Fuse berfungsi sebagai alat pengaman rangkaian dari arus berlebihan akibat
hubungan pendek maupun beban berlebihan pada jaringan kelistrikan. Fuse bekerja
sebagai pemutus arus pada rangkaian kelistrikan. Apabila arus yang mengalir lebih
besar dari kapasitasnya atau terjadi hubungan pendek maka kawat fuse tersebut akan
panas, mencair, dan terputus sehingga dapat mencegah kerusakan pada komponen
lainnya. Suatu sekring/fuse dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu type catridge
(tabung) dan type blade.
Gambar 1.15 Fuse blade dan catridge
Contoh:
Sebuah rangkaian lampu kepala terpasang lampu jenis halogen dengan daya
sebesar 12V60/55w. Berapa besar sekring yang dibutuhkan untuk merangkai
lampu jauh? Diketahui : P = 60 watt
V = 12 Volt
Ditanya : Besar sekring yang diperlukan (I)
Dijawab : I = = 10 A
Sedangkan pengisian pada kendaraan teganganya 13,8–14,8 V, jadi besar
sekring yang digunakan sebesar
I= = 8,5 A
Karena lampu kepala yang dipasang ada dua buah maka kapasitas sekring yang
diperlukan = 2 x 8,5 A = 17 A. Pemilihan sekring tidak boleh lebih kecil atau
lebih besar dari kapasitas. Jadi sekring yang diperlukan adalah 20 A.
bimetal turun.
Gambar 1.17 Cirkuit
Breaker Sumber:
Prasetyadi, 2017
5. Relay
Relay berfungsi sebagai sakelar yang dikontrol secara elektrik. Selain itu, relay
berfungsi sebagai pengaman sakelar yang fungsinya untuk melancarkan arus
dari baterai ke beban tanpa melewati sakelar sehingga mencegah penurunan
tegangan. Dilihat dari kerjanya relay dapat dibagi menjadi 2 jenis sebagai
berikut.
Gambar 1.18 Relay normaly open dan normaly close
Sumber: Wazipoint, 2015
19