Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma keluar di permukaan bumi
antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung berapi ada di daratan ada pula
yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku.
Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi
selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas,
hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan.
Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke
tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan
endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah
bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan
tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan
metamorf.
B. Rumusan masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.Pengertian batuan sedimen
2.Klasifikasi Batuan sedimen
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
- Agar siswa/i dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan batuan sedimen
-Agar siswa/i dapat mengetahui klasifikasi batuan sedimen.
BAB II
LANDASAN TEORI
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari
sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian
terlithifikasi.
Batuan Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi,
kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf
hanya tersingkapsekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan
sediment mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar aktivitas
manusia terdapat di permukaan bumi. Fosil dapat pula dijumpai pada batua sediment
dan mempunyaiarti penting dalam menentukan umur batuan dan lingkungan
pengendapan.
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material
batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses
pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi dapat
berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosidan transportasi dilakukan oleh
media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika energi transport sudah tidak
mampu mengangkut partikel tersebut.
II.A. Proses Pembentukkan Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh
kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina
angina serta proses litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan
di tempat-tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera,
ataupun danau-danau. Mula-mula sediment merupakan batuan-batuan lunak,akan
tetapi karean proses diagnosi sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.
Proses diagnesis adalah proses yang menyebabkan perubahan pada sediment selama
terpendamkan dan terlitifikasikan, sedangkan litifikasi adalah proses perubahan
material sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Proses diagnesis ini dapat
merupakan kompaksi yaitu pemadatan karena tekanan lapisan di atas atau proses
sedimentasi yaitu perekatan bahan-bahan lepas tadi menjadi batuan keras oleh larutan-
larutan kimia misalnya larutan kapur atau silisium. Sebagian batuan sedimen
terbentuk di dalam samudera. Bebrapa zat ini mengendap secara langsung oleh reaksi-
reaksi kimia misalnya garam (CaSO4.nH2O). adapula yang diendapkan dengan
pertolongan jasad-jasad, baik tumbuhan maupun hewan.
Batuan endapan yang langsung dibentuk secara kimia ataupun organik mempunyai
satu sifat yang sama yaitu pembentukkan dari larutan-larutan. Disamping sedimen-
sedimen di atas, adapula sejenis batuan sejenis batuan endapan yang sebagian besar
mengandung bahan-bahan tidak larut, misalnya endapan puing pada lereng
pegunungan-pegunungan sebagai hasil penghancuran batuan-batuan yang diserang
oleh pelapukan, penyinaran matahari, ataupun kikisan angin. Batuan yang demikian
disebut eluvium dan alluvium jika dihanyutkan oleh air, sifat utama dari batuan
sedimen adalah berlapis-lapisdan pada awalnya diendapkan secara mendatar.
Lapisan-lapisan ini tebalnya berbeda-beda dari beberapa centimeter sampai beberapa
meter. Di dekat muara sungai endapan-endapan itu pada umunya tebal, sedang
semakin maju ke arah laut endapan-endapan ini akan menjadi tipis(membaji) dan
akhirnya hilang. Di dekat pantai, endapan-endapan itu biasanya merupakan butir-butir
besar sedangkan ke arah laut kita temukan butir yang lebih halus lagi.ternyata lapisan-
lapisan dalam sedimen itu disebabkan oleh beda butir batuan yang diendapkan.
Biasanya di dekat pantai akan ditemukan batupasir, lebih ke arah laut batupasir ini
berganti dengan batulempung, dan lebih dalam lagi terjadi pembentukkan
batugamping(Katili dan Marks).
Ada dua tipe sedimen yaitu: detritus dan kimiawi. Detritus terdiri dari partikel-2
padat hasil dari pelapukan mekanis. Sedimen kimiawi terdiri dari mineral sebagai
hasil kristalisasi larutan dengan proses inorganik atau aktivitas organisme. Partikel
sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir, gravel (termasuk bolder, cobble dan
pebble), pasir, lanau, dan lempung. Transportasi dari sedimen menyebabkan
pembundaran dengan cara abrasi dan pemilahan (sorting). Nilai kebundaran dan
sorting sangat tergantung pada ukuran butir, jarak transportasi dan proses
pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen menjadi batuan sedimen terjadi melalui
kompaksi dan sementasi.
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:
1.Batuan sedimen klastik à terbentuk dari fragmen batuan lain ataupun mineral
2.Batuan sedimen kimiawi à terbentuk karena penguapan, evaporasi
3.Batuan sedimen organic à terbentuk dari sisa-sisa kehidupan hewan/ tumbuhan
Batuan Sedimen Klastik terbentuk akibat pengendapan kembali detritus atau
pecahan-pecahan batuan asal, dapat berupa batuan beku, sedimen atau metamorf.
Berbagai macam proses yang terjadi sebelum terbentuknya batuan sedimen klastik,
diantaranya :
1. Pelapukan (Weathering) yaitu proses yang merubah ukuran dan komposisi dari
batuan dan terjadi dekat permukaan bumi akibat perbedaan temperatur dan iklim.
2. Erosi yaitu proses yang menyebabkan hilangnya partikel (clasts) batuan dari
permukaannya oleh tenaga eksogen (air, angin, atau es).
3. Deposisi yaitu proses akhir dari transportasi yang menempatkan partikel (clasts)
batuan di atas permukaan bumi, dan membentuk fondasi untuk proses sedimentasi.
4. Kompaksi yaitu proses penyatuan pada material-material sedimen sehingga jarak
antar material semakin dekat dan menyebabkan sedimen dapat menjadi kompak.
5. Litifikasi yaitu terjadinya proses sementasi atau perekatan pada material-material
yang telah mengalami proses kompaksi membentuk batuan sedimen.
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Batuan
Batuan sedimen banyak sekali jenisnyadan tersebar sangat luas dengan ketebalan dari
beberapa cm – km. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat besar.
Batuan sedimen yang ada dimuka bumi ini dapat dikelompokkan menjadi lima
kelompok besar yang berdasarkan dari cara terbentuknya.
-Batuan Sedimen Detritus (Klastik).
Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan
kembali detritus atau pecahan batuan asal. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai
dari pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi
(baik oleh angin dan air) menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan
terjadi, sedimen mengalami pembatuan. Pembatuan atau lithifikasi merupakan proses
terubahnya materi pembentuk batuan yang lepas (unconsolidated rock forming
mineral) menjadi batuan sedimen.
Batuan sedimen ini diendapan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan
besar berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut
berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk di lingkungan darat atau di
lingkungan air (laut). Batuan yang ukuran besar seperti breksi dapat terjadi
pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan diendapkan di sekitar gunung
tersebutdan dapat juga diendapkan di lingkungan air seperti sungai, danau atau laut.
Batuan konglomerat biasanya diendapkan di lingkungan sungai dan batuan batupasir
dapat terjadi di lingkungan laut, sungai, danau maupun delta. Semua batuan tersebut
merupakan golongan Detritus Kasar.
Sedangkan golongan Detritus Halus terdiri dari batu lanau, serpih, batulempang dan
napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya diendapkan di lingkungan
laut dari laut dangkal sampai laut dalam.
Klasifikasi batuan sedimen klastik yang umum digunakan adalah berdasarkan ukuran
butirnya (menurut ukuran butir dari Wenworth), namun akan lebih baik lagi
ditambahin mengenai hal-hal lain yang dapat memperjelas keterangan mengenai
batuan sedimen yang dimaksud seperti komposisi dan strukturalnya. Misalnya
batupasir silang siur, batulempung kerikil, batupasir kwarsa.
Ada klasifikasi lain yang juga dapat digunakan yaitu end members
classification,klasifikasi ini dibuat berdasarkan komposisi atau ukuran butir. Penyusun
batuan sedimen yang sudah ditentukan lebih dahulu.
-Batupasir kwarsa
Komposisi didominasi oleh pasir kwarsa dengan demikian berarti transportasinya
lebih jauh.
Sedikit mengandung chert (rijang)
Semennya adalh karbonat dan silica.
Kemungkinan mengandung fosil kecil sekali (fosil karbonat), jika ada kemungkinan
karena semennya karbonat (gamping)
Warnanya agak gelap terang, karena kwarsa berwarna putih.
-Greywocke
Istilah pertama digunakan di pegunungan Harz (Jerman)
Merupakan fragmen batuan (rock fragmen)
Berumur : devon-karbon atas, juga tersingkap di Skotlandia yang berumur
Paleozoikum bawah.
Dengan adanya rock fragmen ini menyatakan bahwa sedimentasi tak normal (pendek),
terjadi di daerah tektonik (dekat continental). Oleh karena pada daerah yang mantap,
maka ia akan bersosiasi dengan lava bantal (di laut), batuan erupsi dan rijang (chert)
(di darat). Rijang mencerminkan laut dalam,kemungkinan juga terdapat di continental
slope besar sekali, yang disebut arus turbbidit.
Warnanya gelap
Pemilahannya jelek, karena transportasi pendek.
Bentuk agakmenyudut, karena transportasi jelek.
Karena arus turbidit maka struktur yang jelas yaitu graded-bedding
Pengendapan syngenetis (bersama-sama dengan proses genetika)
-Arkone
Yang dominan adalah feldspar
Oleh karena yang dominant adalah feldspar maka ia tak tahan lapuk atau tidak stabil
Ini menunjukkan bahwa batuan ini terjadi pada keadaan transportasi pendek,
kesempatan untuk melapuk kecil, iklim erring,relief tajam (pada daerah yang berelief
tajam)
Warnanya terang kemerah-merahan
Sorting jelek, karena transportasi pendek
Kebulatan komponen, agak menyudut, karena transportasi pendek.
-Konglomerat
Batuan klastik yang mempunyai fragmen batuan dan matrik,dengan batuan fragmen
membundar – sangat membundar, kerikil, kerakal, dan bongkah dapat terdiri
bermacam batuan tetapi, kebanyakan biasanya kaya akan mineral kwarsa. Biasanya
ruang antara kerikil dengan pasir tersementasi dengan silica, lempung, limonite atau
kalsit.
-Breccia (breksi)
Adalah jenis batuan sedimen klastik yang menyerupai konglomerat, tetapi kebanyakan
fragmen batuannya berbentuk angular sampai meruncing-runcing, ukuran umumnya
berkisar dari kerakal sampai berangkal, sering diantara fragmen ini dijumpai ukuran
yang lebih kecil yang disebut matrik, fragmen dan matrikpenyusun breksi ini terikat
dengan semen yang berupa material karbonatan atau lempungan, dari bentuk fragmen
yang meruncing, dapat ditafsirkan bahwa breksi ini diendapkan dengan sumbernya,
sehingga tidak terpengaruh suara fisik oleh jarak transportasi hingga ingin mencapai
cekungan sedimen ukuran material penyusun breksi lebih besar dari 2 mm.
-Batupasir
Batuan sediment klastik yang terdiri dari semen berukuran pasir, massa pasir ini
umumnya adalah mineral silika, feldspar atau pasir karbonat, sedang material pengikat
atau semen berupabesi oksida, silika lempung atau kalsium karbonat. Dengan adanya
perubahan yang besar dalam ukuran butirnya, maka dapt dibedakan ukurannya dari
batupasir kasar sampai batulanau. Pada beberapa batuan, dijumpai ukuran butir yang
beragam; jadi dapat dikatakan batupasir konglomerat atau batulanau pasiran. Warna
pada batupasir, terbentuk sebagian besar oleh variasi butirnya.
-Arkose
Adalah jenis dari batupasir dengan jumlah butiran feldspar yang lebih banyak. Kalau
komposisi batuan ini terdiri dari kwarsa dan feldspar dapat diikatakan granit, jadi
kemungkinan adanya kesalahan tentang arkose sangat kecil. Pada arkose butirnya
tidak saling mengunci, butiran membulat dan dipisahkan dengan material semen
dengan butiran yang halus.
-Batulempung (dapat disebut serpih)
Adalah batuan sediment klastik yang terbentuk dari hasil pengompakan lempung dan
lanau, ukuran butirnya halus sehingga batuannya terlihat homogen. Batulempung
adalah halus dan umumnya terasa lembut, tetapi beberapa pasir halus atau lanau kasar
mungkin membuat terasa griity.
Batulempung umumnya dijumpai pelapisan sedimen. Batuan yang komposisinya sama
tetapi mempunyai ketebalan dan lapisan yang berbentuk blok dapat disebut
batulumpur, warna dari batulempung dan batulumpur antara ungu, hijau,merah,dan
cokelat. Beberapalapisan yang banyak mengndung karbon berwarna hitam.
-Batugamping
Yang mungkin saja termasuk kedalam batuan sediment klastik atau kimiawi,
umumnya terdiri dari kalsit,beberapa mempunyai imparities atau variasi bagus bahkan
keduanya dalam penampakkannya. Beberapa betugamping yang berbentuk butiran
halus mungkin terbentuk secara presipitasi kimia dengan batuan banyak atu sedikit
organisme kecil, beberapa sedimen pada dasar laut kemungkinan tersingkap di lapisan
awal pada formasi batugamping ukuran halus.
-Dolostone
Seperti batugamping, juga merupakan batuan sedimen klastik ataun kimiawi yang
umumnya tersusun oleh mineral dolomite, CuMg(CO3)2. dolomite kelihatan seperti
kalsit,oleh karena itu mengapa dolomite dapat dikatakan sebagai batugamping.
Gallery Batuan Sedimen
Siltstone adalah clastic batuan sedimen yang terbentuk dari lumpur-ukuran (antara 1 /
256 dan 1 / 16 milimeter diameter) pelapukan puing-puing. Spesimen yang
ditunjukkan di atas adalah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Clastic serpih adalah batuan sedimen yang terdiri dari tanah liat-ukuran (kurang dari 1
/ 256 milimeter diameter) pelapukan puing-puing. Biasanya pecah menjadi potongan-
potongan tipis datar. Spesimen yang ditunjukkan di atas adalah sekitar dua inci (lima
sentimeter).
Clastic batu pasir adalah batuan sedimen terdiri terutama dari ukuran pasir (1 / 16-2
milimeter diameter) pelapukan puing-puing. Lingkungan di mana sejumlah besar pasir
dapat mengumpulkan meliputi pantai, gurun, dataran banjir dan delta. Spesimen yang
ditunjukkan di atas adalah sekitar dua inci (lima sentimeter)
Batu gamping adalah batu yang terutama terdiri dari kalsium karbonat. Ini dapat
terbentuk secara organik dari akumulasi kerang, karang, ganggang dan kotoran puing-
puing. Juga dapat membentuk presipitasi kimiawi dari kalsium karbonat dari danau
atau air laut. Batu kapur yang digunakan dalam banyak cara. Beberapa yang paling
umum adalah: produksi semen, batu hancur dan netralisasi asam. Spesimen yang
ditunjukkan di atas adalah sekitar dua inci (lima sentimeter)
Bijih besi adalah batuan sedimen kimia yang terbentuk ketika besi dan oksigen (dan
kadang-kadang bahan lain) menggabungkan dalam larutan dan deposito sebagai
sedimen. Bijih besi (ditampilkan di atas) adalah endapan yang paling umum mineral
bijih besi. Spesimen yang ditunjukkan di atas adalah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Rock salt/Halite adalah batuan sedimen kimia yang terbentuk dari penguapan garam
laut atau air danau. Hal ini juga dikenal dengan nama mineral “garam karang”. Hal ini
jarang ditemukan di permukaan bumi, kecuali di daerah-daerah iklim yang sangat
kering. Hal ini sering ditambang untuk digunakan dalam industri kimia atau untuk
digunakan sebagai perawatan jalan raya musim dingin. Beberapa garam karang
diproses untuk digunakan sebagai bumbu untuk makanan. Spesimen yang ditunjukkan
di atas adalah sekitar dua inci (lima sentimeter)
Clastic konglomerat adalah batuan sedimen yang berisi besar (lebih besar kemudian
dua milimeter diameter) partikel bulat. Ruang antara kerikil umumnya diisi dengan
partikel yang lebih kecil dan / atau semen kimia yang mengikat batu bersama-sama.
Spesimen yang ditunjukkan di atas adalah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Batubara/Coal adalah batuan sedimen organik yang membentuk tanaman terutama
dari puing-puing. Puing pabrik biasanya terakumulasi dalam lingkungan rawa-rawa.
Batu bara yang mudah terbakar dan sering ditambang untuk digunakan sebagai bahan
bakar. Spesimen yang ditunjukkan di atas adalah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Rijang/Chert adalah cryptocrystalline mikrokristalin atau bahan batuan sedimen terdiri
dari silikon dioksida (SiO2). Terjadi sebagai nodul dan concretionary massa dan
kurang sering sebagai deposit yang berlapis. Rusak dengan konkoidal patah tulang,
seringkali menghasilkan tepi yang sangat tajam. Awal orang mengambil keuntungan
dari bagaimana certa istirahat dan menggunakannya untuk mode alat pemotong dan
senjata. Spesimen yang ditunjukkan di atas adalah sekitar dua inci (lima sentimeter)
Clastic breccia adalah batuan sedimen yang terdiri dari besar (lebih dari dua milimeter
diameter) sudut fragmen. Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan matriks
partikel yang lebih kecil atau semen mineral yang mengikat batu bersama-sama.
Spesimen yang ditunjukkan di atas adalah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Jenis-jenis Batuan Sedimen antara lain yaitu:
1. BREKSI
Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256
milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-
lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak
membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya
yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.
3. SANDSTONE
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi
pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter.
Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau
pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih
besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz
Sandstone, Arkose, dan Graywacke.
-QUARTZ SANDSTONE
Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari
kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran
butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu
pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.
-ARKOSE
Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar.
Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit
perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang
bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.
-GRAYWACKE
Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih
komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan
sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
4.SHALE
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir
1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-
mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan
menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau
memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu
lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.
5. LIMESTONE
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi
mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis,
berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil
dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan
menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.
-CALCARENITE
Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari 50%
atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun terutama atas fosil
dan oolit.
-CALCILUTITE
Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih kecil
hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami litifikasi.
-GAMPING TERUMBU
Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada
perairan yang hangat dan dangkal
6.SALTSTONE
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan
yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.
7. GIPSUM
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone,
batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan
ini juga berupa kristalin.
8. COAL
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material
yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya
amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya
coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.
Batuan Sedimen Evaporit
Proses terjadinya harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada
umumnya terbentuk dilingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat
memungkinkan selalu terjadi pengayaan unsur-unsur tertentu. Batuan yang termasuk
golongan ini adalah gip, anhidrit, batugaram, dll.
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang
cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang
tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur – unsur tertentu.
Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu
endapan dari larutan tersebut. Batuan – batuan yang termasuk kedalam batuan ini
adalah gip, anhidrit, batu garam.
Batuan Sedimen Batubara
Terbentuk dari unsur-unsur organic yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu
tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal
diatasnya sehingga tidak memungkinkan terjadinya pelapukan.
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur – unsur organik yaitu dari tumbuh –
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh
suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya
pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki
banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di
tempat tersebut.
PENYUSUN BATUBARA
Konsep bahwa batubara berasal dari sisa tumbuhan diperkuat dengan ditemukannya
cetakan tumbuhan di dalam lapisan batubara. Dalam penyusunannya batubara
diperkaya dengan berbagai macam polimer organik yang berasal dari antara lain
karbohidrat, lignin, dll. Namun komposisi dari polimer-polimer ini bervariasi
tergantung pada spesies dari tumbuhan penyusunnya.
-Lignin
Lignin merupakan suatu unsur yang memegang peranan penting dalam merubah
susunan sisa tumbuhan menjadi batubara. Sementara ini susunan molekul umum dari
lignin belum diketahui dengan pasti, namun susunannya dapat diketahui dari lignin
yang terdapat pada berbagai macam jenis tanaman. Sebagai contoh lignin yang
terdapat pada rumput mempunyai susunan p-koumaril alkohol yang kompleks. Pada
umumnya lignin merupakan polimer dari satu atau beberapa jenis alkohol.
Hingga saat ini, sangat sedikit bukti kuat yang mendukung teori bahwa lignin
merupakan unsur organik utama yang menyusun batubara.
-Karbohidrat
Gula atau monosakarida merupakan alkohol polihirik yang mengandung antara lima
sampai delapan atom karbon. Pada umumnya gula muncul sebagai kombinasi antara
gugus karbonil dengan hidroksil yang membentuk siklus hemiketal. Bentuk lainnya
mucul sebagai disakarida, trisakarida, ataupun polisakarida. Jenis polisakarida inilah
yang umumnya menyusun batubara, karena dalam tumbuhan jenis inilah yang paling
banyak mengandung polisakarida (khususnya selulosa) yang kemudian terurai dan
membentuk batubara.
-Protein
Protein merupakan bahan organik yang mengandung nitrogen yang selalu hadir
sebagai protoplasma dalam sel mahluk hidup. Struktur dari protein pada umumnya
adalah rantai asam amino yang dihubungkan oleh rantai amida. Protein pada
tumbuhan umunya muncul sebagai steroid, lilin.
Material Organik Lain
Resin merupakan material yang muncul apabila tumbuhan mengalami luka pada
batangnya.
Tanin umumnya banyak ditemukan pada tumbuhan, khususnya pada bagian
batangnya.
Alkaloida merupakan komponen organik penting terakhir yang menyusun batubara.
Alkaloida sendiri terdiri dari molekul nitrogen dasar yang muncul dalam bentuk rantai
Porphirin merupakan komponen nitrogen yang berdasar atas sistem pyrrole. Porphirin
biasanya terdiri atas suatu struktur siklik yang terdiri atas empat cincin pyrolle yang
tergabung dengan jembatan methin. Kandungan unsur porphirin dalam batubara ini
telah diajukan sebagai marker yang sangat penting untuk mendeterminasi
perkembangan dari proses coalifikasi.
Hidrokarbon,Unsur ini terdiri atas bisiklik alkali, hidrokarbon terpentin, dan pigmen
kartenoid. Sebagai tambahan, munculnya turunan picene yang mirip dengan sistem
aromatik polinuklir dalam ekstrak batubara dijadikan tanda inklusi material sterane-
type dalam pembentukan batubara. Ini menandakan bahwa struktur rangka tetap utuh
selama proses pematangan, dan tidak adanya perubahan serta penambahan struktur
rangka yang baru.
Konstituen Tumbuhan yang Inorganik (Mineral)
Selain material organik yang telah dibahas diatas, juga ditemukan adanya material
inorganik yang menyusun batubara. Secara umum mineral ini dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu unsur mineral inheren dan unsur mineral eksternal. Unsur mineral
inheren adalah material inorganik yang berasal dari tumbuhan yang menyusun bahan
organik yang terdapat dalam lapisan batubara. Sedangkan unsur mineral eksternal
merupakan unsur yang dibawa dari luar kedalam lapisan batubara, pada umumya jenis
inilah yang menyusun bagian inorganik dalam sebuah lapisan batubara.
PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA
Pembentukan batubara pada umumnya dijelaskan dengan asumsi bahwa material
tanaman terkumpul dalam suatu periode waktu yang lama, mengalami peluruhan
sebagian kemudian hasilnya teralterasi oleh berbagai macam proses kimia dan fisika.
Selain itu juga, dinyatakan bahwa proses pembentukan batubara harus ditandai dengan
terbentuknya peat.
Pembentukan Lapisan Source
Teori Rawa Peat (Gambut) – Autocthon
Teori ini menjelaskan bahwa pembentukan batubara berasal dari akumulasi sisa-sisa
tanaman yang kemudian tertutup oleh sedimen diatasnya dalam suatu area yang sama.
Dan dalam pembentukannya harus mempunyai waktu geologi yang cukup, yang
kemudian teralterasi menjadi tahapan batubara yang dimulai dengan terbentuknya peat
yang kemudian berlanjut dengan berbagai macam kualitas antrasit. Kelemahan dari
teori ini adalah tidak mengakomodasi adanya transportasi yang bisa menyebabkan
banyaknya kandungan mineral dalam batubara.
Teori Transportasi – Allotocton
Teori ini mengungkapkan bahwa pembentukan batubara bukan berasal dari
degradasi/peluruhan sisa-sisa tanaman yang insitu dalam sebuah lingkungan rawa
peat, melainkan akumulasi dari transportasi material yang terkumpul didalam
lingkungan aqueous seperti danau, laut, delta, hutan bakau. Teori ini menjelaskan
bahwa terjadi proses yang berbeda untuk setiap jenis batubara yang berbeda pula.
Proses Geokimia dan Metamorfosis
Setelah terbentuknya lapisan source, maka berlangsunglah berbagai macam proses.
Proses pertama adalah diagenesis, berlangsung pada kondisi temperatur dan tekanan
yang normal dan juga melibatkan proses biokimia. Hasilnya adalah proses
pembentukan batubara akan terjadi, dan bahkan akan terbentuk dalam lapisan itu
sendiri. Hasil dari proses awal ini adalah peat, atau material lignit yang lunak. Dalam
tahap ini proses biokimia mendominasi, yang mengakibatkan kurangnya kandungan
oksigen. Setelah tahap biokimia ini selesai maka berikutnya prosesnya didominasi
oleh proses fisik dan kimia yang ditentukan oleh kondisi temperatur dan tekanan.
Temperatur dan tekanan berperan penting karena kenaikan temperatur akan
mempercepat proses reaksi, dan tekanan memungkinkan reaksi terjadi dan
menghasilkan unsur-unsur gas. Proses metamorfisme (temperatur dan tekanan) ini
terjadi karena penimbunan material pada suatu kedalaman tertentu atau karena
pergerakan bumi secara terus-menerus didalam waktu dalam skala waktu geologi.
HETEROATOM DALAM BATUBARA
Heteroatom dalam batubara bisa berasal dari dalam (sisa-sisa tumbuhan) dan berasal
dari luar yang masuk selama terjadinya proses pematangan.
Nitrogen pada batubara pada umumnya ditemukan dengan kisaran 0,5 – 1,5 % w/w
yang kemungkinan berasal dari cairan yang terbentuk selama proses pembentukan
batubara.
Oksigen pada batubara dengan kandungan 20 – 30 % w/w terdapat pada lignit atau 1,5
– 2,5 % w/w untuk antrasit, berasal dari bermacam-macam material penyusun
tumbuhan yang terakumulasi ataupun berasal dari inklusi oksigen yang terjadi pada
saat kontak lapisan source dengan oksigen di udara terbuka atau air pada saat
terjadinya sedimentasi.
Variasi kandungan sulfur pada batubara berkisar antara 0,5 – 5 % w/w yang muncul
dalam bentuk sulfur organik dan sulfur inorganik yang umumnya muncul dalam
bentuk pirit. Sumber sulfur dalam batubara berasal dari berbagai sumber. Pada
batubara dengan kandungan sulfur rendah, sulfurnya berasal material tumbuhan
penyusun batubara. Sedangkan untuk batubara dengan kandungan sulfur menengah-
tinggi, sulfurnya berasal dari air laut.
Batuan Sedimen Silika
Terdiri dari rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Proses terbentuknya adalah
gabungan antara proses organic seperti radiolarian atau diatom dan proses kimiawi
untuk lebih menyempurnakannya.
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi
untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian
dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
Batuan Sedimen Karbonat
Terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, alga, foraminifera atau lainnya yang
bercangkang kapur. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari
batuanyang terbentuk lebih dahulu dan diendapkan disuatu tempat. Proses pertama
biasa terjadi di lingkungan laut litoral sampai neritik, sedangkan proses kedua
diendapkan pada laut neritik sampai laut balitial.
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan
foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan
yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa
terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan
pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali
macamnya tergantung pada material penyusunnya.
Sedimen dan batuan sedimen karbonat terdiri daripada CaCO3 dan MgCO3. Bahan ini
merangkumi sekurang-kurangnya 20 – 30% daripada keseluuhan batuan yang ada.
Batuan sedimen karbonat merupakan salah satu daripada batuan takungan utama
untuk bahan hidrokarbon (minyal dan gas).
Mineral utama yang membentuk sedimen dan batuan sedimen karbonat ialah;
Dari segi tekstur, batuan karbonat boleh dibahagikan kepada tiga (seperti juga batuan
klastik);
Butiran karbonat – kerangka (framework)
Kalsit mikrokristalin – matrik
Kalsir spar – simen
BUTIRAN KARBONAT
Butiran karbonat juga dikenali sebagai ALLOKEM. Ianya bersamaan dengan butiran
kerangka atau klas untuk batuan klastik. Butiran karbonat ini mempunyai saiz
daripada saiz lodak hinggalah kpada saiz yang sangat besar. Terdapat lima jenis
butiran karbonat yang utama;
Pecahan cangkang (Skeletal fragments)
Boleh terdiri daripada keseluruhan cangkang
Merupakan antra allokem yang paling banyak ditemui
Boleh ditemui di kesemua sekitaran karbonat
Ooid
Merupakan butiran berbentuk bulat, dan mempunyai lingkaran kalsit (internal
concentric layers of calcite) mengelilingi nukleus (samada pecahan cangkang, pellet,
butiran kuarza dan lain-lain)
Mempunyai saiz pasir halis hingga kasar
Oncoids – merupakam ooid yang mempunyai garis pusat 1-2 cm
Oolit – batu kapur yang mempunyai ooid
Selalunya ditemui di sekitaran karbonat yang mempunyai air / gelombang yang
berkocak secara berterusan (constantly reworked by waves)
Oolit disimen oleh kalsi
Peloid
Allokem yang berbentuk bulat atau membujur, tetapi terdiri daripada kalsit
mikrokristallin atau kriptokristallin (microcrystalline or cryptocrystalline calcite) or
aragonit
Dalam peloid tiada apa-apa struktur
Biasanya bersaiz lodak atau pasir halus
Kebanyakannya terdiri daripada fecal pellets
Pecahan cangkang yang bulat dan ooid yang tidak mempunyai apa-apa struktur juga
dikenali sebagai peloid
Boleh ditemui di kebanyakan sekitaran pengendapan
Butiran karbonat atau litoklas (Carbonate clasts (lithoclasts))
merupakan sedimen atau klas yang berasal daripada batuan karbonat sedia ada
(setelah dihakis)
mempunyai saiz pasir atau lebih besar
selalunya berbentuk bulat
litoklas ini tidak sebanyak ooids, peloids or pecahan cangkang (jarang ditemui)
Biasanya ditemui dalam endapan akibat ribut (storms deposits), alur, dan juga
endapan turbidit
Ekstraklas (Extraclasts) – klas berasal daripada luar lembangan
Intraklas (Intraclasts) – klas berasal daripada lembangan yang sama.
Pemerian Batuan Sedimen
1. Detritus (klastik) kasar
2. Detritus (klastik) halus
3. Karbonat
4. Evaporit
Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Sedimen
Warna
Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi oleh beberapa factor,
yaitu :
a) Warna mineral pembentukkan batuan sedimen
Contoh jika mineral pembentukkan batuan sedimen didominasi oleh kwarsa maka
batuan akan berwarna putih.
b) Warna massa dasar/matrik atau warna semen.
c) Warna material yang menyelubungi (coating material).
Contoh batupasir kwarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau.
d) Derajat kehalusan butir penyusunnya.
Pada batuan dengan komposisi yang sama jika makin halus ukuran butir maka
warnanya cenderung akan lebih gelap.
Warna batuan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pengendapan, jika kondisi
lingkungannya reduksi maka warna batuan menjadi lebih gelap dibandingkan pada
lingkungan oksidasi. Batuan sedimen yang banyak kandungan material organic
(organic matter) mempunyai warna yang lebih gelap.
B. Struktur Batuan Sedimen
Struktur sedimen sebenarnya adalah kelainan dari bidang perlapisan yang normal
(paralel atau horizontal). Kelainan disebabkan karena proses sedimentasi ataupun
sesudah sedimentasi (diagnesa).
Struktur sedimen terbentuk akibat dari proses fisika, kimia maupun proses-proses
lainnya.
Definisi :
Roman muka (kenampakkan) sifat-sifat yang mudah diamati/dipelajari pada batuan
sedimen (pada singkapan) yang merupakan hasil manifestasi dari proses fisika, kimia
dan organis.
Contoh :
Proses fisika seperti angin, air, arus.
Proses kimia seperti kongkresi dll.
Proses organic seperti jejak binatang.
Sifat yang khas yang mudah dan langsung dapat diamati adalah unsure perlapisan.
Intensitas arus mempengaruhi pengendapan dalam besar butir, stratifikasi dapat juga
menunjukkan proses terbentuknya lapisan tersebut, karena lingkungan pengendapan.
Stratum adalah suatu lapisan yang dapat dibedakan dengan lapisan di atasnya atau
dibawahnya, berdasarkan sifat fisik, bidang non sedimentasi,dll.
Cross stratum (lapisan silang siur) adalah lapisan yang membentuk sudut terhadap
lapisan yang berada di atas atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, bidang
non sedimentasi atau sifat fisik lainnya.
Set adalah cross strata atau strata yang dipisahkan dari strata atau cross strata lainnya
dengan bidang erosi atau bidang non sedimentasi atau sifat-sifat fisik lainnya.
Coset merupakan gabungan dari beberapa set, sedangkan
Composite set yang merupakan gabungan dari beberapa coset.
Berdasarkan asalnya struktur sedimen yang terbentuk dapat dikelompokkan menjadi 3
1. Struktur Sedimen Primer
Terbentuknya karena proses sedimentasi dengan demikian dapat merefleksikan
mekanisasi pengendapannya.
2. Struktur Sedimen Sekunder
Terbetuknya sesudah sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagnesa, juga
merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan, misalnya keadaan dasar, lereng dan
lingkungan organisnya.
3.Struktur Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan binatang, seperti moluska, cacing atau binatang
lainnya.
Struktur Sedimen Primer:Struktur Sedimen Flaser
Selama pasang tinggi, lumpur umumnya terkumpul di seberang ripple crest dan pada
trough. Flaser bedding dihasilkan.. ketika lumpur ini berada pada trough. Struktur ini
mengimplikasikan bahwa hadirnya dua sedimen suplai yaitu pasir dan lempung. Pada
saat aktivitas arus, pasir tertransportasi dan terendapkan sebagai ripples, lempung
masih dalam bentuk suspensi. Pada saat arus berhenti lempung terendapkan pada
trough atau menutup ripples tersebut. Saat dimulainya siklus selanjutnya, puncak
ripples tererosi dan pasir baru terendapkan dalam bentuk ripples dan mengubur ripple
bed pada troughs. Sehingga diperkirakan flaser bedding diperkirakan terbentuk pada
lingkungan pasang surut (subtidal zone)dan sangat jarang ditemukan terbentuk pada
kondisi fluvial. Struktur ini dapat digunakan dalam penentuan lingkungan
pengendapan, dimana diperkirakan berada pada lingkungan pasang-surut(pada energi
tinggi).
Struktur Sedimen Sekunder
a. Struktur Erosional : terbentuk oleh karena arus atau materi yang terbawa oleh arus.
ex : Flute cast
b. Struktur Deformasi : terbentuk oleh karena adanya gaya. ex : load cast
Struktur Organik : terbentuk akibart aktivitas makhluk hidup.
Tabular cross bedding adalah suatu set yang bidang sentuhnya bukan merupakan
bidang erosi, tapi merupakan bidang datar yang merupakan bidang non sedimentasi.
Planar cross bedding adalah suatu set dimana sentuhnya bukan merupakan bidang
datar, melainkan bidang miring serta, merupakan bidang non sedimentasi. Sedangkan
Trough cross bedding merupakan struktur yang khas sekali dimana butiran makin
keatas makin halus. Graded bedding sangat penting sekali artinya dalam penelitian
untuk menentukan yang mana atas (up) dan yang bawah (bottom) dimana yang halus
merupakan bagian atasnya sedangkan bagian yang kasar merupakan bawahnya.
Graded bedding yang disebabkan oleh arus turbid, dimana fraksi halus didapatkan
dibagian atas juga tersebar diseluruh batuan tersebut. Secara genesa graded bedding
oleh arus turbid juga terjadi selain oleh kerja suspensi juga disebabkan oleh pengaruh
arus turbulensi.
Struktur flaser terbentuk di daerah laguna (teluk) tidak dipengaruhi oleh laut terbuka,
melainkan sangat dipengaruhi oleh pasang surut. Pada waktu surut ia mengendapkan
bagian dari darat sedangkan waktu pasang mengendapkan bagian laut. Sehingga
mengakibatkan terjadinya pengendapan yang selang seling antara fraksi kasar an
fraksi halus, yaitu antara pasir dan lempung. Jika disayat tegak lurus arus maka akan
terlihat penampang lapisan yang berupa lensa-lensa pasir (lenticular), sedangkan
lensa-lensa lempung (flaser).
Jenis Dan Penamaan Batuan Sedimen
Batuan sedimen dari golongan klastik terutama klastik halus akan menghasilkan nama
batuan yang banyak sekali karena batuan tesebut pada umumnya merupakan hasil
pencampuran dari beberapa unsur yang dominan. Unsure-unsur yang penting adalah
pasir (sand), lempung (clay), dan danau (silt). Bila dua jenis unsure tersebut
bercampur akan menghasilkan nama yang berlainan, juga percampuran tersebut
tergantung dari persentase volume masing-masing unsur.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan dalam makalah ini tentang batuan sedimen maka dapat
disimpulakan bahwa :
1.Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga
kelompokutama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan
metamorfosis)yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain
(clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan
pengendapan(precipitation) dari larutan.
2.Batuan sedimen di bagi dalam dua bagian yaitu : batuan sedimen klastikdan
non klastik.
3.Contoh batuan sedimen yaitu : tufa, Bentonit,Lempung, LempungMerah,Batu
pasir ,Batu pasir Merah,Pasir Besi, Pasir Hijau Batu gampingGamping
Merah,Gamping Numulities,Breksi Vulkanik,Breksi Pumic
Sumber:
-https://mithaariany.wordpress.com/
-https://www.detik.com/edu/sekolah
-https://www.academia.edu/9258528/batuan_sedimen_secara_umum