JUDUL PERCOBAAN IV
Oleh :
Dikoreksi Tgl :
a. Disiplin :
b. Sistematika
c. Isi :
Total :
:(100)
LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
PERCOBAAN IV
A. TUJUAN
Mempelajari reaktivitas ion-ion logam transisi
B. DASAR TEORI
Logam transisi seri pertama (3d), kedua (4d), dan ketiga (5d), yang
menunjukkan sifat-sifat kimiawi yang sangat berdekatan dalam periodenya, dan
kemiripan maupun perbedaan yang khas ditunjukkan oleh kelompok
golongannya. Unsur-unsur peralihan utama mengandung atom-atom atau ion-ion
dengan orbital d yang belum terisi penuh. Sedangkan unsur-unsur dengan
mengandung atom-atom orbital f yang belum penuh. Salah satu sifat unsur
peralihan adalah kemampuannya untuk membentuk ion kompleks. Sifat-sifat
pada unsur peralihan deret pertama, misalnya memiliki titik cair yang tinggi,
daya hantar listrik yang baik, dan kekerasan sedang sampai tinggi adalah akibat
dari cepatnya tersedia electron dan orbital untuk electron dan orbital untuk
membentuk ikatan logam.
Logam transisi ini adalah unsur gologan B yang mempunyai orbital d
yang belum terisi penuh dengan elketron, kecuali IIB (Zn, Cd, dan Hg) berisi
pebuh sepuluh electron. Akibat yang terjadi belum terisi penuh orbital d itu
maka akan memberikan sifat berwarna, baik dalam bentuk ion maupun dalam
bentuk senyawa, padat atau bentuk larutan, paramagnetic, aktivitas katalik, dapat
membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi deret pertama yaitu unsur-unsur
logam transisi yang terletak pada periode paling atas dalam kelompok logam
transisi pada tabel periodek unsur. Unsur-unsur tersebut antara lain Sc, Ti, Cr,
Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn.
Unsur transisi merupakan semua logan dan kebanyakan berupa logam
keras yang menghantar panas dan listrik yang baik. Logam tersebut dapat
membentuk banyak senyawaa berwarna dan paramagnetic. Misalnya yaitu
tembaga dan besi yang biasa digunakan sebagai elektroda. Jika elketroda
berikatan dengan OH- akan menjadi koagulan yang baik dan dari deret volta
logam ini berada pada bagian kiri dari unsur hydrogen, sehingga memiliki sifat
reaktif dan mudah untuk melepaskan muatab electron serta merupakan reduktor
yang cukup kuat di bandingkan dengan logam-logam lain. Sifat lain dari unsur
transisi yaitu kecenderungan membentuk senyawa-senyawa non-stoikiometrik
artinya senyawa-senyawa dengan struktur dan proporsi yang tak tentu.
Contohnya seperti besi (II) oksida seharusnya ditulis dengan penambahan garis
di atas formulanya FeO untuk mengindikasikan bahwa rasio atom-atom Fe dan
O tidak tepat 1:1. Kontraksi lantanida merupakan reduksi radius atom kovalen
dan ionic dari unsur-unsur transisi periode 6. Ion logam-logam golongan 2 dan 5
pada raduisnya golongan 2 meningkat dari atas ke bawah dalam golongan,
sedangkan ion-ion niobium dan tantalum mempunyai radius yang mirip.
Kemiripan dalam radius inilah yang menghasilkan kemiripan sifat antara
anggota-anggota golongan dalam periode 5 dan periode 6.
Potensial elektroda baku ini meningkat sesuai dengan meningkatnya
nomor atom sepanjang deret peralihan. Electron pada orbital-d dan daro ligan
akan saling tolak-menolak. Oleh sebab itu, electron-d yang berdekatan dengan
ligan akan memiliki energy yang lebih besar dari yang berjauhan dengan ligan,
menyebabkan pemisahan energy orbital-d. Pemisahan tersebut dipengaruhi oleh
factor-faktor seperti sifat-sifat ion logam dan keadaan oksidasi logam. Keadaan
oksidasi logam yang besar menyebabkan pemisahan yang lebih besar. Efek ligan
yang lebih kuat menyebabkan perbedaan energy yang lebih besar antara orbital
3d yang berenergi rendah. Besarnya perbedaan energy delta antara dua
kelompok orbital bergantung pada sifat-sifat ligan dan struktur geometri
kompleks. Ligan yang menghasilkan nilai delta yang kecil, sedangkan beberapa
lainnya akan selalu menghasilkan nilai yang lebih besar. Ligan adalah suatu
molekul atau ion yang terikat langsung pada atom pusat dan bertindak sebagai
donor electron atau basa lewis yang atom atau molekulnya memiliki pasangan
electron bebas non ikatan tetapi tidak terdapat orbital yang kosong. Ion logam
berfungsi sebagai pusat sedangkan molekul netral atau ion donor electron
berfungsi sebagai gugus pengeliling atay yang lebih dikenal dengan ligan. Ligan
yang dapat menyumbangkan lebih dari satu pasang electron disebut ligan
polident.
Unsur transisi dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi
positif dan nilainya dapat bervariasi dari +1 sampai +8. Beberapa hal yang
penting yaitu unsur transisi mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi dan
kestabilan unsur transisi cenderung yang memiliki bilangan oksidasi tinggi,
umumnya bilangan oksidasi tertinggi unsur ini mempunyai sama dengan
golongannya serta unsur transisi bagian bawah cenderung mempunyai lebih dari
satu bilangan oksidasi yang stabil. Unsur tansisi mempunyai sifat khas yang
dapat membedakan dari unsur golongan utama yaitu
1. Sifat logam, golongan logam unsur transisi dengan titik cair dan titik didih
yang relative tinggi
2. Bersifat paramagnetic
3. Membentuk senyawa-senyawa berwarna
4. Memiliki beberapa tingkat oksidasi
5. Membentuk berbagai macam ion kompleks
6. Berdaya katalik berfungsi sebagai katalis baik dalam proses industry maupun
dalam metabolisme
C. METODOLOGI PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Corong 75 mm 1 buah
b. Bahan
1. (NH4)2SO4.FeSO4.H2O - 2 ml
2. Fe(NO3)3.9H2O - 2 ml
3. CoSO4.7H2O - 2 ml
4. CuCl2.2H2O - 2 ml
5. NiSO4 - 2 ml
6. NaOH 2M Secukupnya
7. NH3 1M Secukupnya
8. KSCN 1M Secukupnya
2. Skema Kerja
a. Pengujian larutan logam menggunakan NaOH 2 M
1) Larutan (NH4)2SO4.FeSO4.H2O
(NH4)2SO4.FeSO4.H2O
Disiapkan larutan
(NH4)2SO4.FeSO4.H2O ke dalam
tabung reaksi
2) Larutan Fe(NO3)3.9H2O
Fe(NO3)3.9H2O
Disiapkan Fe(NO3)3.9H2O ke
dalam tabung reaksi
3) Larutan CoSO4.7H2O
CoSO4.7H2O
4) Larutan CuCl2.2H2O
CuCl2.2H2O
5) Larutan NiSO4
NiSO4
(NH4)2SO4.FeSO4.H2O
Disiapkan larutan
(NH4)2SO4.FeSO4.H2O ke dalam
tabung reaksi
2) Larutan Fe(NO3)3.9H2O
Fe(NO3)3.9H2O
3) Larutan CoSO4.7H2O
CoSO4.7H2O
CuCl2.2H2O
5) Larutan NiSO4
NiSO4
(NH4)2SO4.FeSO4.H2O
Disiapkan larutan
(NH4)2SO4.FeSO4.H2O ke dalam
tabung reaksi
2) Larutan Fe(NO3)3.9H2O
Fe(NO3)3.9H2O
Disiapkan larutan
(NH4)2SO4.FeSO4.H2O ke dalam
tabung reaksi
3) Larutan CoSO4.7H2O
CoSO4.7H2O
4) Larutan CuCl2.2H2O
CuCl2.2H2O
5) Larutan NiSO4
NiSO4
2) Larutan Fe(NO3)3.9H2O
3) Larutan CoSO4.7H2O
4) Larutan CuCl2.2H2O
5) Larutan NiSO4
2) Larutan Fe(NO3)3.9H2O
3) Larutan CoSO4.7H2O
4) Larutan CuCl2.2H2O
5) Larutan NiSO4
2) Larutan Fe(NO3)3.9H2O
3) Larutan CoSO4.7H2O
No Perlakuan Hasil pengamatan
4) Larutan CuCl2.2H2O
5) Larutan NiSO4
E. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini yang berjudul “Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi”
memiliki tujuan yaitu mempelajari reaktivitas ion-ion logam transisi. Adapun
prinsipnya adalah berdasarkan reaktivitas ion logam transisi yang akan di uji.
Reaktivitas ion-ion logam transisi dapat dilihat dari perubahan warna setelah
direaksikan dengan suatu senyawa. Perubahan tersebut dikarenakan pergantian
logan. Ada beberapa langkah untuk melakukan pengujian unsur logam sebagai
berikut
1. Pengujian larutan logam menggunakan NaOH 2 M
Langkah pertama yang dilakukan yaitu disiapkan larutan
(NH4)2SO4.FeSO4.H2O, Fe(NO3)3.9H2O, CoSO4.7H2O, CuCl2.2H2O, NiSO4
sebanyak 2 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi. Larutan
(NH4)2SO4.FeSO4.H2O, Fe(NO3)3.9H2O, CoSO4.7H2O, CuCl2.2H2O, NiSO4 ini
berfungsi sebagai senyawa yang mengandung unsur logam yang akan diuji.
Tabung reaksi digunakan untuk menampung larutan dan mereaksikan suatu
larutan. Maka dihasilkan larutan (NH4)2SO4.FeSO4.H2O berwarna kuning muda
bening, larutan Fe(NO3)3.9H2O berwarna kuning coklat, larutan CoSO4.7H2O
berwarna merah muda, larutan CuCl2.2H2O berwarna biru muda, dan larutan
NiSO4 berwarna hijau muda. Setelah itu, ditambahkan NaOH sedikit demi
sedikit pada larutan tersebut dan diamati perubahan yang terjadi. Penambahan
NaOH ini digunakan sebagai pereaksi. Saat penambahan NaOH menggunakan
pipet tetes yang berfungsi mengambil larutan tetes demi tetes. Kemudian ada
juga rak tabung reaksi yang berguna untuk menaruh atau meletakkan tabung
reaksi agar tidak tumpah. Hasil yang didapat yaitu larutan
(NH4)2SO4.FeSO4.H2O berubah warna menjadi coklat kehitaman dan endapan
hitam. Persamaan reaksinya yaitu
Larutan NiSO4 berubah warna menjadi hijau muda dan terdapat gumpalan.
Garam nikel yang terlarut berwarna hijau disebabkan oleh warna dari kompleks
heksakuonikelat (II) atau singkatnya ion Ni2+. Persamaan reaksinya yaitu
Larutan CuCl2.2H2O berubah warna menjadi hijau muda sedikit biru. Persamaan
reaksinya yaitu
Larutan NiSO4 berubah warna menjadi hijau muda. Persamaan reaksinya yaitu
Larutan NiSO4 berubah warna biru sedikit hijau. Persamaan reaksinya yaitu
NiSO4 + 4NH3NiSO4(NH3)4
F. KESIMPULAN
1. Unsur transisi merupakan semua logan dan kebanyakan berupa logam keras
yang menghantar panas dan listrik yang baik.
2. Larutan NaOH, KSCN, dan NH3 merupakan pereaksi basa
3. Ion-ion logam transisi cukup reaktif untuk bereaksi dengan berbagai pereaksi
4. Perubahan warna yang terjadi pada larutan dengan logam transisi di
dalamnya dapa dikarenakan terjadinya perubahan bilangan oksidasi logam
tersebut akibat adanya pengaruh ligan
5. Reaktivitas suatu senyawa khususnya ion logam transisi tergantung dari
beberapa factor yaitu muatan dan jari-jari ion serta konfigurasi electron di
orbital d.
G. DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar, Edisi Pertama. Jakarta;
Universitas Indonesia Press
Petrucci, Ralph, H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3
Edisi Keempat. Jakarta; Erlangga.
Putri ,Eka. G. Sintesis Karakterisasi dan Immobilisasi Kompleks Besi (II) pada
Support Silika Modifikasi. 2016. Jurnal Chempublish. Vol.1. No.2.
Sudjana, Eddy dkk. 2012. Karakterisasi Senyawa Kompleks Logam Transisi Cr,
Mn, dan Ag dengan Glisin Melalui Spektrofotometri Ultraungu dan Sinar
Tampak. Jurnal Bonatura. Vol.4. No. 2.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta; PT.
Kalman Media Pusaka.
H. LAMPIRAN
1. Lampiran percobaan
a. Pengujian larutan logam menggunakan NaOH 2 M