OLEH: KELOMPOK 9
I Komang Minggi Segara Taji (193213017)
Ni Nyoman Ayu Krisna Sari (193213037)
Ni Putu Cintya Dewi (193213038)
A13-A Keperawatan
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen, selaku Pembina mata kuliah
Keperawatan Komplementer yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional
dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau
campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional secara turun-temurun telah digunakan untuk
kesehatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah digunakan oleh berbagai aspek
masyarakat mulai dari tingkat ekonomi atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional
mudah didapat, harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan
dan pencegahan penyakit.
Untuk meningkatkan mutu suatu obat tradisional, maka pembuatan obat tradisional
haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya mengikutkan pengawasan menyeluruh yang
bertujuan untuk menyediakan obat tradisional yang senantiasa memenuhi persyaratan yang
berlaku. Keamanan dan mutu obat tradisional tergantung dari bahan baku, bangunan,
prosedur, dan pelaksanaan pembuatan, peralatan yang digunakan, pengemasan termasuk
bahan serta personalia yang terlibat dalam pembuatan obat tradisional.
Mengobati penyakit dan gejalanya melalui perbaikan fungsi organ dan sistem
metabolisme tubuh berdasarkan fungsi farmakologis antara lain:
Sistem pengobatan tradisional merupakan salah satu unsur budaya yang tumbuh secara turun-
temurun di kalangan masyarakat. Dalam praktiknya diperlukan pengawasan oleh pemerintah
agar aman bagi masyarakat. Kemenkes telah membentuk Balai Kesehatan Tradisional
Masyarakat (BKTM) sebagai salah satu bentuk percontohan pusat pelayanan kesehatan
tradisional yang aman dan bermanfaat, salah satunya di Makassar. BKTM merupakan pusat
pengembangan pelayanan kesehatan tradisional yang memberikan berbagai jenis pelayanan
seperti pemeriksaan klinik dan uji laboratorium, akupuntur, akupresur, pijat bayi, terapi Spa,
pengobatan, serta perawatan tradisional dengan menggunakan obat atau ramuan yang berasal
dari herbal. Di Indonesia, kesehatan tradisional telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 36
tahun 2009. Pada pasal 48 disebutkan bahwa salah satu dari 17 upaya kesehatan komprehensif
adalah pelayanan kesehatan tradisional. Selanjutnya pada pasal 59 (2) disebutkan bahwa
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan,
aman dan bermanfaat.Oleh karena itu masyarakat diberikan kesempatan yang seluas-luasnya
untuk mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang
dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanan, namun harus juga selalu dibina dan
diawasi oleh Pemerintah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut,
yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan,
sediaan sarian (galenik), atau campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional
secara turun-temurun
telah digunakan untuk kesehatan berdasarkan pengalaman.
Obat herbal merupakan salah satu jenis terapi komplementer yang menggunakan
bahan-bahan alami untuk terapinya, maka dari itu perawat sebagai salah satu
profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi dalam terapi komplementer.
Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada. Arah perkembangan
kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan peran perawat
dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi keperawatan
yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi khususnya obat
herbal.
3.2 Saran
Diharapkan para pembaca dapat memilih dengan benar bahan obat herbal yang
akan digunakan sesuai dengan manfaat, indikasi dan kontraindikasinya serta
diharapkan juga para pembaca dapat mengolah dengan benar bahan-bahan obat
herbal yang akan dikonsumsi agar mendapat hasil yang diinginkan. Untuk perawat
diharapkan dapat membantu kliennya (menjadi konsultan yang baik) yang ingin
menggunakan obat herbal disamping obat yang diberikan oleh dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Andareto, O. (2015). Apotik Herbal di Sekitar Anda. Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta