Anda di halaman 1dari 2

Gaya penulisan adalah kecenderungan teknik penyajian artikel opini oleh seorang

penulis dalam mengemukakan gagasan atau pandangannya kepada pembaca. Coba kita
perhatikan gaya penulisan setiap artikel opini yang dimuat harian Kompas pada halaman 6
dan 7, Pos Kupang pada halaman 4, Victory News pada halaman 4, dan Flores Pos pada
halaman 12.
Ada empat jenis gaya penulisan karangan, termasuk penulisan artikel opini, yakni
gaya penulisan eksposisi, deskripsi, argumentasi, dan narasi. Masing-masing gaya penulisan
mempunyai ciri-ciri tersendiri. Gorys Keraf membahas khusus keempat jenis gaya penulisan
karangan ini dalam dua bukunya, yakni Eksposisi dan Deskripsi (Nusa Indah, 1981)
dan Argumentasi dan Narasi (Gramedia, 1982). Keempat jenis gaya penulisan ini sering
disebut orang sebagai jenis tulisan, sebuah sebutan yang salah. Yang benar adalah gaya
penulisan, bukan jenis tulisan.
Dalam buku Mahir Menulis (2009, halaman 71-81) Mudrajad Kuncoro memberi
catatan  bahwa gaya penulisan artikel opini tidaklah boleh membuat seorang penulis artikel
merasa terikat dalam proses penulisan yang membuatnya kaku. Disarankan agar menulis saja
secara bebas sesuai dengan kecendrungannya, setelah itu baru disempurnakan lewat proses
penyuntingan. Setiap artikel opini ada gaya penulisan yang dominan yang mewarnai
keseluruhan artikel tersebut. Gaya penulisan yang dominan itu biasanya ditunjang pula oleh
gaya penulisan yang lain.
Pertama, gaya penulisan eksposisi. Eksposisi adalah uraian atau paparan yang
bertujuan menjelaskan suatu maksud dan tujuan (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia atau
KBBI, 2001, halaman 290). Gaya penulisan ini bertujuan menguraikan, menjelaskan,
mendidik, mengklarifikasi, atau mengevaluasi sebuah topik atau persoalan yang
dibahas. Penulis berusaha memberi penguraian, pemaparan, penjelasan, keterangan informasi
dan petunjuk atas suatu topik  kepada para pembaca.
Eksposisi mengandalkan strategi pengembangan paragraf dengan memberi contoh,
proses, sebab-akibat, kalasifikasi, definisi, analisis, komparasi, dan kontras. Artikel
opini eksposisi biasanya muncul untuk menjelaskan sebuah topik atau permasalahan agar
mudah  diselami oleh pembaca, kemudian memunculkan solusi atas persoalan
tersebut. Tulisan eksposisi terkadang dilengkapi dengan grafik, gambar, atau statistik untuk
memperjelas uraian.
Kedua, gaya penulisan deskripsi. Deskripsi adalah penggambaran dengan kata-kata
secara jelas dan terperinci (KBBI, 2001, halaman 258). Gaya penulisan ini bertujuan untuk
memberi penggambaran atau pelukisan dengan kata-kata (secara verbal) terhadap suatu objek
atau topik, baik menyangkut manusia, benda, penampilan, pemandangan, peristiwa atau
kejadian.
Gaya penulisan deskripsi berusaha menggambarkan suatu objek
sehingga membuat pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami
sendiri objek yang dideskripsikan itu. Artikel opini jenis deskripsi mengandalkan pencitraan
yang konkret dan mendetail sehingga cenderung impresif dan hidup yang dapat memberi
kesan atau menggugah hati para pembacanya. Menulis dengan gaya deskripsi mirip
menggambar, tetapi dengan menggunakan kata-kata.
Ketiga, gaya penulisan narasi. Narasi adalah pengisahan suatu cerita atau kejadian
(KBBI, 2001, halaman 774). Gaya penulisan ini bertujuan untuk mengisahkan atau
merangkai kejadian atau peristiwa secara kronologis, baik yang berupa fakta (kenyataan)
maupun yang berupa fiksi (rekaan).
Kata narasi sendiri berarti bercerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa atau kejadian
yang dikemukakan secara kronologis, bermula pada awal peristiwa terus berkembang menuju
puncak (klimaks), kemudian menurun, akhirnya berakhir. Dalam artikel opini, gaya penulisan
narasi sering digunakan untuk menjelaskan sebuah permasalahan atau kejadian yang tengah
terjadi, dari awal sampai akhir. 
Keempat, gaya penulisan argumentasi. Argumentasi adalah alasan untuk memperkuat
atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan (KBBI, 2001, halaman 64). Gaya
penulisan argumentasi bertujuan untuk menunjukkan bukti kebenaran atau ketidakbenaran
sebuah hal atau pernyataan. Dalam tulisan jenis ini penulis menggunakan berbagai strategi
dan retorika sebagai alat untuk meyakinkan pembaca tentang suatu kebenaran atau
ketidakbenaran tersebut.
Tulisan argumentasi mengandalkan berbagai pertimbangan untuk menguatkan
argumentasi. Informasi, data, dan fakta menjadi variabel penting untuk menguatkan
argumentasi yang dibangun. Biasanya tulisan jenis ini dilakukan oleh orang-orang yang
menguasai persoalan atau ahli dalam bidangnya. Tulisan bergaya argumentasi secara
tradisional terbagi dua, bersifat deduktif dan induktif.
Keempat jenis gaya penulisan di atas, bukan saja berlaku dalam penulisan artikel
opini,  juga berlaku dalam penulisan berbagai jenis karangan yang lain. Masing-masing gaya
penulisan tersebut juga bukan norma kaku yang mesti dipilih dan wajib ditaati. Pengetahuan
ihwal tentang gaya penulisan artikel diperlukan sebagai pemandu agar penulis memiliki
kepekaan gaya dalam proses penulisan sehingga gagasan yang disampaikan berhasil
dimengerti oleh para pembaca.
Memahami pokok permasalahan yang dibahas dalam artikel jauh lebih penting,
baru kemudian disajikan dengan gaya penulisan yang sesuai. Jika diibaratkan artikel opini
adalah barang dagangan, sebagai penjual si penulis harus menghidangkan jualannya dengan
cara yang semenarik mungkin agar para calon pembeli tertarik untuk membelinya. Cara yang
menarik itulah yang disebut gaya penulisan. * (Telah dimuat harian Flores Pos (Ende) pada
Sabtu, 5 Oktober 2013).

Anda mungkin juga menyukai