Anda di halaman 1dari 11

TUGAS GEOGRAFI

EKSOGEN

Nama Kelompok : Finda Nur Rahmalia


Arisa Lovia Virnanda
Nur Hamidatul Bariya
Selvi Emiliya

Sabtu, 25 Januari 2020


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kita ketahui bahwa manusia tinggal di lingkungan yang beragam. Sebagian dari mereka
tinggal di pegunungan dan sebagian lainnya tinggal di pantai yang datar atau di wilayah
perbukitan. Keragaman tersebut memengaruhi kehidupan manusia. Manusia yang tinggal di
pegunungan memiliki corak kehidupan yang berbeda dengan mereka yang tinggal di pantai.
Demikian pula dengan orang yang tinggal di perbukitan dan lembah sungai. Masing-masing
menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Menurut para ahli, keragaman bentuk permukaan bumi ini disebabkan oleh dua kekuatan,
yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.  Tenaga Endogen adalah tenaga pengubah muka
bumi yang berasal dari dalam bumi, sedangkan Tenaga Eksogen  adalah tenaga pengubah
muka bumi yang berasal dari luar  bumi. Tenaga endogen bersumber dari magma yang
bersifat membangun (konstruktif). Tenaga ini meliputi tektonisme, vulkanisme dan gempa
bumi. Tenaga eksogen merupakan tenaga yang bersifat merusak kulit bumi. Factor-faktor
yang berpengaruh terhadap tenaga eksogen ini meliputi air, angin, makhluk hidup, sinar
matahari, dan gletser. Kedua tenaga ini menghasilkan rupa muka bumi yang beraneka ragam
bentuknya baik di daratan maupun dasar laut.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pembentukan muka bumi dari proses eksogen?
2.      Bagaimana proses eksogen?
3.      Dampak dari eksogen?
1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pembentukan muka bumi dari proses eksogen.
2.      Untuk mengetahui proses eksogen.
3.      Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari proses eksogen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Proses Pembentukan Muka Bumi
Permukaan bumi terdiri atas berbagai bentuk dari yang datar, bergelombang atau berbukit
sampai bergunung. Keragaman tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui berbagai
proses dan waktu yang sangat lama. Berbagai bentuk tenaga bekerja untuk mengubah muka
bumi, baik dari dalam bumi maupun dari luar bumi yang dikenal dengan sebutan tenaga
geologi. Tenaga dari dalam bumi mengubah bentuk muka bumi sehingga muncul gunung,
pegunungan, dan lain-lain. Selanjutnya apa yang telah dilakukan oleh tenaga dari dalam
bumi, kemudian dirombak oleh tenaga dari luar bumi oleh air, angin, es, dan organisme
sehingga nampaklah keragaman muka bumi seperti yang kita lihat sekarang.
Keragaman bentuk ketampakan alam di permukaan bumi tidak terjadi dengan sendirinya
melainkan melalui suaru proses alam yang panjang. Keragaman tersebut terjadi karena
adanya tenaga endogen dan eksogen yang ada di bumi.
2.2  Bentuk muka bumi yang dihasilkan oleh tenaga eksogen.
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap
permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah.
Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis, biologis, maupun secara
kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan,
dan sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi.
1.      Erosi, proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alamiah dari suatu tempat ke
tempat lain oleh suatu zat pengangkut yang bergerak di permukaan bumi
Menurut kecepatannya :
a. Erosi geologi : Suatu bentuk erosi dimana proses pengahancuran tanah relatif
seimbang dengan proses pembentukannya. Tidak menimbulkan kerusakan
alam.
b. Erosi yang dipercepat : Erosi dimana proses penghancuran tanah lebih cepat
dibandingkan proses pembentukannya. Mengakibatkan tanah menjadi tidak
subur, sehingga lahan kritis makin meluas
Menurut zat pelarutnya :
a. Erosi air : Disebabkan oleh air, baik di dalam tanah, permukaan maupun
sungai. Dibedakan menjadi :
1)      Erosi percikan : Disebabkan percikan air hujan
2)      Erosi lembar : Terjadi pada lapisan tanah bagian atas, menyebabkan tanah menjadi tidak
subur
3)      Erosi alur : Terjadi pada saat air mengalir
4)      Erosi parit : Lereng yang terkena erosi membentuk parit yang cukup dalam
5)      Erosi angin (deflasi) : Disebabkan tenaga angin, biasa terjadi di gurun
6)      Erosi es/glasial : Disebabkan oleh massa es yang bergerak
7)      Erosi air laur (abrasi) : Disebabkan oleh gelombang laut (erosi morena)
Bentuk tanah sebagai akibat erosi :
a. Cliff : Pantai terjal & berdinding curam sebagai akibat abrasi
b. Relung : Cekung yang memiliki dinding cliff
c. Dataran abrasi : Hamparan wilayah daratan akibat abrasi
d. Ngarai : Lembah yang dalam
e. Batu jamur : Batu yang disebabkan erosi angin
2.      Sedimentasi yaitu proses pengendapan batuan/tanah yang dilakukan oleh air, angin, dan es.
a.    Sedimentasi fluvial : Proses pengendapan materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran
sungai. Bentuk lahan hasil sedimentasi fluvial :
1)      Delta : Endapan pasir, lumpur, & kerikil yang terdapat di muara sungai
2)      Bantaran sungai : Daratan yang terdapat di tengah-tengah badan sungai/pada kelokan
dalam sungai sebagai hasil endapan
b.    Sedimen eolis (terrestrial) : Di daerah gurun/pantai
c.    Sedimen marin : Proses pengendapan yang dilakukan oleh gelombang laut yang terdapat di
sepanjang pantai. Bentukan alam dari sedimen marin :
1)      Beach/bisik : Bentukan deposisional umumnya pada pantai yang landai, terjadi jika
swash membawa muatan sedimen
2)      Bar : Gosong pasir di pantai yang arahnya memanjang sebagai hasil pengerjaan arus
laut
3)      Tombolo : Gosong pasor yang menghubungkan suatu pulau karang dengan pulau utama

3.   Pelapukan yaitu penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil
bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses
penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa Sinar matahari, Air,
Gletser, Reaksi kimiawi, Kegiatan makhluk hidup (organisme)
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: Pelapukan
fisik atau mekanik, Pelapukan organis, Pelapukan kimiawi
a. Pelapukan fisik dan mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi
bongkahan yang lebih kecil, tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan
oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.
 Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1)      Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun di
daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu
tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin,
batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan
pecah atau retak-retak.
2)      Adanya pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan
tekanan, karena tekanan ini batubatuan menjadi rusak atau pecah-pecah. Pelapukan ini terjadi
di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
3)      Berubahnya air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguapdan garam akan
mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di
sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.
b. Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang
dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah
pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang. Pengaruh yang disebabkan
oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu
berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah
disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar
serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-
garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas
penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.
c. Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa
pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst).
Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak
mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2).
Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia
pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak
turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Batuan yang telah terbentuk melalui berbagai proses akhirnya lama kelamaan akan
mengalami proses penghancuran atau pelapukan. Batuan yang berukuran besar akan terpecah
menjadi batuan yang berukuran lebih kecil, bahkan sampai menjadi debu. Pelapukan  dapat
dibedakan menjadi pelapukan fisika, kimia dan biologik-mekanik.
Pelapukan fisika atau disebut pula desintegrasi adalah proses penghancuran batuan
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil tanpa mengubah dekomposisi atau susunan
kimiawinya. Proses ini bisa terjadi karena penyinaran matahari, perubahan suhu, dan
pembekuan air pada celah-celah batuan.
Pelapukan Kimia atau disebut pula dekomposisi adalah proses penghancuran batuan
dengan mengubah susunan kimiawi batuan yang terlapukan. Berlangsungnya proses tersebut
memelukan. Pelapukan biologik-mekanik atau organik adalah pelapukan yang disebabkan
oleh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun binatang. Akar-akar yang masuk ke dalam tanah
memiliki kekuatan yang sangat tinggi, sehingga dapat menghancurkan batuan.

2.3 Masswasting

        Mass wasting atau tanah bergerak adalah perpindahan massa tanah dan batuan  karena
adanya gaya berat.Tanah dapat bergerak apabila gaya yang menahan massa tanah di lereng
lebih kecil daripada gaya yang mendorong atau meluncurkan tanah.
Macam – macam masswasting :

a. Rock fall

Talus : Tumpukan miring dari fragmen batuan berbaring di dasar tebing atau lereng curam
dari mana mereka telah dipatahkan; juga dikenal sebagai Scree.

b. .Rock Avalanche

              Rock longsoran terjadi ketika massa besar fragmen batuan dan batu-
batu bergerak cepat menuruni lereng curam.

  c. Rock slides      
         Melibatkan gerakan lereng bawah lapisan batuan yang relatif utuh yang telah
memisahkan diri dari singkapan batuan miring.

       
d. Slump
       Gerakan ke bawah blok material pada permukaan melengkung.
                
e. Mudflows 
           
 Mudflows melibatkan gerakan lereng bawah tanah atau tidak dikonsolidasi, sedimen
tanah liat kaya dalam gerakan fluida.Mudflows terjadi ketika bahan di permukaan miring
yang jenuh atau hampir jenuh dengan air. Lereng yang stabil ketika kering, tetapi menjadi
tidak stabil ketika jenuh dengan air.

f. Debris Flow
    Debris Flow mirip Mudflow bedanya Debris flow melibatkan tanah,sedimen,dan
sejumlah batu besar.

g. Creep
            Gerakan sangat lambat hampir terus menerus dari lereng bawah tanah dan material
lainnya.
                
h. Sulifluction
                 Suatu bentuk Mass Wasting yang terjadi di daerah yang relatif dingin di mana
tergenang air tanah mengalir sangat lambat menuruni lereng.

2.4 Sedimentasi
adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke
suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan
yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Hasil proses sedimentasi di
suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda. Berikut adalah ciri bentang lahan akibat
proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya.

a) Pengendapan oleh air sungai


Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam hasil pengendapan
oleh air, antara lain meander, oxbow lake, tanggul alam, dan delta.
(1) Meander
Meander, merupakan sungai yang berkelok-kelok yang terbentuk karena adanya
pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian
hulu, volume airnya kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai
menghindari penghalang dan mencari jalan yang paling mudah dilewati. Sementara, pada
bagian hulu belum terjadi pengendapan.
2. Oxbow lake
Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, sebab pengikisan dan pengendapan
terjadi secara terus-menerus. Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, sehingga terbentuk
oxbow lake, atau disebut juga sungai mati.

3. Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut, kecepatan alirannya menjadi
lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan,
sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama,
akan terbentuk lapisan-lapisan sedimen. Akhirnya lapisan-lapisan sedimen membentuk
dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.
Pembentukan delta harus memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh
sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus di sepanjang pantai
tidak terlalu kuat. Ketiga, pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai
Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.

4. Tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi banjir dan
air meluap hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut, bahan-bahan yang terbawa oleh air
sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya, terbentuk suatu dataran di tepi sungai

2.5  Dampak  Eksogen
1. Dampak positif dari eksogen
a. Batuan dari hasil pembekuan magma akan bermanfaat bagi tumbuhan jika telah
dihancurkan oleh tenaga eksogen menjadi partikel-partikel tanah.
b. Batuan beku terpecah-pecah menjadi batuan yang berukuran lebih kecil sehingga dapat
dimanfaat- kan untuk berbagai keperluan terutama bahan bangunan.
c. Mineral-mineral berharga yang tadinya berada di bawah permukaan tanah lambat laun
tersingkap oleh tenaga eksogen sehingga memberi manfaat bagi manusia.
2. Dampak negatif dari eksogen
a. Erosi mengakibatkan lapisan tanah yang subur berkurang atau hilang dan akibatnya
tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.
b. Erosi juga mengakibatkan sedimentasi di daerah yang lebih rendah dan terjadi
pendangkalan di daerah danau atau waduk. Akibatnya kemampuan PLTA untuk
menghasilkan listrik semakin berkurang.
c.       Selain mengakibatkan pendangkalan, erosi juga menjadikan air sungai dan danau tidak lagi
jernih. Akibatnya tidak lagi bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan minum atau
mencuci. Makhluk hidup, khususnya ikan juga akan semakin berkurang jumlahnya.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Permukaan bumi terdiri atas berbagai bentuk dari yang datar, bergelombang atau berbukit
sampai bergunung. Keragaman bentuk ketampakan alam di permukaan bumi tidak terjadi
dengan sendirinya melainkan melalui suaru proses alam yang panjang. Keragaman tersebut
terjadi karena adanya tenaga endogen dan eksogen yang ada di bumi.
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap
permukaan bumi. Perombakan muka bumi akibat tenaga eksogen dapat disebabkan oleh
proses pelapukan, pengikisan, pengendapan, dan pergerakan batuan atau tanah. Proses
perombakan atau perubahan muka bumi ini, pengerjaannya dilakukan oleh air, udara, dan es.
Tenaga eksogen menimbulkan dampak positif dan negatif.
3.2  Saran
Diharapkan kepada pembaca agar memberi kritik dan saran untuk penulis dari pembuatan
makalah ini, agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Waluya, Bagja. 2009. Geografi SMA/MA 1. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional

Muh. Nurdin, S. W. warsito, Muh. Nursa’ban, 2008, Mari Belajar IPS Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk
SMP/MTs Kelas VII Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Smart Education

Anda mungkin juga menyukai