Bencana
Bencana
PENDAHULUAN
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan aktivitas manusia, seperti letusan
gunung, gempa bumi dan tanah longsor. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya
manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural,
bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau
menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan:
"bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas
alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia,
misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga
ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia.
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang
mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan /
kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat / luas jika manusia
yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan
bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi,
mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah
tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan
terhadap bencana yang cukup. Dengan terjadinya hal tersebut dapat menarik perhatian kami untuk
melakukan penelitian ini, sekaligus menganalisis sebab bencana dan cara penaggulangan bencana alam
yang terjadi di Indonesia
Tujuan Penulisan
Menambah pengetahuan tentang bencana alam, mengetahui sebab-sebab terjadinya bencana alam,
mengetahui cara penaggulangan bencana alam yang terjadi
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan makalah ini adalah mencakup bencana alam yang terjadi di beberapa wilalayah
Indonesia saat ini, yaitu Bencana Gempa Bumi, Bencana Banjir Bandang, Bencana Tanah Longsor,
Bencana Tsunami dan Bencana Gunung Berapi.
Sumber Data
Beberapa sample bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia meliputi Gemapa Bumi di
Bantul dan Sumatera, Tanah Longsor di Jawa Barat , Banjir di Jakarta, Banjir Bandang di Wasior, Tsunami
di Mentawai dan Bencana Gunung berapi di Sleman Jogjakarta.
Metode
Metode yang kami gunakan untuk penulisan makalah ini adalah metode tinjauan pustaka. Kami
mempergunakan metode ini karena bencana alam yang terjadi di Indonesia menyebar di beberapa
daerah yang luas dan jarak jangkauannya cukup jauh. Jadi dengan pertimbangan tersebut kami memilih
metode yang tepat yaitu metode tinjauan pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
Makalah Penanggulangan Bencana Alam
Secara geologis letak wilayah Indonesia yang dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu
Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur
menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadi bencana. Bencana
alam yang sering terjadi di wilayah Indonesia antara lain : banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa
bumi, gunung berapi dan tanah longsor.
Masih jelas dalam ingatan kita rentetan kejadian bencana alam yang banyak menyebabkan terjadinya
korban jiwa, seperti tragedi tsunami di Aceh dan Nias, gempa bumi dahsyat di Tasikmalaya serta Padang,
tanah longsor di Cianjur, bahkan banjir di berbagai daerah yang kerap datang setiap musim hujan.
Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi
terjadinya bencana alam. Mulai dari persiapan peralatan untuk mendeteksi terjadinya bencana seperti
misalnya pada bencana tsunami dan gunung meletus, pembuatan jenis bangunan yang tahan terhadap
bencana gempa, pengelolaan tata kota dan kesadaran warga masyarakat untuk menanggulangi bencana
banjir ataupun pemeliharaan daerah hulu sungai dan pegunungan serta hutan untuk mencegah
terjadinya tanah longsor.
Untuk masalah yang berkaitan dengan keadaan lingkungan, tentu hal ini juga membutuhkan peran serta
aktif dari masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan yang dapat dimulai dari lingkungan
disekitar tempat tinggalnya.
Seringkali karena bencana alam datang secara tiba-tiba, kita menjadi panik dan tidak tahu apa yang
harus dilakukan, yang terpikirkan adalah untuk segera lari menyelamatkan diri. Masalah yang lain-lain
seperti rumah dan harta benda tidak akan terpikirkan sama sekali. Walaupun demikian tidak ada
salahnya untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya bencana, dengan cara
mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang ada didalam rumah. Hal ini dimaksudkan apabila
bencana sudah selesai, maka para korban bencana pun masih harus tetap melanjutkan hidup dan
dokumen tersebut dapat digunakan untuk bekal melanjutkan hidup.
Satukan dokumen-dokumen penting yang ada didalam 1 tas yang mudah untuk dibawa keluar saat akan
menyelamatkan diri. Dokumen-dokumen tersebut dapat berupa :
• Ijasah pendidikan.
• Surat wasiat.
Apabila terjadi kejadian bencana, maka rasa panik, bingung dan ketakutan akan segera menyerang. Tak
jarang jatuhnya korban jiwa lebih karena disebabkan ketakutan dan kepanikan yang terjadi bukan
karena akibat langsung dari terjadinya bencana. Berikut hal-hal yang dapat dijadikan pedoman untuk
menghadapi terjadinya bencana supaya dapat menghindari adanya korban jiwa.
Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan
diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-
benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan
kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa
mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri
dekat gedung, tiang dan pohon.
Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan
industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnyakaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda
dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau
satpam.
Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa
bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat
keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia.
Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuhseandainya kereta dihentikan
secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti
terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan
kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil
anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil, jika harus mengungsi maka keluarlah
dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung, menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir
pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak,
cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya
sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah
penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.
1. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang
terkena bencana.
2. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk
diseberangi.
3. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera mengamankan
barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
4. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti Kantor
Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.
5. Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan
antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
6. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit
setelah kejadian banjir.
7. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan atau binatang penyebar
penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran
keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan
penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan
penyusun lereng.
1. Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama lainnya.
2. Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
3. Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah. Fungsi
drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng, menghidari air meresap ke dalam lereng atau
menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat
atau meresapkan air ke dalam tanah.
5. Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras - teras dijaga jangan sampai
menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah).
6. Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat (khusus
untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak
terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan , di bagian dasar
ditanam rumput).
11. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam tanah.
12. Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction.
4. Bencana Tsunami
Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh
gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi
vulkanik atau longsoran. Kecepatan tsunami yang naik ke daratan(run-up) berkurang menjadi sekitar 25-
100 Km/jam dan ketinggian air tsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah 36 meter
yangterjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.
Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah terjadinya
gempa bumi besar di bawah laut. Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan tepat kapan terjadinya,
akan tetapi kita bisa menerima peringatan akan terjadinya tsunami sehingga kita masih ada waktu untuk
menyelamatkan diri.
Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-
tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan
tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah
terjadi tsunami, jangan mendekat kepantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah
datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya
akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah
"erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif, sebab
berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu
yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
(magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan
mendekati permukaan bumi.
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
2. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan
bencana susulan.
3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang atau jaket, celana panjang,
topi dan lainnya.
6. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
7. Jauhi tempat aliran sungai, kemungkinan akan terjadi banjir lahar dingin dan batu-batu besar.
9. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
10. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin.
BAB III
PENUTUP
Makalah Penanggulangan Bencana Alam
Kesimpulan
Dari berbagai fakta bencana yang ada jelas terlihat bahwa bencana besar yang terjadi tidak serta merta
datang begitu saja, namun didahului oleh adanya eksploitasi lingkungan yang berlebihan, kebijakan
pemerintah yang kurang memperhatikan AMDAL ( analisis mengenai dampak lingkungan ) , Tata Ruang
yang kurang baik dan tidak bainya managemen pemerintah untuk mengatisipasi dan penaggulangan
bencana.
Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui jenis-jenis bencana,
sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Saran-saran, kami sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana
agar tidak menimbulkan kerusakan, korban meninggal dan kerugian yang besar.
Pemerintah agar memiliki Lembaga atau Badan Khusus bahkan mungkin yang lebih tinggi yaitu
setingkat menteri untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana.
Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang tinggal di daerah
bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan pelestarian lingkungan,
karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan lingkungan.
Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah bencana, agar tidak terjadi korban dan
kerugian yang besar.
Masyarakat pada umumnya harus mengetahui baik melalui Media Elektronik ( radio, TV dan
Internet ) maupun Media Cetak ( buku literature, surat kabar, majalah ) tentang bencana-
bencana yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi atau menyelamatkan diri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahman, Dhohir Taufik dan Tarsisius, 2000, Indonesia : Negara Bencana, Jakarta : Yudhistira
2. http://www.google.com//sejuta_bencana_terencana_di_Indonesia.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam
4. http://nasional.kompas.com/read/2011/01/03/09540611/Berbagai.Bencana.Alam.Masih.Menanti
5. http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=6071&Itemid=1798
6. http://aggilnet.blogspot.com/2011/01/penanggulangan-bencana-alam_07.html