Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH FRAKSI BERAT DAN PERLAKUAN PERMUKAAN

TERHADAP SIFAT MEKANIS KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA


BERMATRIK POLYESTER

Deril Wiksan 1, Muhammad Balfas 2, Faisal Habib 2


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muslim Indonesia
2)
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muslim Indonesia.

ABSTRAK

Salah satu dari pemanfaatan material komposit dengan penguat serat alam telah
diaplikasikan oleh para produsen mobil sebagai bahan penguat panel mobil, tempat duduk
belakang, dashboard, dan perangkat interior lainya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan impak, tarik dan bending
dari perpaduan antara resin dan serat sabut kelapa ( cocos nucifera ) dengan perbandingan resin
90% dan serat sabut kelapa ( cocos nucifera ) 10%. Pada penelitian ini bahan yang
dipergunakan adalah perpaduan antara resin, katalis dan serat sabut kelapa ( cocos nucifera ).
Dengan ketebalan spesimen 10 mm, lebar 20 mm dan panjang 224 mm. Pembuatan spesimen
dilakukan dengan cara menuangkan resin dan serat kedalam suatu wadah atau cetakan yang
terbuat dari besi plat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi elastisitas bahan maka kekuatan
impack yang dihasilkan semakin tinggi. Dimana pada persentase campuran resin 90% dan serat
sabut kelapa 10%, memiliki kekuatan impak terbesar sekitar 1466,82 J/mm2 dan kekutan impak
terkecil 722,35 J/mm2 dan presentase campuran resin 90% dan serat sabut kelapa 10% pada
pengujian Tarik semakin tinggi nilai tegangan maka kekuatan tarik semakin tinggi. Dimana
pada persentase campuran resin 90% dan serat sabut kelapa 10%, memiliki tegangan
maksimum 27,536 N/mm2 dan regangan 0,568 %, dan presentase campuran resin 90% dan
serat sabut kelapa 10% pada pengujian bending yang di dapatkan harga terbesar sekitar 82,98
N/mm² dan di dapatkan harga terkecil pada pengujian impak sekitar 39,81 J/m².

Kata kunci: Kekuatan impak, tarik dan impak. Resin, serat sabut kelapa
( cocos nucifera )
areal perkebunan di Indonesia. Selain
I. PENDAHULUAN daging buahnya, bagian lain dari kelapa
juga memiliki nilai ekonomis seperti
tempurung, batang pohon dan daun
Sebagai negara kepulauan serta
kelapa, tetapi sabut kelapa (coco fiber)
kondisi iklim yang mendukung Indonesia
kurang mendapat perhatian. Sabut kelapa
merupakan penghasil kelapa utama di
hampir mencapai 1,7 juta ton dari hasil
dunia. Kelapa merupakan tanaman
produksi buah kelapa sekitar 5,6 juta ton
perkebunan dengan areal terluas, lebih
pertahun. Potensi limbah sabut kelapa
luas dibandingkan dengan tanaman karet
yang begitu besar belum dimanfaatkan
dan kelapa sawit dan menempati urutan
sepenuhnya untuk kegiatan produksi yang
teratas untuk tanaman budidaya setelah
mempunyai nilai tambah ekonomis.
padi. Kelapa menempati areal seluas 3,70
Dengan tidak adanya pemanfaatan yang
juta ha atau 26% dari 14,20 juta ha total

37
optimal, limbah ini hanya akan bending, dan uji impak) komposit serat
menimbulkan masalah lingkungan sabut kelapa. Manfaat penelitian adalah
(Astika, Lokantara, Karohika 2013). dapat dijadikan sebagai bahan informasi
Sabut kelapa mengandung serat
dalam menentukan pemilihan bahan untuk
yang merupakan material serat alami
alternatif dalam pembuatan komposit. suatu desain konstruksi dan hemat energi
Serat kelapa ini mulai dilirik dan dapat memberiksan data tambahan
penggunannya karena selain mudah mengenai material baru terutama dibidang
didapat, murah, dapat mengurangi polusi komposit yang berasal dari limbah serat
lingkungan (biodegradability) sehingga sabut kelapa.
penggunaan sabut kelapa sebagai serat
dalam komposit akan mampu mengatasi II. METODOLOGI PENELITIAN
permasalahan lingkungan yang mungkin
timbul dari banyaknya sabut kelapa yang Penelitian ini dilakukan di
tidak dimanfaatkan. Komposit ini ramah Laboratorium Material Teknik, Departemen
lingkungan serta tidak membahayakan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
kesehatan sehingga pemanfaatannya terus Muslim Indonesia. Pengujian tarik dan
dikembangkan agar dihasilkan komposit pengujian bending dilakukan di
yang lebih sempurna dan lebih berguna Laboratorium Metalurgi Fisik Departemen
(Dwiprasetio, 2010). Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Komposit serat sabut kelapa dapat Hasanuddin Sedangkan uji impak dilakukan
dibuat dengan berbagai ukuran dan di Laboratorium Material Teknik
ketebalan sesuai dengan kebutuhan. Departemen Teknik Mesin Universitas
Proses pembuatan menggunakan Muslim Indonesia.
teknologi sederhana sehingga produk
yang dihasilkan lebih murah, ramah Peralatan yang digunakan dalam
lingkungan dan memiliki sifat mekanis penelitian ini adalah alat potong (cutter dan
yang baik sehingga bisa digunakan gunting), alat ukur (mistar baja stainless,
sebagai pengganti bahan lain yang lebih vernier caliper, gelas ukur), timbangan
mahal. digital type HZY – B100 (ketelitian sampai
Berdasarkan uraian di atas penulis 0,0001gram dengan kapasitas 1.000 gram),
berinisiatif untuk melakukan penelitian Mesin gurinda tangan merek Bosch type
dengan judul “Pengaruh Fraksi Berat Dan GWS060, pengujian tarik type SHIMADZU
Perlakuan Permukaan Terhadap Sifat (SCG – KNA CAP. 10KN), pengujian
Mekanis Komposit Serat Sabut Kelapa bending type SHIMADZU (SCG – 5KNA
Bermatrik Polyester” guna menciptakan CAP. 5KN), pengujian impak type TIME JB-
W 300 J, dan cetakan/wadah. Bahan yang
material yang baru.
digunakan pada penelitian ini adalah serat
Penelitian tentang serat sabut kelapa sabut kelapa, cairan polimer (resin), dan
sebagai filler atau reinforcement telah katalis. Perbandingan berat bahan campuran
banyak diteliti. Namun kajian sifat mekanik resin 90%, serat sabut kelapa 10%.
(uji tarik, uji bending, dan uji impak) serat
sabut kelapa berdasarkan ukuran Panjang,
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
perbandingan komposisi bahan material
fraksi berat yaitu 90% resin dan 10% serat
Komposit adalah suatu material
dipandang penting untuk diteliti sehingga
penelitian ini dilakukan. yang terbentuk dari kombinasi dua atau
lebih material, dimana sifat mekanik dari
Tujuan penelitiaan ini adalah untuk material pembentuknya berbeda-beda
mengetahui sifat mekanik (uji tarik, uji dimana satu material sebagai pengisi

38
(matrik) dan lainnya sebagai fasa penguat
(reinforcement). Komposit biasanya terdiri
dari dua bahan dasar yaitu serat dan
matrik. Serat biasanya bersifat elastis,
mempunyai kekuatan tarik yang baik,
namun tidak dapat digunakan pada
temperatur yang tinggi sedangkan matrik
Gambar 2 Spesimen uji impak
biasanya bersifat ulet, lunak dan bersifat
mengikat jika sudah mencapai titik
bekunya. Kedua bahan yang mempunyai 1600 1466.82

Kekuatan Impak ( J/mm² )


1363.64
sifat berbeda ini digabungkan untuk 1400
mendapatkan satu bahan baru (komposit) 1200 1102.33
1009.65 999.5575
yang mempunyai sifat yang berbeda dari 1000
777.11749.56 805
sifat partikel penyusunnya (Gibson, 1994). 800 722.35
600
Pada Gambar 1 diperlihatkan salah satu jenis
400
komposit dengan bahan pengisi serat sabut
200
kelapa.
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Spesimen

Gambar 3 Diagram hubungan campuran resin


dan serat sabut kelapa terhadap
kekuatan impak

Sehingga yang mempengaruhi besar kecilnya


kekuatan pada setiap spesimen serat yaitu,
setiap satu helai serat sabut kelapa memiliki
diameter yang berbeda – beda dan setiap
spesimen memiliki jumlah serat yang
Gambar1 Komposit serat sabut kelapa
didalamnya berbeda – beda dan orientasi serat
yang tidak searah mengakibatkan beban yang
Pengujian Impak Komposit Serat Sabut
diterima tidak dapat didistribusikan secara
Kelapa
merata oleh matrik pengikat sehingga hanya
Sebagian dari serat yang ikut menahan beban
Gambar 3 menunjukkan bahwa antara
bersama dengan matrik pengikat.
campuran resin dengan serat sabut kelapa
menghasilkan kekuatan impak yang
berbeda-beda. Hal ini dilihat pada Pengujian Tarik Komposit Serat Sabut
spesimen kekuatan impak yang terbesar Kelapa
terjadi pada spesimen 7 serat sabut kelapa Dari Gambar 5 Grafik hasil uji tarik
sebesar 1466,82 J/mm2, sedangkan pada memperlihatkan bahwa tegangan dan
spesimen yang kekuatan impak yang regangan pada masing-masing spesimen
terkecil terjadi pada spesimen 1 serat sabut memiliki nilai yang berbeda-beda.
kelapa sebesar 722,35 J/mm2. Beberapa hal yang menyebabkan
perbedaan yang dihasilkan seperti pengaruh
suhu ruangan pada saat pengujian dan

39
perbedaan ukuran serat perhelai pada Tabel 1 Hasil Uji Tarik
spesimen.
Beban ɛ max σ max
NO Ket
(N) (%) (N/mm2)
Spesimen
1 5250 0,44196 20,48
1
Spesimen
2 6650 0,56875 27,536
2
Spesimen
Gambar 4 Spesimen uji tarik 3 6400 0,536161 26,016
3
Pada spesimen komposit 1 Spesimen
menghasilkan tegangan maksimum sebesar 4 6500 0,54375 26,22
4
20,048 N/mm2 dan menhasilkan regangan Spesimen
maksimum sebesar 0,44196 % dengan beban 5 6300 0,56875 25,397
5
5250 N. Untuk spesimen 2 menghasilkan Nilai rata-
tegangan maksimum sebesar 27,536 N/mm2 0,53187 25,0434
rata
dan menghasilkan regangan sebesar 0,56875
% dengan beban 6650 N. Untuk spesimen 3
Pengujian Bending Komposit Serat Sabut
menghasilkan tegangan maksimum sebesar
26,016 N/mm2 dan menghasilkan regangan Kelapa
maksimum sebesar 0,536161 % dengan beban
6400 N. Untuk komposit 4 menhasilkan
tegangan maksimum sebesar 26,22 N/mm2
dan ,menghasikan regangan maksimum
sebesar 0,54375 % dengan beban 6500 N.
Untuk komposit 5 menghasilkan tegangan
maksimum sebesar 25,397 N/mm2 Dan
menghasilkan regangan sebesar 0,56875 % Gambar 6 Spesimen uji bending
dengan beban 6300 N. Dari kelima spesimen
uji tarik kekuatan tarik terbesar terjadi pada Tabel 2 Hasil Uji Bending
spesimen 2 yang menghasilkan tegangan
Kekuatan
sebesar 27,536 N/mm2 dan menghasilkan No
Nama P maks
bending Keterangan
Spesimen (N)
regangan sebesar 0,56875 % dengan beban (N/mm2)
6650 N. 1 789,262 39,81 Patah
30 2 Serat 2119,6 81,49 Patah
3 sabut 1371,16 57,13 Patah
25 4 kelapa 1664,02 66,53 Patah
Tegangan (N/mm2)

5 2071,06 82,98 Patah


20

15 Rata-rata 65,59
Spesimen 1
10 Spesimen 2 Gambar 7 menunjukkan bahwa
Spesimen 3 antara campuran resin dengan serat buah
5 Spesimen 4 pinang menghasilkan kekuatan bending yang
spesimen 5 berbeda-beda. Hal ini diliat pada spesimen 1
0
0 0.2 0.4 0.6 campuran resin dengan serat sabut kelapa
Regangan (%) menghasilkan kekuatan bending sebesar
39,81 N/mm2, spesimen 2 menghasilkan
kekuatan bending 81,49 N/mm2, spesimen 3
Gambar 5 Tegangan-regangan serat sabut
menghasilkan kekuatan bending sebesar
kelapa
57,13 N/mm2, spesimen 4 menghasilkan

40
kekuatan bending sebesar 66,53 N/mm2, dan dari serat yang ikut menahan beban bersama
spesimen 5 menghasilkan kekuatan bending dengan matrik pengikat.
sebesar 82,98 N/mm2. Dari lima hasil Pada material komposit serat sabut
pengujian bending kekuatan bending terbesar kelapa untuk uji tarik menghasilkan tegangan
terjadi pada spesimen 5 serat sabut kelapa rata-rata 25,0434 N/mm2 dan regangan rata-
sebesar 82,08 N/mm2, memiliki elastisitas rata 0,53187 %. Dan kekuatan tarik terbesar
bahan yang tinggi sehinga semakin tinggi komposit serat sabut kelapa menghasilkan
elastisitas bahan maka kekuatan bending tegangan tarik 27,536 N/mm2 dan tegangan
yang dihasilkan lebih tinggi.Hal ini Tarik terkecil 20,48 N/mm2. Hal ini
disebabkan setiap satu helai serat sabut disebabkan karena diameter serat yang tidak
kelapa memiliki diameter yang berbeda – sama dan serat yang tidak lurus dan setiap
beda dan setiap spesimen memiliki jumlah spesimen memiliki jumlah serat yang
serat yang didalamnya berbeda – beda. didalam nya berbeda-beda.
Untuk material komposit serat sabut
kelapa menghasilkan kekuatan bending
Kekuatan Bending Serat Sabut terbesar 82,98 N/mm2 dan terkecil 39,81
Kelapa N/mm2. Memiliki elastisitas bahan yang
tinggi sehinga semakin tinggi elastisitas
100.00 bahan maka kekuatan bending yang
Kekuatan Bending (N/mm )
2

80.00 dihasilkan lebih tinggi. Hal ini disebabkan


60.00 setiap satu helai serat sabut kelapa memiliki
40.00 81.49 82.98 diameter yang berbeda – beda dan setiap
57.13 66.53 65.59 spesimen memiliki jumlah serat yang
20.00 39.81
didalamnya berbeda – beda.
0.00
1 2 3 4 5 6
Saran
Spesimen Pada saat pembuatan benda uji
sebaiknya menggunakan tekanan yg lebih
besar untuk memadatkan spesimen dan ini
Gambar 7 Grafik hubungan campuran resin berpengaruh berpengaruh untuk mengurangi
dan serat sabut kelapa terhadap void. Dan Perlunya penelitian lanjut tentang
kekuatan bending
variasi volume komposit agar hasil yang
dicapai bisa lebih maksimal.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA


Pada material komposit serat sabut
kelapa untuk uji impak didapatkan kekuatan
Astika, I Made. 2013, Sifat Mekanis
impak terendah adalah 722.35 J/mm² dan
kekuatan impak terbesar adalah 1466.82 Komposit Polyester dengan Penguat
J/mm², sehingga yang mempengaruhi suatu Serat Sabut Kelapa, Jurusan Teknik
spesimen yang di dapatkan berbeda – beda Mesin Fakultas Teknik, Universitas
yaitu memiliki diameter serat sabut kelapa Udayana.
yang tidak sama dan setiap spesimen Callister, W. D, dan Rethwisch. 2007.
memiliki jumlah serat sabut kelapa yang
Material Science and Enginering, An
berbeda - beda walaupun timbanganya sama
dan orientasi serat yang tidak searah Introduction 7ed. Utah: John Willey
mengakibatkan yang diterima tidak dapat and Sons, Inc.
beban didistribusikan secara merata oleh
matrik pengikat sehingga hanya Sebagian

41
Diharjo, K., Dan Triyono,T., 2000, Buku
Pegangan Kulian Material Teknik
Universitas
Dieter, G., Mechanical Metallurgy, 3rd Ed.,
McGraw-Hill Book Co., 751 pages, 1986
Dwiprasetio,
[http://www.dwiprasetio87.co.cc/2010
_03_01_archive.html], 2010, (Diakses
tanggal 12-10-2012).
Gibson, R. F., Principles Of Composite
Material Mechanics. Mc Graw Hill
Book Co, 1994.
Hightower, R. and Gradecki, J. D.
2003. Mastering Resin. Indiana: Wiley
Publishing Inc.
Jacobs James A Thomas F, Engineering
Materials Technology (Structures,
Processing, Properties and Selection
5th ) New Jersey Columbus, Ohio,
2005.
Permentan. 2014. Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Kebun Sumber
Benih Pinang. Jakarta.
Jones, R. M., 1975. “Mechanics of Composit
Materials”, Scripta Book Company,
Washington D.C., USA.
Satyanarayana, K. G., dkk, Structure
Property Studies of Fibres From
Various Parts of The Coconut Tree.
Journal of Material Science 17, India,
1982.

42

Anda mungkin juga menyukai