaan negara) atau Grundgestz. Karena suatu lainnya pada hak-hak kaum wanita. Allah S.W.T. telah
kekhilafan dalam pandangan orang mengenai konstitusi memerintahkan kaum beriman untuk menolong kaum
pada negara-negara moden, maka pengertian konstitusi wanita yang meninggalkan kampung halamannya keran
itu kemudian disamakan dengan Undang-Undang dasar melepaskan diri daripada penganiayaan oleh penguasa
(UUD). Kekhilafan ini disebabkan oleh pengaruh faham yang yang zalim mahupun pemerintah yang kafir yang
kodifikasi yang menghendaki agar semua peraturan kemudian mereka ingin menjadi masyarakat Islam. Ada
hokum ditulis, demi mencapai kesatuan hukum dan beberapa hak yang terkandung dalam pengertian ini,
kesederhanaan hukum dan kepastian hukum. begitu antara lain adalah; 1) wajib melindungi, menjaga dan
besar pengaruh faham kodifikasi, sehingga setiap menegakkan hak-hak wanita Muslim, 2) Wajib menjaga
peraturan hukum karena pentingnya itu mesti ditulis wanita muslim daripada ancaman orang-orang kafir, 3)
dan konstitusi yang ditulis itu adalah Undang Undang wajib membayar ganti rugi (pampasan) kepada suami
Dasar. Beberapa pengertian daripada konstitusi tersebut daripada wanita yang berhijrah tersebut jika mereka
terbahagi beberapa macam, antara lain adalah: konstitusi memintanya, dan 4) wanita yang berhijrah itu berhak
dalam erti absolute, relative, positif dan ideal. Lebih untuk berkahwin lagi dan meminta maharnya. Beberapa
jelasnya dapat dilihat dalam CST Kansil & Christine. orang penulis menganalogikan hak-hak ini dengan status
ST Kansil, Hukum Tata Negara Republik Indonesia 1, sebagai pelarian politik (Politicall Refuges). Namun,
Jakarta; Rineka Cipta. 1999, hal. 59-60. perbezaan di antara keduanya sangatlah besar dan
19. Terdapat dalam Al-Imam al-Hafiz Imaduddin Abu al-fida jelas. Pertama, hak-hak tersebut diberikan oleh Allah
‘Isma’il Ibn Katsir, Tafsir Al-Qur an Al-Adzim, jilid 4, S.W.T. kepada ‘semua’ wanita yang berhijrah memeluk
Makkah Al-Mukarramah, Beirut, Daar al-Baaz, Abbas Islam, apa pun suku, dan ras mereka. Sementara status
Ahmad Al-Bax, Daar al-Marifah, 1388 H/1969, hal 118. pelarian politik diberikan kepada ‘beberapa’ orang yang
(Tafsir Ibnu Katsir. Terj.) sangat sering terlibat dalam kegiatan politik mahupun
militer. Kedua, seorang wanita yang mukminah tidak
20. Sahih Muslim, terjemahan.
akan pernah dikembalikan kepada keluarga mereka
21. Nasîhah mengenai KitabAllah bermaksud bahwa kitab itu yang kafir, tetapi sebagi pelarian politik, mereka dapat
harus diyakini sepenuhnya sebagai wahyu daripada Allah dikembalikan dengan cara apa pun dan bila-bila masa
s.w.t. Nasîhah untuk Rasul bererti bahwa kenabiannya pun. Ketiga, kaum muslim akan membayar ganti rugi
harus ditegaskan dengan sepenuh ketulusan hati. Nasîhah kepada suami wanita yang hijrah tersebut jika mereka
untuk para pemimpin dan penguasa bermaksud bahwa menuntut haknya, dan ini tidak berlaku bagi pelarian
mereka mesti dihormati, ditaati, dinasihati dan diberikan politik. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah
dorongan dalam semua urursan yang mereka uruskan QS. Al-Mumtahanah;[10] (Dikutip dalam buku Fatimah
sesuai dengan jurisprudensi (ketentuan hukum) Islam Umar Nasif; Hak & Kewajiban Wanita dalam Islam,
dan diingatkan serta dibawa ke jalan yang lurus sewaktu 2003).
mereka menyimpang dari agama. Nasîhah untuk umat
26. Jihad adalah suatu kewajiban kolektif: apabila ada
yang menyangkut kebaikan dunia dan akhirat, kehidupan
sekumpulan muslim yang melaksanakan tugas jihad,
mereka, kehormatan, marwah yang mesti dilindungi,
maka jihad tidak lagi menjadi kewajiban individual bagi
dan usaha yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki
setiap muslim. Ini adalah keputusan yang disepakati oleh
pemahaman mereka tentang agama. (Dikutip dalam buku
seluruh ‘ulama. Jika musuh menyerang sebuah negeri
Fatimah Umar Nasif; Hak & Kewajiban Wanita dalam
muslim, maka seluruh penduduk negeri tersebut harus
Islam, 2003, keterangan ini merupakan pemahaman dari
pergi berperang melawan musuh. Dalam situasi seperti
Hadith yang terdapat dalam Kitab Al-Imam karya Imam
ini., adalah haram bagi siapa pun menolak untuk pergi
an-Nawawi).
berperang (.Fatimah Umar Nasif. Op.cit). Firman Allah,
22. Ibnu Hajar Al- Asqalani. Fath al- Baari bi Syarh Shahih yang bermaksud: “Hai orang-orang yang beriman,
al-Bukhari. jld. 1, Beirut, al-Maktab al-Islam. Daar al- perangilah orang-orang kafir yang ada di sekelilingmu
Soader. hal 137. (terj.) (QS.at-Taubah;123), ayat lain adalah firman Allah dalam
23. Ibn Katsir, op cit, jild. 1, hal. 468. surah al-Nisâ: 95
24. Menarik untuk dikemukakan di sini telaah makna daripada 27. S.P. Huntington & J.M. Nelson., Sukarnya Membuat
kata “keadilan” oleh M. Quraisy Shihab. Ia menjelaskan Pilihan: Penyertaan Politik di Negara Membangun, Terj,
bahwa kata “adil” berasal daripada perkataan Arab “adl” Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1986, hlm.
yang dalam kamus-kamus bahasa Arab bererti “sama”. 5-8.
“Persamaan” yang merupakan makna asal kata “adil” 28. Nunung. K. Rukmana. Berpolitik cara perempuan. www.
itulah yang menjadikan pelakunya tidak berpihak kepada pikiran-rakyat.com/cetak/1003/29/0802.htm - Rabu, 29
mana-mana pun. Lihat Quraish Shihab. wawasan al- Oktober 2003.
Qur’ãn. (Bandung: Mizan, 1996), hal. 111.
29. Keadaan demikian terjadi berulang kali. Ketika turun
25. Bagi wanita beriman yang hijrah dari negara kafir lalu wahyu, Nabi terkadang berasa seperti orang sakit,
memeluk Islam, Islam telah menjamin perlindungan dan

135
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

gelisah, gemetar dan berkeringat. Dalam keadaan versus Negara: Paradigma baru membatasi
seperti itu, tiada orang tempat mengadu dan mencari dominasi negara. Jakarta: PT Kompas Media
perlindungan kecuali Khadijah r.a.. Beberapa Hadith Nusantara. 1999.
secara jelas menggambarkan peranan Khadijah dalam
memantapkan hati Nabi dalam proses turunnya wahyu, Abdul Wahab Khallaf, 2000, Fiqih Islam, Jakarta;
diantaranya Hadith yang diriwayatkan oleh Bukhari- Lentera.
Muslim dari Aisyah. Lihat al-Bukhari, Shahih Bukhari,
Hadith no. 231 dan 233. Ahmad Suhelmi, 2002, Polemik negara Islam;
30. Terdapat dalam Shahih al- Bukhari. Hadith daripada Soekarno vs Natsir, Jakarta; Teraju.
Aisyah. Hadith Nombor 3584. Affan Gaaffar. 1999. Politik Indonesia; Transisi
31. Sejumlah nama lain adalah Aisyah Bint Abu Bakr isteri menuju demokrasi, Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
Rasulullah SAW sendiri, Aminah bint Khalaf, Asma’
bint Abu Bakar, Asma’bint Umais, Fathimah bint al- Ali Abd Ar-Raziq. 2002, Islam dan dasar-dasar
Mujallil, Barakah bint Yasar, Ramlah bint Auf, Ummuh pemerintahan; kajian khilafah dan pemerintahan
Hamalah, Fathimah bint Qais, Sumayyah, dan Hamamah. dalam Islam, Jakarta; Jendela.
Keputusan para wanita itu masuk Islam sungguh sangat
Andek Masnah Andek Kelawa, 1999, Kepimpinan
beresiko. Mereka rela diseksa, diboikot, dan diasingkan
daripada keluarga mereka sendiri demi mempertahankan wanita dalam Islam, kedudukannya dalam
keyakinan dan keputusan politik yang mereka ambil. (siti syari’ah, Bangi; Penerbit UKM.
Musdah Mulia dan Anik Farida 2005). Andriani Purwastutu. 1999, Partisipasi wanita dalam
32. Masyarakat demokratis pada umumnya meyakini bahwa politik di Jogjakarta, Jogjakarta.
representase (jumlah perwakilan) kepentingan suatu
kumpulan memilki dua dimensi: 1) para ahli kumpulan Ani Soetjipto, 2000, “Hak-hak politik wanita
itu mesti hadir dalam forum pembuatan keputusan, Indonesia: Refleksi dan pejuang di Era
dan 2) seluruh kepentingan mereka mesti betul-betul Reformasi”, dalam TO Ihromi, Achie Luhulima
diperhatikan. Oleh sebab itu, semua lembaga atau dan Sulistyowati Irianto (eds), Penghapusan
kumpulan atau majelis yang mewakili kepentingan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita,
rakyat mesti memperhatikan kepentingan seluruh
konstituennya. Jumlah wanita Indonesia melebihi 50
Bandung: Alumni.
peratus total populasi. Oleh karenanya, proses-proses di Ani Widyani Soetjipto, 2005, Politik perempuan
legislatif mesti betul-betul mencerminkan kepentingan bukan gerhana: Esai-esai pilihan, Jakarta;
dan pemikiran mereka. Penerbit Buku Kompas.
33. Berbicara tentang persatuan, menarik untuk dikemukan
pendapat daripada al-Buthi bahwa suatu bangsa, umat, Arbi Sanit. 1985. Swadaya politik masyarakat.
dan Negara tidak akan berdiri tegak bila di dalamnya Jakarta: Rajawali.
tidak terdapat persatuan di antara warganya. Menurutnya, Asghar Ali Engineer, 1993, Islam dan pembebasan,
ada dua unsur yang dapat menjadi perekat persatuan, iaitu
adanya rasa kasih sayang dan keinginan untuk saling Yogyakarta: LKiS
berkerjasama. Pendapat al-Buthi tersebut amat selaras ____, 1994, Hak-hak perempuan dalam Islam,
dengan kesimpulan yang disampaikan oleh Husain Yogyakarta: Bintang Budaya
Haykal bahwa persatuan umat di masa Nabi dibina di
atas landasan persaudaraan dan cinta kasih. Sebab itu, Azza Karam, 1999, Perempuan di parlemen; Bukan
pada hakekatnya seluruh umat Islam, baik di negeri Barat sekedar jumlah, bukan sekedar hiasan, Jakarta:
mahupun di Timur adalah bersaudara. Mereka semestinya International IDEA; Yayasan Jurnal Perempuan.
saling mencintai untuk mendapatkan ridho daripada Allah
yang telah menjadikan mereka sebagai umat yang satu CST Kansil & Christine.ST Kansil.1999. Hukum tata
yang bermatlamatkan kepada perdamaian. Muhammad negara republik Indonesia I. Jakarta; Rineka
Sa’id Ramadlan al-Buthi, al-Sirah Nabawiyah (Jakarta: Cipta.
Robbani, 1991), cet. Ke-2, h. 51.
Dahl, R.A. 1992. Demokrasi dan Para Pengkritiknya.
Daftar Pustaka Terj. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Al-Qur’an. Depdikbud, 1986/1987, Sejarah kebangkitan


nasional daerah Riau, Proyek Inventarisasi dan
Abdul Munir Mulkhan. Islam dan prasyarat budaya dokumentasi Kebudayaan daerah, Pekanbaru;
masyarakat Madani. KOMPAS. Ed. Frans M. Departemen Pendidikan dan Kebuyaan.
Parera dan T. Jakob Koekerits, dalam Masyarakat

136
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

Fatimah Umar Nasif, 2003, Hak dan kewajiban Kowani, 1978, Sejarah setengah abad pergerakan
perempuan dalam Islam. Jakarta: Penerbit wanita Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Cendekia. Lely Zailani, 2000, Gender Sebagai Analisa. Makalah
F. Isywara, 1980. Pengantar ilmu politik. Bandung: yang disampaikan dalam Seminar Perspektif
Bina Cipta, cet. Ke-7. Budaya dan Agama, Pekanbaru.
Freene Ginwara, dalam Azza Karam (ed) 1999, Lena Farida. 2004, Wanita dan politik dalam Khairil
Perempuan di parlemen; bukan sekedar jumlah, Anwar (ed) Reposisi wanita dalam panggung
bukan sekedar hiasan, Jakarta: International politik. Pekanbaru; ISDP
IDEA: Yayasan Jurnal Perempuan. Lidle. R.W. 1992. Partisipasi dan partai politik
Gaffar A, 1983, Partisipasi politik (Saduran) no easy Indonesia pada awal Orde Baru. Terj. Jakarta:
choice, Political Participation in Developing Pustaka Utama Graviti.
Countries, Samuel Huntington. Maleha Azaiz. t. th, Peran perempuan-perempuan
Hasbullah. 2002. Gender dan subordinasi kaum Melayu Riau: dulu dan sekarang, Pekanbaru:
perempuan. Dalam jurnal Perempuan, Agama Pemda Riau.
dan Gender. Marwah. Vol. I. 2 Desember Th. Mansour Fakih. 1996. Analisis gender dan
2002. Pekanbaru: UIN Press. transformasi sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Helmiati. 2003. Perempuan dan keterwakilannya ___, dkk. 1996. Membincang feminisme diskursus
di panggung politik. Dalam jurnal Perempuan, gender perspektif Islam. Surabaya: Risalah Gusti.
Agama dan Gender. Marwah. Vol. II. 4 Desember
Th. 2003. Pekanbaru: UIN Press. Miriam Budiadjo. 1982, Partisipasi dan parti politik;
sebuah bunga rampai. Jakarta; PT. Gramedia.
Hemas GKR, 1992, Wanita Indonesia: Suatu konsepsi
dan obsesi. Yogyakarta: Liberty. Megawangi R, 1999, Sudut pandang baru tentang
relasi jender, Bandung: Mizan.
Huntington, S.P & Nelson, J.M. 1986. Sukarnya
membuat pilihan: Penyertaan politik di negara Muhamad Koderi. 1999, Bolehkan wanita menjadi
membangun. Terj. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa imam negara. Jakarta; Gema Insani Press.
dan Pustaka. Munawir Syadzali. 1996, Islam dan tata negara,
Husni Tamrin, 2003, Peran perempuan dalam Jakarta: UI Press.
pemerintahan; dalam jurnal Marwah: Perempuan, Musdah Mulia. 2001. Negara Islam; Pemikiran
agama dan Gender, Pekanbaru; UIN Press. politik Husain Haikal, Jakarta; Paramadina.
Ibnu Hajar Al- Asqalani, T.th. Fath al- baari bi syarh Nasaruddin Umar. 1999. Argumen kesetaraan gender:
shahih al-bukhari, jld. 1, Beirut, al-Maktab al- Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Paramadina.
Islam, Daar al-Soader. (terj)
Nomboniso Gasa. 2000. “Kinerja nasional untuk
Ibnu Thaimiyyah. Siyasah Syari’iyyah (terj. kesetaraan gender”, dalam Peter Harris da Ben
Indonesia). Jakarta: Lentera. 2002. Reilly (ed.), Demokrasi dan konflik kesetaraan
Inu Kencana Syafi’I. 1994, Al Qur an dan Ilmu gender: sejumlah pilihan untuk negosiator,
Politik, Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: IDEA.
J N D Anderson. 1994, Hukum Islam di dunia modern, Peter Harris da Ben Reilly (ed.). Demokrasi dan
Yogyakarta; Tiara Wacana konflik kesetaraan gender: Sejumlah pilihan
untuk negosiator, Jakarta: IDEA.
Kamaruzzaman. 2001. Relasi Islam dan Negara,
Perspektif Modernis dan Fundamentalis. Rashila Ramli. Gender dan Politik: Satu Penelitian
Magelang; Indonesia Tera. Teoritis dan Empiris. Terdapat dalam Ghazali
Mayudin (ed). Teori Sains Politik Pilihan:
Khairul Anwar dkk. 2004, Reposisi wanita dalam Aplikasinya Dalam Konteks Malaysia. Bangi:
panggung politik, Pekanbaru; ISDP. Jabatan Sains Politik Universiti Kebangsaan
Malaysia. 1999

137
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013

R G Kartasapoetra, SH. 1987, Sistematika hukum tata Alek Suban. Keterwakilan perempuan dalam politik.
negara, Jakarta: Bina Aksara. www.suarapembaruan.com/News/2004/04/14/
Riswani. 2003, Konsep kesetaraan gender dalam Kesra/kes05.htm - 6k -
budaya Melayu Riau dalam Jurnal Perempuan Andrew Ellis. 2002. Meningkatkan partisipasi politik
Agama dan Gender: Marwah. Pekanbaru: UIN perempuan di Indonesia. www.ideaindo.or.id/
Press. Vol. II, 4 Desember Th. 2003 content/view/31/78/lang,id - 24k - Keynote
Sadli S. 1995, Identitas gender dan peranan gender, Presentation to CETRO/IDEA National
dalam T.O. Ihroni (ed) Kajian wanita dalam Conference.
pembangunan Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. BRA Mooryati Soedibyo. Memberdayakan peran
Siti Musdah Mulia & Anik Farida. 2005. Wanita dan politik perempuan. www.sinarharapan.co.id/
politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. berita/0402/09/opi01.html - 28k.
Siti Rahmah. 2002, Kekerasan seksual terhadap Denny J.A. Perempuan di dunia politik. www.
perempuan, dalam Jurnal Perempuan, Agama polarhome.com/pipermail/nasional-m/2002-
dan Gender. Marwah, vol. I, No. 4 Disember Th. November/000449.html - 8k.Jawa Pos.Kamis,
2002. Pekanbaru: UIN Press. 14 Nov 2002.
Sri Mulyani. 2003, Kuota wanita; Perjuangan tnpa Dewi Candraningrum Soekirno. Simplifikasi
ujung, dalam Khairil Anwar (ed), Reposisi wanita tubuh perempuan Indonesia. www.
dalam panggung politik, Pekanbaru: ISDP. kompas.com. Sabtu, o4 Mach 2006. dan
Soetjipto AW. 1997. Berbagai hambatan partisipasi dalam http://www.jurnalperempuan.
wanita dalam polilik, dalam Smita Notosusanto c o m/ y jp . jp o / ?a c t = a r t i k e l% 7 C 0 % 7 C X .
dan Purwandari EK (Ed.), Perempinan w w w. w a n i t a - m u s l i m a h . c o m / u s e r.
pemberdayaan, Jakarta: Program Studi Kajian php?op=register&module=NS-NewUser - 14k.
Wanita UI. Diprihatinkan, Minimnya keterwakilan perempuan
Sutradara Ginting, 1999, Hasil Penyelidikan IPCOS; dalam politik, www.suaramerdeka.com/
disampaikan pada Seminar Perempuan dan cybernews/harian/0307/12/nas8.htm - 12k -
Sabtu, 12/07/03.
Politik, Jakarta: IPCOS.
Suyanto I, 1995, Peranan sosialisasi politik terhadap Fakih Huddin A. Qodir, Legislasi syari’at Islam dan
aspirasi perempuan. www.pesantrenonline.com
partisipasi politik perempuan, dalam T.O lhromi
(ed), Kajian wanita dan pembangunan. Jakarta: situs komuniti Muslim. belajar.massaint.or.id/
Yayasan Obor Indonesia artikel/detailartikel.php3?artikel=190.
Tenas Effendi, 2001, Gender dalam adat dan Husein Muhammad.2001. Partisipasi politik
budaya Melayu, makalah yang disampaikan perempuan. www.rahima.or.id/SR/10-03/Tafsir.
pada pertemuan Daerah Rencana Aksi Nasional htm - 23k. Swararahima.or.id.
Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, Indiwan Seto Wahju Wibowo. Di bidang politik
Pekanbaru. perempuan tetap di bawah pria www.
Topi Omas Ihromi (ed.) dkk, 2000, Penghapusan polarhome.com/pipermail/nasional-m/2002-
diskriminasi terhadap wanita (ed.), Bandung: October/000399.html.
Penerrbit Alumni Gadis Arivia; Perjuangan Perempuan Sepanjang
Yusuf Qardhawi. 1997, Fiqh Daulah, Jakarta: Rabbani Masa: Dari Angkat Bedil Sampai Merambah
Dunia Web dalam Jurnal perempuan online.
Press.
www.yjp.or.id/yjp-upload/perspektif-pe3.htm.
Terjemahan Tafsir Ibnu Katsir. Semarang: Toha Putra
John MacDougall <apakabar@clark.net> Subject:
Abdul Halim Abu Syuqqah. Kebebasan wanita. http:// IN: RPK–Wanita, ideologi dan negara, [LINK]
www.media.isnet.org/islam/wanita/index.html/ (Republika - Jum’at, 15 September 1995).
Akhbar Harian Suara Merdeka. Bias gender batasi Kajian Gender dan pemberdayaan perempuan.
partisipasi perempuan. www.suaramerdeka.com/ Jurnal Perempuan, 14 Februari 2006.
harian/0407/05/kot09.htm - 4k Senin, 05 Juli h t t p : / / w w w. j u r n a l p e r e m p u a n . c o m / y j p .
2004. Semarang. jpo/?act=artikel%7C0%7CX

138
Jhon Afrizal: Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam

www.wanita-muslimah.com/index.php?option=com_ S. Hidayat. Pilihanraya, penyertaan politik, dan


frontpage&Itemid=28 - 15k. perjuangan kepentingan elite. www.kompas.com
Kamilia Hamidah. Perempuan dan perpolitikan 24 April 1999.
nasional, Proses menuju kesetaraan, Hilda in Slamet Effendy Yusuf. Partai Golkar meningkatkan
Action. hildaku.blog.com/262804 - 22k. July 18, partisipasi politik perempuan. www.ideaindo.
2005 or.id/content/view/37/31/lang,id - 17k.
Karen Offen. Defining feminism: A comparative Suara Merdeka. Lutfil Kirom. Alquran, tafsir, dan
historical approach. www.st-andrews.ac.uk/ kesetaraan gender. www.suaramerdeka.com/
jfec/cal/suffrage/document/offena.htm - 132k - harian/0505/06/opi03.htm - 13k Jumat, 06 Mei
Cached - More from this site - Save 2005
Khafifah Indar Parawangsa.2004. Hambatan terhadap Suara Pembaruan Daily. Parpol halangi partisipasi
partisipasi politik perempuan di Indonesia. www. perempuan dalam politik. www.suarapembaruan.
idea.int/publications/wip/upload/CS-Indonesia. com/News/2005/04/30/Nasional/nas03.htm - 3k.
pdf - 120k - View as html.studikasus. Suara Pembaruan Daily. Nazaruddin Umar,
Luh Suartini & I Nyoman Pursika, 2004, Menyeruak Kondisi perempuan di Indonesia belum setara
ketimpangan gender: Determinasi faktor-faktor dengan laki-laki. www.suarapembaruan.com/
yang mempengaruhi partisipasi politik wanita di News/2004/06/02/Kesra/kes04.htm - 5k.
Bali, Jurnal Perempuan Indonesia Online. www. Suhirman, Partisipasi dalam proses pembuatan
yjp.or.id/yjp-upload/perspektif-pe3.htm kebijakan: Analisis atas kerangka hukum dan
www.republika.co.id. 2003. Mahmud Syaltut; Pelopor praktek pembuatan kebijakan ketenagakerjaan.
penerapan tafsir tematis. www.republika.co.id/ http://www.pegasus.or.id/reports/129)%20
koran_detail.asp?id=199121&kat_id=185 - 32k) papersuhirman.pdf#search=’suhirman%2%20
Maksun. Agama dan peran politik perempuan. artikel %partisipasi%20politik.
pesantrenonline.com situs komuniti Muslim. SUMBAR. Vitalnya partisipasi politik http://www.
belajar.massaint.or.id/artikel/detailartikel. kompas.com/kompas-cetak/0108/06/daerah/
php3?artikel=190 vita38.htm
Mengejar keterwakilan perempuan. www.kompas. Supiani el-Ali. Peluang perempuan dalam pilkada.
co.id/kompas-cetak/0304/28/swara/278809.htm http://www.indomedia.com/bpost/04200...ini/
- 37k Senin, 28 April 2003. opini2.htm. 26th April 2005.
Mukhtar Sarman. Pilkada dan kaum perempuan. Seminar. Usaha meningkatkan keterwakilan politik
www.indomedia.com/bpost/042005/25/opini/ perempuan dalam lembaga legislatif: Peluang
opini2.htm-24k.Minggu, 24 April 2005. dan tantangan. www.cetro.or.id/perempuan/
Nunung K. Rukmana. Berpolitik cara perempuan. mataram.html - 46k -
www.pikiran-rakyat.com/cetak/1003/29/0802. www.tempointeraktif.com. RUU Parpol baru
htm - 25k. Rabu, 29 Oktober 2003. janjikan peningkatan partisipasi politik
Pikiran Rakyat. Hak perempuan jalan di tempat. praktis perempuan. www.tempo.co.id/hg/
Oleh: Hernadi Affandi dan Rika Ratna Permana. nasional/2002/11/26/brk,20021126-07, id.html -
www.pikiran-rakyat.com/cetak/1204/08/0801. 27k. 26 November 2002
htm - 26k. Zirlyrosa Jamil. 1999. Meningkatkan kesadaran
Rencana Aksi Global Menang dengan Perempuan: politik wanita. www.hamline.edu/apakabar/
Memperkuat partai-partai politik. ndi.org/ basisdata/1999/03/31/0073.html - 15k - Cached -
globalp/... /content/downloads/Bahasa_Global_ More from this site - Save. Edisi No. 38 thn. IV/5
Action_Plan.pdf - 34k - View as html - Mo. April 1999.
Siti Hikmas Anas. Tantangan partisipasi politik
perempuan Jabar.www.pikiran-rakyat.com/
cetak/0803/18/teropong/lainnya03.htm - 19k..
Senin, 18 Agustus 2003.

139

Anda mungkin juga menyukai