Perhitungan Hyang Bukit Ketewel

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR
RUMAH TINGGAL
Jl. Pura Hyang Bukit, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati,

Kabupaten Gianyar
KONSTRUKTUR
I PUTU SUARMA, ST
HIMPUNAN AHLI KONSTRUKSI INDONESIA

(AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MADYA )
No :-
Lampiran :-
Hal : Laporan Perhitungan Struktur Rumah Tinggal
Kpd Yth.
Ibu LUCIA MARIA TUMBELAKA
Pemilik Bangunan Rumah Tinggal
Jalan Pura Hyang Bukit, Desa Ketewel
Dengan Hormat
Bersama ini kami kirimkan laporan perhitungan struktur untuk bangunan
Lemodang Residence, laporan ini berisi tentang konsep dan kriteria disain struktur,
hasil analisis struktur bangunan atas, pondasi sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia. Laporan ini juga berisi tentang langkah demi langkah
perencanaan mulai dari survey pendahuluan, mutu material struktur,
peraturan/standar yang digunakan, pembebanan yang bekerja, pemilihan sistem
struktur penahan gaya seismik dan kontrol perilaku struktur
Demikian laporan ini kami sampaikan, atas kepercayaan dan kerjasamanya,
kami ucapkan banyak terimakasih
Denpasar, 25 Februari 2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dilimpahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia yang
telah dilimpahkan sehingga Perencanaan Struktur Gedung Rumah Tinggal, telah selesai
dikerjakan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang diberikan Pihak Pemberi Kerja.
Laporan ini memuat proses perancangan design struktur beton dan baja yang berbasis
kekuatan yang dikenal dengan metoda LRFD ( load and resistance factor design) dimana
kuat rencana ≥ kuat perlu. Tahapan perancangan struktur ini sebagai berikut :
1. Membuat pemodelan elemen struktur pemikul beban rencana
2. Melakukan perhitungan pembebanan yang bekerja
3. Menghitung penulangan elemen struktur dan tegangan yang terjadi
4. Membuat gambar struktur berikut spesifikasi material yang diperlukan
Dari hasil perancangan diperoleh dimensi elemen struktur sebagai berikut :

1. Pondasi Tiang Bor 900x1650x400 , kedalaman 6 m dari muka tanah
2. Balok Sloof = 200x350 mm
3. Kolom lantai dasar = 150x500 mm
4. Kolom lantai 1 = 150x500 mm
5. Balok induk = 200x400 mm
6. Balok Anak = 200x300 mm
7. Balok ring = 200x400 mm
8. Tebal Pelat Lantai = 120 mm
Koreksi dan saran kami harapkan sebagai masukan dan perbaikan bagi pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya serta atas perhatian dan kerjasama semua pihak kami ucapkan
terima kasih.
Denpasar, 25 Februari 2022

SURAT PERNYATAAN PERANCANGAN BANGUNAN
(PERENCANAAN STRUKTUR)
Konstruksi
Rumah Tinggal
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : I PUTU SUARMA , ST

Jabatan : Konstruktur
Alamat : Jalan Singasari Gang Kutilang No. 6B
Menyatakan bahwa perencanaan Struktur Rumah Tinggal yang berlokasi di Jalan Pura
Hyang Bukit, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar , telah direncanakan sesuai
dengan kaidah perencanaan konstruksi di Indonesia dengan hasil perhitungan disain aman secara
kekuatan , kekakuan dan tegangan yang terjadi.
Demikian peryataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar , 25 Februari 2022

DAFTAR ISI
BAB I KONSEP PERANCANGAN STRUKTUR ............................................... 1

1.1. Maksud dan Tujuan ............................................................................. 1
1.2. Strategi Pendekatan … ....................................................................... 1
BAB II STRATEGI DAN PENDEKATAN KEARAH GAGASAN DAN KONSEPSI
PERANCANGAN STRUKTUR ....................................................................2
2.1. Uraian Umum..................................................................................... 2
2.2. Standar dan Peraturan Perencanaan....................................................3
BAB III PEMBEBANAN STRUKTUR.............................................................4
3.1. Beban Mati ........................................................................................4
3.2. Beban Hidup ......................................................................................5
3.3. Beban Gempa ....................................................................................5
3.4. Beban Angin ......................................................................................9
BAB IV PEMILIHAN KATAGORI DISAIN SEISMIK DAN PEMILIHAN SISTEM
PEMIKUL GAYA SEISMIK DAN PARAMETER SISTEM.................................11
BAB V PEMODELAN STRUKTUR DAN MASSA STRUKTUR...........................12
5.1. Pemodelan Struktur .........................................................................12
5.2. Massa Struktur ................................................................................12
BAB VI PERHITUNGAN STRUKTUR..........................................................14
6.1. Perhitungan Struktur ....................................................................... 14
6.2. Kombinasi pembebanan ................................................................. 16
BAB VII KONTROL PRILAKU STRUKTUR..................................................18
7.1. Kontrol Perioda Fundamental Struktur .............................................. 18
7.2. Kontrol Mode Shape dan Partisipasi Massa ........................................19
7.3. Kontrol Gaya Geser Horizontal ................. ........................................20
7.4. Kontrol Simpangan Antar Lantai (∆s)..................................................21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pembebanan Struktur

Lampiran 2. Pembebanan Gempa
Lampiran 3. Pembebanan Angin
Lampiran 4. Analisa Kontrol Prilaku Struktur
Lampiran 5. Analisa Penulangan Balok dan Kolom
Lampiran 6. Analisa Penulangan Pelat Lantai
Lampiran 7. Analisa Pondasi
Lampiran 8. Analisa Penulangan Tangga
Lampiran 9. Analisa Pondasi
BAB I
KONSEP PERANCANGAN STRUKTUR
1.1 Maksud dan Tujuan
Penjelasan ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai kondisi proyek dan sistem
perancangan struktur yang akan dilakukan oleh perencana struktur dalam menangani
proses perencanaan sehingga mencapai hasil akhir yang sebaik-baiknya.
1.2 Strategi Pendekatan
Strategi pendekatan akan mencakup semua aspek seperti keadaan lingkungan, ekonomi,
keadaan tanah, bangunan eksisting di sekitar area proyek serta jenis bangunan itu sendiri.
Peninjauan yang dilakukan terhadap masing-masing aspek dapat diperinci sebagai berikut
:
1.2.1 Keadaan Lingkungan
a. Sudah terdapat bangunan existing

b. Jenis dan jarak bangunan existing yang terdekat terhadap lokasi pembangunan.
c. Kondisi tanah tempat bangunan akan dibangun
Ketiga hal ini menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan pemilihan jenis pondasi
serta metode pelaksanaan yang akan digunakan.
1.2.2 Keadaan Ekonomi
Sedapat mungkin dipergunakan bahan-bahan yang dapat diproduksi dalam negeri. Hal
ini selain menghemat biaya, juga dapat mempercepat/mempermudah proses
pemesanan dan menekan biaya konstruksi. Penentuan sistem konstruksi bangunan
juga mengarah ke sistem konvensional yang pada umumnya dapat dikerjakan oleh
kontraktor Indonesia tanpa bantuan tenaga ahli khusus dari luar negeri.
1
BAB II
STRATEGI DAN PENDEKATAN KEARAH GAGASAN DAN
KONSEPSI PERANCANGAN STRUKTUR
2.1 Uraian Umum
Pemanfaatan bangunan : Rumah Tinggal

Lokasi : Jalan Pura Hyang Bukit, Desa Ketewel
2.1.1 Fungsi tiap lantai
Bangunan difungsikan pada setiap lantai sebagai berikut :
a. Lantai dasar : Hunian

b. Lantai 1 : Hunian
2.1.2 Dimensi Elemen Struktur
a. Struktur Atas :
 Elemen kolom : Kolom Beton Bertulang dengan dimensi (mm)

 Kolom lantai dasar = 150/500
 Kolom lantai 1 = 150/500
 Elemen balok : Balok Beton Bertulang dengan dimensi (mm)

 Balok sloof = 200/350
 Balok induk B1 = 200/400
 Balok anak = 200/300
 Balok ring = 200/400
 Elemen pelat : pelat dengan dimensi (mm)

 Pelat lantai = 120
b. Struktur Pondasi
Struktur pondasi bangunan menggunakan pondasi tiang bor sesuai dengan letak
kedalaman tanah pondasi serta rekomendasi dari hasil investigasi tanah
2
2.1.3 Mutu Material Struktur
a. Beton
Parameter mutu beton perhitungan konstruksi yaitu :

 Elemen struktur poer, sloof dan kolom, dengan mutu Tegangan tekan :
fc’ = 20 Mpa, atau setara dengan K-250
b. Baja Tulangan
Untuk baja tulangan dengan  > 12 mm digunakan baja tulangan ulir BJTD 40
dengan tegangan leleh baja, fy = 390 MPa. Untuk baja tulangan dengan   12
mm digunakan baja tulangan polos BJTP 24 dengan tegangan leleh baja, fy =
240 MPa. Modulus elastis baja, Es = 2,1.105 MPa.
2.2 Standar dan Peraturan Perencanaan
Perencanaan struktur akan mengikuti Peraturan/Standar Tata Cara Perencanaan dan

Standard Konstruksi Bangunan (SKB) yang berlaku di Indonesia. Jika ada hal yang
belum tercakup, maka akan dipergunakan peraturan dan standard Internasional yang
sesuai dan memadai.
Perencanaan gedung ditentukan berdasarkan peraturan, standar atau data sebagai

berikut :
1. Spesification for Structural Steel Building (ANSI/AISC 360-16 An American National

Standard )
2. Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318M-14 and Commentary ACI
318RM-14 )
3. Minimum Design Loads and Associated Criteria for Buildings and Other Structures
(ASCE-SEI 7-16)
4. Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 1729-2020)
5. Ketentuan Seismik Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 7860-2020)
6. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727 –
2020)
7. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-2019)
8. Tata Cara Perencanaan ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung dan Non gedung (SNI
1726 – 2019)
3
BAB III
PEMBEBANAN STRUKTUR
3.1 Beban Mati
Beban mati dapat dinyatakan sebagai gaya statis yang disebabkan oleh berat
setiap unsur di dalam struktur dan terbagi menjadi beban mati struktural dan beban
mati tambahan (super impossed dead load). Pada pembebanan, beban mati berupa
beban sendiri elemen struktur dengan factor 0, hal itu dikarenakan beban sendiri secara
langsung sudah diperhitungan oleh program SAP2000 ketika dilakukan pemodelan.
Beban mati yang mempengaruhi pelat dan balok pada lantai hunian serta atap
adalah beban mati tambahan berupa, spesi, keramik, instalasi MEP (Mechanical
Electrical and Plumbing), plafond, penggantung plafond, beban bata ringan sebagai
dinding. Perhitungan pembebanan dilampirkan dalam lampiran pembebanan dengan
ringkasan beban sebagai berikut :
3.1.1 Pada Atap
3.1.2 Pada Plat Atap
3.1.3 Pada Plat Lantai
4
3.2 Beban Hidup
Beban hidup atap yang bekerja dalam struktur ini berupa beban titik maupun beban
merata yang memiliki pengaruh maksimum pada struktur , yang besarnya diambil sebesar
:
a. Atap terpusat : 1,33 kN

b. Plat Atap : 0.96 kN/m2
c. Plat Lantai : 1,92 kN/m2
3.3 Beban Gempa
Perencanaan beban gempa pada pada perencanaan ini akan ditinjau secara analisa
3 dimensi. Perhitungan fungsi respon spectrum percepatan disain (Sa) terhadap Perioda T
sebagai berikut :
a. Peruntukan bangunan : Rumah Tinggal

b. Parameter beban gempa : Katagori resiko II, faktor keutamaan 1
c. Klasisfikasi situs : tanah sedang
Program Respons Spektra Peta Gempa Indonesia 2019

(C) Copyright Puskim-PusGeN-ESRC, 2019-2020
Nama Kota : Ketewel, gianyar

Bujur / Longitude : 115.2900234 Degrees
Lintang / Latitude : -8.6371234 Degrees
Kelas Situs : SD - Tanah Sedang
PGA = 0.432397 g
PGAm = 0.504868 g
CRs = 0.000000
CR1 = 0.000000
Ss = 0.966117 g
S1 = 0.393865 g
TL = 12.000000 detik
Fa = 1.113553
Fv = 1.906135
Sms = 1.075823 g
Sm1 = 0.750760 g
Sds = 0.717215 g
Sd1 = 0.500507 g
T0 = 0.139569 detik
Ts = 0.697847 detik
----------------------------------
Time (sec) Value (g)
----------------------------------
0.000 0.2869
0.050 0.4410
0.100 0.5952
0.140 0.7172
0.150 0.7172
0.200 0.7172
0.250 0.7172
0.300 0.7172
0.350 0.7172
0.400 0.7172
0.450 0.7172
0.500 0.7172
0.550 0.7172
0.600 0.7172
0.650 0.7172
0.698 0.7172
0.700 0.7150
0.750 0.6673
0.800 0.6256
0.850 0.5888
0.900 0.5561
0.950 0.5268
1.000 0.5005
1.050 0.4767
1.100 0.4550
1.150 0.4352
1.200 0.4171
1.250 0.4004
1.300 0.3850
1.350 0.3707
1.400 0.3575
1.450 0.3452
1.500 0.3337
1.550 0.3229
1.600 0.3128
1.650 0.3033
1.700 0.2944
1.750 0.2860
1.800 0.2781
1.850 0.2705
1.900 0.2634
1.950 0.2567
2.000 0.2503
2.050 0.2441
2.100 0.2383
2.150 0.2328
2.200 0.2275
2.250 0.2224
2.300 0.2176
2.350 0.2130
2.400 0.2085
2.450 0.2043
2.500 0.2002
2.550 0.1963
2.600 0.1925
2.650 0.1889
2.700 0.1854
2.750 0.1820
2.800 0.1788
2.850 0.1756
2.900 0.1726
2.950 0.1697
3.000 0.1668
3.050 0.1641
3.100 0.1615
3.150 0.1589
3.200 0.1564
3.250 0.1540
3.300 0.1517
3.350 0.1494
3.400 0.1472
3.450 0.1451
3.500 0.1430
3.550 0.1410
3.600 0.1390
3.650 0.1371
3.700 0.1353
3.750 0.1335
3.800 0.1317
3.850 0.1300
3.900 0.1283
3.950 0.1267
4.000 0.1251
4.050 0.1236
4.100 0.1221
4.150 0.1206
4.200 0.1192
4.250 0.1178
4.300 0.1164
4.350 0.1151
4.400 0.1138
4.450 0.1125
4.500 0.1112
4.550 0.1100
4.600 0.1088
4.650 0.1076
4.700 0.1065
4.750 0.1054
4.800 0.1043
4.850 0.1032
4.900 0.1021
4.950 0.1011
5.000 0.1001
5.050 0.0991
5.100 0.0981
5.150 0.0972
5.200 0.0963
5.250 0.0953
5.300 0.0944
5.350 0.0936
5.400 0.0927
5.450 0.0918
5.500 0.0910
5.550 0.0902
5.600 0.0894
5.650 0.0886
5.700 0.0878
5.750 0.0870
5.800 0.0863
5.850 0.0856
5.900 0.0848
5.950 0.0841
6.000 0.0834
----------------------------------
8
3.4 Beban Angin
Perencanaan beban angin pada pada perencanaan ini akan ditinjau secara analisa 3
dimensi. Langkah perhitungan tekanan angina disain disajikan sebagai berikut :
Rangkuman tekanan angin disain sebagai berikut ( perhitungan lebih lengkap terlampir) :
9
10
BAB IV
PEMILIHAN KATAGORI DISAIN SEISMIK
DAN
PEMILIHAN SISTEM PEMIKUL GAYA SEISMIK
5.1 Pemilihan Katagori Disain Seismik
Semua struktur harus ditetapkan kategori desain seismiknya berdasarkan kategori

risiko dan parameter respons spektral percepatan desain SD s dan SD1. Berdasarkan
perhitungan nilai SDs = 0.717215 g dan SD1 = 0.500507 g maka struktur termasuk
dalam katagori disain seismic D
5.2 Pemilihan Sistem Pemikul Gaya Seismik
Sistem penahan gaya gempa lateral dan vertikal dasar harus memenuhi salah satu
tipe system penahan gaya seismik. Pembagian setiap tipe berdasarkan pada elemen
vertikal yang digunakan untuk menahan gaya gempa lateral. Sistem struktur yang
digunakan harus sesuai dengan batasan sistem struktur dan batasan ketinggian struktur.
Koefisien modifikasi respons yang sesuai, R, faktor kuat lebih sistem, Ω 0 dan koefisien
amplifikasi defleksi, Cd , harus digunakan dalam penentuan geser dasar, gaya desain
elemen, dan simpangan antar lantai tingkat desain.
Pemilihan sistem struktur dan parameter system dengan katagori disain seismic D dipilih
dengan sistem Struktur Rangka Baja Pemikul Momen Khusus, R=8, Ωo=3, Cd=5.5
11
BAB V
PEMODELAN STRUKTUR
DAN
MASSA STRUKTUR
5.1 Pemodelan Struktur
Pemodelan struktur menggunakan software SAP2000 V20, struktur dimodelkan

sebagai struktur portal terbuka dengan menggunakan sistem struktur penahan gaya
seismic rangka beton pemikul momen khusus (SRPMK). Pemodelan strukturnya disajiakan
sebagai berikut :
12
5.2 Massa Struktur
Massa dari struktur bangunan merupakan faktor yang sangat penting, karena beban
gempa merupakan gaya inersia yang bekerja pada pusat massa, yang menurut hukum
gerak dari Newton besarnya adalah : V = m.a = (W/g).a , dimana a adalah percepatan
pergerakan permukaan tanah akibat getaran gempa, dan m adalah massa bangunan yang
besarnya adalah berat bangunan (W) dibagi dengan percepatan gravitasi (g). Gaya gempa
horizontal V = (a/g).W = Cs.W dimana Cs=a/g disebut sebagai koefisien respons seismik.
Dengan demikian gaya gempa merupakan gaya yang didapat dari perkalian antara berat
struktur bangunan dengan suatu koefisien.
Pada bangunan gedung bertingkat, massa dari struktur dianggap terpusat pada lantai-
lantai dari bangunan, dengan demikian beban gempa akan terdistribusi pada setiap lantai
tingkat . Selain tergantung dari massa di setiap tingkat, besarnya gaya gempa pada suatu
tingkat tergantung juga pada ketinggian tingkat tersebut dari permukaan tanah. Besarnya
beban gempa horisontal V yang bekerja pada struktur bangunan, dinyatakan sebagai
berikut :
Total berat struktur gedung yang mencakup beban-beban yang sudah dijelaskan diatas
merupakan rekapitulasi berat struktur pada setiap lantai, dengan nilai total berat bangunan
sebesar 1807,028 kN. Total Berat beban hidup diperhitungkan 30 % sesuai dengan fungsi
bangunan sebesar 421,377 kN
13
BAB VI
PERHITUNGAN STRUKTUR
6.1 Perhitungan Struktur
Urutan dan tahapan permodelan struktur sesuai dengan disain arsitektur dan
parameter-parameter material dari seluruh elemen struktur , kemudian pembebanan
dimasukkan sesuai dengan spesifikasi dari meterial yang rencana akan digunakan. Setelah
pemodelan dan analisa struktur maka tahapan berikutnya adalah evaluasi pendetailan
elemen struktur dari pemodelan tersebut.
6.1.1 Input Material Property
Data masukan material dalam permodelan SAP 2000 adalah data material elemen
struktur beton bertulang. Pendefinisian material tersebut disajikan sebagai berikut :
6.1.2 Input Massa Struktur
Besaran massa elemen struktur (mass source) adalah massa struktur pada sap2000
yang digunakan pada perhitungan massa untuk analisa modal dimana berat sendiri
akan dihitung oleh program, sedangkan beban-beban tambahan ditambahkan dengan
faktor yang sesuai dengan jenis bebannya. Besaran beban massa yang
dimasukkan adalah : 14
6.1.3 Input Pembebanan Response Spektrum
Pembebanan response spektrum pada SAP 2000 dengan menggunakan respons

spektrum berdasarkan perhitungan beban gempa SNI 1726:2019 dengan hasil grafik
response spektrum sebagai berikut :
15
16
6.2 Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang dipakai dalam perencanaan struktur adalah :
Berdasarkan SNI 1726-2019, faktor-faktor dan kombinasi beban untuk beban mati nominal,
beban hidup nominal, beban gempa nominal dan beban angin menurut pasal 7.4 adalah:
Kombinasi Beban Metode Ultimit
6.2.1 Kombinasi Beban Metode Ultimit :
6.2.2 Kombinasi Beban Metode Tegangan Ijin :
17
Di mana :
D = beban mati meliputi beban mati sendiri dan beban mati tambahan
L = beban hidup
Lr = beban hidup pada atap
R = beban air hujan
W = Beban angin
QE = beban gempa
ρ = faktor redundansi untuk desain seismik dengan nilai 1.3
SDS = parameter percepatan spektrum respons desain pada periode pendek
( berdasarkan perhitungan dengan nilai SDs = 0.717215 g )
18
BAB VII
KONTROL PRILAKU STRUKTUR
7.1 Kontrol Perioda Fundamental Struktur
Perioda fundamental struktur (T) , tidak boleh melebihi hasil koefisien untuk batasan
atas pada perioda yang dihitung (Cu) dan perioda fundamental pendekatan, ( Ta).
Sebagai alternatif pada pelaksanaan analisis untuk menentukan perioda fundamental
struktur, (T), diijinkan secara langsung menggunakan perioda bangunan pendekatan, ( Ta
).
Perioda fundamental pendekatan ( Ta ), dalam detik, harus ditentukan dari persamaan
berikut :
19
Dari hasil perhitungan diperoleh sebagai berikut :
Maka perioda fundamental struktur yaitu 0.424 sec
7.2 Kontrol Mode Shape dan Partisipasi Massa
Pada analisis dinamik, periode getar diasosiasikan dengan pola goyangan (mode
shape). Mode shape yang memiliki frekuensi terendah atau periode terpanjang disebut
sebagai mode shape pertama pada analisis dinamik, mode shape pertama yang umumnya
diadopsi, artinya struktur dianggap cukup fleksibel dengan lantai-lantai tingkat yang relatif
kaku setiap struktur memiliki banyak frekuensi natural yang berhubungan dengan mode
shape sebagai degree of freedom.
Partisipasi massa adalah besarnya rasio partisipasi massa bangunan terhadap
getaran yang dialami bangunan. Berdasarkan SNI 1726-2019, analisis harus
menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam
terkombinasi sebesar paling sedikit 90 % dari massa aktual dalam masing-masing
arah horizontal dan ortogonal dari respon yang ditinjau oleh model. Hasil dari partisipasi
massa disajikan dari output program sebagai berikut :
20
7.3 Kontrol Gaya Geser Horizontal
Menurut SNI 1726-2019, gaya geser dasar pada struktur gedung beraturan dapat
ditentukan dengan metode statik ekivalen, sedangkan untuk struktur gedung tidak
beraturan ditinjau dengan metode dinamik.
Nilai kontrol gaya geser dasar dinamik minimal sebesar 85 % dari gaya geser dasar
statik yang diperoleh.
21
7.4 Kontrol Simpangan Antar Lantai (∆s)
Simpangan maksimum pada kondisi batas ultimate =

40,515 mm < 100 mm
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Spesification for Structural Steel Building (ANSI/AISC 360-16 An American National

Standard )
2. Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318M-14 and Commentary ACI
318RM-14 )
3. Minimum Design Loads and Associated Criteria for Buildingsand Other Structures (ASCE-
SEI 7-16)
4. Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 1729-2020)
5. Ketentuan Seismik Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 7860-2020)
6. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727 –
2020)
7. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-2019)
8. Tata Cara Perencanaan ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung dan Non gedung (SNI
1726 – 2019)
Lampiran1.
Pembebanan Struktur
Lampiran 2.
Pembebanan Gempa
Program Respons Spektra Peta Gempa Indonesia 2019

(C) Copyright Puskim-PusGeN-ESRC, 2019-2020
Nama Kota : Ketewel, gianyar

Bujur / Longitude : 115.2900234 Degrees
Lintang / Latitude : -8.6371234 Degrees
Kelas Situs : SD - Tanah Sedang
PGA = 0.432397 g
PGAm = 0.504868 g
CRs = 0.000000
CR1 = 0.000000
Ss = 0.966117 g
S1 = 0.393865 g
TL = 12.000000 detik
Fa = 1.113553
Fv = 1.906135
Sms = 1.075823 g
Sm1 = 0.750760 g
Sds = 0.717215 g
Sd1 = 0.500507 g
T0 = 0.139569 detik
Ts = 0.697847 detik
----------------------------------
Time (sec) Value (g)
----------------------------------
0.000 0.2869
0.050 0.4410
0.100 0.5952
0.140 0.7172
0.150 0.7172
0.200 0.7172
0.250 0.7172
0.300 0.7172
0.350 0.7172
0.400 0.7172
0.450 0.7172
0.500 0.7172
0.550 0.7172
0.600 0.7172
0.650 0.7172
0.698 0.7172
0.700 0.7150
0.750 0.6673
0.800 0.6256
0.850 0.5888
0.900 0.5561
0.950 0.5268
1.000 0.5005
1.050 0.4767
1.100 0.4550
1.150 0.4352
1.200 0.4171
1.250 0.4004
1.300 0.3850
1.350 0.3707
1.400 0.3575
1.450 0.3452
1.500 0.3337
1.550 0.3229
1.600 0.3128
1.650 0.3033
1.700 0.2944
1.750 0.2860
1.800 0.2781
1.850 0.2705
1.900 0.2634
1.950 0.2567
2.000 0.2503
2.050 0.2441
2.100 0.2383
2.150 0.2328
2.200 0.2275
2.250 0.2224
2.300 0.2176
2.350 0.2130
2.400 0.2085
2.450 0.2043
2.500 0.2002
2.550 0.1963
2.600 0.1925
2.650 0.1889
2.700 0.1854
2.750 0.1820
2.800 0.1788
2.850 0.1756
2.900 0.1726
2.950 0.1697
3.000 0.1668
3.050 0.1641
3.100 0.1615
3.150 0.1589
3.200 0.1564
3.250 0.1540
3.300 0.1517
3.350 0.1494
3.400 0.1472
3.450 0.1451
3.500 0.1430
3.550 0.1410
3.600 0.1390
3.650 0.1371
3.700 0.1353
3.750 0.1335
3.800 0.1317
3.850 0.1300
3.900 0.1283
3.950 0.1267
4.000 0.1251
4.050 0.1236
4.100 0.1221
4.150 0.1206
4.200 0.1192
4.250 0.1178
4.300 0.1164
4.350 0.1151
4.400 0.1138
4.450 0.1125
4.500 0.1112
4.550 0.1100
4.600 0.1088
4.650 0.1076
4.700 0.1065
4.750 0.1054
4.800 0.1043
4.850 0.1032
4.900 0.1021
4.950 0.1011
5.000 0.1001
5.050 0.0991
5.100 0.0981
5.150 0.0972
5.200 0.0963
5.250 0.0953
5.300 0.0944
5.350 0.0936
5.400 0.0927
5.450 0.0918
5.500 0.0910
5.550 0.0902
5.600 0.0894
5.650 0.0886
5.700 0.0878
5.750 0.0870
5.800 0.0863
5.850 0.0856
5.900 0.0848
5.950 0.0841
6.000 0.0834
Lampiran 3.
Pembebanan Angin
Lampiran 4.
Analisa Kontrol Prilaku Struktur
TABLE: Base Reactions
OutputCase CaseType StepType StepNum GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ GlobalX GlobalY GlobalZ
Text Text Text Unitless KN KN KN KN-m KN-m KN-m m m m
DEAD LinStatic -8.728E-10 2.869E-10 1974.047 21261.673 -3933.9351 9.327E-09 0 0 0
MODAL LinModal Mode 1 1.23 0.019 0.00155 -0.0976 7.5782 -11.4544 0 0 0
MODAL LinModal Mode 2 0.028 -1.44 -0.005018 8.6993 0.1838 -3.3918 0 0 0
MODAL LinModal Mode 3 0.349 0.043 0.001296 -0.2496 2.1676 -14.6977 0 0 0
MODAL LinModal Mode 4 -1.839 -0.00438 0.012 0.1177 1.2009 16.9288 0 0 0
MODAL LinModal Mode 5 -0.025 2.072 -0.122 4.7359 0.2719 4.7223 0 0 0
MODAL LinModal Mode 6 0.632 0.079 -0.023 -0.2828 -1.2901 -23.2466 0 0 0
MODAL LinModal Mode 7 0.001724 -0.004569 -3.399 -28.7687 6.8691 -0.0145 0 0 0
MODAL LinModal Mode 8 -0.299 -0.005761 0.033 0.3577 3.6829 6.6592 0 0 0
MODAL LinModal Mode 9 0.013 0.482 -3.774 -175.2317 6.7332 0.5373 0 0 0
MODAL LinModal Mode 10 0.054 -0.046 -22.189 -256.5558 45.6349 -0.6861 0 0 0
MODAL LinModal Mode 11 -0.034 0.1 16.597 55.5301 -34.8769 0.5116 0 0 0
MODAL LinModal Mode 12 -0.201 0.013 1.387 -0.6309 4.6017 0.3705 0 0 0
MODAL LinModal Mode 13 -0.084 0.042 27.536 453.655 -60.0124 1.2899 0 0 0
MODAL LinModal Mode 14 0.085 0.114 1.328 57.9945 2.5813 -1.0961 0 0 0
MODAL LinModal Mode 15 -0.04 -0.399 14.744 79.7419 -28.5363 -0.2652 0 0 0
Live LinStatic -8.767E-11 4.793E-11 185.974 2013.133 -375.1708 1.002E-09 0 0 0
RSPX LinRespSpec Max 158.03 2.002 0.27 12.1424 971.7479 1571.7027 0 0 0
RSPY LinRespSpec Max 2.228 185.589 0.746 1120.0327 14.3675 397.4685 0 0 0
Csx 0.089
V statik 180.65569 kN
0.85 V statik 153.55734 kN
V dinamik arah x 158.03 > 153.557 kN ok

V dinamik arah y 185.589 > 153.557 kN ok
Syarat :
1) Kombinasi respons untuk geser dasar ragam (Kl) harus lebih besar 85 persen dari
geser dasar yang dihitung (V) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen.
2) Analisis harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan
partisipasi massa ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 90 persen dari massa
aktual dalam masing-masing arah horisontal ortogonal dari respons yang ditinjau
oleh model.
Evaluasi simpangan antar lantai (Δs) berdasarkan SNI 1726-2019
Simpangan antar lantai (Δs) pada saat kondisi kinerja batas ultimit
struktur bangunan dibatasi dengan, Δsijin, dimana bangunan
termasuk dalam kategori resiko II seperti di bawah ini.
Δsijin = 0,025 × hsx
Keterangan:
hsx adalah tinggi tingkat antar lantai.
Δs defleksi pada lokasi yg ditinjau
Cd = 5.5 ( faktor pembesaran berdasarkan pemilihan sistem struktur)
selisih perpindahan di tingkat atas dengan tingkat bawah
I faktor keutamaan gempa berdasarkan peruntukan bangunan
Tingkat Δsx total Δs hsx Δs ijin kontrol

(mm) (mm) (mm) (mm) Δs < Δs ijin
Lantai dasar 1.326
Lantai 1 9.56 45.287 4000 100 ok
Lantai atap 15.005 29.9475 4000 100 ok
Tingkat Δsy total Δs hsx Δs ijin kontrol

(mm) (mm) (mm) (mm) Δs < Δs ijin
Lantai dasar 1.14
Lantai 1 8.47 40.315 4000 100 ok
Lantai atap 12.213 20.5865 4000 100 ok
Lampiran 5.
Analisa Penulangan Balok dan Kolom
PERHITUNGAN PENULANGAN ELEMEN BALOK dan KOLOM
BERDASARKAN SNI 2847-2013
Data-data perencanaan balok:

Bentang balok L balok 3900 mm
Dimensi balok b balok 250 mm
Dimensi balok h balok 400 mm
Dimensi kolom b kolom 350 mm
Dimensi kolom h kolom 350 mm
Kuat tekan beton fc’ 20 Mpa
Kuat leleh tulangan lentur fy 390 Mpa
Kuat leleh tulangan geser fyv 240 Mpa
Kuat leleh tulangan torsi fyt 390 Mpa
2
Diameter tulangan lentur 13 mm 132.79 mm
2
Diameter tulangan geser 10 mm 157.14 mm
2
Diameter tulangan torsi 13 mm 132.79 mm
Jarak spasi tulangan sejajar S sejajar 25 mm

(SNI 2847-2013 Pasal 9.6.1)
Jarak spasi tulangan antar lapis Santarlapis : 25 mm 25 mm
(SNI 2847-2013 Pasal 9.6.2)
Tebal selimut beton tdecking :30 mm 30 mm
(SNI 2847-2013 Pasal 7.7.1)
Faktor reduksi kekuatan lentur φlentur 0.9
(SNI 2847-2013 Pasal 9.3.2.1)
Faktor reduksi kekuatan geser φgeser : 0,75 0.75
(SNI 2847-2013 Pasal 9.3.2.3)
0.75
(SNI 2847-2013 Pasal 9.3.2.3)
1
(SNI 2847-2013 Pasal 8.6.1)
Faktor β1 = 0.85-0.05*((fc'-28)/7) 0.850
(SNI 2847-2013 Pasal 10.2.7.3)
Perhitungan luasan tulangan rencana

Tulangan lentur: 132.79 mm2
Tulangan geser: 157.14 mm2
Tulangan torsi: 132.79 mm2
Perhitungan rasio tulangan
0.022
0.004
0.033
Tebal deking beton (t) 30 mm
353.5 mm
46.5 mm
100,000 mm2
1,300 mm2
59,400 mm2
1,020
Ln > 4d
3550 1414
b > 0.3h dan 250 mm

250 120
Ouput gaya dalam elemen balok yang ditinjau
Mu-left (-) 68,000,000 N-mm (Ultimate Earthquake)

Mu-left (+) 32,000,000 N-mm (Ultimate Earthquake)
Mu-right (-) 69,000,000 N-mm (Ultimate Earthquake)
Mu-right (+) 36,000,000 N-mm (Ultimate Earthquake)
Mu-mid (+) 67,000,000 N-mm (Ultimate Earthquake)
Vu-left 69,000 N (Ultimate 1,2DL+1,6LL)
Vu-right 72,000 N (Ultimate 1,2DL+1,6LL)
Vu-mid-left 48,000 N (Ultimate 1,2DL+1,6LL)
Vu-mid-right 42,000 N (Ultimate 1,2DL+1,6LL)
Pu 9,600 N (Ultimate Earthquake)
Tu 470,000 N-mm (Ultimate Earthquake)
PERHITUNGAN PENULANGAN ELEMEN BALOK
1. Perhitungan Tulangan Torsi
Momen torsi nominal Tn 626,666.67 N-mm

Tu min 2,141,465.10 N-mm
Tu > Tu min Membutuhkan tulangan torsi
Kontrol kecukupan dimensi penampang menahan torsi :

Vc 67,188.25 N
(Vu/(b*d))^2 0.609592097
Tu*Ph/1.7*Aoh^2 0.08
Torsi 0.83037095
Kemampuan tampang 2.783904632
jadi Torsi < kemampuan tampang sehingga dimensi balok tidak perlu diperbesar
Penambahan luasan tulangan geser akibat terjadi torsi:

Ao 50,490.00 mm2
At/s 0.016 mm2/mm luas tulangan torsi perlu
2*At/s 0.032 mm2/mm luas tambahan tulangan torsi
Penambahan tulangan longitudinal akibat terjadinya torsi:
16.231 mm2
0.112 mm2/mm < 0.016 mm2/mm

tidak dipakai
367.19 mm2/mm
digunakan As torsi min
Luas tulangan torsi tiap sisi 122.40 mm2

Jumlah tulangan torsi tiap sisi 0.92 bh 1 D 13
DIPASANG DI BADAN BALOK
Perhitungan tulangan lentur balok

Daerah tumpuan kiri
input data :
Mu-left (-) 68,000,000 N-mm (Ultimate Earthquake)
Mn 75,555,555.56 Nmm
b 250.00 mm
d 353.50 mm
d' 46.50 mm
fy 390.00 Mpa
fc' 20.00 Mpa
β1 0.85
φlentur 0.90
Perencanaan Garis Netral

X balance 214.2424242 mm
X max 160.6818182 mm
X min 46.5 mm
Xrencana 128.5454545 mm
Cc' 464,370.45 N
Luasan tulangan lentur tunggal akibat gaya tarik
Asc 1,190.69 mm2
Momen nominal tulangan lentur tunggal
Mnc 138,785,553.44 Nmm
Kontrol
Mnc > Mn Perlu tulangan tunggal
Mnc< Mn Perlu tulangan Rangkap
Perencanaan tulangan lentur Tunggal
0.85fc'/fy 0.043589744
2xMn 151,111,111.11
0.85xfcxbxd^2 531,089,563
0.284530373
0.845854377
0.154145623
0.007 digunakan
Rho min < Rho perlu < Rho Max
0.0036 0.0326
As perlu = luar tulangan lentur perlu + luas tulangan torsi tiap sisi
As perlu 716.20
dipasang 5.39 6 13 796.71 mm2
Kontrol kuat momen nominal tulangan tarik terpasang
88,632,593 Nmm > mu 68,000,000 Nmm

Luasan tulangan lentur tekan
Mu-left (+) 32,000,000 N-mm (Ultimate Earthquake)
As' perlu 425.81

dipasang 3.21 4 13 531.14 mm2
Kontrol kuat momen nominal tulangan tekan terpasang
61,360,066 Nmm > mu 32,000,000 Nmm
44,316,296.3 < 61,360,066
Dipasang tul. Tarik 6D 13

Dipasang tul. Tekan 4D 13

Daerah tumpuan kanan
input data :
Mu-Right (-) 69,000,000 N-mm (Ultimate Earthquake)
Mn 76,666,666.67 Nmm
b 250.00 mm
d 353.5 mm
d' 46.5 mm
fy 390 Mpa
fc' 20 Mpa
β1 0.850
φlentur 0.900

X max 160.6818182 mm
X min 46.5 mm
Cc' 464,370.45 N
Asc 1,190.69 mm2
Mnc 138,785,553.44 Nmm
Kontrol
0.85fc'/fy 0.043589744
2xMn 153,333,333.33
0.85xfcxbxd^2 531,089,563
0.288714643
0.843377352
0.156622648
0.007 digunakan
0.0036 0.0326
As perlu 725.75
dipasang 5.47 6 13 796.71 mm2
88,632,593 Nmm > mu 69,000,000 Nmm

Luasan tulangan lentur tekan
Mu-Right (+) 36,000,000 N-mm (Ultimate Earthquake)
As' perlu 463.74

dipasang 3.49 4 13 531.14 mm2
Kontrol kuat momen nominal tulangan tekan terpasang
61,360,066 Nmm > mu 36,000,000 Nmm
44,316,296.3 < 61,360,066
Dipasang tul. Tarik 6D 13

Dipasang tul. Tekan 4D 13

Daerah Lapangan
input data :
Mu-mid (+) 67,000,000 N-mm (Ultimate Earthquake)
Mn 74,444,444.44 Nmm
b 250.00 mm
d 353.5 mm
d' 46.5 mm
fy 390 Mpa
fc' 20 Mpa
β1 0.850
φlentur 0.900

X max 160.6818182 mm
X min 46.5 mm
Cc' 464,370.45 N
Asc 1,190.69 mm2
Mnc 138,785,553.44 Nmm
Kontrol
0.85fc'/fy 0.043589744
2xMn 148,888,888.89
0.85xfcxbxd^2 531,089,563
0.280346102
0.84832417
0.15167583
0.007
0.0036 0.0326
As perlu 439.64
dipasang 3.31 4 13 531.14 mm2
61,360,066 Nmm > mu 67,000,000 Nmm
Dipasang tul. Tekan 4 D 13

Dipasang tul. Tarik 4 D 13
Perhitungan tulangan geser balok

Gaya geser desain yang digunakan untuk menentukan jarak
dan luas tulangan transversal ditentukan oleh nilai terbesar dari
hasil analisis struktur atau dari hasil peninjauan terhadap gaya-gaya
maksimum yang dapat dihasilkan di muka-muka joints di
setiap ujung komponen struktur.
Perhitungan Probable Moment Capacities (Mpr)
Pada SNI beton 2847:2013 pasal 21.5.4.1 mengisyaratkan

bahwa geser rencana akibat gempa pada balok dihitung
dengan mengasumsi sendi plastis terbentuk diujung-ujung
balok dengan tegangan tulangan lentur balok mencapai 1,25 fy
dan faktor reduksi kuat lentur φ = 1.
input data :
Pu 9,600.00 N
Vu tumpuan kiri 69,000.00 N
Vu tumpuan kanan 72,000.00 N
Vu mid max 23,000.00 N
As tumpuan kiri (-) 796.71 mm2
As tumpuan kiri (+) 531.14 mm2
As tumpuan kanan (-) 796.71 mm2
As tumpuan kanan (+) 531.14 mm2
b 250.00 mm
h 400.00 mm
d 353.5 mm
Ln (bentang bersih) 3900
d' 46.5 mm
fy 390 Mpa
fyv 240 Mpa
fc' 25 Mpa
AS geser 157.14 mm2
φgeser 0.75
Faktor modifikasi λ 1
123,100,823.07 N-mm
85,222,314.42 N-mm
123,100,823.07 N-mm
85,222,314.42 N-mm
53,416.19 N
122,416.19 N kebawah
(18,583.81) N keatas
53,416.19 N
125,416.19 kebawah
(15,583.81) keatas
Vu total kiri (N) Vu total kanan (N)

Arah gerakan gempa V sway (N)
Vu 0.5 Vu Vu 0.5 Vu
Kiri 53,416.19 122,416.19 61,208.09 (18,583.81) (9,291.91)
Kanan 53,416.19 (15,583.81) (7,791.91) 125,416.19 62,708.09
Berdasarkan tabel diatas syarat 1 terpenuhi
PU (N) AG.fc'/20 (N)

9,600 125,000 syarat 2 terpenuhi
DAERAH TUMPUAN KIRI (SENDI PLASTIS)
163,221.59 N Vc = 0 didaerah sendi plastis
294,583.33 N
Vs<VS max dimensi penampang balok cukup
2.373 mm2/mm Terpakai 0.224 mm2/mm
132.47 mm 2 tampang Ø 10
264.93 mm 4 tampang Ø 10
S <= d/4 88.375 mm

S <= 6X diameter
tulangan memanjang D tulangan
terkecil 78 mm memanjang 13 mm
S <= 150 mm 150 mm
Jadi jarak tulangan geser tidak boleh kurang dari 78.00 mm
DAERAH LAPANGAN (UJUNG ZONA SENDI PLASTIS)
76,416.19 N
Vc 75,118.75 N
φVc 56,339.06
0.5xφVc 28,169.53
26,769.50 N Tulangan geser minimum
kedua syarat memenuhi
0.32 mm2/mm
0.36 mm2/mm digunakan
0.81 mm2/mm
386.4 mm
mm
176.75
dipasang Ø 10 - .150 mm
PERHITUNGAN PENULANGAN ELEMEN KOLOM
Data Perencanan
bbalok 250 mm
hbalok 400 mm
tebal pelat 120 mm
bkolom 300 mm
hkolom 300 mm
fc' 20 Mpa
fy 390 Mpa
D lentur 16 mm
D geser 10 mm
AS balok lentur kiri 795.99 6 13
AS balok lentur kanan 795.99 6 13
φlentur 0.9
d 353.5 mm
180 kN Pu max pada kolom 284 kN
b 300 mm
b/h 1.0
Ratio tulangan kolom bekisar 1% - 8 %

dipasang 12 D 13 1327.857143 mm2
1.48%
Id Kolom P (kN) Mx (kN-M) MY (kN-M) Vux (kN) Vuy (kN) Keterangan

Buttom 284 11.5 0.68 0.241 11.4 gravitasi
Top 275 27.28 0.15 0.241 11.4 gravitasi
Buttom 280 39 2.6 1.4 28 gempa
Top 271 55 1.2 1.4 28 gempa
Hasil diagram interaksi
Gaya dalam masih dalam diagram

dan tulangan yang dipasang masih cukup
810 mm
1210 mm
digunakan bw terkecil 810 mm
95,616 kN-m
88,561 kN-m
221,012.62 kN-m
dari hasil perhitungan dengan batuan program SP-Col
127 kN-m dari form result

135 kN-m
262 kN-m
DISAIN TULANGAN GESER
tebal deking 30 mm
Perhitungan kebutuhan A sh1
Lebar inti penampang (sbc1) 240 mm
Lebar inti penampang (sbc2) 240 mm
Luas inti penampang (Ach) 57,600 mm2 fyt 390 Mpa
Luas penampang (Ag) 90,000 mm2
Ash1 2.077 mm2/mm menentukan

Ash1 1.107692308 mm2/mm
dipasang 4 tampang 10 314 jarak 151.2 mm
Perhitungan kebutuhan Ash2
Ash2 2.077 mm2/mm menentukan

Ash2 1.107692308 mm2/mm
dipasang 4 tampang 10 314 jarak 151.2 mm
Panjang Daerah pemasangan (lo) sengkang persegi dari muka joint ditentukan sbb :
h balok 400 mm
1/6 ln kolom 500 mm tinggi kolom 3400 mm
minimal 450 mm
Spasi maximun sengkang sepanjang (lo) ditentukan sbb :

b kolom/4 75 mm
6XD terbesar 96 mm Diameter terbesar 16 mm
kurang dari 150 mm
lebih dari 100 mm
Jadi dipasang sengkang tertutup 4 tampang D10-150

sepanjang (lo) 500 mm 4 tampang D10-150
diluar (lo) degan jarak 150 mm
Kontrol tulangan geser terhadap gaya geser desain, Ve
127 kN-m
135 kN-m lu 3m
123.10 kN-m 6 13 ( terpasang )

85.22 kN-m 6 13 ( terpasang )
87.33333333 kN
69.4 kN
28 kN semua syarat terpenuhi
HUBUNGAN BALOK KOLOM (HBK)
Daerah pertemuan antara kolom dan balok atau yang disebut Hubungan Balok Kolom (HBK), merupakan daerah yang juga
harus didetailkan dengan baik. Persyaratan desain HBK, dijelaskan dalam urain berikut.
A. Kontrol dimensi penampang kolom

Panjang pertemuan antara balok dan kolom (joint) yang diukur paralel terhadap tulangan lentur balok
yang menyebabkan geser di joint dengan syarat dimensi penampang kolom tidak boleh kurang dari:
b kolom = h kolom > 20 x Dia lentur balok (SNI 2847-2013 pasal 21.7.2.3)
300 > 260 ok
B. Penulangan geser pada joint HBK
SNI 2847-2013 pasal 21.7.3.2 menjelaskan bahwa tulangan geser pada joint HBK dibutuhkan
setidaknya setengah dari tulangan geser yang dibutuhkan pada daerah sendi plastis jika :
b balok ≥ 3/4 b kolom 250 ≥ 225 ok

b balok ≥ 3/4 h kolom 250 ≥ 225 ok
maka tulangan kolom sama sepanjang kolom 4 tampang D10-150

4 tampang D10-150
C. Kontrol kuat geser pada HBK
69.4 kN
Tinjau arah bolak-balik, jadi gaya yang bekerja yaitu:

Gaya tarik tulangan balok di bagian kiri
T1 = 1.25 As*fy 388.05 kN
Gaya tarik tulangan balok di bagian kanan
T1 = 1.25 As*fy 388.05 kN
Kuat geser nominal joint yang dikekang di keempat sisinya adalah:
kN
Aj= hkolom * lj ( lebar efektif joint)

2
90,000 mm
684 kN
688.76 kN
> vu
Jadi, kuat geser pada join HBK cukup menahan gaya geser yang terjadi.
TABLE: Concrete Design 1 - Column Summary Data - ACI 318-14
Frame DesignSect DesignType DesignOpt Status Location PMMCombo PMMArea PMMRatio VMajCombo VMajRebar VMinCombo VMinRebar ErrMsg WarnMsg
Text Text Text Text Text mm Text mm2 Unitless Text mm2/mm Text mm2/mm Text Text
187 K1 Column Design No Messages 3500 UDCON1 1225 UDCON6 (Sp) 1.393 UDCON6 0.467 No Messages No Messages
140 K2 Column Design No Messages 0 UDCON1 1225 UDCON6 (Sp) 1.162 UDCON6 (Sp) 1.302 No Messages No Messages
182 K1 Column Design No Messages 0 UDCON1 1225 UDCON6 (Sp) 0.718 UDCON6 (Sp) 0 No Messages No Messages
3 K2 Column Design No Messages 0 UDCON1 1225 UDCON5 0.547 UDCON6 (Sp) 0.768 No Messages No Messages
177 K1 Column Design No Messages 0 UDCON1 1225 UDCON5 0.445 UDCON6 0.406 No Messages No Messages
2 K1 Column Design No Messages 0 UDCON1 1225 UDCON6 (Sp) 0 UDCON6 (Sp) 0.575 No Messages No Messages
1 K1 Column Design No Messages 0 UDCON1 1225 UDCON6 (Sp) 0 UDCON6 0 No Messages No Messages
TABLE: Concrete Design 2 - Beam Summary Data - ACI 318-14
Frame DesignSect DesignType Status Location FTopCombo FTopArea FBotCombo FBotArea VCombo VRebar TLngCombo TLngArea TLngArea TTrnCombo TTrnRebar TTrnRebar
Text Text Text Text mm Text mm2 Text mm2 Text mm2/mm Text mm2 mm3 Text mm2/mm mm2/mm
241 B120/40 Beam No Messages 0 UDCON4 959.439 UDCON6 (Sp) 498.544 UDCON4 (Sp) 1.682 UDCON3 482.449 1441.888 10.92339 UDCON3 0.63
211 B220/30 Beam No Messages 1000 UDCON3 577.24 UDCON3 (Sp) 263.254 UDCON1 UDCON4 579.363 1156.603 UDCON4 1.729
245 B120/40 Beam No Messages 250 UDCON4 (Sp) 673.045 UDCON4 (Sp) 259.683 UDCON4 (Sp) 1.499 UDCON3 480.544 1153.589 UDCON3 0.628
297 B120/40 Beam No Messages 1997.5 UDCON3 (Sp) 620.515 UDCON3 (Sp) 272.785 UDCON4 (Sp) 1.643 UDCON4 524.756 1145.271 UDCON4 0.685
308 B1K30/45 Beam No Messages 0 UDCON4 498.544 UDCON1 (Sp) 313.288 UDCON3 (Sp) UDCON3 638.288 1136.832 UDCON3 0.834
312 B1K30/45 Beam No Messages 0 UDCON4 498.544 UDCON1 (Sp) 313.289 UDCON2 UDCON3 638.278 1136.822 UDCON3 0.833
248 B120/40 Beam No Messages 125 UDCON4 1135.079 UDCON4 (Sp) 378.975 UDCON4 (Sp) 2.154 UDCON6 0 1135.079 UDCON6 0
296 B120/40 Beam No Messages 470 UDCON5 (Sp) 498.544 UDCON5 380.741 UDCON3 (Sp) UDCON4 620.568 1119.112 UDCON4 0.81
303 B120/40 Beam No Messages 1880 UDCON5 (Sp) 498.544 UDCON5 380.822 UDCON4 (Sp) UDCON4 619.805 1118.349 UDCON4 0.809
247 B120/40 Beam No Messages 4750 UDCON4 (Sp) 538.559 UDCON6 411.444 UDCON6 (Sp) 1.157 UDCON3 570.014 1108.573 UDCON3 0.744
1
308 B1K30/45 Beam No Messages 150 UDCON3 498.544 UDCON1 (Sp) 155.118 UDCON4 (Sp) 1.343 UDCON3 605.046 1103.59 UDCON3 0.79
296 B120/40 Beam No Messages 587.5 UDCON5 (Sp) 498.544 UDCON5 395.759 UDCON4 (Sp) 1.438 UDCON4 603.378 1101.922 UDCON4 0.788
211 B220/30 Beam No Messages 882.5 UDCON3 511.368 UDCON3 (Sp) 155.574 UDCON1 UDCON4 579.363 1090.731 UDCON4 1.729
2
3
4
5
289 B120/40 Beam No Messages 2232.5 UDCON3 931.215 UDCON3 (Sp) 321.096 UDCON6 (Sp) 1.799 UDCON6 0 931.215 UDCON6 0
123 B220/30 Beam No Messages 1000 UDCON3 640.279 UDCON3 (Sp) 291.621 UDCON3 (Sp) UDCON4 273.194 913.473 UDCON4 0.815
311 B1K30/45 Beam No Messages 0 UDCON1 896.445 UDCON4 (Sp) 498.544 UDCON4 (Sp) 2.175 UDCON6 0 896.445 UDCON6 0
6
255 B120/40 Beam No Messages 375 UDCON4 (Sp) 880.827 UDCON4 (Sp) 373.433 UDCON4 (Sp) 2.065 UDCON6 0 880.827 UDCON6 0
7
311 B1K30/45 Beam No Messages 75 UDCON1 862 UDCON1 (Sp) 281.871 UDCON4 (Sp) 2.16 UDCON6 0 862 UDCON6 0
8
9
10
295 B120/40 Beam No Messages 2232.5 UDCON3 (Sp) 787.971 UDCON3 (Sp) 281.797 UDCON6 (Sp) 1.628 UDCON6 0 787.971 UDCON6 0
288 B120/40 Beam No Messages 117.5 UDCON3 (Sp) 787.403 UDCON3 (Sp) 281.615 UDCON6 (Sp) 1.627 UDCON6 0 787.403 UDCON6 0
11
787 B220/30 Beam No Messages 5000 UDCON4 770.346 UDCON4 (Sp) 359.263 UDCON3 (Sp) UDCON6 0 770.346 UDCON6 0
799 B220/30 Beam No Messages 5000 UDCON4 769.204 UDCON4 (Sp) 358.657 UDCON1 UDCON6 0 769.204 UDCON6 0
12
793 B220/30 Beam No Messages 5000 UDCON4 744.283 UDCON4 (Sp) 345.476 UDCON3 (Sp) UDCON6 0 744.283 UDCON6 0
13
14
15
Lampiran 6.
Analisa Penulangan Pelat Lantai
PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )
PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB )
[C]2010 : M. Noer Ilham
A. DATA BAHAN STRUKTUR Lantai tebal 120 mm
Kuat tekan beton, fc' = 20 MPa

Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa
B. DATA PLAT LANTAI
Panjang bentang plat arah x, Lx = 3.00 m

Panjang bentang plat arah y, Ly = 4.00 m
Tebal plat lantai, h= 120 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 1.33 KOEFISIEN MOMEN PLAT
Lapangan x Clx = 41
Lapangan y Cly = 12
Tumpuan x Ctx = 83
Tumpuan y Cty = 57
Diameter tulangan yang digunakan, = 8 mm

Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm
C. BEBAN PLAT LANTAI
1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )
No Jenis Beban Mati Berat satuan Tebal (m) Q (kN/m2)

1 Berat sendiri plat lantai (kN/m3) 24.0 0.12 2.880
2 Berat finishing lantai (kN/m3) 22.0 0.05 1.100
2
3 Berat plafon dan rangka (kN/m ) 0.3 - 0.250
2
4 Berat instalasi ME (kN/m ) 0.5 - 0.500
Total beban mati, QD = 4.730
2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD )
Beban hidup pada lantai bangunan = 240 kg/m2
1

2
QL = 2.400 kN/m
3. BEBAN RENCANA TERFAKTOR
2
Beban rencana terfaktor, Qu = 1.2 * QD + 1.6 * QL = 9.516 kN/m
4. MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR
Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Qu * Lx2 = 3.511 kNm/m

Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Qu * Lx2 = 1.028 kNm/m
Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Qu * Lx2 = 7.108 kNm/m
Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Qu * Lx2 = 4.882 kNm/m
Momen rencana (maksimum) plat,  Mu = 7.108 kNm/m
D. PENULANGAN PLAT
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85

Untuk : fc' > 30 MPa, b 1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  b1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b 1* 0.85 * fc'/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0430
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * fy * [ 1 – ½* 0.75 * rb * fy / ( 0.85 * fc') ] = 5.9786
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  / 2 = 24.0 mm
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 96.0 mm
Ditinjau plat lantai selebar 1 m,  b= 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / f = 8.886 kNm
-6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 0.96415
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc' / fy * [ 1 -  [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc' ) ] = 0.0041
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.0041
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 397 mm2
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 *  2 * b / As = 127 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 2 * h = 240 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
2
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 127 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 120 mm
Digunakan tulangan, 8 - 120
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 *  * b / s =
2
419 mm2
E. KONTROL LENDUTAN PLAT
Modulus elastis beton, Ec = 4700*√ fc' = 21019 MPa

Modulus elastis baja tulangan, Es = 2.00E+05 MPa
Beban merata (tak terfaktor) padaplat, Q = Q D + QL = 7.130 N/mm
Panjang bentang plat, Lx = 3000 mm
Batas lendutan maksimum yang diijinkan, Lx / 240 = 12.500 mm
3 3
Momen inersia brutto penampang plat, Ig = 1/12 * b * h = 144000000 mm
Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0.7 * √ fc' = 3.130495168 MPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = E s / Ec = 9.52
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 3.986 mm
Momen inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :
Icr = 1/3 * b * c3 + n * As * ( d - c )2 = 33766639 mm4
yt = h / 2 = 60 mm
Momen retak : Mcr = fr * Ig / yt = 7513188 Nmm
Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :
Ma = 1 / 8 * Q * L x 2 = 8021250 Nmm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,
4
Ie = ( Mcr / Ma )3 * Ig + [ 1 - ( Mcr / Ma )3 ] * Icr = 124352357 mm
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :
de = 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie ) = 2.877 mm
Rasio tulangan slab lantai : r = As / ( b * d ) = 0.0044
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai :
z= 2.0
l = z / ( 1 + 50 * r ) = 1.6418
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut :
dg = l * 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie ) = 4.724 mm
Lendutan total, dtot = de + dg = 7.601 mm
Syarat : dtot ≤ Lx / 240
7.601 < 12.500  AMAN (OK)
3
Lampiran 7.
Analisa Pondasi
TABLE: Joint Reactions
Joint OutputCase CaseType StepType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
41 COMB5 (D+0.75L+0.525EX) Combination Max 10.497 -0.23 283.33 1.3324 10.9958 0.1444
41 COMB4 (D+0.7EX) Combination Max 12.442 0.197 271.544 1.5421 13.9874 0.1949
37 COMB5 (D+0.75L+0.525EX) Combination Max 4.204 -0.645 269.329 1.4529 8.2824 0.1465
41 COMB2 Combination 3.268 -1.095 268.899 0.5037 1.4092 -0.0053
17 COMB5 (D+0.75L+0.525EX) Combination Max 13.384 1.207 268.867 0.4853 14.0101 0.1522
41 COMB5 (D+0.75L+0.525EY) Combination Max 3.302 10.895 265.591 13.482 1.6162 0.0108
41 COMB3 (D+0.75L) Combination 3.094 -1.043 262.675 0.4787 1.3327 -0.0051
41 COMB5 (D+0.75L+0.525EY) Combination Min 2.885 -12.982 259.759 -12.5245 1.0492 -0.0209
37 COMB4 (D+0.7EX) Combination Max 7.197 -0.144 259.329 1.5882 11.7362 0.1968
17 COMB2 Combination 4.177 0.414 254.463 -0.389 1.832 0.004
37 COMB2 Combination -3.363 -1.476 254.192 0.7151 -1.4531 -0.0032
37 COMB5 (D+0.75L+0.525EY) Combination Max -2.948 10.391 250.824 13.5209 -1.0784 0.0133
17 COMB3 (D+0.75L) Combination 3.946 0.391 248.828 -0.3705 1.7291 0.0038
37 COMB3 (D+0.75L) Combination -3.186 -1.392 248.55 0.6736 -1.3749 -0.003
41 COMB4 (D+0.7EY) Combination Max 2.849 15.031 247.892 17.7415 1.4812 0.0167
13 COMB2 Combination -4.21 0.077 247.466 -0.1791 -1.8035 0.006
37 COMB5 (D+0.75L+0.525EY) Combination Min -3.425 -13.175 246.275 -12.1736 -1.6714 -0.0194
41 COMB1 Combination 2.571 -0.887 244.004 0.4038 1.1032 -0.0044
41 COMB5 (D+0.75L+0.525EX) Combination Min -4.31 -1.856 242.021 -0.3749 -8.3304 -0.1545
13 COMB3 (D+0.75L) Combination -3.979 0.071 241.807 -0.171 -1.7027 0.0058
41 COMB4 (D+0.7EY) Combination Min 2.293 -16.805 240.116 -16.9338 0.7253 -0.0255
37 COMB4 (D+0.7EY) Combination Max -2.338 14.571 234.656 17.6788 -0.7448 0.0192
29 COMB3 (D+0.75L) Combination 3.231 0.235 232.199 -0.2067 1.344 0.0049
37 COMB1 Combination -2.656 -1.139 231.623 0.5491 -1.1401 -0.0026
37 COMB4 (D+0.7EY) Combination Min -2.974 -16.85 228.59 -16.5805 -1.5354 -0.0244
13 COMB4 (D+0.7EY) Combination Max -3.077 15.753 228.191 16.9833 -1.1393 0.028
13 COMB4 (D+0.7EY) Combination Min -3.494 -15.648 221.467 -17.2767 -1.6607 -0.0179
41 COMB4 (D+0.7EX) Combination Min -7.3 -1.971 216.464 -0.7344 -11.7809 -0.2036
25 COMB3 (D+0.75L) Combination -3.447 0.587 209.924 -0.3117 -1.5419 0.0002252
17 COMB4 (D+0.7EX) Combination Min -9.332 -0.767 205.207 -1.4561 -14.9541 -0.1946
PERHITUNGAN BOR PILE
Ketewel
PERHITUNGAN KEKUATAN TIANG PANCANG
[C]2010 : M. Noer Ilham
A. DATA BAHAN
Jenis tiang pancang : Beton bertulang tampang lingkaran

Diameter tiang pancang, D= 0.30 m
Panjang tiang pancang, L= 6.00 m
Kuat tekan beton tiang pancang, fc' = 25 MPa
Berat beton bertulang, wc = 25 kN/m3
C. TAHANAN AKSIAL TIANG PANCANG
1. BERDASARKAN KEKUATAN BAHAN
Luas penampang tiang pancang, A = p / 4 * D2 = 0.0707 m2

Berat tiang pancang, W p = A * L * wc = 10.60 kN
Kuat tekan beton tiang pancang, fc' = 25000 kPa
Kapasitas dukung nominal tiang pancang,
Pn = 0.30 * fc' * A - 1.2 * W p = 517 kN
Faktor reduksi kekuatan, f= 0.60
Tahanan aksial tiang pancang, f * Pn = 310.45 kN
2. BERDASARKAN HASIL UJI SONDIR (BAGEMANN)
1
Ketewel
Dtiang 4xD qc Ab u c Qsp

(cm) (cm) (kg/cm2) (cm2) (cm) kg/cm (ton)
30.00 120 151 706.86 94.25 520 45.38
5. REKAP TAHANAN AKSIAL TIANG PANCANG
No Uraian Tahanan Aksial Tiang Pancang f * Pn

1 Berdasarkan kekuatan bahan 310.45
3 Berdasarkan hasil uji sondir (Bagemann) 453.80
Daya dukung aksial terkecil, f * Pn = 310.45 kN
Diambil tahanan aksial tiang pancang, → f * Pn = 310.00 kN
D. TAHANAN LATERAL TIANG PANCANG
1. BERDASARKAN DEFLEKSI TIANG MAKSIMUM (BROMS)
Tahanan lateral tiang (H) kategori tiang panjang, dapat dihitung dengan persamaan :
H = yo * kh * D / [ 2 * b * ( e * b + 1 ) ]
0.25
dengan, b = [ kh * D / ( 4 * Ec * Ic ) ]
D = Diameter tiang pancang (m), D= 0.30 m
L = panjang tiang pancang (m), L= 6.00 m
3
kh = modulus subgrade horisontal (kN/m ), kh = 26720 kN/m3
Ec = 4700 *  fc' * 103 =
2
Ec = modulus elastis tiang (kN/m ), 23500000 kN/m2
Ic = p / 64 * D4 =
4
Ic = momen inersia penampang (m ), 0.000398 m4
e = Jarak beban lateral terhadap muka tanah (m), e= 0.20 m
yo = defleksi tiang maksimum (m). yo = 0.006 m
b = koefisien defleksi tiang,
0.25
b = [ kh * D / ( 4 * Ec * Ic ) ] = 0.68052445 m
b*L= 4.08 > 2.5 maka termasuk tiang panjang (OK)
Tahanan lateral nominal tiang pancang,
H = yo * kh * D / [ 2 * b * ( e * b + 1 ) ] = 31.10 kN
Faktor reduksi kekuatan, f= 0.60
Tahanan lateral tiang pancang, → f * Hn = 18.66 kN
3. REKAP TAHANAN LATERAL TIANG
No Uraian Tahanan Lateral Tiang Pancang f * Hn

1 Berdasarkan defleksi tiang maksimum (Broms) 18.66
Diambil tahanan lateral tiang pancang, → f * Hn = 18.66 kN
2
Ketewel
PERHITUNGAN KEKUATAN FONDASI
KODE FONDASI : F2
DATA BAHAN PILECAP

Kuat leleh baja tulangan deform (  > 12 mm ), fy = 390 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos (  ≤ 12 mm ), fy = 240 MPa
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3
DATA DIMENSI FONDASI
Lebar kolom arah x, bx = 0.25 m
Lebar kolom arah y, by = 0.25 m
Jarak tiang pancang tepi terhadap sisi luar beton, a= 0.50 m
Tebal pilecap, h= 0.40 m
Tebal tanah di atas pilecap, z= 0.60 m
3
Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 18.00 kN/m
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40
DATA BEBAN FONDASI

Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 284.00 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 10.99 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 0.00 kNm
Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Hux = 10.49 kN
Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor, Huy = 0.25 kN
Tahanan aksial tiang pancang, f * Pn = 310.00 kN
Tahanan lateral tiang pancang, f * Hn = 18.66 kN
3
Ketewel
DATA SUSUNAN TIANG PANCANG

Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :
2 2
No. Jumlah x n*x No. Jumlah y n*y
n (m) (m2) n (m) (m2)
1 1 0.40 0.16 1 1 0.00 0.00
2 1 -0.40 0.16
Sx = Sy =
2 2
n= 2 0.32 n= 1 0.00
Lebar pilecap arah x, Lx = 1.80 m
Lebar pilecap arah y, Ly = 1.00 m
1. GAYA AKSIAL PADA TIANG PANCANG
Berat tanah di atas pilecap, W s = Lx * Ly * z * ws = 19.44 kN

Berat pilecap, W c = Lx * Ly * h * wc = 17.28 kN
Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1.2 * W s + 1.2 * W c = 328.06 kN
Lengan maksimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmax = 0.40 m
Lengan minimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmin = -0.40 m
Gaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,
pumax = Pu / n + Mux* xmax / Sx2 = 177.77 kN
pumin = Pu / n + Mux* xmin / Sx =
2
150.29 kN
Syarat : pumax ≤ f * Pn
177.77 < 310.00 → AMAN (OK)
2. GAYA LATERAL PADA TIANG PANCANG
Gaya lateral arah x pada tiang, hux = Hux / n = 5.25 kN

Gaya lateral arah y pada tiang, huy = Huy / n = 0.13 kN
humax =  ( hux + huy ) =
2 2
Gaya lateral kombinasi dua arah, 5.25 kN
Syarat : humax ≤ f * Hn
5.25 < 18.66 → AMAN (OK)
4
Ketewel
3. TINJAUAN TERHADAP GESER
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m

Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.300 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 = 0.625 m
Berat beton, W 1 = cx * Ly * h * wc = 6.000 kN
Berat tanah, W 2 = cx * Ly * z * ws = 6.750 kN
Gaya geser arah x, Vux = pumax - W 1 - W 2 = 165.0195 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 1000 mm
Tebal efektif pilecap, d= 300 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000
Kuat geser pilecap arah x, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 750.000 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 1750.000 kN
-3
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10 = 500.000 kN
Diambil, kuat geser pilecap,  Vc = 500.000 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0.75
Kuat geser pilecap, f * Vc = 375.000 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc ≥ Vux
375.000 > 165.020  AMAN (OK)
5
Ketewel
6. PEMBESIAN PILECAP
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cx = ( Lx - bx ) / 2 = 0.775 m

Jarak tiang thd. sisi kolom, ex = cx - a = 0.275 m
Berat beton, W 1 = cx * Ly * h * wc = 7.440 kN
Berat tanah, W 2 = cx * Ly * z * ws = 8.370 kN
Momen yang terjadi pada pilecap,
Mux = pumax * ex - W 1 * cx / 2 - W 2 * cx / 2 = 42.760 kNm
Lebar pilecap yang ditinjau, b = Ly = 1000 mm
Tebal pilecap, h= 400 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 100 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 300 mm
Kuat leleh baja tulangan, fy = 390 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.02806915
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 6.624
Mn = Mux / f = 53.450 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.59389
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0015
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.0025
As = r * b * d =
2
Luas tulangan yang diperlukan, 750.00 mm
Diameter tulangan yang digunakan, D 13 mm
s = p / 4 * D * b / As =
2
Jarak tulangan yang diperlukan, 177 mm
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 177 mm
Digunakan tulangan, D 13 - 170
6
Ketewel
As = p / 4 * D * b / s = mm2
2
Luas tulangan terpakai, 780.78
Tulangan bagi diambil 50% tulangan pokok, Asb = 50% * As = 390.39 mm2
Jarak tulangan bagi yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / Asb = 340 mm
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 200 mm
Digunakan tulangan, D 13 - 200
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D * b / s =
2
663.66 mm2
3. TULANGAN SUSUT
Rasio tulangan susut minimum, rsmin = 0.0014

Luas tulangan susut, As = rsmin* b * d = 420 mm2
Diameter tulangan yang digunakan,  10 mm
s = p / 4 *  * b / As =
2
Jarak tulangan susut, 187 mm
Jarak tulangan susut maksimum, smax = 200 mm
Jarak tulangan susut arah x yang digunakan,  s = 187 mm
Digunakan tulangan susut arah x,  10 - 180
7
Lampiran 8.
Analisa Penulangan Tangga
A. DATA PERENCANAAN
DIMENSI TANGGA
Uptrede 0.2 m
Ontrede 0.3 m
Tebal plat tangga 0.15 m
Lebar Tangga 1 m
B. BAHAN STRUKTUR
Mutu beton
Kuat tekan beton fc' 20 MPa
Modulus elastik Ec Ec = 0.043 *(wc)1.5 * @ fc' = 24037.731 MPa
Angka poisson µ= 0.2
Modulus geser G = G = Ec / [2*(1 + u)] = 10015.721 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton, α= 0.00001 / ºC
Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U - 39
Tegangan leleh baja, fy 390 MPa
Untuk baja tulangan dengan Ø H 12 mm : U - 24
Tegangan leleh baja, fy 240 MPa
Specific Gravity
3
Berat beton bertulang 25 kN/m
3
Berat beton tak bertulang 24 kN/m
C. ANALISIS BEBAN
1. BERAT SENDIRI (MS)
Dihitung oleh program
2. BEBAN MATI TAMBAHAN

anak Tangga 2.5 kN/m'
Fhinishing 2 kN/m'
Total 4.5 kN/m'
3. BEBAN HIDUP
Tangga Ruko 4.79 kN/m'
4. PEMBEBANAN STRUKTUR TANGGA
4. HASIL PERHITUNGAN GAYA DALAM
HASIL PERHITUNGAN GAYA DALAM

Mu Vu
(kNm) (kN)
PLAT LANTAI 18.9 34.8
PENULANGAN LENTUR
Kuat tekan beton, fc' = 20 Mpa
Tegangan leleh baja, fy = 390 Mpa
Tebal slab beton, h = 150 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 30 mm
Modulus elastis baja, Es = 200,000 Mpa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.82
ρb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.021662782
Rmax = 0.75 * ρb * fy * [1 – ½*0.75* ρb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 5.155495868
Faktor reduksi kekuatan lentur, ф = 0.8
Momen rencana ultimit, Mu = 18.9 kNm
Tebal efektif slab beton, d = h - d' = 120 mm
Ditinjau slab beton selebar 1 m, b = 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / ф = 23.625 kNm
-6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 1.640625 Rn<R Max OK
Rasio tulangan yang diperlukan :
ρ = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.004432048
ρmin = 1.4 / fy = 0.003589744
Rasio tulangan yang digunakan, ρ 0.003589744
Luas tulangan yang diperlukan, As = ρ*b * d = 430.7692308

Diameter tulangan yang digunakan, D 13
2
Jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 * D * b / As = 308.252551
DIGUNAKAN TULANGAN D 13 200
2 2
As = π / 4 * D * b / s = 663.9285714 mm
2
Tulangan bagi diambil 30% tulangan pokok, As' = 30%*As = 199.1785714 mm
Diameter tulangan yang digunakan, D 10
Jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 * D2 * b / As = 394.4773176
DIGUNAKAN TULANGAN D 10 200
2
As = π / 4 * D * b / s = 392.8571429
PENULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, 34.8 kN

-3
Vc = (√ fc') / 6 * b * d *10 = 89.4427191 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, ф = 0.75
ф VC 67.08203932 kN
ф VC> VU Tidak perlu tulangan geser/Ketebalan Pelat Mencukupi

Perhitungan Hyang Bukit Ketewel

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Perhitungan Hyang Bukit Ketewel

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

Jl. Pura Hyang Bukit, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati,

HIMPUNAN AHLI KONSTRUKSI INDONESIA

Denpasar, 25 Februari 2022

Dari hasil perancangan diperoleh dimensi elemen struktur sebagai berikut :

Denpasar, 25 Februari 2022

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : I PUTU SUARMA , ST

Demikian peryataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar , 25 Februari 2022

BAB I KONSEP PERANCANGAN STRUKTUR ............................................... 1

Lampiran 1. Pembebanan Struktur

1.1 Maksud dan Tujuan

1.2 Strategi Pendekatan

1.2.1 Keadaan Lingkungan

a. Sudah terdapat bangunan existing

1.2.2 Keadaan Ekonomi

2.1 Uraian Umum

Pemanfaatan bangunan : Rumah Tinggal

2.1.1 Fungsi tiap lantai

Bangunan difungsikan pada setiap lantai sebagai berikut :

a. Lantai dasar : Hunian

2.1.2 Dimensi Elemen Struktur

 Elemen kolom : Kolom Beton Bertulang dengan dimensi (mm)

 Elemen balok : Balok Beton Bertulang dengan dimensi (mm)

 Elemen pelat : pelat dengan dimensi (mm)

Parameter mutu beton perhitungan konstruksi yaitu :

2.2 Standar dan Peraturan Perencanaan

Perencanaan struktur akan mengikuti Peraturan/Standar Tata Cara Perencanaan dan

Perencanaan gedung ditentukan berdasarkan peraturan, standar atau data sebagai

1. Spesification for Structural Steel Building (ANSI/AISC 360-16 An American National

3.1 Beban Mati

3.1.1 Pada Atap

3.1.2 Pada Plat Atap

3.1.3 Pada Plat Lantai

a. Atap terpusat : 1,33 kN

3.3 Beban Gempa

a. Peruntukan bangunan : Rumah Tinggal

Program Respons Spektra Peta Gempa Indonesia 2019

Nama Kota : Ketewel, gianyar

Kelas Situs : SD - Tanah Sedang

5.1 Pemilihan Katagori Disain Seismik

Semua struktur harus ditetapkan kategori desain seismiknya berdasarkan kategori

5.1 Pemodelan Struktur

Pemodelan struktur menggunakan software SAP2000 V20, struktur dimodelkan

6.1 Perhitungan Struktur

6.1.1 Input Material Property

6.1.2 Input Massa Struktur

Pembebanan response spektrum pada SAP 2000 dengan menggunakan respons

Kombinasi pembebanan yang dipakai dalam perencanaan struktur adalah :

6.2.2 Kombinasi Beban Metode Tegangan Ijin :

7.1 Kontrol Perioda Fundamental Struktur

Maka perioda fundamental struktur yaitu 0.424 sec

7.2 Kontrol Mode Shape dan Partisipasi Massa

Simpangan maksimum pada kondisi batas ultimate =

1. Spesification for Structural Steel Building (ANSI/AISC 360-16 An American National

Program Respons Spektra Peta Gempa Indonesia 2019

Nama Kota : Ketewel, gianyar

Kelas Situs : SD - Tanah Sedang

0.85 V statik 153.55734 kN

V dinamik arah x 158.03 > 153.557 kN ok

I faktor keutamaan gempa berdasarkan peruntukan bangunan

Tingkat Δsx total Δs hsx Δs ijin kontrol

Tingkat Δsy total Δs hsx Δs ijin kontrol