KEGIATAN KEAHLIAN
A. Kegiatan Umum
Selama melaksanakan Praktik Industri kegiatan umum yang dilakukan
secara langsung di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan Pekerjaan
a. Administrasi
Administrasi merupakan salah satu bagian dari pekerjaan
yang ada di proyek. Kegiatan yang dilakukan yaitu mulai dari
pengurusan perizinan, laporan harian sampai dengan laporan akhir
pertanggung jawaban akan dilakukan oleh bagian administrasi ini.
Saat melakukan Praktik Industri di proyek Jembatan Gayam,
banyak sekali pengalaman yang diperoleh saat mengamati dan
membantu pekerjaan ini. Mulai dari pembuatan surat izin,
membantu penulisan laporan mingguan, membantu persiapan
pencairan termin, dan kegiatan administrasi lainnya.
Kegiatan yang rutin dilakukan yaitu penulisan laporan
mingguan. Pada laporan ini dijelaskan perkembangan proyek setiap
minggunya. Laporan mingguan tersebut merupakan ringkasan dari
laporan harian. Dalam laporan tersebut juga dijelaskan apa saja
pekerjaan yang telah dilakukan, alat dan bahan yang digunakan,
dan siapa saja yang terlibat dalam pekerjaan tersebut. Setiap
pekerjaan juga ditulis besarnya volume pekerjaannya.
b. Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Bawah
Pekerjaan bangunan bawah jembatan yang dapat diamati ketika
Praktik Industri yaitu pekerjaan abudment. Untuk pekerjaan
pondasi telah selesai dilakukan saat praktik dimulai. Jembatan
Gayam dalam pembangunannya tidak menggunakan pilar
jembatan, sehingga pengamatan lebih fokus pada pekerjaan
abudment dan pekerjaan-pekerjaan setelahnya.
c. Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Atas
Pada pekerjaan bangunan atas jembatan pengamatan dilakukan dari
awal pekerjaan hingga selesai. Bangunan atas jembatan
menggunakan gelagar beton dengan pre-stressing post-tensioning.
Pembahasan mengenai pekerjaan bangunan atas akan dibahas lebih
rinci pada kegiatan khusus.
d. Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Pendekat (Oprit)
Pekerjaan jalan pendekat dilaksanakan setelah pekerjaan
abudment. Pengamatan pada pekerjaan ini dapat dilakukan dari
awal sampai akhir pekerjaan. Mulai dari urugan tanah sampai
pemadatan tanah diatasnya dapat teramati.
e. Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan
Perlengkapan
Pekerjaan bangunan pelengkap terdiri dari pekerjaan pasangan
batu, pemasangan bronjong, dan pekerjaan railing jembatan.
Namun, pada proyek Jembatan Gayam tidak ada pekerjaan
pemasangan bronjong. Pada bagian selatan sungai dibuat retaining
wall menggunakan beton. Jadi pekerjaan pelengkap yang dilakukan
yaitu pasangan batu dan railing jembatan. Pekerjaan ini juga dapat
diamati dari awal hingga akhir pekerjaan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi yang lebih rinci
terkait dengan pekerjaan yang sedang diamati. Biasanya wawancara
dilakukan kepada pengawas atau pelaksana yang ada di lapangan.
Beberapa waktu wawancara juga dilakukan kepada pekerja.
Wawancara ini dapat dijadikan data tambahan untuk melengkapi
informasi tertulis yang sudah ada.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berisi kegiatan mengumpulkan data berupa data tertulis
dan juga gambar-gambar yang ada di lapangan saat pekerjaan
berlangsung. Perkembangan pekerjaan dapat diamati melalui gambar-
gambar yang diambil. Hal ini juga akan memudahkan untuk penulisan
laporan harian dan laporan mingguan. Kemudian pengumpulan data
tertulis atau data administrasi tersebut akan mempermudah saat
penulisan laporan.
B. Kegiatan Khusus
Kegiatan khusus yang telah dilakukan yaitu mengamati dan
menganalisis metode pelaksanaan pemasangan girder jembatan. Pekerjaan
ini dapat diamati dari awal mulai pekerjaan hingga akhir. Sehingga dapat
diketahui apakah pekerjaan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan
standar dan ketentuan yang ada. Pekerjaan dilakukan selama kurang lebih
2 minggu, yaitu dari tanggal 3 – 22 Agustus 2020. Rentang waktu tersebut
dihitung sejak persiapan awal pemasangan perancah sampai selesai
pekerjaan (finishing).
Secara umum, pemilihan metode pelaksanaan pemasangan girder
dengan menggunakan metode perancah dan launcher berdasarkan pada
berbagai macam pertimbangan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara
lain lokasi, biaya konstruksi, biaya pemeliharaan, dan aspek lain. Lokasi
proyek yang berada di desa dengan akses jalan yang cukup sulit,
menimbulkan kendala terkait mobilitas peralatan dan alat berat yang akan
datang ke lokasi. Selain peralatan dan alat berat, persiapan bahan yang
akan digunakan juga perlu diamati. Walaupun memang dalam
pelaksanaanya tetap menemui beberapa kendala.
Balok girder yang digunakan merupakan balok I pracetak pre-stressing
post-tensioning. Balok beton dibawa menuju lokasi dalam bentuk segmen.
Selama pekerjaan pemasangan balok berlangsung, terdapat beberapa
kendala yang dialami. Berikut ini merupakan kegiatan pengamatan selama
Praktik Industri pada pekerjaan pelaksanaan pemasangan girder Jemabatan
Gayam.
a. Pemasangan dan Pembongkaran Perancah
Pelaksanaan pekerjaan ini dimulai dari persiapan pekerjaan.
Persiapan yang dilakukan yaitu membuat urugan tanah sejauh
kurang lebih 7 meter dari pasangan batu abudment. Setelah segmen
sampai di lokasi proyek, dilanjutkan dengan merangkai segmen
crane menjadi satu gelagar. Setelah itu, satu gelagar perancah yang
sudah siap dipasang pada abudment, memanjang dari selatan ke
utara. Perancah kemudian akan dipasangi penyangga menggunakan
besi pada samping perancah untuk menopang perancah jembatan
agar lebih kuat dalam menahan beban.
Pada proses pemasangan perancah ini terdapat beberapa kendala
yang ditemui. Kendala-kendala tersebut adalah sebagai berikut:
1. Urugan awal yang akan digunakan sebagai tempat crane dan
alat bahan pada saat pemasangan perancah dan balok girder
tidak sesuai dengan perkiraan awal. Awalnya pelebaran akan
dilakukan sejauh 5 meter dari pasangan batu abudment.
Namun, urugan kemudian diperlebar lagi menjadi sekitar 7 – 8
meter. Hal tersebut dilakukan agar alat-alat yang bekerja
seperti crane dapat melakukan manuver dengan baik dan
bahan-bahan yang diperlukan dapat diletakkan dengan aman.
2. Saat pemasangan perancah dilakukan, beberapa masyarakat
sekitar yang bekerja sebagai penambang pasir masih bekerja
seperti biasa. Hal tersebut dapat membahayakan keselamatan
ketika para penambang melewati atau berada dibawah perancah
yang sedang diangkat.
Gambar 15. Penambang pasir melewati bawah perancah
yang sedang diangkat.
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)
Selanjutnya, pada saat proses stressing ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Proses stressing tidak boleh menggunakan kekuatan melebihi 0,7 kali
kuat putus kawat, hal ini agar kawat tidak mengalami overstress yang
dapat menyebabkan kawat menjadi tidak pada kondisi elastis lagi.
Apabila keadaan kawat menjadi tidak elastis lagi, maka hasil
pengukuran perpanjangan kawat tidak akan valid lgi dan akan
menyebabkan reduksi kekuatan yang besar dalam 72 jam setelah
proses stressing Caltrans (2014) dalam Jose dan Felix.
b. Setelah dilakukan proses stressing, pengukuran perpanjangan strand
perlu dilakukan untuk mengetahui ketepatan gaya stressing di
lapangan apakah sudah sesuai dengan perhitungan secara teoritis.
c. Sesuai SNI 2847:2019 pasal 26.10.2f, perbedaan gaya stressing di
lapangan dengan perhitungan gaya stressing yang dihitung secara
teoritis tidak boleh melebihi 5% untuk konstruksi pratarik atau 7%
untuk konstruksi pascatarik.
Jika melihat kasus yang ada, risiko yang mungkin terjadi sangat
berbahaya. Penambang pasir yang lewat di bawah jembatan sama
sekali tidak menggunakan alat keselamatan. Oleh sebab itu,
pencegahan yang mungkin dilakukan adalah seperti pada poin (b) yaitu
harus ditunjuk seorang petugas keselamatan kerja yang bertanggung
jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan menghimbau atau memberikan larangan
melintas sementara, kepada warga selama pekerjaan tersebut berjalan.