MATA KULIAH:
DOSEN PENGAMPU:
OLEH:
Noviantika
(2110115320009)
2022
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Degradasi
a. Pelapukan Batuan
Pelapukan batuan yaitu proses berubahnya batuan menjadi tanah (soil) baik
oleh proses fisik atau mekanik (disintegration), oleh proses kimia
(decomposition), oleh proses biofisik/biomekanik, oleh proses biokimia
maupun oleh proses biokimia-mekanik. Proses kimia dapat menyebabkan
terjadinya mineral-mineral baru.Tanah mempunyai arti yang berbeda-beda,
bergantung pada sudut peninjauannya. Istilah tanah dalam teknik sipil
dimaksudkan untuk mencakup semua bahan dari tanah lempung sampai ke
berangkal (batu batu besar berukuran diameter butir (64-256) mm), jadi
semua endapan alam yang bersangkutan dengan teknik sipil, kecuali batuan
tetap (Wesley, 1973:1).Dengan demikian, pengertian tanah dalam bidang
teknik sipil sama dengan pengertian regolith dalam geologi yaitu selubung
atau lapisan terluar permukaan bumi yang terdiri dari partikel-partikel batuan
yang lepas-lepas, butir-butir mineral yang terletak di atas batuan induk segar
atau batuan tetap (Gambar 2.3).
Tebal dan tipisnya tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis batuan
induk (komposisi mineral batuan induk), relief topografi permukaan bumi, iklim,
organisme, waktu. Penjabaran dari faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
Proses mineral bereaksi dengan air, tetapi tidak terjadi peruraian, dan air terikat
menjadi air kristal disebut hidrasi.
(Hematit) (Limonit)
Contoh:
(Pirit) (Limonit)
2SO₂ +O₂→2SO3
(asam sulfat)
Hasil oksidasi lain dari mineral-mineral yang kaya akan besi adalah Fe₂O3
(hematit) yang bewarna merah sehingga menyebabkan batuan atau tanah berwarna
merah. Jenis pelapukan kimia yang lain adalah pencucian (leaching) atau
pelarutan (solution). Pencucian adalah proses berubahnya komponen-komponen
kimia suatu batuan atau mineral oleh larutan CO₂ dalam air hujan.
Gambar 2.3 memperlihatkan profil tanah hasil pelapukan batuan yang telah lanjut.
Pelapukan biologi dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu pelapukan biofisik atau
biomekanik, pelapukan biokimia, dan pelapukan biokimiafisik atau
biokimiamekanik.Pelapukan biofisik atau biomekanik yaitu pelapukan yang
disebabkan oleh akar tanaman yang masuk ke retakan batuan. Pada saat akar
tumbuh menjadi besar maka batuan menjadi pecah. Contoh lain adalah injakan
binatang-binatang berat, pembajakan sawah, pembuatan jalan, terowongan dan
penambangan mineral dan batuan oleh manusia dengan menggunakan palu,
linggis, gergaji, dll. Semut, rayap, dan cacing tanah membuat lubang lubang di
permukaan bumi dan membawa partikel-partikel tanah dari dalam bumi ke
permukaan bumi. Dalam satu tahun cacing tanah mampu membawa partikel tanah
ke permukaan bumi sebanyak 10 ton per acre (Flint & Skinner,
1974:98).Pelapukan biokimia dapat disebabkan oleh asam humus yang terjadi dari
bahan organik humus yang hancur karena bakteri dan terlarutkan oleh air.
Pelapukan biokimiafisik atau biokimiamekanik terjadi pada saat manusia
Larutan kristalisasi mineral dari larutan magma. Bahwa olivin lebih mudah lapuk
daripada kuarts dapatlah dipahami, karena kondisi pada waktu kristalisasi kuarts,
relatif lebih mendekati kondisi atmosfer dibandingkan dengan kondisi pada waktu
kristalisasi olivine terjadi. Flint dan Skinner (1974:92) memperbandingkan batu
kuburan pada lokasi kuburan yang sama..
c) Dibangun: pada 1806 Bahan Kondisi: marmer yang tersusun dari mineral-
mineral kalsit pada 1961 dijumpai paling lapuk, proses leaching sangat kuat
sehingga huruf-hurufnya sudah tidak jelas.
Pada permukaan bumi yang datar atau belereng sangat landai dapat terbentuk
tanah yang tebal. Pada lereng yang curam tidak terbentuk tanah tebal, bahkan
mungkin tidak ada tanah sama sekali karena tanah yang terbentuk segera terkikis
oleh air, gletser, ataupun longsor karena gravitasi.
3) Iklim
Di daerah beriklim tropik basah seperti Indonesia pelapukan batuan sangat kuat,
karena pelapukan fisik disertai oleh pelapukan kimia yang kuat akibat curah hujan
yang tinggi. Di daerah beriklim tropik kering, yang terjadi umumnya pelapukan
fisik saja sehingga derajat pelapukannya rendah. Di daerah subtropik seperti di
Australia yang pada musim panas suhunya 42°C dan pada musim dingin suhunya
-3°C, pelapukannya relatif kurang kuat. Namun jika curah hujannya tinggi di
daerah subtropik pelapukannya menjadi lebih kuat.
4) Organisme
Makin banyak organisme yang berpengaruh dalam proses pelapukan, makin tinggi
derajat pelapukannya.
5) Waktu
Makin lama waktu kontak antara batuan dengan atmosfer, proses pelapukan
makin lama pula berlangsung sehingga tanah yang terbentuk menjadi semakin
banyak.
Ditinjau dari hubungannya dengan batuan induk, tanah dibagi menjadi dua
macam.
a) Tanah sisa (residual soil) adalah tanah yang masih berada di atas batuan
induknya.
b) Tanah terangkut (transported soil) adalah tanah yang sudah terangkut dan
diendapkan di tempat lain baik oleh air, angin, gletser, maupun oleh gerakan
massa (gravitasi bumi).Pengertian tanah terangkut sama dengan sedimen klastik.
Dengan demikian, klasifikasinya sama dengan klasifikasi sedimen klastik.
Apabila butiran-butiran tanah dipersatukan oleh suatu bahan perekat maka
terjadilah batuan sedimen yang oleh kalangan umum disebut cadas atau padas,
sedangkan dari sudut pandang geologi disebut: batulempung, batulanau, batupasir,
konglomerat, atau breksi.Pada umumnya tanah hasil pelapukan batuan yang telah
lanjut terdiri dari butir lempung, lanau, dan pasir. Berdasarkan atas persentase
lempung, lanau dan pasir yang tercampur dalam tanah, Departemen Pertanian
Amerika Serikat dan Millar dkk (dalam Strahler, 1969:297) membuat klasifikasi
tanah seperti pada Gambar 2.5