Anda di halaman 1dari 10

TEMU 9

“KONSEP HERBAL TERAPI”

OLEH: KELOMPOK 9
I Komang Minggi Segara Taji (193213017)
Ni Nyoman Ayu Krisna Sari (193213037)
Ni Putu Cintya Dewi (193213038)

A13-A Keperawatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep
Herbal Terapi” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Keperawatan Komplementer”. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen, selaku Pembina mata kuliah
Keperawatan Komplementer yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 5 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dari Herbal Terapi

2.2 Konsep Dari Herbal Terapi

2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi herbal terapi

2.4 Evaluai Herbal Terapi

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini penggunaan obat tradisional/obat herbal di negara yang sedang berkembang
maupun negara maju cenderung terus meningkat. Tendensi ini mempunyai dua dimensi
penting yaitu: dimensi medic terkait dengan penggunaannya yang luas diseluruh dunia dan
dimensi ekonomi terkait dengan terciptanya nilai tambah ekonomi yag bermanfaat bagi
umat manusia. Dalam konteks ini WHO menggaris bawahi mengenai pentingnya kerangka
kerja untuk aksi bersama antara WHO dan negara anggota dengan tujuan untuk
meningkatkan peran signifikan obat herbal dalam sistem
pelayanan kesehatan.
Obat herbal Indonesia, yang dikenal sebagai JAMU, sejak berabad-abad telah digunakan
secara luas oleh bangsa Indonesia untuk memelihara kesehatan dan mengobati penyakit. Di
masa depan, pengembangan dan penggunaan obat herbal Indonesia mesti didasarkan bukti-
bukti ilmiah yang kuat, terutama melalui R&D dan
standarisasi, sehingga dapat diintegrasikan dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.
Dalam konteks penggunaan obat tradisional/herbal yang terus meningkat, WHO
menggaris bawahi tentang pentingnya suatu kerangka kerja (framework) untuk aksi bersama
antara WHO dan negara anggota (country member). Kerangka kerja tersebut bertujuan agar
obat tradisional/herbal dapat berperan makin besar dalam mengurangi angka kematian dan
kesakitan terutama di kalangan masyarakat yang tidak mampu.
Obat herbal di Indonesia, badan pengawas obat dan makanan berdasarkan keputusan
kepala badan pengawas obat dan makanan replublik Indonesia nomor : HK. 00.05.4.241
tahun 2014 tentang ketentuan pokok pengelompok obat bahan alam berdasarkan cara
pembuatan serta jenis kelaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat. Obat bahan alam
Indonesia di kelompokan menjadi: jamu, obat herbal terstandar, fitofarmaka.
Pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis merupakan salah satu solusi yang baik
untuk menanggulangi masalah Kesehatan. Kecendrungan penggunaan bahan obat alam atau
herbal di dunia semakin meningkat Gerakan back to nature yang menunjukkan minimnya
efek negative yang ditimbulkan dari penggunaan herbal dan juga ekonomis menarik minat
masyarakat untuk Kembali menggunakan obat-obatan dari bahan alami.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa definisi dari herbal terapi?
2) Bagaimana konsep pengobatan herbal terapi?
3) Bagaimana indikasi dan indicator herbal terapi?
4) Apakah evaluasi dari herbal terapi?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi herbal terapi.
2) Untuk mengetahui konsep pengobatan herbal terapi.
3) Untuk mengetahui indikasi dan indicator herbal terapi.
4) Untuk mengetahui evaluasi herbal terapi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dari Herbal Terapi

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional
dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau
campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional secara turun-temurun telah digunakan untuk
kesehatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah digunakan oleh berbagai aspek
masyarakat mulai dari tingkat ekonomi atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional
mudah didapat, harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan
dan pencegahan penyakit.

Untuk meningkatkan mutu suatu obat tradisional, maka pembuatan obat tradisional
haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya mengikutkan pengawasan menyeluruh yang
bertujuan untuk menyediakan obat tradisional yang senantiasa memenuhi persyaratan yang
berlaku. Keamanan dan mutu obat tradisional tergantung dari bahan baku, bangunan,
prosedur, dan pelaksanaan pembuatan, peralatan yang digunakan, pengemasan termasuk
bahan serta personalia yang terlibat dalam pembuatan obat tradisional.

2.2 Konsep Dari Herbal Terapi

Konsep Pengobatan HerbalKonsep pengobatan herbal sangat berbeda dengan konsep


pengobatan modern (yang biasanya menggunakan kimia, sintetis sebagai obat). Misalnya dalam
pengobatan kimiasintetis penyebab penyakit adalah virus, bakteri,dan patogen (mikroorganisme
pembawa penyakit); sedangkan dalam pengobatan herbal penyebab penyakit adalah
lemahnyasistem imun. Tujuan utama obat herbal yaitu pengobatan dilakukan lebih kepada
penyembuhan dengan menyeimbangkan kondisi organ-organ ini dan bukan hanya
untukmenghilangkan gejala saja. Berikut konsep pengobatan herbal:

1. Pendekatan yang dipakai bersifat holistic. Tubuh manusia dipandang memilikisuatu


sistem hormoni yang selalu seimbang. Tidak berfungsinya satu bagian tubuh yanglain.
Jika tubuh tidak mampu menyeimbangkan keadaan kembali seperti keadaan
semula,maka akan timbul suatu penyakit. Salah satu tujuan dari pengobatan herbal
adalahmembantu tubuh mengembalikan keharmonisan atau keseimbangan tubuh.
2. Selain dari faktor ekstenal, pengobatan herbal memahami bahwa dari manusiaterdapat
kekuatan penyembuhan yang datang dari faktor spiritual, emosional, mental, danfisikal.
Kekuatan penyembuh dalam dunia medis modern dikenal dengan sistem imun.
3. Menggunakan semurni murninya bahan dari herbal sebagai obat, tanpa tambahanzat
kimia sintetis.

2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi herbal terapi

Mengobati penyakit dan gejalanya melalui perbaikan fungsi organ dan sistem
metabolisme tubuh berdasarkan fungsi farmakologis antara lain:

1. Anti inflamasi : mengurangi peradangan

2. Anti toksik : mengurangi racun

3. Analgesik : mengurangi rasa sakit

4. Anti piretik : mengurangi demam

5. Hemostatik : menghentikan pendarahan

6. Antibiotik : anti kuman, membunuh/menghentikan pertumbuhan kuman.

7. stimulan lever : merangsang fungsi lever

Pemberian terapi herbalisme diusahakan dapat merangsang tubuh untuk menjadi


lebih baik. Terapi ini diberikan sesuai dengan kebutuhan dengan bahan-bahan yang tepat.
Pemberian tidak akan diberikan kepada klien yang memang tidak diperbolehkan atau belum
boleh menggunakan. Pada ibu hamil pemberian terapi herbal harus sesuai dengan usia
kehamilan. Seperti pemberian terapi untuk membantu memperlancar proses persalinan hanya
boleh diberikan pada saat usia kehamilan ibu sudah mendekati persalinan.
2.4 Evaluasi Herbal Terapi

Sistem pengobatan tradisional merupakan salah satu unsur budaya yang tumbuh secara turun-
temurun di kalangan masyarakat. Dalam praktiknya diperlukan pengawasan oleh pemerintah
agar aman bagi masyarakat. Kemenkes telah membentuk Balai Kesehatan Tradisional
Masyarakat (BKTM) sebagai salah satu bentuk percontohan pusat pelayanan kesehatan
tradisional yang aman dan bermanfaat, salah satunya di Makassar. BKTM merupakan pusat
pengembangan pelayanan kesehatan tradisional yang memberikan berbagai jenis pelayanan
seperti pemeriksaan klinik dan uji laboratorium, akupuntur, akupresur, pijat bayi, terapi Spa,
pengobatan, serta perawatan tradisional dengan menggunakan obat atau ramuan yang berasal
dari herbal. Di Indonesia, kesehatan tradisional telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 36
tahun 2009. Pada pasal 48 disebutkan bahwa salah satu dari 17 upaya kesehatan komprehensif
adalah pelayanan kesehatan tradisional. Selanjutnya pada pasal 59 (2) disebutkan bahwa
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan,
aman dan bermanfaat.Oleh karena itu masyarakat diberikan kesempatan yang seluas-luasnya
untuk mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang
dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanan, namun harus juga selalu dibina dan
diawasi oleh Pemerintah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut,
yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan,
sediaan sarian (galenik), atau campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional
secara turun-temurun
telah digunakan untuk kesehatan berdasarkan pengalaman.
Obat herbal merupakan salah satu jenis terapi komplementer yang menggunakan
bahan-bahan alami untuk terapinya, maka dari itu perawat sebagai salah satu
profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi dalam terapi komplementer.
Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada. Arah perkembangan
kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan peran perawat
dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi keperawatan
yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi khususnya obat
herbal.

3.2 Saran
Diharapkan para pembaca dapat memilih dengan benar bahan obat herbal yang
akan digunakan sesuai dengan manfaat, indikasi dan kontraindikasinya serta
diharapkan juga para pembaca dapat mengolah dengan benar bahan-bahan obat
herbal yang akan dikonsumsi agar mendapat hasil yang diinginkan. Untuk perawat
diharapkan dapat membantu kliennya (menjadi konsultan yang baik) yang ingin
menggunakan obat herbal disamping obat yang diberikan oleh dokter.
DAFTAR PUSTAKA

Andareto, O. (2015). Apotik Herbal di Sekitar Anda. Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta

Agus, A. 2010. Tanaman obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.

Ginting, E. Y. 2012. Studi Etnobotani Penggunaan Tanaman Obat Tradisional Etnis


Karo Di Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Pendidikan
Antropologi Sosial. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Skripsi.

Manik, S. 2012. Etnobotani Tanaman Berhasiat Obat. Pemanfaatan dan


Perubahannya Pada Masyarakat Pakpak Bharat. Antropologi Sosial Program Pasca
Sarjana Universitas Negeri Medan. Tesis.

Anda mungkin juga menyukai