Anda di halaman 1dari 103

K

KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan anugrahNya
dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL) “Pembangunan
Tempat Pemrosesan Akhir Kalipancur Kabupaten Purbalingga” dapat selesai tepat waktu,
pembuatan dokumen KA-ANDAL ini merupakan output dari hasil pelingkupan dimana
bertujuan untuk merumuskan ruang lingkup kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL). Fungsi dari dokumen KA-ANDAL sendiri adalah sebagai pedoman serta rujukan
untuk pemrakarsa proyek terkait. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5
Tahun 2012 bahwa segala usaha/kegiatan yang bergerak di bidang energi dan
ketenagalistrikan wajib melaksanakan AMDAL. Pembangunan TPA dengan luas lahan lebih
dari 10 Hektare adalah salah satu usaha/kegiatan yang termasuk di dalam kegiatan perlu
AMDAL.

Akhir kata, kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan dokumen KA-ANDAL ini. Kami harap bahwa
dokumen KA-ANDAL ini adapt berguna untuk pemrakarsa maupun pihak-pihak terkait yang
memerlukan informasi KA-ANDAL ” Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Kalipancur
Kabupaten Purbalingga”.

Surabaya, 6 Desember 2018

Tegas Consultant

1
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1

BAB I INFORMASI UMUM.....................................................................................................3

1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 3

1.2 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................3

1.3 Pelaksana Studi.......................................................................................................4

1.3.1 Pemrakarsa dan Penanggung Jawab...............................................................4

BAB II PELINGKUPAN...........................................................................................................6

2.1 Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan..........................................................6

2.1.1 Status Studi AMDAL.........................................................................................6

2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan RTRW...........6

2.2 Rona Lingkungan Hidup Awal..................................................................................8

2.2.1 Topografi...........................................................................................................8

2.2.2 Geologis............................................................................................................ 9

2.2.3 Hidologis...........................................................................................................9

2.3 Pelingkupan Dampak Penting................................................................................10

2.3.1 Identifikasi Dampak Potensial.........................................................................10

2.4 Evaluasi Dampak Potensial....................................................................................27

2.5 Pelingkupan Wilayah Studi.....................................................................................41

2.5.1 Batas Administrasi..........................................................................................41

2.5.2 Batas Proyek...................................................................................................41

2.5.3 Batas Ekologis................................................................................................42

2.5.4 Batas Sosial....................................................................................................43

2.5.5 Batas Wilayah Studi........................................................................................44

2.6 Pelingkupan Batas Waktu Kajian...........................................................................44

BAB III METODE STUDI......................................................................................................46

3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data...............................................................46

2
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

3.1.1 Komponen Rencana Usaha atau Kegiatan...........................................................49

3.1.2 Komponen Lingkungan Hidup..............................................................................50

3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting............................................................................62

3.2.1 Metode Prakiraan Besaran Dampak.....................................................................62

3.2.2 Metode Prakiraan Tingkat Dampak Penting.........................................................76

3.3 Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting Terhadap Lingkungan.........................97

3.3.1 Metode Evaluasi Secara Holistik..........................................................................97

3.3.2 Metode Evaluasi Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan...............................99

3
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

BAB I
INFORMASI UMUM

1.1 Latar Belakang


Kehadiran Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah seringkali menimbulkan dilema.
TPA sampah dibutuhkan, tetapi sekaligus tidak diinginkan kehadirannya di ruang pandang.
Kegiatan TPA sampah juga menimbulkan dampak gangguan antara lain kebisingan,
ceceran sampah, debu, bau, dan binatang-binatang vektor penyakit. Belum terhitung
ancaman bahaya yang tidak kasat mata, seperti kemungkinan ledakan gas akibat proses
pengolahan yang tidak memadai. Lebih lanjut, sampah juga berpotensi menimbulkan konflik
sosial dengan masyarakat yang ada di sekitarnya akibat penguasaan lahan oleh kelompok
orang yang hidup dari pemulungan. Konflik bisa memuncak pada protes dari masyarakat
kepada pengelola TPA untuk menutupnya dan memindahkannya ke tempat yang lain.

Untuk meminimalkan dampak negatif dan hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian
hari, maka di dalam merencanakan lokasi yang akan dipergunakan sebagai TPA sampah
sebaiknya memperhatikan dan melakukan penilaian kelayakan dari calon lokasi TPA
sampah. Lokasi TPA sampah yang tepat, pengelolaan sampah yang tepat, serta sarana dan
prasarana pendukung TPA yang memadai akan membawa dampak positif terhadap
pelestarian lingkungan, kesehatan, bernilai ekonomis dan memperpanjang umur pelayanan
TPA sampah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia


Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur
dipastikan wajib memiliki dokumen AMDAL. Hal ini dikarenakan TPA Sampah Kalipancur
direncanakan untuk dibangun pada lahan seluas ± 11,8 ha. Dalam peraturan tersebut,
disebutkan bahwa proyek pembangunan TPA sampah termasuk instalasi penunjangnya
wajib dilengkapi AMDAL apabila luas kawasan TPA ≥ 10 ha.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan akan adanya tempat pemilahan akhir sampah.
2. Memenuhi kebutuhan akan adanya tempat pengomposan dan daur ulang akhir
sampah.

4
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

3. Memenuhi kebutuhan masyarakat Kalipancur dan sekitarnya untuk memiliki


tempat penimbunan sampah residu dari proses pemilahan, pengomposan dan
daur ulang.

Manfaat proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur adalah sebagai berikut :

a. Pemerintah
1. Meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak pengembangan wilayah.
2. Mendukung pengembangan di daerah terkait.
b. Pemrakarsa
1. Meningkatkan keuntungan ekonomi dari proyek pembangunan TPA Sampah
Kalipancur.
c. Masyarakat
1. Meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di daerah terkait melalui
bertambahnya lapangan pekerjaan.
2. Mendapatkan pengelolaan akhir sampah yang baik.

1.3 Pelaksana Studi


1.3.1 Pemrakarsa dan Penanggung Jawab
a. Identitas Pemrakarsa
Identitas pemrakarsa dalam proyek pembangunan TPA Kalipancur di Desa Bedagas
adalah sebagi berikut :
Badan Usaha : Pemerintah Kabupaten Purbalingga
Alamat Kantor : Jl. Letkol Isdiman No.5, Purbalingga 53313
Nomor Telepon : (0281) 8902091
Email : dinkominfo@purbalinggakab.go.id
Nomor dan Tanggal Izin Lokasi : Surat Keterangan Nomor 299/PKB/VI/2017
diterbitkan pada 1 Agustus mengenai
pemberian izin lokasi untuk rencana proyek
pembangunan TPA Sampah Kalipancur di
Desa Bedagas, Kecamatan Pengadegan,
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
b. Identitas Penanggung Jawab
Identitas penanggung jawab pelaksanaan proyek pembangunan TPA Kalipancur
adalah sebagai berikut :
Penanggung Jawab : H. Tasdi, S.H., M.M
Jabatan : Bupati Purbalingga Periode 2016 – 2021
Alamat : Jl. Alun-Alun Utara No.1, Purbalingga 53313

5
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Nomor Telepon : (0281) 891001


Email : tasdipurbalingga@gmail.com

Penyusunan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)


ini tidak hanya dilakukan oleh pemrakarsa, namun juga dibantu oleh Lembaga Penyedia
Jasa Penyusunan (LPJP) yakni Konsultan Tegas. Data mengenai tim penyusun dokumen
adalah sebagai berikut :

a. Identitas Penyusun
Tim studi dari proyek pembangunan TPA Kalipancur
Nama : Konsultan Tegas
Nomor Registrasi : 009.C/REG/W/2017
Alamat : Jl. Teknik Arsitektur No.45, Surabaya 60111
Nomor Telepon : (031) 8702356
Email : contactus@konsultantegas.co.id
b. Penanggung Jawab Penyusun
Nama : Dr. Ir. Govinda Rahmat Amin M., M.T.
Alamat : Jl. Taman Alumni No.10, Surabaya 60111
Nomor Telepon : (031) 8701958
Email : govinda@konsultantegas.co.id
c. Tim Penyusun
Penyusun dokumen KA-ANDAL proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur
terdiri atas :

No. Nama Unsur Jabatan


Dr. Ir. Govinda Rahmat Amin M. M.T. Ahli Manajemen Kualitas
1 Ketua
Nomor : 210/LSPHI/AB/2018 Lingkungan dan Geohidrologi
Dr. Ir. Farah Aulia Prasanti, M.T. Ahli Manajemen Kualitas
2 Anggota
Nomor : 235/LSPHI/AB/2018 Lingkungan
Dr. Ir. Atika Kusumastuti, M.Kes Ahli Kesehatan Lingkungan
3 Anggota
Nomor : 262/LSPHI/AB/2018 dan Masyarakat
Hanifah Kurniawati, S.E., M.E. Ahli Sosial, Ekonomi,
4 Anggota
Nomor : 287/LSPHI/AB/2018 Budaya, dan Manajemen

6
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

BAB II
PELINGKUPAN

Pelingkupan merupakan tahapan yang dilakukan untuk menentukan rancangan


kajian Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) yang dimuat dalam Kerangka Acuan Analisis
Dampak Lingkungan (KA-ANDAL). Hal-hal yang dimuat dalam rancangan kajian ANDAL
merupakan pelingkupan kegiatan dan wilayah studi yang akan dikaji, batas waktu kajian,
rona lingkungan hidup awal, dampak penting yang diperkirakan akan terjadi, metode studi
yang akan dilakukan, dan tenaga ahli yang dibutuhkan dalam membuat kajian ANDAL.
Aspek-aspek tersebut dikaji pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan
pascaoperasi. Tahapan ini dilakukan untuk mencapai kajian yang tepat sasaran dan sesuai
dengan keinginan pemrakarsa.

2.1 Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji yaitu pembangunan TPA
Sampah Kalipancur di Desa Bedagas, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga,
Jawa Tengah. Kajian tersebut berupa status studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan RTRW Kabupaten
Purbalingga, serta deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang terdiri dari tahap
prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi.

2.1.1 Status Studi AMDAL


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan suatu kajian yang
membahas dampak penting yang ditimbulkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan pada
lingkungan hidup di sekitarnya dan menjadi dasar pengambilan keputusan dalam izin
penyelenggaraan suatu usaha dan/atau kegiatan. Studi AMDAL proyek pembangunan TPA
Sampah Kalipancur dilakukan pada tahap perencanaan, setelah dilakukan studi kelayakan
(feasibility study), dan sebelum Detail Engineering Design (DED) difiksasi. Studi AMDAL
terdiri dari KA-ANDAL, ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Kegiatan yang akan dilakukan adalah
survei lapangan, konsultasi dengan masyarakat, serta penggunaan data sekunder yang
berasal dari badan terkait untuk menentukan rona lingkungan hidup awal, perizinan, dan
sosialisasi proyek ke masyarakat.

2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan RTRW


TPA Sampah Kalipancur akan dibangun pada lahan seluas ± 11,8 ha. Lokasi usaha
dan/atau kegiatan pembangunan TPA Sampah Kalipancur direncanakan terletak pada Desa

7
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Bedagas, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Adapun batas


lokasi proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Jalan Raya (Kalipancur, Bedagas)


Sebelah Selatan : Jalan Raya (Danasari, Bedagas)
Sebelah Timur : Wilayah Kalipancur, Bedagas
Sebelah Barat : Wilayah Danasari, Bedagas, dan Perkebunan Warga
Lokasi proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 5 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Purbalingga
Tahun 2011 – 2031 sudah sesuai dikarenakan berada pada lahan yang disediakan oleh
pemerintah, sehingga fungsi lahan tidak berubah. Peta rencana pola ruang Kabupaten
Purbalingga dapat dilihat pada Gambar 2.1, sedangkan peta rencana lokasi proyek dapat
dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.1 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Purbalingga

8
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Gambar 2.2 Peta Rencana Lokasi Proyek

2.2 Rona Lingkungan Hidup Awal


Rona lingkungan (environmental baseline) merupakan hal yang paling penting dalam
proses pelingkupan. Rona lingkungan hidup awal adalah keadaan lingkungan di sekitar
proyek yang masih belum terkena dampak dari kegiatan proyek. Rona lingkungan hidup
awal diperlukan dalam suatu kajian AMDAL untuk mengetahui seberapa besar kegiatan
proyek yang akan dijalankan berdampak pada keadaan lingkungan di sekitar proyek. Rona
lingkungan hidup awal didapatkan dari kegiatan pengamatan dan/atau penelitian. Kegiatan
ini menjadi hal dasar dalam menentukan besar dampak dari kegiatan proyek, sehingga
harus dikaji dalam kajian ANDAL.

2.2.1 Topografi
2.2.1.1 Kabupaten Purbalingga
Kabupaten Purbalingga merupakan kabupaten yang berada di Jawa Tengah.
Kabupaten Purbalingga memiliki topografi beraneka ragam yang meliputi dataran tinggi dan
dataran rendah. Luas wilayah Kabupaten Purbalingga adalah sebesar 777,64 km2.
Pembagian topografi Kabupaten Purbalingga adalah bagian utara dan selatan. Bagian utara
merupakan daerah dataran tinggi berbukit-bukit dengan kelerengan lebih dari 40% yang
meliputi Kecamatan Karangreja, Karangjambu, Bobotsari, Karanganyar, Kertanegara,
Rembang, serta sebagian wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari, dan Mrebet. Adapun
bagian selatan merupakan daerah relatif rendah dengan nilai faktor kemiringan 0% – 25%
yang meliputi Kecamatan Kalimanah, Padamara, Purbalingga, Kemangkon, Bukateja,
Kejobong, Pengadegan, serta sebagian wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari, dan
Mrebet.

9
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

2.2.1.2 Kecamatan Pengadegan


Kecamatan Pengadegan termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Purbalingga bagian
selatan. Wilayah ini termasuk daerah yang relatif rendah. Kecamatan Pengadegan memiliki
luas wilayah sebesar 41,75 km2. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan
pengadegan berada pada ketinggian 113 m di atas permukaan laut (mdpl). Kecamatan
Pengadegan merupakan wilayah yang memiliki banyak perkebunan. Adapun batas-batas
wilayah Kecamatan Pengadegan adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Rembang


Sebelah Selatan : Kecamatan Kejobong
Sebelah Timur : Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Barat : Kecamatan Kaligondang

2.2.2 Geologis
Berdasarkan data dari Pusat Penelitian Tanah Bogo Tahun 1969, jenis tanah di
Kabupaten Purbalingga sebagian besar didominasi oleh tanah latosol cokelat dan regosol,
serta tanah aluvial dan grumusol kelabu. Persentase jenis tanah dan luasannya adalah
latosol cokelat dan regosol sebesar 19,22%, aluvial cokelat tua sebesar 17,79%, latosol
cokelat dari bahan induk vulkanik sebesar 10,92%, latosol merah kuning sebesar 5,78%,
latosol cokelat tua sebesar 8,02%, andosol cokelat sebesar 7,28%, litosol sebesar 0,74%,
padmolik merah-kuning sebesar 12,92%, dan grumusol kelabu sebesar 17,33%.

Jenis tanah di Kabupaten Purbalingga yang sebagian besar berupa tanah liat
menyebabkan wilayah kabupaten banyak dimanfaatkan sebagai sawah. Hampir di semua
kecamatan terdapat sawah sebagai sumber penghasil padi. Sekitar 60% penduduk
Purbalingga bermata pencaharian sebagai petani. Selain padi, dihasilkan pula kelapa, ubi
jalar, jagung, dan tebu. Sebagian kecil daerah yang berada di dataran tinggi menghasilkan
sayur dan buah-buahan, seperti kubis, sawi, wortel, cabai, daun bawang, stroberi, nanas,
dan lain-lain.

2.2.3 Hidologis
Kondisi hidrologis sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim terutama curah hujan, jenis
tanah, batuan, dan topografi. Jenis tanah ini akan berpengaruh pada kemampuan tanah
untuk menyimpan (storage) dan meloloskan air (porositas tanah). Sungai di Kabupaten
Purbalingga terdiri dari dua aliran. Sungai yang mengalir melewati Kabupaten Purbalingga
dan sekitarnya yaitu Sungai Pekacangan, Serayu, dan Klawing, serta sungai yang hanya
mengalir di Kabupaten Purbalingga yaitu Sungai Ponggawa, Gemuruh, Kajar, Lembereng,
Tlahab, Soso, Lebak, Tuntung Gunung, Laban, Kuning, Wotan, Ginyung, Tambra, dan Muli.

10
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

2.3 Pelingkupan Dampak Penting


2.3.1 Identifikasi Dampak Potensial
Identifikasi dampak lingkungan hidup diperlukan untuk memperkirakan dampak yang
timbul akibat proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur. Dampak potensial adalah
gabungan dari dampak primer dan dampak sekunder yang diperoleh dari analisis dampak
pada setiap tahapan kegiatan yang direncanakan. Dampak primer adalah interaksi antar
komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak dengan komponen lingkungan sebagai
penerima dampak primer. Dampak sekunder adalah interaksi antara sumber dampak primer
dengan penerima dampak sekunder. Pada intinya, dilakukan identifikasi interaksi antara
komponen rencana kegiatan dengan komponen lingkungan penerima dampak. Berikut ini
merupakan dampak-dampak yang berpotensi timbul akibat pelaksanaan proyek
pembangunan TPA Sampah Kalipancur :

2.3.1.1 Tahap Prakonstruksi


Komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak pada tahap
prakonstruksi antara lain sebagai berikut :

1. Survei Lapangan, Perizinan, dan Sosialisasi


 Pelaksanaan survei dilakukan untuk mengetahui rona lingkungan hidup awal
dari lokasi rencana kegiatan. Di samping itu, pelaksanaan survei juga bertujuan
untuk mengetahui potensi dampak yang dapat terjadi akibat rencana kegiatan.
 Perizinan dilakukan untuk memberikan keterangan yang sah bahwa
pembangunan TPA Sampah Kalipancur sah untuk dilaksanakan. Perizinan yang
diurus antara lain adalah Izin Mendirikan Bangunan (IMB), izin publikasi, dan
lain-lain.
 Kegiatan sosialisasi proyek dilakukan untuk menghilangkan kontradiksi yang
terjadi di sekitar lokasi rencana kegiatan akibat pemikiran negatif masyarakat.
Selain itu, sosialisasi juga bertujuan sebagai salah satu media informasi bagi
pemrakarsa proyek dengan masyarakat sekitar mengenai rencana
pelaksanaan.

Dampak primer yang ditimbulkan :


 Peningkatan keresahan masyarakat akibat perbedaan pendapat dan persepsi
antar masyarakat terhadap pembangunan proyek.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (KAMTIBMAS).
 Tuntutan ganti rugi atau pemberian kompensasi.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
11
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Peningkatan keresahan masyarakat.


 Peningkatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (KAMTIBMAS).
 Tuntutan ganti rugi atau kompensasi.

2. Pembebasan Lahan
Dalam pembangunan TPA diperlukan pembebasan lahan untuk lokasi yang aan
dibangun.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan keresahan masyarakat akibat penggunaan lahan milik warga
yang digunakan untuk pembangunan TPA.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (KAMTIBMAS).
 Tuntutan ganti rugi atau pemberian kompensasi.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan keresahan masyarakat.

3. Mobilisasi Tenaga Kerja Untuk Pembukaan Lahan


Pada saat pembukaan lahan tentunya terdapat mobilisasi dari tenaga kerja yang
bertugas untuk membuka lahan.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan lapangan pekerjaan.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan pendapatan pekerja.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan lapangan pekerjaan.
 Peningkatan pendapatan pekerja.

4. Mobilisasi Peralatan Kerja dan Bahan Material Untuk Pembukaan Lahan


Selain mobilisasi dari tenaga kerja, terdapat pula mobilisasi peralatan kerja dan
bahan material yang digunakan untuk membuka lahan. Peralatan kerja ini seperti
truk dan alat berat lainnya.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan lapangan pekerjaan.
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan getaran.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :

12
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Peningkatan pendapatan pekerja.


 Tumpahan tanah atau material di jalan.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualias udara.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan lapangan pekerjaan.
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan pendapatan pekerja.
 Tumpahan tanah atau material di jalan.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualias udara.

5. Pengukuran dan Pemasangan Patok


Pengukuran dan pemasangan patok di area lokasi proyek bertujuan untuk
memberikan batas lokasi yang akan dijadikan area TPA Sampah Kalipancur dengan
lahan yang telah ditentukan.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (KAMTIBMAS).
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan keresahan masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (KAMTIBMAS).
 Peningkatan keresahan masyarakat.

6. Pemagaran Proyek dan Penyediaan Basecamp


Pemagaran proyek bertujuan untuk mensterilkan area proyek dari kegiatan diluar
proyek yang dapat menggangu saat proyek berlangsung. Basecamp disediakan
sementara selama proses kegiatan pembangunan berlangsung. Basecamp ini
dibangun untuk para pekerja konstruksi beristirahat dan tinggal selama
pembangunan berjalan khususnya para buruh bangunan yang berasal dari luar
daerah.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan kebisingan.
 Peningkatan volume timbulan sampah dari kegiatan basecamp.

13
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Dampak sekunder yang ditimbulkan :


 Peningkatan keresahan masyarakat akibat kebisingan dan timbulan sampah.
 Penurunan kualitass udara.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan kebisingan.
 Peningkatan volume timbulan sampah dari kegiatan basecamp.
 Peningkatan keresahan masyarakat akibat kebisingan dan timbulan sampah.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan masyarakat.

7. Pembersihan dan Pengurugan Lahan


Pembersihan lahan merupakan kegiatan pemerataan lokasi rencana kegiatan. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan pekerjaan kontruksi, serta membersihkan lokasi
proyek dari kegiatan perkebunan di area sebelumnya. Setelah dibersihkan, lahan
diurug dengan tanah urug yang bertujuan agar lahan dapat rata dengan jalan dan
siap untuk dijadikan lahan TPA.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Perubahan fungsi lahan yang dapat mengganggu ekosistem tertentu.
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan getaran karena penggunaan alat berat.
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan timbulan sampah.
 Penurunan jumlah flora dan fauna.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Perubahan struktur tanah.
 Penurunan kualitas udara.
 Kemacetan lalu intas.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Perubahan fungsi lahan yangdapat mengganggu ekosistem tertentu.
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan getaran karena penggunaan alat berat.
 Penurunan jumlah flora dan fauna.

14
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan timbulan sampah.
 Perubahan struktur tanah.
 Penurunan kualitas udara.
 Kemacetan lalu intas.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kesehatan masyarakat.

2.3.1.2 Tahap Konstruksi


Komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak pada tahap konstruksi
antara lain sebagai berikut :

1. Mobilisasi Pekerja Konstruksi


Pekerja konstruksi yang akan dipekerjakan terdiri dari tenaga ahli dan pekerja
bangunan atau pekerja kasar. Perekrutan pekerja diutamakan untuk masyarakat
sekitar Desa Bedagas.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan jumlah lapangan kerja sebagai tenaga kerja kasar (konstruksi).
 Peningkatan kegiatan ekonomi.
 Peningkatan limbah cair domestik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan pendapatan pekerja.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan jumlah lapangan kerja sebagai tenaga kerja kasar (konstruksi).
 Peningkatan kegiatan ekonomi.
 Peningkatan limbah cair domestik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan pendapatan pekerja.

2. Mobilisasi Peralatan Kerja dan Bahan Material

15
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Pengadaan alat berat dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan proyek.


Mobilisasi peralatan kerja dan bahan material dilakukan dengan menggunakan
kendaraan besar.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan partikulat.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Tumpahan tanah atau material di jalan.
 Penurunan estetika lingkungan.
 Kemacetan lalu lintas.
 Peningkatan kebisingan.
 Peningkatan keresahan masyarakat.
 Penurunan kualitas udara.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan partikulat.
 Tumpahan tanah atau material di jalan.
 Penurunan estetika lingkungan.
 Kemacetan lalu lintas.
 Peningkatan kebisingan.
 Peningkatan keresahan masyarakat.
 Penurunan kualitas udara.

3. Pekerjaan Galian
Kegiatan galian dilakukan untuk mempersiapkan lokasi proyek pada kegiatan
selanjutnya, yakni pembentukan pondasi. Pekerjaan galian dilakukan oleh sebagian
pekerja bangunan dan menyesuaikan dengan pondasi yang ditanam.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Tumpahan tanah atau material di jalan.
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan partikulat.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Penurunan estetika lingkungan.

16
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Peningkatan keresahan masyarakat.


 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Tumpahan tanah atau material di jalan.
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan partikulat.
 Penurunan estetika lingkungan.
 Peningkatan keresahan masyarakat.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan masyarakat.

4. Pekerjaan Pondasi Unit-Unit Bangunan


Pada kegiatan ini dilakukan pemasangan tiang pancang sebagai pondasi bangunan.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Perubahan struktur tanah.
 Peningkatan limbah cair domestik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan getaran.
 Kecelakaan kerja.
 Peningkatan partikulat.
 Penurunan kualitas udara.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Penurunan estetika lingkungan.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Perubahan struktur tanah.
 Peningkatan limbah cair domestik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.

17
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.


 Peningkatan getaran.
 Kecelakaan kerja.
 Peningkatan partikulat.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan estetika lingkungan.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.

5. Pembangunan Fasilitas Penunjang


Fasilitas penunjang yang akan dibangun di TPA Sampah Kalipancur meliputi kantor,
toilet, dan lain sebagainya.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Perubahan struktur tanah.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan getaran.
 Penurunan kualitas air tanah.
 Kecelakaan kerja.
 Peningkatan partikulat.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Penurunan estetika lingkungan.
 Penurunan kualitas udara.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.
 Peningkatan keresahan masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Perubahan struktur tanah.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan getaran.
 Penurunan kualitas air tanah.
 Kecelakaan kerja.
 Peningkatan partikulat.

18
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Penurunan estetika lingkungan.


 Penurunan kualitas udara.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.
 Peningkatan keresahan masyarakat.

6. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lindi (IPL)


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah baik sampah ceceran material maupun
sampah dari akivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
 Peningkatan keresahan masyarakat.
 Penurunan estetika lingkungan.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah baik sampah ceceran material maupun
sampah dari akivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
 Peningkatan keresahan masyarakat.
 Penurunan estetika lingkungan.

7. Pemasangan Insinerator dan Alat Pengendali Pencemaran Udara


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan getaran.

19
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Peningkatan jumlah timbulan sampah baik sampah ceceran material maupun


sampah dari akivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
 Peningkatan keresahan masyarakat.
 Penurunan estetika lingkungan.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah baik sampah ceceran material maupun
sampah dari akivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
 Peningkatan keresahan masyarakat.
 Penurunan estetika lingkungan.

8. Pembangunan Saluran Drainase


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Perubahan fungsi lahan karena dijadikan saluran drainase.
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Perubahan struktur tanah
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
 Peningkatan keresahan masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Perubahan fungsi lahan karena dijadikan saluran drainase.
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan getaran.

20
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.


 Perubahan struktur tanah.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
 Peningkatan keresahan masyarakat.

9. Pekerjaan Akses Jalan dan Tempat Parkir


Kegiatan ini dilakukan untuk memperbaiki akses jalan masuk maupun jalannya
kendaraan di dalam area proyek.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Perubahan fungsi lahan karena dijadikan jalan dan tempat parkir.
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.
 Peningkatan estetika lingkungan.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Perubahan fungsi lahan karena dijadikan jalan dan tempat parkir.
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.
 Peningkatan estetika lingkungan.

10. Pekerjaan Finishing


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah baik sampah ceceran material maupun
sampah dari akivitas tenaga kerja.

21
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.


 Peningkatan estetika lingkungan.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan partikulat.
 Peningkatan getaran.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah baik sampah ceceran material maupun
sampah dari akivitas tenaga kerja.
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan estetika lingkungan.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.

11. Pembuatan Green Barrier


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Perubahan fungsi lahan yang sebelumnya lahan kosong menjadi Ruang
Terbuka Hijau (RTH).
 Peningkatan jumlah flora dan fauna karena adanya pembuatan Ruang
Terbuka Hijau (RTH).
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan kualitas lingkungan karena bertambahnya flora dan fauna,
sehingga memperindah lingkungan.
 Perubahan struktur tanah.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Perubahan fungsi lahan yang sebelumnya lahan kosong menjadi Ruang
Terbuka Hijau (RTH).
 Peningkatan jumlah flora dan fauna karena adanya pembuatan Ruang
Terbuka Hijau (RTH).
 Penignkatan kualitas lingkungan karena bertambahnya flora dan fauna,
sehingga memperindah lingkungan.
 Perubahan struktur tanah.

22
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

12. Pemasangan Alat-Alat Listrik


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Pemadaman listrik di lingkungan masyarakat sekitar proyek.
 Kecelakaan kerja.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan keresahan masyarakat akibat terjadinya pemadaman listrik.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Pemadaman listrik di lingkungan masyarakat sekitar proyek.
 Kecelakaan kerja.
 Peningkatan keresahan masyarakat akibat terjadinya pemadaman listrik.

13. Pemindahan Peralatan Konstruksi


Kegiatan pemindahan peralatan konstruksi dilakukan untuk membersihkan area
proyek dari alat-alat berat dan peralatan konstruksi pembangunan TPA sampah.
Kegiatan ini dilakukan setelah seluruh kegiatan struktur dan pembangunan
terselesaikan.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan partikulat.
 Kecelakaan kerja.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Kemacetan lalu lintas.
 Penurunan estetika lingkungan.
 Penurunan kualitas udara.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan partikulat.
 Kecelakaan kerja.
 Kemacetan lalu lintas.
 Penurunan estetika lingkungan.
 Penurunan kualitas udara.

14. Demobilisasi Pekerja Konstruksi

23
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Demobilisasi pekerja konstruksi merupakan kegiatan pemulangan pekerja konstruksi.


Hal ini dilakukan karena waktu kontrak kerja telah berakhir sehingga para pekerja
konstruksi dapat kembali ke rumah ataupun kota masing-masing.
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Perubahan pola pencaharian masyarakat.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Perubahan pola pencaharian masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Perubahan pola pencaharian masyarakat.

2.3.1.3 Tahap Operasi


Komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak pada tahap operasi
antara lain sebagai berikut :

1. Mobilisasi Tenaga Kerja dan Peralatan


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan lapangan pekerjaan sebagai tenaga pengoperasian dan
pemeliharaan.
 Peningkatan kegiatan ekonomi pada daerah sekitar proyek.
 Peningkatan peluang usaha pada daerah sekitar proyek berupa pembukaan
warung makanan, minuman, maupun kebutuhan lain bagi tenaga kerja.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
 Peningkatan pendapatan pekerja.
 Perubahan pola pencaharian masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan lapangan pekerjaan sebagai tenaga pengoperasian dan
pemeliharaan.
 Peningkatan kegiatan ekonomi pada daerah sekitar proyek.
 Peningkatan peluang usaha pada daerah sekitar proyek berupa pembukaan
warung makanan, minuman, maupun kebutuhan lain bagi tenaga kerja.
 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
 Peningkatan pendapatan pekerja.
 Perubahan pola pencaharian masyarakat.

2. Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Lindi (IPL)

24
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Dampak primer yang ditimbulkan :


 Peningkatan ceceran lindi di sekitar area Instalasi Pengolahan Lindi (IPL).
 Peningkatan kebutuhan listrik karena penggunaan alat-alat yang beroperasi.
 Peningkatan sebaran bau yang dihasilkan dari lindi di sekitar area Instalasi
Pengolahan Lindi (IPL) dan terlepasnya unsur atau senyawa berbahaya ke
udara.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Kecelakaan kerja.
 Penurunan kualitas air tanah dangkal akibat ceceran lindi di sekitar area
Instalasi Pengolahan Lindi (IPL)
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan ceceran lindi di sekitar area Instalasi Pengolahan Lindi (IPL).
 Peningkatan kebutuhan listrik karena penggunaan alat-alat yang beroperasi.
 Peningkatan sebaran bau yang dihasilkan dari lindi di sekitar area Instalasi
Pengolahan Lindi (IPL) dan terlepasnya unsur atau senyawa berbahaya ke
udara.
 Kecelakaan kerja.
 Penurunan kualitas air tanah dangkal akibat ceceran lindi di sekitar area
Instalasi Pengolahan Lindi (IPL)
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.

3. Pengoperasian dan Pemeliharaan Insinerator dan Alat Pengendali Pencemaran


Udara
Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan sebaran bau.
 Peningkatan kebutuhan listrik karena penggunaan alat-alat yang beroperasi.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan sebaran bau.
 Peningkatan kebutuhan listrik karena penggunaan alat-alat yang beroperasi.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.

25
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Penurunan kesehatan masyarakat.

4. Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Penunjang


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan kebisingan.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Penurunan kualitas udara.
 Peningkatan kebutuhan listrik karena penggunaan alat-alat yang beroperasi.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Penurunan estetika lingkungan.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan kebisingan.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Penurunan kualitas udara.
 Peningkatan kebutuhan listrik karena penggunaan alat-alat yang beroperasi.
 Peningkatan kebutuhan air bersih akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
 Penurunan kesehatan tenaga kerja.
 Penurunan estetika lingkungan.
 Penurunan kesehatan masyarakat.

5. Pengoperasian dan Pemeliharaan Saluran Drainase


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan estetika lingkungan.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan jumlah timbulan sampah akibat adanya aktivitas tenaga kerja.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan estetika lingkungan.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah akibat adanya aktivitas tenaga kerja.

6. Pengoperasian dan Pemeliharaan Alat-Alat Listrik


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan lapangan pekerjaan sebagai tenaga pengoperasian dan
pemeliharaan listrik.

26
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Peningkatan kebutuhan listrik karena penggunaan alat-alat yang beroperasi.


 Peningkatan jumlah timbulan sampah yang berasal dari penggantian alat-alat
listrik yang sudah rusak.
 Kecelakaan kerja.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan keresahan masyarakat akibat pemadaman listrik.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan lapangan pekerjaan sebagai tenaga pengoperasian dan
pemeliharaan listrik.
 Peningkatan kebutuhan listrik karena penggunaan alat-alat yang beroperasi.
 Peningkatan jumlah timbulan sampah yang berasal dari penggantian alat-alat
listrik yang sudah rusak.
 Kecelakaan kerja.
 Peningkatan keresahan masyarakat akibat pemadaman listrik.

7. Pemeliharaan Green Barrier


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan jumlah flora dan fauna karena adanya Ruang Terbuka Hijau
(RTH).
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Peningkatan estetika lingkungan karena adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Peningkatan jumlah flora dan fauna karena adanya Ruang Terbuka Hijau
(RTH).
 Peningkatan estetika lingkungan karena adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH).

2.3.1.4 Tahap Pascaoperasi


Komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak pada tahap
pascaoperasi antara lain sebagai berikut :

1. Penutupan dan pengurugan bekas lahan TPA


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan getaran karena penggunaan alat berat.
 Peningkatan partikulat.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Perubahan struktur tanah.
 Penurunan kualitas udara.

27
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan getaran karena penggunaan alat berat.
 Peningkatan partikulat.
 Perubahan struktur tanah.
 Penurunan kualitas udara.

2. Pemeliharaan dan Pemantauan Kualitas Lingkungan Bekas Lahan TPA


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Peningkatan getaran karena penggunaan alat berat.
 Peningkatan partikulat.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Perubahan struktur tanah.
 Penurunan kualitas udara.
 Peningkatan kebisingan.
 Penurunan kesehatan masyarakat.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Kerusakan jalan dan sarana prasarana sosial lainnya.
 Peningkatan getaran karena penggunaan alat berat.
 Peningkatan partikulat.
 Perubahan struktur tanah.
 Penurunan kualitas udara.

3. Perubahan Pola Pencaharian Masyarakat


Dampak primer yang ditimbulkan :
 Perubahan tingkat pendapatan.
Dampak sekunder yang ditimbulkan :
 Perubahan tingkat pendapatan.
Dampak potensial yang ditimbulkan :
 Perubahan tingkat pendapatan.

2.4 Evaluasi Dampak Potensial


Evaluasi dampak potensial bertujuan untuk menghilangkan atau meniadakan
dampak potensial yang dianggap tidak relevan atau tidak penting. Selain itu, evaluasi
dampak potensial juga bertujuan untuk memisahkan dampak yang dapat ditanggulangi
28
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

dengan menggunakan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang akan dijelaskan lebih
detail pada dokumen RKL dan RPL. Evaluasi dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetik dilakukan dengan evaluasi menggunakan empat kriteria sebagai berikut :

1. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi? Hal ini dapat
dilihat dari hasil analisis data sekunder dan kunjungan ke lapangan.
2. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan
tersebut? Hal ini dapat dilihat dari terjemahan hasil konsultasi masyarakat.
3. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial ekonomi) dan terhadap
komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis), sehingga perubahan besar pada
kondisi komponen lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan
masyarakat dan keutuhan ekositem? Hal ini dapat dilihat dari kunjungan lapangan.
4. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dana tau dilampaui oleh
dampak tersebut? Hal ini dapat dijawab dengan mempelajari peraturan-peraturan
yang menetapkan baku muku lingkungan, baku mutu emisi atau limbah, tata ruang
dan sebagainya.

Dampak potensial yang telah diidentifikasi sebelumnya dievaluasi menggunakan


empat pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab dengan jawaban “ya”
atau “tidak”. Apabila pertanyaan tersebut dijawab “ya” maka dampak potensial tersebut
dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik yang harus dikaji dalam ANDAL. Selain itu,
apabila jawaban dari pertanyaan tersebut adalah “tidak tahu” maka dampak tersebut perlu
dikaji dalam ANDAL. Tujuannya untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi lebih
banyak agar karakater dari dampak tersebut lebih jelas dan untuk memastikan apakah
dampak tersebut termasuk dampak penting atau tidak. Jika jawaban dari pertanyaan
tersebut adalah “tidak” maka dampak potensial tersebut tidak masuk dalam kategori dampak
penting hipotetik sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL.

29
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Dikaji
Komponen Penerima Kriteria Evaluasi dalam
No Dampak Potensial ANDAL Alasan
Kegiatan Dampak
1 2 3 4 Ya/Tidak
Sebelumnya sudah ada perbincangan
Peningkatan keresahan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak dan diskusi dengan instansi terkait
masyarakat
tentang pembangunan proyek
Survei
Lapangan, Peningkatan gangguan Adanya penertiban dari pihak yang
1 Masyarakat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Perizinan dan KAMTIBMAS berwenang
Sosialisasi
Telah disepakati dengan diadakannya
Tuntutan ganti rugi atau
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak diskusi antara masyarakat setempat dan
pemberian kompensasi
pemilik proyek

Karena masyarakat yang berprofesi


Peningkatan keresahan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak sebagai petani sekitar 20% dari jumlah
masyarakat
total masyarakat di Desa Bedagas

Adanya penertiban dari pihak


Permintaan lapangan kerja Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
berwenang

Karena jumlah tenaga kerja yang


Pembebasan Tuntutan ganti rugi atau dibutuhkan tidak melebihi 20% dari
2 Masyarakat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Lahan pemberian kompensasi jumlah total masyarakat di Desa
Bedagas

Peningkatan harga jual lahan Telah disepakati bahwa lahan milik


Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
sekitar penduduk yang akan dijual

Telah disepakati bahwa lahan milik


Peningkatan harga jual lahan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak penduduk yang akan dijual akan
sekitar
dinaikan harga sebesar 100%
Tabel 2.1 Evaluasi Dampak Potensial

30
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

(lanjutan) Tabel 2.1 Evaluasi Dampak Potensial


Dikaji
Komponen Penerima Kriteria Evaluasi dalam
No Dampak Potensial ANDAL Alasan
Kegiatan Dampak
1 2 3 4 Ya/Tidak
Tenaga kerja dari masyarakat sekitar
Mobilisasi Masyarakat Peningkatan lapangan kerja Ya Ya Ya Ya Ya proyek adalah 20% dari total pekerja
Tenaga tahap konstruksi
3 Kerja Untuk
Pembukaan Peningkatan penghasilan tenaga kerja
Tenaga Peningkatan penghasilan
Lahan Ya Ya Ya Ya Ya hanya berpengaruh terhadap taraf
Kerja pekerja
ekonomi pekerja masing - masing

Tenaga kerja dari masyarakat sekitar


Peningkatan lapangan kerja Ya Ya Ya Ya Ya proyek adalah 10% dari total pekerja
tahap prakonstruksi

Tumpahan tanah atau material Dapat langsung dilakukan pembersihan


Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
di jalan pada jalan sekitar
Mobilisasi Getaran yang dihasilkan memiliki
Peralatan Masyarakat Peningkatan getaran Ya Ya Ya Ya Ya kecepatan sebesar 25 mm/detik
dan Bahan sehingga perlu dilakukan kajian ANDAL
4 Material
Untuk Kebisingan menghasilkan intensitas
Pembukaan Peningkatan kebisingan Ya Ya Ya Ya Ya sebesar 60 dB sehingga diperlukan
Lahan pembuatan ANDAL

Kualitas udara dengan konsentrasi SO2


Penurunan kualitas udara Ya Ya Ya Ya Ya
sehingga diperlukan kajian ANDAL

Peningkatan penghasilan tenaga kerja


Tenaga Peningkatan penghasilan
Ya Ya Ya Ya Ya hanya berpengaruh terhadap taraf
Kerja pekerja
ekonomi pekerja masing-masing

31
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

(lanjutan) Tabel 2.1 Evaluasi Dampak Potensial


Dikaji
Komponen Penerima Kriteria Evaluasi dalam
No Dampak Potensial ANDAL Alasan
Kegiatan Dampak
1 2 3 4 Ya/Tidak
Kebisingan menghasilkan intensitas
Pemagaran Peningkatan kebisingan Ya Ya Ya Ya Ya sebesar 65 db maka diperlukan kajian
Proyek dan ANDAL
5 Masyarakat
Penyediaan
Basecamp Kualitas udara dengan konsentrasi SO2
Penurunan kualitas udara Ya Ya Ya Ya Ya
sehingga diperlukan kajian ANDAL

Kerusakan jalan dan sarana prasarana


sosial sangat berpengaruh terhadap
Kerusakan jalan dan sarana
Ya Ya Tidak Ya Ya kegiatan masyarakat yang berdampak
prasarana sosial lainnya
akan kesehatan hingga meningkatkan
kecelakaan lalu lintas
Pembersihan
Kontur tanah relatif datar dan tidak
dan
6 Masyarakat Perubahan struktur tanah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak terjadi perubahan struktur yang
Pengurugan
signifikan dan merusak
Lahan
Kebisingan menghasilkan intensitas
Peningkatan kebisingan Ya Ya Ya Ya Ya sebesar 65 db maka diperlukan kajian
ANDAL

Kualitas udara dengan konsentrasi SO2


Penurunan kualitas udara Ya Ya Ya Ya Ya
sehingga diperlukan kajian ANDAL

32
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

(lanjutan) Tabel 2.1 Evaluasi Dampak Potensial


Dikaji
Komponen Penerima Kriteria Evaluasi dalam
No Dampak Potensial ANDAL Alasan
Kegiatan Dampak
1 2 3 4 Ya/Tidak
Getaran yang dihasilkan memiliki
Peningkatan getaran Ya Ya Ya Ya Ya kecepatan sebesar 25 mm/detik
sehingga perlu dilakukan kajian ANDAL

    Masyarakat Lingkungan yang mengalami penurunan


jumlah flora dan fauna, akan
Penurunan jumlah flora dan
Ya Tidak Ya Tidak Ya menurunkan kualitas dan
fauna
keanekaragaman hayati serta
berdampak bagi siklus biotik lingkungan

Tenaga kerja dari masyarakat sekitar


Peningkatan lapangan kerja Ya Ya Ya Ya Ya proyek adalah 10% dari total pekerja
tahap prakonstruksi
Masyarakat
Peningkatan penghasilan tenaga kerja
Peningkatan penghasilan
Ya Ya Ya Ya Ya hanya berpengaruh terhadap taraf
Mobilisasi pekerja
ekonomi pekerja masing - masing
Tenaga
7
Kerja
Dapat berkerjasama dengan PLN untuk
Konstruksi Tida
Listrik Peningkatan kebutuhan listrik Tidak Tidak Tidak Tidak penambahan kapasitas penggunaan
k
listrik

Dapat berkerjasama dengan PDAM


Peningkatan kebutuhan air Tida
Air Bersih Tidak Tidak Tidak Tidak untuk penambahan kapasitas
bersih k
penggunaan listrik

33
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

(lanjutan) Tabel 2.1 Evaluasi Dampak Potensial


Dikaji
Komponen Penerima Kriteria Evaluasi dalam
No Dampak Potensial ANDAL Alasan
Kegiatan Dampak
1 2 3 4 Ya/Tidak
Kebisingan menghasilkan intensitas
Peningkatan kebisingan Ya Ya Ya Ya Ya sebesar 65 db maka diperlukan kajian
andal

Kualitas udara dengan konsentrasi so2


Penurunan kualitas udara Ya Ya Ya Ya Ya
Pekerjaan sehingga diperlukan kajian andal
8 Masyarakat
Galian
Sebelumnya sudah ada sosialisasi atau
diskusi terlebih dahulu sebelum
Peningkatan keresahan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak dilakukannya pembangunanda/atau
masyarakat
kegiatan proyek dilakukan maka tidak
diperlukan kajian andal

Kontur tanah relatif datar dan tidak


Lingkungan Perubahan struktur tanah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak terjadi perubahan struktur yang
signifikan dan merusak

Kebisingan menghasilkan intensitas


Pekerjaan Peningkatan kebisingan Ya Ya Ya Ya Ya sebesar 65 db maka diperlukan kajian
9 Pondasi Unit andal
Bangunan
Kualitas udara dengan konsentrasi so2
Masyarakat Penurunan kualitas udara Ya Ya Ya Ya Ya
sehingga diperlukan kajian andal

Getaran yang dihasilkan memiliki


Peningkatan getaran Ya Ya Ya Ya Ya kecepatan sebesar 25 mm/detik
sehingga perlu dilakukan kajian andal

34
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

(lanjutan) Tabel 2.1 Evaluasi Dampak Potensial


Dikaji
Komponen Penerima Kriteria Evaluasi dalam
No Dampak Potensial ANDAL Alasan
Kegiatan Dampak
1 2 3 4 Ya/Tidak
Kontur tanah relatif datar dan tidak
Lingkunga Tida Tida
Perubahan struktur tanah Tidak Tidak Tidak terjadi perubahan struktur yang
n k k
signifikan dan merusak

Kebisingan menghasilkan intensitas


Peningkatan kebisingan Ya Ya Ya Ya Ya sebesar 65 dB maka diperlukan kajian
ANDAL
Pembanguna Masyaraka Kualitas udara dengan konsentrasi SO2
10 n Fasilitas Penurunan kualitas udara Ya Ya Ya Ya Ya
t sehingga diperlukan kajian ANDAL
Penunjang
Getaran yang dihasilkan memiliki
Peningkatan getaran Ya Ya Ya Ya Ya kecepatan sebesar 25 mm/detik
sehingga perlu dilakukan kajian ANDAL
Adanya pembersihan secara langsung
Tida Tida sehingga air sampah atau lindi tidak
Air Tanah Penurunan kualitas air tanah Tidak Tidak Tidak
k k terinfitrasi dan mengkontaminasi air
tanah
Kebisingan menghasilkan intensitas
Peningkatan kebisingan Ya Ya Ya Ya Ya sebesar 65 dB maka diperlukan kajian
ANDAL

Getaran yang dihasilkan memiliki


Pemasangan Masyaraka
11 Peningkatan getaran Ya Ya Ya Ya Ya kecepatan sebesar 25 mm/detik
Insenerator t
sehingga perlu dilakukan kajian ANDAL

Adanya penanganan langsung dan


Penurunan kesehatan Tida Tida
Tidak Tidak Tidak pemberian kompensasi bagi
masyarakat k k
masyarakat yang terkena dampak

35
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

(lanjutan) Tabel 2.1 Evaluasi Dampak Potensial


Dikaji
Komponen Penerima Kriteria Evaluasi dalam
No Dampak Potensial ANDAL Alasan
Kegiatan Dampak
1 2 3 4 Ya/Tidak
Adanya pembersihan secara langsung sehingga
Tida Tida
Air Tanah Penurunan kualitas air tanah Tidak Tidak Tidak air sampah atau lindi tidak terinfitrasi dan
k k
mengkontaminasi air tanah

Adanya perubahan fungsi lahan yang awalnya


sebagai lahan perkebunan menjadi lahan trmpat
Lingkungan Perubahan fungsi lahan Ya Ya Ya Ya Ya
pembuangan akhir sampah, sehingga diperlukan
Pembanguna adanya kajian ANDAL
n Instalasi
12
Pengolahan Kebisingan menghasilkan intensitas sebesar 65 db
Peningkatan kebisingan Ya Ya Ya Ya Ya
Lindi (IPL) maka diperlukan kajian ANDAL
Masyarakat Getaran yang dihasilkan memiliki kecepatan
Peningkatan getaran Ya Ya Ya Ya Ya sebesar 25 mm/detik sehingga perlu dilakukan
kajian ANDAL

Peningkatan kebutuhan Tida Tida Dapat berkerjasama dengan PLN untuk


Listrik Tidak Tidak Tidak
listrik k k penambahan kapasitas penggunaan listrik
Adanya penanganan langsung dan pemberian
Penurunan kesehatan Tida Tida
Tidak Tidak Tidak kompensasi bagi masyarakat yang terkena
masyarakat k k
dampak
Kebisingan menghasilkan intensitas sebesar 65 db
Pekerjaan Peningkatan kebisingan Ya Ya Ya Ya Ya
Masyarakat maka diperlukan kajian ANDAL
Akses Jalan
13 Getaran yang dihasilkan memiliki kecepatan
dan Tempat
Parkir Peningkatan getaran Ya Ya Ya Ya Ya sebesar 25 mm/detik sehingga perlu dilakukan
kajian ANDAL

Penurunan estetika Tida Tida Peningkatan estetika lingkungan berdampak positif


Lingkungan Tidak Tidak Tidak
lingkungan sekitar k k bagi lingkungan
(lanjutan) Tabel 2.1 Evaluasi Dampak Potensial
36
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Dikaji
Komponen Penerima Kriteria Evaluasi dalam
No Dampak Potensial ANDAL Alasan
Kegiatan Dampak
1 2 3 4 Ya/Tidak
Kebisingan menghasilkan intensitas
Peningkatan kebisingan Ya Ya Ya Ya Ya sebesar 65 db maka diperlukan kajian
ANDAL

Masyarakat Getaran yang dihasilkan memiliki


Peningkatan getaran Ya Ya Ya Ya Ya kecepatan sebesar 25 mm/detik
Pekerjaan sehingga perlu dilakukan kajian ANDAL
14
Finishing
Kualitas udara dengan konsentrasi SO2
Penurunan kualitas udara Ya Ya Ya Ya Ya
sehingga diperlukan kajian ANDAL

Dapat berkerjasama dengan PLN untuk


Peningkatan kebutuhan
Listrik Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak penambahan kapasitas penggunaan
listrik
listrik

Penurunan estetika Peningkatan estetika lingkungan


Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
lingkungan sekitar berdampak positif bagi lingkungan

Fungsi lahan yang berubah tidak


Pembuatan
15 Lingkungan Perubahan fungsi lahan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak memberikan dampak yang luas namun
Green Barrier
berdampak positif bagi lingkungan hidup

Meningkatkan keanekaragaman
Peningkatan flora dan fauna Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
lingkungan

(lanjutan) Tabel 2.1 Evaluasi Dampak Potensial

37
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Dikaji
Komponen Penerima Kriteria Evaluasi dalam
No Dampak Potensial ANDAL Alasan
Kegiatan Dampak
1 2 3 4 Ya/Tidak
Mobilisasi
Dengan dibutuhkannya peralatan
Tenaga Kerja
Peningkatan kegiatan pekerjaan untuk operasional
16 Untuk Masyarakat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
perekonomian perusahaan, meningkatkan ekonomi
Pembukaan
sekitar
Lahan

Penurunan estetika Peningkatan estetika lingkungan


Lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
lingkungan sekitar berdampak positif bagi lingkungan

Pengoperasian Dapat berkerjasama dengan PLN untuk


Peningkatan kebutuhan
dan Listrik Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak penambahan kapasitas penggunaan
listrik
17 Pemeliharaan listrik
Area
Kualitas udara dengan konsentrasi SO2
Penerimaan Penurunan kualitas udara Ya Ya Ya Ya Ya
sehingga diperlukan kajian ANDAL
Masyarakat Adanya penanganan langsung dan
Penurunan kesehatan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak pemberian kompensasi bagi masyarakat
masyarakat
yang terkena dampak

(lanjutan) Tabel 2.1 Evaluasi Dampak Potensial

38
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Dikaji
Komponen Penerima Kriteria Evaluasi dalam
No Dampak Potensial ANDAL Alasan
Kegiatan Dampak
1 2 3 4 Ya/Tidak
Dapat berkerjasama dengan PLN untuk
Peningkatan kebutuhan
Listrik Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak penambahan kapasitas penggunaan
listrik
listrik
Pengoperasian
dan Penurunan kualitas Kualitas udara dengan konsentrasi SO2
18 Ya Ya Ya Ya Ya
Pemeliharaan udara sehingga diperlukan kajian ANDAL
Insenerator
Masyarakat Adanya penanganan langsung dan
Penurunan kesehatan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak pemberian kompensasi bagi masyarakat
masyarakat
yang terkena dampak

Penurunan estetika Peningkatan estetika lingkungan


Lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
lingkungan sekitar berdampak positif bagi lingkungan
Penurunan kualitas Kualitas udara dengan konsentrasi SO2
Pengoperasian Ya Ya Ya Ya Ya
udara sehingga diperlukan kajian ANDAL
dan
19 Pemeliharaan Kebisingan menghasilkan intensitas
Fasilitas Masyarakat Peningkatan kebisingan Ya Ya Ya Ya Ya sebesar 65 db maka diperlukan kajian
Penunjang ANDAL
Adanya penanganan langsung dan
Penurunan kesehatan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak pemberian kompensasi bagi masyarakat
masyarakat
yang terkena dampak
Penurunan estetika Peningkatan estetika lingkungan
Lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
lingkungan sekitar berdampak positif bagi lingkungan
Pengoperasian
dan Adanya pembersihan secara langsung
20
Pemeliharaan Penurunan kualitas air sehingga air sampah atau lindi tidak
Sistem Drainase Air Tanah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
tanah terinfitrasi dan mengkontaminasi air
tanah
(lanjutan) Tabel 2.1 Evaluasi Dampak Potensial

39
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Dikaji
Komponen Penerima Kriteria Evaluasi dalam
No Dampak Potensial ANDAL Alasan
Kegiatan Dampak
1 2 3 4 Ya/Tidak
Peningkatan paparan Adanya penanganan pertama terhadap limbah
Lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
limbah kimia lindi di area IPL

Adanya pembersihan secara langsung sehingga


Pengoperasian Penurunan kualitas air
Air Tanah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak air sampah atau lindi tidak terinfitrasi dan
dan tanah
mengkontaminasi air tanah
Pemeliharaan
21
Instalasi
Pengolahan Peningkatan kebutuhan Dapat berkerjasama dengan PLN untuk
Listrik Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Lindi (IPL) listrik penambahan kapasitas penggunaan listrik

Penurunan estetika Peningkatan estetika lingkungan berdampak positif


Lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
lingkungan sekitar bagi lingkungan
Dikarenakan tenaga kerja yang dipekerjakan untuk
Peningkatan lapangan maintanance atau pengoperasian diperlukan
Masyarakat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
kerja tenaga kerja yang ahli tidak banyak dari
Pengoperasian masyarakat sekiar
dan
22 Pemeliharaan Peningkatan kebutuhan Dapat berkerjasama dengan PLN untuk
Alat - Alat Listrik Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
listrik penambahan kapasitas penggunaan listrik
Listrik
Penurunan estetika Peningkatan estetika lingkungan berdampak positif
Lingkungan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
lingkungan sekitar bagi lingkungan
Penurunan estetika Peningkatan estetika lingkungan berdampak positif
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Pemeliharaan lingkungan sekitar bagi lingkungan
23 Lingkungan
Green Barrier Peningkatan flora dan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Meningkatkan keanekaragaman lingkungan
fauna

40
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

2.5 Pelingkupan Wilayah Studi


2.5.1 Batas Administrasi
Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa
melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam ruang tersebut. Batas administratif proyek pembangunan
TPA Sampah Kalipancur yaitu di Desa Bedagas, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten
Purbalingga, Jawa Tengah.

2.5.2 Batas Proyek


Batas proyek merupakan ruang dimana akan dilakukan kegiatan prakonstruksi,
konstruksi, operasi, dan pascaoperasi dari suatu usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan
ruang tersebut akan timbul dampak terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Posisi batas
proyek ini dinyatakan dalam koordinat. Adapun batas-batas lokasi proyek pembangunan
TPA Sampah Kalipancur adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Jalan Raya (Kalipancur, Bedagas)


Koordinat -7.350068,109.516188
Sebelah Selatan : Jalan Raya (Danasari, Bedagas)
Koordinat -7.353562,109.515923
Sebelah Timur : Wilayah Kalipancur, Bedagas
Koordinat -7.352647,109.518070
Sebelah Barat : Wilayah Danasari, Bedagas, dan Perkebunan Warga
Koordinat -7.351781,109.513809

Peta yang menunjukkan batas proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur dapat
dilihat pada Gambar 2.3.

41
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Gambar 2.3 Peta Batas Proyek TPA Sampah Kalipancur


Keterangan :
= batas tapak proyek

2.5.3 Batas Ekologis


Batas ekologis merupakan ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air, udara), dimana proses alami yang
berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar.
Penentuan batas ekologis dari proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur didasari oleh
persebaran dampak dari segi udara, air, transportasi, kebisingan, dan getaran di sekitar
lahan proyek pembangunan. Peta yang menunjukkan batas ekologis dari proyek
pembangunan TPA Sampah Kalipancur dapat dilihat pada Gambar 2.4.

42
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Gambar 2.4 Peta Batas Ekologis TPA Sampah Kalipancur


Keterangan :
= batas ekologis

2.5.4 Batas Sosial


Batas sosial merupakan ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan tempat
berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang
sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses dinamika sosial
suatu kelompok masyarakat yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat
rencana usaha dan/atau kegiatan. Proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur ini akan
berdampak pada kehidupan sosial masyarakat yang berada di sekitar lokasi proyek.
Terdapat banyak pemukiman di sekitar lokasi proyek, sehingga banyak aktivitas yang
dilakukan di sekitar lokasi proyek. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan masyarakat
terhadap proyek tersebut karena adanya gangguan lalu lintas, getaran dan kebisingan, serta
penurunan kualitas udara yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Adapun dampak
positif proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur ini yaitu bertambahnya lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar untuk dapat menjadi pekerja atau operator di TPA. Peta
yang menunjukkan batas sosial dari proyek pembangunan TPA Sampah Kalipancur dapat
dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Peta Batas Sosial TPA Sampah Kalipancur


Keterangan :
= batas sosial

43
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

2.5.5 Batas Wilayah Studi


Batas wilayah studi merupakan kesatuan dari batas administratif, batas proyek,
batas ekologis, dan batas sosial, namun penentuannya disesuaikan dengan kemampuan
pelaksana yang biasanya memberikan keterbatasan sumber daya seperti waktu, dana,
tenaga, teknik, dan metode studi. Batas wilayah studi adalah hasil overlay dari batas
administratif, batas proyek, batas ekologis, dan batas sosial, sehingga diperoleh batas
terluar dari keempat batas tersebut. Peta yang menunjukkan batas wilayah studi dari proyek
pembangunan TPA Sampah Kalipancur dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Peta Batas Wilayah Studi TPA Sampah Kalipancur


Keterangan :
= batas wilayah studi (overlay)

2.6 Pelingkupan Batas Waktu Kajian


Batas waktu kajian merupakan rentang waktu yang akan digunakan sebagai dasar
dalam melakukan prakiraan perubahan kualitas atau kondisi lingkungan tanpa adanya
proyek dan dengan adanya proyek. Penentuan batas waktu kajian tidak bergantung pada
umur proyek melainkan pada jadwal kegiatan proyek yang tediri atas tahap prakonstruksi,
konstruksi, operasi dan pascaoperasi. Penentuan batas waktu kajian ini digunakan untuk
memperkirakan dampak lingkungan hidup saat kegiatan proyek pembangunan TPA
berlangsung dan saat kegiatan proyek pembangunan TPA belum berlangsung. Penyajian
informasi tentang waktu kajian proyek ini mencakup dua faktor, yaitu :

a. Tahun Prakiraan Dampak (Assessment Year) Selama Proyek Berlangsung

44
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Tahap prakonstruksi dan konstruksi TPA Sampah Kalipancur dimulai pada bulan
Oktober 2018. Masa tahap prakonstruksi dan konstruksi yaitu 2 tahun 3 bulan. TPA
Sampah Kalipancur direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2020 dan akan
beroperasi selama 11 tahun.
b. Rentang Waktu Terjadinya Dampak Untuk Setiap Dampak Penting yang Akan Dikaji
Rona lingkungan hidup yang diprakirakan mengalami perubahan oleh komponen
kegiatan pembangunan TPA Sampah Kalipancur akan dikaji dalam AMDAL. Waktu
kajian proyek Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir dapat dilihat pada tabel
berikut :

Dampak
No Komponen Kegiatan Penting Batas Waktu Kajian
Hipotetik
Tahap Prakonstruksi
Mobilisasi peralatan kerja dan 1 bulan, mengingat durasi mobilisasi
Kerusakan
1 bahan material untuk peralatan kerja berlangsung dalam
jalan dan
permbukaan lahan waktu 1 bulan
sarana
1 bulan, mengingat durasi pembersihan
Pembersihan dan pengurugan prasarana
2 dan pengurugan lahan berlangsung
lahan sosial lainnya
dalam waktu 1 bulan
Mobilisasi peralatan kerja dan
3 bahan material untuk
Peningkatan
permbukaan lahan 8 jam, disesuaikan dengan jam kerja
getaran
Pembersihan dan pengurugan
4
lahan
Mobilisasi peralatan kerja dan
5 bahan material untuk
permbukaan lahan
Peningkatan
Pemagaran proyek dan 8 jam, disesuaikan dengan jam kerja
6 kebisingan
penyediaan basecamp
Pembersihan dan pengurugan
7
lahan
Mobilisasi peralatan kerja dan Penurunan 8 jam, disesuaikan dengan jam kerja
8 bahan material untuk Kualitas
permbukaan lahan Udara
9 Pemagaran proyek dan
45
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

penyediaan basecamp
Pembersihan dan pengurugan
10
lahan
Pemagaran proyek dan
11
penyediaan basecamp Peningkatan
8 jam, disesuaikan dengan jam kerja
Pembersihan dan pengurugan partikulat
12
lahan

Penurunan 1 bulan, mengingat durasi pembersihan


Pembersihan dan pengurugan
13 jumlah flora dan pengurugan lahan berlangsung
lahan
dan fauna dalam waktu 1 bulan

Tahap Konstruksi
Peningkatan 1 bulan, mengingat durasi mobilisasi
14 Mobilisasi tenaga kerja konstruksi kegiatan tenaga kerja berlangsung dalam waktu 1
perekonomian bulan
Mobilisasi peralatan kerja dan Kerusakan
15
bahan material jalan dan 19 bulan, mengingat durasi mobilisasi
sarana peralatan dan material berlangsung
16 Pemindahan peralatan konstruksi prasarana dalam waktu 19 bulan
sosial lainnya
Mobilisasi peralatan kerja dan
17 1 hari dengan asumsi bahwa dalam
bahan material
masa mobilisasi peralatan dan material
selama 19 bulan, ritasi mobilisasi
dianggap sama sehingga besaran yang
18 Peralatan galian
perlu dikelola dan dipantau adalah
secara harian

Peningkatan
Pekerjaan pondasi unit-unit
19 kebisingan
bangunan

20 Pembangunan area landfill

21 Pembangunan area penerimaan 8 jam, disesuaikan dengan jam kerja

Pembangunan area
22
penyimpanan

23 Pembangunan fasilitas
46
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

penunjang
Pembangunan Instalasi
24
Pengolahan Lindi (IPL)
Pemasangan insenerator dan alat
25
pengendali pencemaran udara
26 Pembangunan saluran drainase
27 Pembangunan sumur uji
28 Pekerjaan akses jalan dan parkir
29 Pekerjaan finishing
Mobilisasi peralatan kerja dan
30
bahan material
31 Pekerjaan galian
Pekerjaan pondasi unit-unit
32
bangunan
33 Pembangunan area landfill
34 Pembangunan area penerimaan
Pembangunan area
35
penyimpanan
Penurunan
Pembangunan fasilitas
36 Kualitas 8 jam, disesuaikan dengan jam kerja
penunjang
Udara
Pembangunan Instalasi
37
Pengolahan Lindi (IPL)
38 Pembangunan saluran drainase
Pemasangan insenerator dan alat
39
pengendali pencemaran udara
40 Pekerjaan akses jalan dan parkir
41 Pembangunan sumur uji
42 Pekerjaan finishing
43 Pemindahan peralatan konstruksi
Mobilisasi peralatan kerja dan Peningkatan 8 jam, disesuaikan dengan jam kerja
44
bahan material partikulat
45 Pembangunan area landfill
46 Pembangunan area penerimaan
47 Pembangunan area
penyimpanan
47
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Pembangunan fasilitas
48
penunjang
49 Pekerjaan galian
Pembangunan Instalasi
50
Pengolahan Lindi (IPL)
51 Pembangunan saluran drainase
52 Pembangunan sumur uji
53 Pekerjaan finishing
54 Pemindahan peralatan konstruksi
55 Pekerjaan akses jalan dan parkir
56 Pekerjaan galian
Mobilisasi peralatan kerja dan
57
bahan material
Pekerjaan pondasi unit-unit
58
bangunan
59 Pembangunan area landfill
60 Pembangunan area penerimaan
Pembangunan area
61 Peningkatan
penyimpanan 8 jam, disesuaikan dengan jam kerja
getaran
Pembangunan fasilitas
62
penunjang
Pemasangan insenerator dan alat
63
pengendali pencemaran udara
64 Pembangunan saluran drainase
65 Pembangunan sumur uji
66 Pekerjaan akses jalan dan parkir
67 Pekerjaan finishing
Tahap Operasi
Peningkatan
1 tahun, mengingat mobilisasi tenaga
Mobilisasi tenaga kerja dan Pendapatan
68 kerja dan peralatan diakukan pada tahun
peralatan perusahaan Asli Daerah
pertama
(PAD)
Pengoperasian dan pemeliharaan Peningkatan 10 tahun, mengingat Perusahaan
69
area landfill paparan Tempat Pembuangan Akhir beroperasi
70 Pengoperasian dan pemeliharaan limbah B3 selama 10 tahun
48
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

area penerimaan
Pengoperasian dan pemeliharaan
71
area penyimpanan
Pengoperasian dan pemeliharaan
72 Penurunan
area penyimpanan
Kualitas
Pengoperasian dan pemeliharaan
73 Udara
fasilitas penunjang
8 jam, disesuaikan dengan jam kerja
Pengoperasian dan pemeliharaan Peningkatan
74
fasilitas penunjang kebisingan

Penurunan 10 tahun, mengingat Perusahaan


75 Pemeliharaan green barrier jumlah flora Tempat Pembuangan Akhir beroperasi
dan fauna selama 10 tahun

Tahap Pascaoperasi
Penurunan
1 tahun sebelum penutupn dan 20 tahun
76 Penutupan landfill jumlah flora
mulai dari landfill ditutup
dan fauna

49
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

BAB III
METODE STUDI

Metode studi dalam penyusunan KA-ANDAL merupakan bagian yang berguna dalam
memberikan kajian dan penjabaran dari berbagai hasil analisis data yang diperoleh pada
tahap pelingkupan. Metode ini selanjutnya digunakan untuk menelaah atau menganalisis
lebih rinci dan detail cara untuk mengumpulkan data, mengevaluasi dan mengelola dampak
penting dari lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan.
3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, dalam
melaksanakan metode studi sebelumnya diperlukan pengumpulan data primer dan sekunder
yang dapat dipercaya (reliable) untuk digunakan dalam penyusunan rona lingkungan hidup
awal yang rinci dan sebagai masukan dalam melakukan prakiraan besaran dan sifat penting
dampak. Metode pengumpulan dan analisis data harus sesuai dengan dampak hipotetik
yang akan di kaji, sehingga data yang dikumpulkan menjadi relevan dan representatif.

Terdapat 6 dampak hipotetik yang di kaji pada pembangunan TPA Kalipancur


Kabupaten Purbalingga ini, antara lain :
a. Kerusakan jalan
b. Peningkatan intensitas kebisingan
c. Penurunan kualitas udara
d. Perubahan fungsi lahan
e. Penambahan kesempatan kerja
f. Penurunan jumlah flora dan fauna

Selanjutnya dalam memperoleh metode pengumpulan data yang digunakan harus


memenuhi Standar Nasional Indonesia, peratuan perundangan yang berlaku dan berbagai
literature. Jenis data yang dibutuhkan berupa data primer maupun sekunder yang kaitannya
dengan dampak yang terjadi pada masa pembangunan. Data primer merupakan data yang
diperoleh melalui sumber-sumber asli yang didapatkan berdasarkan pengamatan,
pengukuran, wawancara atau diskusi, survei lapangan berupa kuisoner, analisa
laboratorium, dan sampling yang dilakukan pada kondisi yang sebenarnya. Untuk data
sekunder merupakan data yang diperoleh melalui hasil studi maupun literatur atau
pengambilan data dari instansi yang telah dipublikasikan dan telah memiliki pengakuan yang
dapat dipertanggungjawabkan.

50
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Manfaat dari metode pengumpulan dan analisis data antara lain :


 Menelaah, mengamati dan mengukur rona lingkungan awal yang diperkirakan akan
terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek.
 Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang
diperkirakan akan memberi dampak besar dan dampak penting pada lingkungan
hidup sekitar proyek.
 Memperkirakan kualitas lingkungan akibat kegiatan proyek, berdasarkan perhitungan
pada data (parameter) rona lingkungan awal.

Metode pengumpulan dan analisis data yang diperoleh untuk dampak penting hipotetik
hasil dari pelingkupan sebelumnya yang dianalisis berdasarkan komponen tertentu. Berikut
metode pengumpulan baik data primer maupun sekunder.

Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode
Komponen Jenis Metode Analisis
Pengumpulan Lokasi
Lingkungan Data Data
Data

A. Geofisik-Kimia

a. Kualitas Udara

Perbandingan baku
mutu PP No. 41
Tahun 1999 Desa
1. Kualitas Udara Primer Sampling
tentang Bedagas
Pengendalian
Pencemaran Udara

Perbandingan baku
mutu Keputusan
Lingkungan Hidup Desa
2. Kebisingan Primer Sampling
No. 48 Tahun 1996 Bedagas
Tentang Baku Mutu
kebisingan

b. Hidrologi

1. Kualitas Air Primer Sampling Perbandingan Baku Desa

51
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Metode
Komponen Jenis Metode Analisis
Pengumpulan Lokasi
Lingkungan Data Data
Data

Mutu PP No. 82
Permukaan Bedagas
Tahun 2001

Perbandingan Baku
2. Kualitas Air Mutu Permenkes Desa
Primer Sampling
Tanah No. 492 Tahun Bedagas
2010

3. Pemakaian Air Desa


Sekunder Inventarisasi Data Deskripsi Data
PDAM Bedagas

c. Ekosistem

1. Jumlah
Desa
flora dan Primer Sampling Deskripsi Data
Bedagas
fauna

B. Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya

a. Demografi

Desa
Primer Survey Tabulasi
Bedagas
Jumlah Penduduk
Matematis statistik Desa
Sekunder Inventarisasi
dan Deskripsi Data Bedagas

b. Sosial Ekonomi

Pendapatan Asli Desa


Sekunder Inventarisasi Deskripsi Data
Daerah (PAD) Bedagas

Peningkatan Desa
Primer Survey/Kuisioner Deskripsi Data
Kesempatan Kerja Bedagas

C. Komponen Kesehatan Masyarakat

a. Kondisi Sanitasi Lingkungan

1. Limbah Cair Primer Sampling Perbandingan baku Desa


52
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Metode
Komponen Jenis Metode Analisis
Pengumpulan Lokasi
Lingkungan Data Data
Data

mutu Kepmen LH
no 112 tahun 2003
tentang Baku Mutu Bedagas
Air Limbah
Domestik

3.1.1 Komponen Rencana Usaha atau Kegiatan


Komponen rencana usaha dan/atau kegiatan merupakan tahapan dalam pengerjaan
kegiatan yang menjadi dampak penting hipotetik yang akan dikelola dan dipantau, meliputi
tahap pra konstruksi, konstruksi, dan operasi.

A. Tahap Pra Konstruksi


 Komponen kegiatan yang ditelaah :
Pengurusan perizinan; sosialisasi; pemagaran lahan proyek; penyiapan dan
pembersihan lahan.
 Metode pengumpulan data :
Data jenis kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan hidup dan sekitarnya diperoleh dari jadwal kegiatan dan
gambar perencanaan dari pemrakarsa kegiatan.
 Metode analisis data :
Dengan menelaah jadwal kegiatan dan gambar perencanaan yang ada untuk
kemudian melihat kemungkinan terjadinya dampak dari rencana kegiatan
tersebut terhadap kualitas lingkungan sekitar proyek.
B. Tahap Konstruksi
 Komponen yang akan dianalisis pada tahapan konstruksi untuk Kegiatan
Pembangunan meliputi:
- Mobilisasi tenaga kerja.
- Mobilisasi peralatan kerja dan bahan material.
- Pembersihan dan pengurugan lahan.
- Pekerjaan finishing.
- Demobilisasi tenaga kerja dan peralatan kerja.

53
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Metode pengumpulan data


Pengumpulan data untuk memprakirakan timbulan dampak besar dan penting dari
lingkungan hidup diperoleh dari jadwal kegiatan dan gambar perencanaan dari
pemrakarsa kegiatan.
 Metode analisis data
Analisis data dapat dilakukan dengan telaah gambar perencanaan yang ada,
menyesuaikan keadaan lapangan, dan melihat kemungkinan terjadinya dampak dari
lingkungan sekitar proyek.
C. Tahap Operasi

Tahap operasi merupakan tahap setelah pelaksanaan dan pembangunan


proyek telah dilaksanakan. Berikut rencana kegiatan yang terjadi pada tahap operasi
yaitu :
1. Mobilisasi tenaga kerja dan peralatan.
2. Pengoperasian dan pemeliharaan Instalasi Pengolahan Lindi (IPL).
3. Pengoperasian dan pemeliharaan insinerator dan alat pengendali
pencemaran udara.
4. Pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas penunjang.
5. Pengoperasian dan pemeliharaan saluran drainase.
6. Pengoperasian dan pemeliharaan alat-alat listrik.
7. Pemeliharaan green barrier.

Pengumpulan data untuk memprakirakan timbulan dampak besar dan penting


dari lingkungan hidup diperoleh dari jadwal kegiatan dan gambar perencanaan dari
pemrakarsa kegiatan.

 Metode analisis data

Analisis data dapat dilakukan dengan telaah gambar perencanaan yang ada,
mencocokkan keadaan lapangan, dan melihat kemungkinan terjadinya dampak dari
lingkungan sekitar proyek.

3.1.2 Komponen Lingkungan Hidup


Komponen lingkungan hidup yang dianalisis terdiri atas komponen geo-fisik-
kimia, biologi, sosial-ekonomi-budaya, dan kesehatan masyarakat.

3.1.2.1 Komponen Geo-Fisik-Kimia


A. Timbulnya Getaran

54
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Parameter Analisa
Dampak ini muncul dari komponen kegiatan: penggalian, dan pemasangan pondasi
bangunan. Dimana tingkat getaran yang menyebabkan keretakan bangunan sekitar.
 Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui observasi (pengamatan secara langsung) pada jalan


sekitar wilayah studi dan data primer didapatkan dengan melakukan pengukuran dan
perhitungan yang kemudian dibandingkan dengan metode standart berdasarkan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat
Getaran.

 Metode Analisa Data

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Getaran dapat digunakan beberapa peralatan untuk mengukur getaran,
diantaranya adalah alat penangkap getaran (Accelerometer atau seismometer), alat
ukur atau alat analisis getaran (Vibration meter atau vibration analyzer), tapis pita 1/3
oktaf atau pita sempit (Filter 1/3 oktaf atau Narrow Band), pencatat tingkat getaran
(Level atau X - Y recorder), alat analisis pengukur tingkat getaran (FTT- Analyzer).
Metode pengukuran getaran adalah :

1. Getaran untuk Kenyaman dan Kesehatan


a) Alat penangkap getaran diletakkan pada lantai atau permukaan yang
bergetar dan disambungkan ke alat ukur getaran yang dilengkapi dengan
filter.
b) Alat ukur dipasang pada besaran simpangan. Bila alat ini tidak dilengkapi
dengan fasilitas itu, dapat digunakan konversi besaran
c) Pembacaaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap frekwensi 4 - 63 Hz
atau dengan sapuan oleh alat pencatat getaran
2. Getaran untuk Keutuhan Bangunan
Cara pengukuran sama dengan pengukuran getaran untuk kenyamanan
dan kesehatan manusia, hanya besaran yang dipakai ialah kecepatan getaran
puncak (peak Velocity).

55
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Tabel 3.2 Kategori Batas Getaran Puncak

GETARAN BATAS GETARAN PUNCAK (mm/detik)


FREKUENSI
(Hz) Kategori Kategori Kategori Kategori
Parameter Satuan
A B C D

Kecepatan mm/
4 <2 2 s.d. 27 >27-40 >140
getaran detik

Frekuensi Hz 5 <7,5 <7,5-25 >24-130 >130

6,3 <7 <7-21 >21-110 >110

8 <6 <6-19 >19-100 >100

10 <5,2 <5,2-16 >16-90 >90

12,5 <4,8 <4,8-15 >15-80 >80

16 <4 <4-14 >14-70 >70

20 <3,8 <3,8-12 >12-67 >67

25 <3,2 <3,2-10 >10-60 >60

31,5 <3 <3-9 >9-53 >53

40 <2 <2-8 >8-50 >50

50 <1 <1-7 >7-42 >42

B. Penurunan Kualitas Udara


 Parameter Analisa
Dampak ini muncul dari komponen kegiatan penggalian lahan, pematangan
lahan, dan mobilisasi kendaraan. Parameter udara yang ditinjau meliputi Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.70 Tahun 2016 tentang baku mutu
emisi dan atau kegiatan pengolahan sampah secara termal.

56
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

No Standar Acuan Keterangan


Udara ambien – bagian 3 : Cara uji partikel
SNI 19-7119.3- tersuspensi total menggunakan peralatan high
1
2005 volume air sampler (HVAS) dengan metoda
gravimetric
Udara ambien – bagian 7 : Cara uji kadar sulfur
SNI 19-7119.7-
2 dioksida (SO2) dengan metode perarosanilin
2005
menggunakan spektrofotometer
SNI 19-4845- Metode pengujian kandungan gas CO di udara
3
1998 dengan menggunakan NDR
Udara ambien – bagian 7 : Cara uji kadar
SNI 19-7119.2-
4 nitrogen dioksida (NO2) dengan metode Griess
2005
Saltzman menggunakan spektrofotometer
Udara ambien – bagian 7 : Cara uji kadar
SNI 19-7119.8-
5 oksidan dengan metode neutral buffer kalium
2005
iodide (NBKI) menggunakan spektrofotometer

 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data kualitas udara yang digunakan untuk parameter


ini adalah dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari pengukuran di
lapangan. Pengukuran kualitas udara akan dilakukan dilokasi rencana kegiatan yang
diperkirakan akan terkena dampak. Lokasi pengumpulan data primer dilakukan
berdasarkan metode standar sesuai dengan SNI-19-7119.6-2005 tentang penentuan
lokasi sampling. Dimana dilakukan pada titik representative yang mewakili dari
berbagai arah angin.

 Metode Analisis Data

Metode analisa data untuk analisa kualitas udara dan debu dapat dilakukan
dengan metode matematis dan metode baku mutu, yaitu dengan menyesuaikan
kualitas udara dan debu dari data disesuaikan dengan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan No.70 Tahun 2016.

Data awal ini akan berguna sebagai pembanding pada saat pengelolaan dan
pemantauan kelak, apakah daerah ini terkena dampak timbulnya debu dan
penurunan kualitas udara akibat pembangunan dan pengoperasian TPA. Berikut

57
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

disajikan dalam tabel mengenai metode Analisa parameter, kualitas udara dan baku
mutunya.

Sumber : Permen LHK No.70 tahun 2016

C. Peningkatan Kebisingan
 Parameter Analisa

Parameter yang diamati analisa kebisingan disesuaikan dengan Keputusan


Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan.
Dimana tingkat kebisingan terjadi akibat jumlah pengoperasian peralatan, dan alat
berat.

 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukaan dengan cara sederhana sesuai dengan


Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 yaitu dengan sebuah
sound level meter yang memiliki ketelitian 80dB - 130dB. Waktu pengukuran
dilakukan selama aktifitas yaitu 8 jam.

Pemilihan lokasi berdasarkan pada persebaran angin dan melihat


kemungkinan-kemungkinan persebaran yang terjadi akibat dampak yang timbul.

 Metode Analisa Data

Metode analisis data yang dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan rumus
persamaan akumulasi tingkat kebisingan kemudian data yang diperoleh akan
dianalisa secara deskriptif.Kemudian hasil tingkat kebisingan ini dibandingkan
dengan baku mutu sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun
1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan dimana pembangunan TPA termasuk pada
peruntukkan kawasan Perumahan dan Permukiman yang ditunjukkan dalam Tabel

58
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Tabel 3.3 Baku Mutu Tingkat Kebisingan

Peruntukan Kawasan/ Lingkungan Tingkat


Kesehatan Kebisingan db (A)

a. Peruntukan Kawasan  

1. Perumahan dan Permukiman 55

2. Perdagangan dan Jasa 70

3. Perkantoran dan Perdagangan 65

4. Ruang Terbuka Hijau 50

5. Industri 70

6 Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60

7. Rekreasi 70

8. Khusus:  

- Bandar Udara  

- Stasiun Kereta Api 60

- Pelabuhan Laut 70

- Cagar Budaya  

b. Lingkungan Kesehatan  

1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55

2. Sekolah atau sejenisnya 55

3. Tempat Ibadah atau sejenisnya 55

Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48,1996

D. Penurunan Kualitas Air Laut


 Parameter Analisa
Dampak ini muncul dari komponen kegiatan pembangunan struktur pondasi
dari pembangunan Jetty dan Gardu. Parameter udara yang ditinjau meliputi

59
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.51 Tahuun 2004 tentang ukuran batas atau
kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air laut.

 Metode Pengumpulan Data


Data kualitas air permukaan merupakan data primer yang merupakan hasil
pemeriksaan laboratorium. Lokasi titik sampling berada pada 2 titik, yaitu:

 Metode Analisa Data

Analisis kualitas air yang diteliti merujuk pada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No.51 Tahuun 2004 tentang baku mutu air laut. Parameter metode analisis
dan peralatan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Baku Mutu Parameter Analisa Kualitas Air Laut

Sumber: Permen LH No 51 Tahun 2004


E. Gangguan Lalu Lintas
 Parameter Analisa
Dampak ini berasal dari komponen kegiatan mobilisasi peralatan dan
material. Parameter yang diteliti meliputi jenis kerusakan jalan dan tingkat keparahan

60
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

kerusakan.Data dan informasi relevan yang dibutuhkan antara lain rona lingkungan
awal, tipe jalan dan tipe kerusakan jalan.

 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan dokumentasi
untuk mendapatkan data primer. Survei dilakukan dengan cara melakukan survei
langsung ke jalan akses utama (Jalan Pattimura). Akan dilakukan survei visual
mengenai tipe-tipe kerusakan jalan yang terjadi. Teknik survei dilakukan
menggunakan alat pengukur keretakan, formulir survei kondisi jalan beraspal, dan
roll meter.

 Metode Analisa Data

Metode analisis data yang dilakukan dengan metode matematis dan analisis
secara deskriptif dengan membandingkan data primer yang didapatkan dengan rona
lingkungan awal.

3.1.2.2 Komponen Biologi


Dampak penting untuk komponen biologi yang akan dianalisis pada proyek
pembangunan transmisi listrik kabel laut bertegangan tinggi 500 kV meliputi
penurunan jumlah biota air, penurunan luas ruang terbuka hijau, dan Penurunan
jumlah flora.

A. Penurunan Jumlah Biota Air


 Parameter Analisa
Parameter untuk biota laut adalah parameter kuantitatif dan kualitatif.
Berdasarkan parameter tersebut, beberapa hal yang perlu diamati adalah biomass,
cell density/kepadatan, kelimpahan absolut, biodiversitas, frekuensi untuk parameter
kuantitatif. Sedangkan untuk parameter kualitatif perlu diamati dominansi,
kelimpahan relatif, kehadiran/ketidakhadiran.
 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan visual dan inspeksi


lapangan, pemeriksaan yang mengacu pada hasil studi, dan pengukuran dan
sampling untuk daerah-daerah sensitif. Selain itu, pengumpulan data untuk biota laut
dapat dilakukan dengan sampling menggunakan alat sampling, seperti Van Dom
Bottles. Sampling biota laut dilakukan pada 2 titik yang berlokasi di bagian barat dan
timur lokasi proyek. Hal ini mempertimbangkan arah arus laut dan persebaran biota
di sekitar lokasi proyek.
61
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Metode Analisa Data


Analisa dilakukan dengan diketahui melalui hasil sampling.
B. Penurunan Luas Ruang Terbuka Hijau
 Parameter Analisa

Dampak ini muncul dari komponen kegiatan: Pemagaran proyek dan


penyediaan fasilitas proyek, serta pematangan lahan. Parameter yang diteliti
meliputi: Jumlah dan luas wilayah yang difungsikan sebagai ruang terbuka hijau.

 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk parameter ini adalah


dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder berupa inventarisasi data luas
keseluruhan ruang terbuka hijau yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Purbalingga.

 Metode Analisa Data

Membandingkan data sekunder dengan parameter yang diteliti sebelum dan


sesudah adanya kegiatan pengoperasian pembangunan TPA.

C. Penurunan Jumlah Flora


 Parameter Analisa

Dampak ini muncul dari komponen kegiatan: Pemagaran proyek dan


penyediaan fasilitas proyek, pematangan lahan, dan pembangunan TPA. Parameter
yang diteliti meliputi: Jumlah flora yang ada di lokasi proyek dan sekitarnya.

 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk parameter ini adalah


dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder berupa inventarisasi data
jumlah flora yang ada di lokasi proyek dan sekitarnya yang didapatkan dari Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purbalingga.

 Metode Analisa Data

Membandingkan data sekunder dengan parameter yang diteliti sebelum dan


sesudah adanya kegiatan pengoperasian proyek pembangunan TPA Kalipancur
dengan menggunakan metode matematis. Metode analisa data untuk komponen
biologi meliputi analisa nilai ekologis dan kelimpahan jenis serta keanekaragaman.
62
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Analisis jenis ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan jenis flora yang bersifat
ekonomis, langka ataupun yang dilindungi oleh perundang-undangan Indonesia.

3.1.2.3 Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya


Komponen sosial ekonomi dan budaya yang akan dikaji adalah keresahan
masyarakat, pro-kontra masyarakat, keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar,
kenyamanan masyarakat sekitar, kemacatan lalu lintas, serta kenyamanan dalam
berlalu lintas.

A. Kesempatan Kerja
 Metoda Pengumpulan Data
Parameter yang diteliti diseleksi berdasarkan keputusan kepala Bapedal No.299
tahun 1996 yaitu sebagai berikut:

- Demografi, meliputi jumlah dan kepadatan penduduk serta struktur umur.


- Sosial ekonomi, meliputi tingkat pendidikan dan kesehatan.
- Sosial budaya, meliputi keanekaragaman agama, norma dan nilai tradisional maupun
modern serta budaya yang ada.
- Persepsi masyarakat, meliputi sikap dan persepsi masyarakat terhadap
pembangunan proyek terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi proyek.
- Pendapatan masyarakat, meliputi mata pencaharian/lapangan usaha

 Metoda Analisis Data


Kegiatan pengumpulan data diarahkan untuk mendapatkan data primer dan
data sekunder baik yang bersfiat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer
dikumpulkan melalui :

o Masukan langsung dari masyarakat saat sosialiasi dan konsultasi publik


o Hasil kuesioner pada saat sosialisasi dan konsultasi publik
o Masukan langsung dari masyarakat pemerhati setelah membaca
pemasangan iklan di koran nasional dan lokal
o Hasil kuesioner untuk masyarakat sekitar pada saat penyusunan dokumen
Andal. Format kuisioner dapat dilihat pada lampiran. Jumlah sampel minimal
yang diambil ditentukan berdasarkan proporsi menggunakan persamaan
sebagai berikut:

63
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

2
z a P ( 1−P )
2

d2
n= 2
1 Z p ( p−1 )
1+ ( −1)
N d2

Dimana:

n = jumlah sampel
N = jumlah anggota populasi (KK)
Z = nilai tabel normal standar (1,96)
d = sampling error (tingkat kesalahan yang diperbolehkan) 10%
p = proporsi yang disetujui, (0,5 – 0,99)
(1-p) = proporsi yang tidak disetujui

Penentuan lokasi sampel untuk pelaksanaan kuisioner dilakukan dengan


menggunakan metode purposive sampling, dengan mempertimbangkan pada
kategori-kategori wilayah yang diprakirakan akan terkena dampak baik pada aspek
social, ekonomi, dan budaya dari adanya rencana kegiatan pembangunan TPA. Data
yang terkumpul akan dianalisa dengan analisa deskriptif. Analisis ini nantinya akan
mampu menjelaskan fenomena yang muncul di lokasi kegiatan

B. Taraf Ekonomi Masyarakat Sekitar


 Metoda Pengumpulan Data
Parameter yang diteliti diseleksi berdasarkan keputusan kepala Bapedal
No.299 tahun 1996 yaitu sebagai berikut:

- Demografi, meliputi jumlah dan kepadatan penduduk serta struktur umur.


- Sosial ekonomi, meliputi tingkat pendidikan dan kesehatan.
- Sosial budaya, meliputi keanekaragaman agama, norma dan nilai tradisional
maupun modern serta budaya yang ada.
- Persepsi masyarakat, meliputi sikap dan persepsi masyarakat terhadap
pembangunan proyek terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi
proyek.
- Pendapatan masyarakat, meliputi mata pencaharian/lapangan usaha

 Metoda Analisis Data

64
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Kegiatan pengumpulan data diarahkan untuk mendapatkan data primer dan


data sekunder baik yang bersfiat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer
dikumpulkan melalui :
- Masukan langsung dari masyarakat saat sosialiasi dan konsultasi publik
- Hasil kuisioner pada saat sosialisasi dan konsultasi publik
- Masukan langsung dari masyarakat pemerhati setelah membaca
pemasangan iklan di koran nasional dan lokal
- Hasil kuesioner untuk masyarakat sekitar pada saat penyusunan dokumen
Andal. Format kuisioner dapat dilihat pada lampiran .Jumlah sampel minimal
yang diambil ditentukan berdasarkan proporsi menggunakan persamaan
sebagai berikut:
z 2a P ( 1−P )
2

d2
n= 2
1 Z p ( p−1 )
1+ ( −1)
N d2

Dimana:

n = jumlah sampel
N = jumlah anggota populasi (KK)
Z = nilai tabel normal standar (1,96)
d = sampling error (tingkat kesalahan yang diperbolehkan) 10%
p = proporsi yang disetujui, (0,5 – 0,99)
(1-p) = proporsi yang tidak disetujui

Penentuan lokasi sampel untuk pelaksanaan kuisioner dilakukan dengan


menggunakan metode purposive sampling, dengan mempertimbangkan pada
kategori-kategori wilayah yang diprakirakan akan terkena dampak baik pada aspek
social, ekonomi, dan budaya dari adanya rencana kegiatan pembangunan TPA

 Metoda Analisis Data


Data yang terkumpul akan dianalisa dengan analisa deskriptif. Analisis ini nantinya
akan mampu menjelaskan fenomena yang muncul di lokasi kegiatan

C. Kerusakan Jalan dan Sarana Lain


 Parameter yang diamati
Parameter yang diamati dalam komponen ini adalah prosentase kerusakan
jalan dan sarana lain pada tahap konstruksi.
65
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

 Metode Pengumpulan Data


Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu
diperhatikan saat melakukan survei visual adalah kekasaran permukaan, lubang,
tambalan, retak, alur, dan amblas. Penentuan nilai kondisi jalan dilakukan dengan
menjumlahkan setiap angka dan nilai untuk masing-masing keadaan kerusakan.

 Metode Analisis Data


Perhitungan urutan prioritas (UP) kondisi jalan merupakan fungsi dari
kelas LHR (Lalu lintas Harian Rata-rata) dan nilai kondisi jalannya, yang secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut: UP = 17 – (Kelas LHR + Nilai Kondisi
Jalan).

3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting


Metode prakiraan dampak merupakan prakirakan besaran dan sifat penting
dampak dalam studi ANDAL untuk masing–masing dampak penting hipotetik.
Metode yang digunakan dapat berupa metode formal maupun metode non formal.
Metode formal digunakan berdasarkan ketersediaan model perhitungan bagi dampak
yang timbul, yang telah diakui secara nasional dan/atau internasional. Termasuk
dalam metode formal adalah rumus matematis dan eksperimen. Sedangkan metode
non formal digunakan jika terdapat keterbatasan model perhitungan, sehingga
asumsi prakiraan dampaknya disertai argumentasi/alasan yang menjadi dasarnya.
Termasuk dalam metode ini adalah pembobotan, analogi, dan penilaian pakar.

3.2.1 Metode Prakiraan Besaran Dampak


Metode prakiraan dampak penting yang dipaparkan pada sub bab ini adalah
untuk prakiraan besaran dan sifat penting dari dampak penting hipotetik yang akan
dikaji. Dalam lampiran Permen LH No. 8 Tahun 2006 yang bertujuan untuk
menentukan besar atau tidak suatu dampak dengan beberapa metode, yaitu: Metode
perhitungan matematis, percobaan/ eksperimen, model simulasi peta, metode
analogi dan penialaian ahli.

A. Metode Pendekatan Model Matematik

Penggunaan model matematik berfungsi untuk mengkaitkan sebab akibat


kegiatan terhadap lingkungan, sehingga besaran dampak maupun intensitas dampak
lebih mudah diperoleh dan dianalisis.

1. Timbulnya Getaran
Langkah mengetahui timbulnya getaran dengan tiga tahap, yaitu:
66
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

- Mendefinisikan jenis bangunan dengan Tabel Baku Tingkat Getaran Mekanik


Berdasarkan Jenis Bangunan.
- Memplotkan hasil baku tingkat getaran mekanik pada Gambar Baku Mutu Tingkat
Getaran Mekanik Berdasarkan Dampak kerusakan sehingga diperoleh kategori
yang kemudian dapat dicocokkan dengan Tabel Baku Mutu Tingkat Getaran
Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan
- Didapatkan kategori tertentu sesuai getaran yang dihasilkan dari kegiatan proyek.
Kategori yang berdasarkan Tabel Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan
Dampak Kerusakan, merupakan akibat yang ditimbulkan oleh adanya getaran
tersebut. Misal termasuk kategori D berarti getaran yang dihasilkan dapat
merusak dinding pemikul beban.

Tabel 3.5 Variasi Frekuensi terhadap Tipe Bangunan

Kecepatan Getaran (mm/detik)

Pada Pondasi Pada Bidang


Datar Di Lantai
Kelas Tipe Bangunan Frekuensi Paling Atas

50-100 Campuran
<10 Hz 10-50 Hz
Hz* Frekuensi

Bangunan untuk
keperluan niaga,
bangunan 40 s.d.
1 <10 20 s.d. 40 40
industri dan 50
bangunan
sejenis

Perumahan dan
bangunan
dengan 15 s.d.
2 5 5 s.d. 15 15
rancangan dan 20
kegunaan
sejenis

3 Struktur yang 3 3 s.d. 8 8 s.d. 8,5

67
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Kecepatan Getaran (mm/detik)

Pada Pondasi Pada Bidang

Kelas Tipe Bangunan Datar Di Lantai


Frekuensi
Paling Atas
50-100 Campuran
<10 Hz 10-50 Hz
Hz* Frekuensi

karena sifatnya
peka terhadap
getaran, tidak
seperti pada
No.1 dan 2, dan
10
mempunyai nilai
budaya tinggi
seperti
bangunan yang
dilestarikan

* untuk frekuensi >100 Hz, sekurang-kurangnya nilai yang tersebut dalam kolom harus
dipakai

Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no.49 tahun 1996

68
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Gambar 3.1 Kurva Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan

Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no.49 tahun 1996

2. Penurunan Kualitas Udara


Langkah yang dilakukan untuk memperkirakan dampak ini yaitu :

 Identifikasi gas atau debu yang dihasilkan oleh kegiatan proyek.


 Menetapkan patokan udara dengan memperhatikan kecepatan angin, sumber
emisi, dan inversinya pada waktu musim kemarau dan musim hujan.
 Memperkirakan gas buang yang dihasilkan dari tiap alat yang digunakan, dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini

Tabel 3.6 Perkiraan Emisi dari Berbagai Alat


Jenis Alat Berat Perkiraan Emisi (lb/jam)

69
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

CO NOx SOx Debu

Buldozer 0,793 5,05 0,384 0,165

Scrapper 1,46 6,22 0,463 0,406

Motor Grader 0,215 1,05 0,086 0,061

Lain-lain 0,414 2,27 0,143 0,139

Sumber : Canter, 1977

Dalam memperkirakan dampak emisi gas sebuah kegiatan terhadap kualitas udara
sekitarnya, dapat digunakan metode Pollutant Standard Index (PSI), model Gauss,
atau perhitungan indeks pencemaran udara, berikut penjelasannya.
a. Metode Pollutant Standart Index (PSI)
Perhitungan yang digunakan dalam PSI berprinsip pada tingkat efek yang
ditimbulkan oleh pemaparan suatu parameter polutan terhadap objek. Tingkat efek
yang ditimbulkan dianggap konstan untuk tiap konsentrasi polutan tertentu.
Rumusnya sebagai berikut :

= [ ]
Ia−Ib
( Xp− Xb ) )
PSI Xa−Xb +Ib
Dimana:
PSI = Indeks terhitung
Ia = PSI batas atas (tabel)
Ib = PSI batas bawah (tabel)
Xa = Konsentrasi ambient batas atas (tabel)
Xb = Konsentrasi ambient batas bawah (tabel)
Xp = Konsentrasi ambient hasil pengukuran
a. Model Gauss
Rumus Gauss adalah sebagai berikut :

C( x , y , o )=
[ Q
][
pα y α z ν−

H2
+
y2
2 α 2 z 2α 2 y ]
Dimana:
C = Konsentrasi suatu gas di atas permukaan tanah (g/m3)
Q = Banyaknya gas yang dikeluarkan (g/detik). Q ini adalah
variabel indikator

70
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

y = Pembaruan parameter gas secara horizontal


z = Pembaruan parameter gas secara vertikal
v -
= Rata-rata kecepatan angin (m/detik)
H = Tinggi cerobong efektif (m)
x,y = Jarak terjauh angin yang searah dan berlawanan arah angin (m)
Y = Tinggi permukaan di atas tanah.

b. Perhitungan indeks pencemaran udara


Rumus Perhitungan indeks pencemaran udara adalah sebagai berikut:


2 2 2 2
NAQi= L C + L S + L P + L 2 + L O
n

Dimana:
Lc = Indeks pencemaran karbon monoksida
Ls = Indeks polusi SO2
Lp = Indeks populasi partikulat
Ln = Indeks populasi nitrogen oksida
Pindeks = [ Pm + SOx + NOx + CO + HC + O3 + Syo ].
Prosedur:
1. Konversikan konsentrasi menjadi mol/m3.
2. Hitung oksidan dengan solar radiasi.
3. Tentukan total oksidan dan kelebihan HC dan NOx.
4. Konversikan kembali ke satuan dasar g/m3.
Koreksi
5. Aplikasikan faktor toleransi : Awal
Dengan menggunakan matematis (pengukuran dan telah dibandingkan dengan baku
mutu), maka dapat disimpulkan bahwa dampak debu dan penurunan kualitas udara
termasuk dalam dampak yang bernilai sedang (3).

b. Peningkatan Kebisingan
Pada saat kegiatan konstruksi, perambatan bising dapat diperkirakan dengan
pengukuran dengan prosedur sebagai berikut:
a. Pengukuran dilakukan selama 24 jam.
b. Pengukuran dilakukan siang hari sebanyak minimum 4 kali pengukuran.
c. Pengukuran dilakukan malam hari sebanyak minimum 3 kali pengukuran.
d. Setiap kali pengukuran selama 10 menit dengan pencatatan setiap 5 detik
sekali (diperoleh minimum sebanyak 12 x 10 x 7 data = 840 data.

71
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Pengukuran dihitung dengan menggunakan persamaan sesuai dengan KepMen LH


No. 48 tahun 1996. Akumulasi tingkat kebisingan dihitung dengan rumus :
P
12
LP total =10 log {( )+( P 2 + P 2 )}
P 2 2
02

Dimana :
LP total = Tingkat kebisingan total (dBA)
P1 = Intensitas suara sumber 1 (N/m2)
P2 = Intesitas suara sumber 2 (N/m2)
P0 = Intensitas suara referensi (N/m2).
Perubahan tingkat kebisingan akibat perubahan jarak dihitung dengan rumus :
r
LP2 =LP 1−20 log( 1 )
r2
Dimana:
LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1 (dBA)
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2 (dBA)
r1 = Jarak pengukuran kebisingan dari sumber kebisingan 1
r2 = Jarak pengukuran kebisingan dari sumber kebisingan 2.

Tabel 3.7 Rambatan Bising Peralatan Konstruksi


Jarak dari
Rambatan Bising (dBA)
sumber

Cement Hammer
Bising (R), m Crane Derrick
Mixer Pile

0 110,0 100,0 95,0 115,0

100 62,0 52,0 47,0 67,0

200 56,0 46,0 41,0 61,0

300 52,5 42,5 37,0 58,0

400 50,0 40,0 35,0 55,0

500 48,0 38,0 33,0 53,0

Sumber: Keputusan Menteri LH 48/MENLH/11/1996.

72
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Dengan menggunakan matematis (pengukuran dan telah dibandingkan dengan baku


mutu), maka dapat disimpulkan bahwa dampak tersebut termasuk dalam dampak
yang bernilai kecil.

c. Penurunan Jumlah Flora


Dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat dengan dilakukan sampling
pada 3 titik lokasi. Selanjutnya dilakukan teknis analisis data untuk menentukan
Indeks Nilai Diversitas. Perhitungan dilakukan menggunakan rumus dan prosedur
yang terdapat pada Mueller-Dombois, Didapat melalui rumus:
s
H =−∑ ( ¿ ¿ )(ln ¿ )¿
'
(1)
i=1 N N
H'
E= (2)
log S
Keterangan:
- H’ = indeks diversitas
- E = indeks kemerataan
- ni = INP jenis ke i;N= total INP seluruh jenis
- S = jumlah spesies
d. Kerusakan Jalan dan Sarana Lain
Terdapat 5 prosedur dalam penentuan kerusakan jalan yang diakibatkan
pembangunan TPA :
1. Tetapkan jenis jalan dan kelas jalan
2. Hitung LHR untuk jalan yang disurvey dan tetapkan nilai kelas jalan dengan
menggunakan tabel berikut :

Tabel 3.8 Nilai Kelas Jalan menurut LHR

73
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Sumber: Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota


3. Mentabelkan hasil survei dan mengelompokkan data sesuai dengan jenis
kerusakan
4. Menghitung parameter untuk setiap jenis kerusakan dan melakukan penilaian
terhadap setipe jenis kerusakan berdasarkan tabel berikut :
Tabel 3.9 Nilai Kerusakan Sarana Jalan Berdasarkan Jenisnya

Sumber: Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota

74
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

5. Menjumlahkan setiap angka untuk semua jenis kerusakan, dan menetapkan nilai
kondisi jalan berdasarkan tabel berikut :
Tabel 3.10 Nilai Kondisi Jalan Berdasarkan Total Angka Kerusakan

Sumber: Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota

e. Peningkatan Gangguan Lalu Lintas

Metode analisis peningkatan kepadatan lalu lintas berdasarkan pada MKJI,


1997. Parameter yang diuji adalah kapasitas jalan. Perhitungan kapasitas jalan
berdasarkan formulir pada Tabel berikut.

Tabel 3.11 Formulir Perhitungan Kapasitas Jalan

Sumber: MKJI, 1997

- Rumus untuk perhitungan kapasitas jalan:


C = Co x FCw x FCSP x FCSF

Dimana:

C = kapasitas (smp/jam)

Co = kapasitas dasar (smp/jam)

FCw = faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas

75
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

FCSP = faktor penyesuaian akibat pemisahan arah

FCSF = faktor penyesuaian akibat hambatan samping

- Kapasitas dasar (Co) didapatkan berdasarkan Tabel 3.12 dan 3.13


Tabel 3.12 Kapasitas Dasar pada Jalan Luar Kota 4-Lajur 2-Arah (4/2)

Sumber: MKJI, 1997

Tabel 3.13 Kapasitas Dasar pada Jalan Luar Kota 2-Lajur 2-Arah Tak Terbagi
(2/2 UD)

Sumber: MKJI, 1997

- Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas (FC w) berdasar pada
lebar efektif jalur lalu lintas (Wc). Didapatkan berdasarkan Tabel berikut

76
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Tabel 3.13 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)

Sumber: MKJI, 1997

- Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah (FCSP) didapatkan


berdasarkan Tabel berikut.
Tabel 3.14 Faktor Penyesuaian Akibat Pemisahan Arah (FCSP)

Sumber: MKJI, 1997

- Faktor Penyesuaian Akibat Hambatan Samping (FCSF) didapatkan berdasarkan


Tabel berikut

77
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Tabel 3.15 Faktor Penyesuaian Akibat Hambatan Samping (FCSF)

Sumber: MKJI, 1997

B. Metode Pendekatan Berdasarkan Analogi

Analogi merupakan suatu konsep perbandingan antara kegiatan


pembangunan di daerah dengan aktivitas pembangunan yang serupa pada daerah
lain. Prakiraan dampak dengan metode ini adalah dengan mengkaji masalah
lingkungan yang timbul di suatu lokasi yang mempunyai perilaku ekosistem yang
sama dengan lokasi proyek yang akan diperkirakan dampaknya. Konsep penting
dalam pendekatan metode ini adalah pemilihan dasar analog pada kegiatan yang
menjadi sumber analisis kegiatan pembangunan yang diteliti dampaknya. Lokasi
tersebut dipakai sebagai suatu pembanding/analog dari suatu lokasi proyek yang
akan dipakai sebagai studi sehingga akan diperoleh prakiraan masalah-masalah
lingkungan yang akan timbul dari kegiatan proyek ini. Berikut komponennya:

1. Jumlah Biota Air Laut


Analisa ini dilakukan oleh tim ahli biologi yaitu Hanifah Kurniawati, SSi.,
MSc yang dengan dengan pengamatan terhadap keanekaragaman biota air,
diantaranya plankton, benthos, dan nekton. Pengamatan dilakukan dengan
sampling dan dilakukan perbandingan dari kegiatan proyek yang serupa (metode
analogi).
78
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

2. Penurunan Luas Terbuka Hijau


Dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
analisis yang digunakan antara lain deskriptif kualitatif, deskriptif komparatif, dan
analisis isi.
C. Metode Penilaian Para Ahli
Dampak lingkungan yang akan timbul dari kegiatan proyek diprakirakan oleh
para anggota tim ahli sesuai dengan keahlian dari masing-masing anggota tim.
Dengan pengalaman dalam disiplin ilmu pakar yang bersangkutan mempunyai intuisi
yang kuat terhadap sesuatu hal dalam bidang atau komponen yang ditekuni, dari
alasan ini maka pendugaan komponen lingkungan dapat didekati dengan kepakaran
para ahli dibidangnya. Komponen lingkungan yang digunakan biasanya bukan
komponen yang detail, tetapi merupakan bidang yang luas. Berikut komponennya:
1. Peningkatan Taraf Ekonomi Masyarakat
Analisa ini dilakukan oleh tim ahli sosial, budaya, dan ekonomi yaitu Atika
Kusumastuti, SE., ME. Analisa yang dilakukan oleh tenaga ahli ditunjang
dengan analisa melalui metode survey pada penduduk sekitar lokasi proyek.
2. Kesempatan Kerja
Analisa ini dilakukan oleh tim ahli sosial, budaya, dan ekonomi yaitu Atika
Kusumastuti, SE., ME. Analisa yang dilakukan oleh tenaga ahli ditunjang
dengan analisa melalui metode survey pada penduduk sekitar lokasi proyek.

Dalam penentuan metode prakiraan besaran dampak dibutuhkan data penilaian terhadap
kondisi lingkungan sekarang (pada saat studi), kondisi lingkungan yang akan datang tanpa
proyek dan kondisi lingkungan yang akan datang dengan proyek. Skala penilaian terhadap
kondisi lingkungan disajikan dalam Tabel 3.16.

Tabel 3.16 Skala Penilaian Terhadap Kondisi Lingkungan

No Skala Kualitas Lingkungan


1 1 Sangat Jelek
2 2 Jelek
3 3 Sedang
4 4 Baik
5 5 Sangat Baik

79
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Besaran dampak setiap parameter yang dikaji diperoleh dengan menghitung selisih
proyeksi rona lingkungan akhir dengan proyek (KLp) dan proyeksi rona lingkungan hidup
akhir tanpa proyek (KLRLA) atau diformulasikan dengan persamaan berikut.

Besar prakiraan dampak = KLp – KLRLA.

Angka prakiraan besaran dampak yang akan diperoleh antara 1 s/d 4, dengan pengertian:

 +/-1 = dampak positif/negatif kecil


 +/-2 = dampak positif/negatif sedang
 +/-3 = dampak positif/negatif besar
 +/-4 = dampak positif/negatif sangat besar
 0 = tidak berdampak

Namun demikian penetapan skala kualitas lingkungan dan besaran dampak tersebut di atas
tidak terlalu kaku, khususnya untuk parameter tertentu yang diprakirakan akan melebihi
baku mutu dan atau telah mendekati angka batas pada perubahan skala kualitas
lingkungan.

3.2.2 Metode Prakiraan Tingkat Dampak Penting


Sifat penting (importance) dari besar dampak yang akan terjadi ditelaah dengan mengacu
pada Keputusan Kepala Bapedal Nomor 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting (7 kriteria dampak penting) yang disajikan pada tabel berikut

Tabel 3.17 Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting

Ukuran Dampak
No. Kriteria Dampak Penting
Penting

Jumlah manusia  Manusia di wilayah studi ANDAL yang terkena


1 yang akan terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat

dampak dari proyek, jumlahnya sama atau lebih besar dari


jumlah manusia yang menikmati.

Luas wilayah  Rencana kegiatan menimbulkan adanya wilayah


2 persebaran yang mengalami perubahan mendasar dari segi

dampak intensitas dampak, atau tidak berbaliknya dampak,


atau segi kumulatif dampak.
3 Lamanya dampak  Rencana kegiatan mengakibatkan timbulnya
berlangsung perubahan mendasar dari segi intensitas dampak

80
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Ukuran Dampak
No. Kriteria Dampak Penting
Penting

atau tidak berbaliknya dampak, atau segi kumulatif


dampak, yang berlangsung hanya pada satu atau
lebih tahapan kegiatan.
 Rencana kegiatan akan menyebabkan perubahan
pada sifat–sifat dan atau hayati lingkungan yang
melampaui baku mutu lingkungan menurut
peraturan perundang undangan yang berlaku.
 Rencana kegiatan akan menyebabkan perubahan
mendasar pada komponen lingkungan yang
melampaui kriteria yang diakui, berdasarkan
pertimbangan ilmiah.
 Rencana kegiatan akan mengakibatkan spesies–
spesies yang langka, endemik, dan dilindungi
menurut peraturan perundang undangan yang
berlaku terancam punah, atau habitat alaminya
mengalami kerusakan.
 Rencana kegiatan menimbulkan kerusakan atau
4 Intensitas dampak
gangguan terhadap kawasan lingung yang telah
ditetapkan menurut peraturan perundang
undangan.
 Rencana kegiatan akan merusak atau
memusnahkan benda–benda dan bangunan
peninggalan sejarah yang bernilai tinggi.
 Rencana kegiatan akan mengakibatkan konflik
atau kontroversi dengan atau di kalangan
masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah pusat,
kalangan masyarakat
 Rencana kegiatan mengubah atau memodifikasi
areal yang mempunyai nilai keindahan alami yang
tinggi.
Banyaknya  Rencana kegiatan menimbulkan dampak sekunder
5
komponen dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah
lingkungan lain komponennya lebih atau sama dengan komponen
81
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Ukuran Dampak
No. Kriteria Dampak Penting
Penting

yang terkena lingkungan yang terkena dampak primer.


dampak

 Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan


terus menerus, sehingga pada kurun waktu tertentu
tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau
sosial yang menerimanya.

Sifat kumulatif  Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam


6 suatu ruang tertentu, sehingga tidak dapat
dampak
diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang
menerimanya.
 Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan
menimbulkan efek yang saling memperkuat
(sinergetik).
Berbalik atau tidak  Perubahan yang akan dialami oleh suatu
7 berbaliknya komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan
dampak kembali walaupun dengan intervensi manusia.

Sumber: Keputusan Kepala Bapedal No. 056 tahun 1994 tentang Pedoman mengenai
ukuran dampak penting

Untuk memudahkan dalam penilaian terhadap penting dampak, dibuat batasan/skala


penilaian terhadap masing-masing kriteria. Dengan ketentuan bahwa dampak yang terjadi
akibat adanya kegiatan dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu dikelola, apabila
sedikitnya 1 (satu) kriteria dari 7 (tujuh) kriteria dampak penting mempunyai skala sekurang-
kurangnya 3. Skala kepentingan masing-masing kriteria dari Tegas Consultant dapat dilihat
pada Tabel 3.18, namun untuk acuan Batasan kriteria penentuan dampak penting mengacu
pada Fandeli, Chafid.1992. Pada tabel 3.19.

Tabel 3.18 Skala Kepentingan Masing-masing Kriteria Dampak

Nilai dan Rentangan *)


Komponen
No. Tidak penting Penting
Lingkungan
1 2 3 4 5

I Jumlah manusia Terkena Terkena Terkena Terkena Terrkena


82
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Nilai dan Rentangan *)


Komponen
No. Tidak penting Penting
Lingkungan
1 2 3 4 5

dampak dampak 
dampak dampak 21- dampak 31-
terkena akan 10% 51%
11-20% 30% 50%
dampak Sangat Sangat
Sedikit Sedang Banyak
sedikit banyak

Luas wilayah Bila dampak Bila dampak Bila dampak


persebaran Sangat lebih sempit lebih luas melebihi
II Sempit
dampak sempit dari wilayah dari wilayah luas
berlangsung kabupaten kabupaten nasional

Dampak
Intensitas dan
Dampak Dampak mulai dari Dampak
lamanya Dampak
III sangat berlangsung pra sangat
dampak singkat
singkat 1-2 tahap konstruksi panjang
berlangsung
dan operasi

Komponen
Sangat Sedikit/1 Sangat
I lingkungan Sedang/2 Banyak/3
sedikit/ 0 kompone banyak/ > 3
V lainnya yang komponen komponen
komponen n komponen
terkena dampak

Dampak Dampak
Dampak Dampak
Antagonistik/ muncul muncul
Sifat kumulatif muncul muncul
V saling kumulatif kumulatif
dampak kumulaitf kumulatif
menetralisir relatif sangat
sedang lama
singkat singkat

Berbalik atau Sangat Dampak Dampak tak Dampak tak


V tidak cepat Cepat terperbalikan terperbalikan terperbalikan
I berbaliknya berbalik berbalik agak sukar efek efek sangat
dampak dikendalikan majemuk majemuk

83
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Tabel 3.19 Skala Kepentingan Masing-masing Kriteria Dampak

Skala

No Kriteria 1 2 3 4 5

Tidak Penting Penting

Jumlah
< 10 % > 50 %
manusia 11 - 20 % 21 - 30 % 31 - 50 %
1 Sangat Sangat
yang terkena Sedikit Sedang Banyak
Sedikit Banyak
dampak

Luas wilayah
Sangat Sangat
2 sebaran Sempit Sedang Luas
Sempit Luas
dampak

Lamanya
Sangat Sangat
3 dampak Singkat Sedang Panjang
Singkat Panjang
berlangsung

Intensitas Sangat Sangat


4 Ringan Sedang Berat
dampak Ringan Berat

Sifat Kumulatif
Tidak Kumulatif Kumulatif Kumulatif
5 kumulatif Sangat
Kumulatif Lama Sedang Singkat
dampak Singkat

Berbalik dan Sangat


Cepat Berbalik Berbalik Tidak
6 tidaknya Cepat
Berbalik Sedang Lama Berbalik
dampak Berbalik

Banyaknya
Sangat
komponen Tidak Ada Sedikit Sedang Banyak
Banyak
7 lain yang (0 (1 (2 (3
(lebih dari 3
terkena komponen) komponen) komponen) komponen)
komponen)
dampak

Sumber: Hasil Analisis Tegas Consultant,2018

Berikut ini Batasan kriteria dampak penting terhadap masing-masing komponen, yang
disajikan pada tabel

84
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Tabel 3.20 Batasan Kriteria Dampak Penting untuk Timbulnya Getaran

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

Sangat sedikit Sedikit Sedang Banyak Sangat Banyak


1 Jumlah manusia
(≤ 9% populasi (10-14 % (15-25% dalam (26-40% (>40%
yang akan
populasi
dalam batas batas ekologis) populasi dalam batas
terkena dampak
dalam batas
ekologis)   batas ekologis) ekologis)
ekologis)

2 Luas wilayah Sangat sempit Sempit Sedang Luas Sangat luas


sebaran dampak (radius ≤ 20 m (radius 21-50 m (radius 51-200 m (radius 201-500 m (radius >500 m
dari batas dari batas dari batas dari batas dari batas
proyek) proyek) proyek) proyek) proyek)

3 Sangat singkat Singkat Sedang Panjang Sangat panjang


Lamanya dampak
(≤ 2 minggu) (3 – 4 minggu) (1 - 3 bulan) (4 – 6 bulan) (> 6 bulan)
Berlangsung
Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat Besar

Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat besar


4 Intensitas Dampak Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi
timbul timbul timbul timbul yang timbul

Sifat kumulatif Tidak kumulatif Kumulatif lama Kumulatif sedang Kumulatif singkat Kumulatif

85
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

5 Dampak (>12 minggu) (6-12 minggu) (3-5 minggu) sangat singkat


        (≤ 2 minggu)

Berbalik dan Sangat cepat


Cepat berbalik Berbalik sedang Berbalik lama
6 tidaknya dampak berbalik (1-2 Tidak berbalik
(3-5 minggu) (6-12 minggu) (>12 minggu)
minggu)

Banyaknya Tidak ada Sedikit Sedang Banyak Sangat banyak


7 komponen yang (0 komponen) (1 komponen) (2 komponen) (3 komponen) (lebih dari 3
terkena dampak komponen)

Sumber : Tegas Consultant, 2018

86
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Tabel 3.21 Batasan Kriteria Dampak Penting untuk Kualitas Udara

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

Sangat sedikit Sedikit Sedang Banyak Sangat Banyak


1 Jumlah manusia
(≤ 9% populasi (10-14 % (15-25% dalam (26-40% (>40%
  yang akan
populasi
dalam batas batas ekologis) populasi dalam batas
  terkena dampak
dalam batas
ekologis)   batas ekologis) ekologis)
   
ekologis)

2 Luas wilayah Sangat sempit Sempit Sedang Luas Sangat luas


  sebaran dampak (radius ≤ 20 m (radius 21-50 m (radius 51-200 m (radius 201-500 m (radius >500 m
    dari batas dari batas dari batas dari batas dari batas
    proyek) proyek) proyek) proyek) proyek)

3 Sangat singkat Singkat Sedang Panjang Sangat panjang


Lamanya dampak
  (≤ 2 minggu) (3 – 4 minggu) (1 - 3 bulan) (4 – 6 bulan) (> 6 bulan)
Berlangsung
  Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat Besar

Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat besar


4 Intensitas Dampak Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi
timbul timbul timbul timbul yang timbul

87
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

  Sifat kumulatif Kumulatif lama Kumulatif sedang Kumulatif singkat Kumulatif


5 Dampak Tidak kumulatif (>12 minggu) (6-12 minggu) (3-5 minggu) sangat singkat
            (≤ 2 minggu)

  Berbalik dan Sangat cepat  


Cepat berbalik Berbalik lama
6 tidaknya dampak berbalik (1-2 Berbalik sedang Tidak berbalik
(3-5 minggu) (>12 minggu)
    minggu) (6-12 minggu)  

  Banyaknya Tidak ada Sedikit Sedang Banyak Sangat banyak


7 komponen yang (0 komponen) (1 komponen) (2 komponen) (3 komponen) (lebih dari 3
  terkena dampak         komponen)

Sumber : Tegas Consultant, 2018

88
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Tabel 3.22 Batasan Kriteria Dampak Penting untuk Peningkatan Kebisingan

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

Sangat sedikit Sedikit Sedang Banyak Sangat Banyak


1 Jumlah manusia
(≤ 9% populasi (10-14 % (15-25% dalam (26-40% (>40%
  yang akan
populasi
dalam batas batas ekologis) populasi dalam batas
  terkena dampak
dalam batas
ekologis)   batas ekologis) ekologis)
   
ekologis)

2 Luas wilayah Sangat sempit Sempit Sedang Luas Sangat luas


  sebaran dampak (radius ≤ 20 m (radius 21-50 m (radius 51-200 m (radius 201-500 m (radius >500 m
    dari batas dari batas dari batas dari batas dari batas
    proyek) proyek) proyek) proyek) proyek)

3 Sangat singkat Singkat Sedang Panjang Sangat panjang


Lamanya dampak
  (≤ 2 minggu) (3 – 4 minggu) (1 - 3 bulan) (4 – 6 bulan) (> 6 bulan)
Berlangsung
  Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat Besar

Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat besar


4 Intensitas Dampak Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi
timbul timbul timbul timbul yang timbul

89
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

  Sifat kumulatif Kumulatif lama Kumulatif sedang Kumulatif singkat Kumulatif


5 Dampak Tidak kumulatif (>12 minggu) (6-12 minggu) (3-5 minggu) sangat singkat
            (≤ 2 minggu)

  Berbalik dan Sangat cepat  


Cepat berbalik Berbalik lama
6 tidaknya dampak berbalik (1-2 Berbalik sedang Tidak berbalik
(3-5 minggu) (>12 minggu)
    minggu) (6-12 minggu)  

  Banyaknya Tidak ada Sedikit Sedang Banyak Sangat banyak


7 komponen yang (0 komponen) (1 komponen) (2 komponen) (3 komponen) (lebih dari 3
  terkena dampak         komponen)

Sumber : Tegas Consultant, 2018

90
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Tabel 3.23 Batasan Kriteria Dampak Penting untuk Penurunan Kualitas Air Laut

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

1 Jumlah manusia Sangat sedikit Sedikit Sedang Banyak Sangat Banyak


  yang akan (≤ 9% populasi (10-14 % populasi (15-25% dalam (26-40% (>40%
  terkena dampak dalam batas dalam batas batas ekologis) populasi dalam batas
    ekologis) ekologis)   batas ekologis) ekologis)

2 Luas wilayah Sangat sempit Sempit Sedang Luas Sangat luas


  sebaran dampak (radius ≤ 20 m (radius 21-50 m (radius 51-200 m (radius 201-500 m (radius >500 m
    dari batas dari batas dari batas dari batas dari batas
    proyek) proyek) proyek) proyek) proyek)

3 Sangat singkat Singkat Sedang Panjang Sangat panjang


Lamanya dampak
  (≤ 2 minggu) (3 – 4 minggu) (1 - 3 bulan) (4 – 6 bulan) (> 6 bulan)
Berlangsung
  Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat Besar

Sangat Baik Baik (Konsentrasi Sedang Jelek (Konsentrasi Sangat Jelek


(Konsentrasi yang timbul, (Konsentrasi yang yang timbul, (Konsentrasi
4 Intensitas Dampak yang timbul, H2S=0.03- timbul, H2S=0.05- H2S=0.08- yang timbul,
H2S<0.03;Minyak 0.05;Minyak dan 0.08;Minyak dan 0,11;Minyak dan H2S=0.11-
dan Lemak=5- Lemak=10- Lemak=15- 0,14.;Minyak dan
91
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

Lemak=15-
Lemak<5;Temba 10;Tembaga=0.05 15;Tembaga=0.1-
20;Tembaga=0.5-1. 20;Tembaga=0.5
ga<0.05. -0.1. 0.5.
-1.

  Sifat kumulatif Kumulatif lama Kumulatif sedang Kumulatif singkat Kumulatif


5 Dampak Tidak kumulatif (>12 minggu) (6-12 minggu) (3-5 minggu) sangat singkat
            (≤ 2 minggu)

  Berbalik dan Sangat cepat  


Cepat berbalik Berbalik lama
6 tidaknya dampak berbalik (1-2 Berbalik sedang Tidak berbalik
(3-5 minggu) (>12 minggu)
    minggu) (6-12 minggu)  

  Banyaknya Tidak ada Sedikit Sedang Banyak Sangat banyak


7 komponen yang (0 komponen) (1 komponen) (2 komponen) (3 komponen) (lebih dari 3
  terkena dampak         komponen)

Sumber : Tegas Consultant, 2018

Tabel 3.24 Batasan Kriteria Dampak Penting untuk Gangguan Lalu Lintas

92
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

1 Jumlah manusia Sangat sedikit Sedikit Sedang Banyak Sangat Banyak


  yang akan (≤ 8% populasi (9-18 % populasi (18-25% dalam (26-30% (30-50%
  terkena dampak dalam batas dalam batas batas ekologis) populasi dalam batas
    ekologis) ekologis)   batas ekologis) ekologis)

2 Luas wilayah Sangat sempit Sempit Sedang Luas Sangat luas


  sebaran dampak (radius ≤ 30 m (radius 30–150 m (radius 150–300 m (radius 351–500 m (radius >500 m
    dari batas dari batas dari batas dari batas dari batas
    proyek) proyek) proyek) proyek) proyek)

3 Sangat singkat Singkat Sedang Panjang Sangat panjang


Lamanya dampak
  (≤ 1 bulan) (2 - 3 bulan) (4 - 5 bulan) (5- 6 bulan) (> 6 bulan)
Berlangsung
  Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat Besar

Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan


kepadatan lalu kepadatan lalu kepadatan lalu kepadatan lalu kepadatan lalu
4 Intensitas Dampak lintas lintas lintas lintas lintas
1-5% 6-20% 21-30% 31-60% 61-90%

  Sifat kumulatif Tidak kumulatif Kumulatif lama Kumulatif sedang Kumulatif singkat Kumulatif

5 Dampak   (>12 minggu) (6-12 minggu) (3-5 minggu) sangat singkat

93
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

          (≤ 2 minggu)

  Berbalik dan Sangat cepat  


Cepat berbalik Berbalik lama
6 tidaknya dampak berbalik (1-2 Berbalik sedang Tidak berbalik
(3-5 minggu) (>12 minggu)
    minggu) (6-12 minggu)  

  Banyaknya Tidak ada Sedikit Sedang Banyak Sangat banyak


7 komponen yang (0 komponen) (1 komponen) (2 komponen) (3 komponen) (lebih dari 3
  terkena dampak         komponen)

Sumber : Tegas Consultant, 2018

Tabel 3.25 Batasan Kriteria Dampak Penting untuk Luas Ruang Terbuka Hijau

94
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

Sangat sedikit Sedikit Sedang Banyak Sangat Banyak


1 Jumlah manusia
(≤ 9% populasi (10-14 % (15-25% dalam (26-40% (>40%
  yang akan
populasi
dalam batas batas ekologis) populasi dalam batas
  terkena dampak
dalam batas
ekologis)   batas ekologis) ekologis)
   
ekologis)

2 Luas wilayah Sangat sempit Sempit Sedang Luas Sangat luas


  sebaran dampak (radius ≤ 20 m (radius 21-50 m (radius 51-200 m (radius 201-500 m (radius >500 m
    dari batas dari batas dari batas dari batas dari batas
    proyek) proyek) proyek) proyek) proyek)

3 Sangat singkat Singkat Sedang Panjang Sangat panjang


Lamanya dampak
  (≤ 2 minggu) (3 – 4 minggu) (1 - 3 bulan) (4 – 6 bulan) (> 6 bulan)
Berlangsung
  Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat Besar

Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat besar


4 Intensitas Dampak Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi
timbul timbul timbul timbul yang timbul

  Sifat kumulatif Tidak kumulatif Kumulatif lama Kumulatif sedang Kumulatif singkat Kumulatif

5 Dampak   (>12 minggu) (6-12 minggu) (3-5 minggu) sangat singkat

95
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

          (≤ 2 minggu)

  Berbalik dan Sangat cepat  


Cepat berbalik Berbalik lama
6 tidaknya dampak berbalik (1-2 Berbalik sedang Tidak berbalik
(3-5 minggu) (>12 minggu)
    minggu) (6-12 minggu)  

  Banyaknya Tidak ada Sedikit Sedang Banyak Sangat banyak


7 komponen yang (0 komponen) (1 komponen) (2 komponen) (3 komponen) (lebih dari 3
  terkena dampak         komponen)

Sumber : Tegas Consultant, 2018

Tabel 3.26 Batasan Kriteria Dampak Penting untuk Penurunan Jumlah Flora

96
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

Sangat sedikit Sedikit Sedang Banyak Sangat Banyak


1 Jumlah manusia
(≤ 9% populasi (10-14 % (15-25% dalam (26-40% (>40%
  yang akan
populasi
dalam batas batas ekologis) populasi dalam batas
  terkena dampak
dalam batas
ekologis)   batas ekologis) ekologis)
   
ekologis)

2 Luas wilayah Sangat sempit Sempit Sedang Luas Sangat luas


  sebaran dampak (radius ≤ 20 m (radius 21-50 m (radius 51-200 m (radius 201-500 m (radius >500 m
    dari batas dari batas dari batas dari batas dari batas
    proyek) proyek) proyek) proyek) proyek)

3 Sangat singkat Singkat Sedang Panjang Sangat panjang


Lamanya dampak
  (≤ 2 minggu) (3 – 4 minggu) (1 - 3 bulan) (4 – 6 bulan) (> 6 bulan)
Berlangsung
  Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat Besar

Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat besar


4 Intensitas Dampak Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi yang Konsentrasi
timbul timbul timbul timbul yang timbul

  Sifat kumulatif Tidak kumulatif Kumulatif lama Kumulatif sedang Kumulatif singkat Kumulatif

5 Dampak   (>12 minggu) (6-12 minggu) (3-5 minggu) sangat singkat

97
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

          (≤ 2 minggu)

  Berbalik dan Sangat cepat  


Cepat berbalik Berbalik lama
6 tidaknya dampak berbalik (1-2 Berbalik sedang Tidak berbalik
(3-5 minggu) (>12 minggu)
    minggu) (6-12 minggu)  

  Banyaknya Tidak ada Sedikit Sedang Banyak Sangat banyak


7 komponen yang (0 komponen) (1 komponen) (2 komponen) (3 komponen) (lebih dari 3
  terkena dampak         komponen)

Sumber : Tegas Consultant, 2018

Tabel 3.27 Batasan Kriteria Dampak Penting untuk Kesempatan Kerja

98
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

Sangat sedikit Sedikit Sedang Banyak Sangat Banyak


1 Jumlah manusia
(≤ 9% populasi (10-14 % (15-25% dalam (26-40% (>40%
  yang akan
populasi
dalam batas batas ekologis) populasi dalam batas
  terkena dampak
dalam batas
ekologis)   batas ekologis) ekologis)
   
ekologis)

2 Luas wilayah Sangat sempit Sempit Sedang Luas Sangat luas


  sebaran dampak (radius ≤ 20 m (radius 21-50 m (radius 51-200 m (radius 201-500 m (radius >500 m
    dari batas dari batas dari batas dari batas dari batas
    proyek) proyek) proyek) proyek) proyek)

3 Sangat singkat Singkat Sedang Panjang Sangat panjang


Lamanya dampak
  (≤ 2 minggu) (3 – 4 minggu) (1 - 3 bulan) (4 – 6 bulan) (> 6 bulan)
Berlangsung
  Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat Besar

< 100 Tenaga 100-300 Orang 300-500 Orang 500-700 Orang > 700 Tidak
4 Intensitas Dampak
Kerja Tidak Kerja Tidak Kerja Tidak Bekerja Bekerja

  Sifat kumulatif Kumulatif lama Kumulatif sedang Kumulatif singkat Kumulatif


5 Dampak Tidak kumulatif (>12 minggu) (6-12 minggu) (3-5 minggu) sangat singkat
            (≤ 2 minggu)

99
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

Skala

1 2 3 4 5
No Kriteria
Tidak penting Penting

  Berbalik dan Sangat cepat  


Cepat berbalik Berbalik lama
6 tidaknya dampak berbalik (1-2 Berbalik sedang Tidak berbalik
(3-5 minggu) (>12 minggu)
    minggu) (6-12 minggu)  

  Banyaknya Tidak ada Sedikit Sedang Banyak Sangat banyak


7 komponen yang (0 komponen) (1 komponen) (2 komponen) (3 komponen) (lebih dari 3
  terkena dampak         komponen)

Sumber : Tegas Consultant, 2018

100
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

3.3 Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting Terhadap Lingkungan


Evaluasi dampak besar dan penting terdiri dari dua tahapan yaitu, metode evaluasi
holistik dan metode arahan RKL. Penjelasan mengenai kedua tahapan tersebut terdapat
pada sub bab selanjutnya.

3.3.1 Metode Evaluasi Secara Holistik


Berpedoman pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 16 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, Metode evaluasi secara holistik
terhadap dampak lingkungan di lakukan untuk menentukan kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan hidup. Bagian ini menguraikan metode-metode yang lazim di gunakan dalam
studi Andal untuk mengevaluasi keterkaitan dan interaksidampak lingkungan yang di
perkirakan timbul (seluruh dampak penting hipotetik) secara keseluruhan dalam rangka
penentuan karakteristik dampak rencana usaha dan/ kegiatan secara total.

Metode-metode yang umumnya digunakan antara lain : matrik, bagan alir, overlay). Untuk
itu metode evaluasi dampak yang dipilih dalam studi ini adalah matrik Leopold. Matrik ini
merupakan interaksi antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan yang akan
menghasilkan sel interaksi dampak lingkungan. Langkah pertama dalam penggunaan matrik
ini adalah menentukan segenap aktivitas dan dampak potensial yang mungkin terjadi
sebagai akibat kegiatan tersebut. Bila ada dampak, pada sel interaksi pada lajur kegiatan
dan dampak diberi tanda diagonal. Berikut contoh matriks leopold

Tabel 3.28 Cotoh Perhitungan Matriks Leopod

Komponen Kegiatan
Komponen
Lingkungan Mobilisasi Pekerjaan Demobilisasi Operasi dan
peralatan pondasi peralatan pemeliharaan

Timbulnya
Getaran

Penurunan
Kualitas Udara

Gangguan Lalu
Lintas

Sumber : Tegas Consultant, 2018

Selanjutnya menentukan besarnya dampak yang terjadi pada setiap sel interaksi.
Nilai besarnya dampak (Magnitude) ditulis dibagian atas garis diagonal dan nilai tingkat
pentingnya dampak (Importance) ditulis dibagian bawah garis diagonal, sehingga setiap sel
101
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

susunan isinya adalah M / I. Tabel dapat dilihat pada Tabel 3.29 dan kisaran nilai
besarnya dampak dibuat antara 1 hingga 5, dimana:

- Angka 1 berarti = sangat kecil


- Angka 2 berarti = kecil
- Angka 3 berarti = sedang
- Angka 4 berarti = besar
- Angka 5 berarti = sangat besar

Tabel 3.29 Contoh Besaran Dampak dari Selisih Dampak Akibat Proyek

Tanpa Dengan
No DPH Selisih
proyek proyek

1 Timbulnya Getaran 0 4 4

2 Penurunan Kualitas Udara 1 4 3

3 Gangguan Lalu Lintas 1 5 4

Sumber : Tegas Consultant, 2018

Sedangkan sifat penting dampak kisaran nilainya dibuat 1 hingga lima, dimana :
- Angka 1 berarti = sangat tidak penting
- Angka 2 berarti = tidak penting
- Angka 3 berarti = cukup penting
- Angka 4 berarti = penting
- Angka 5 berarti = sangat penting

Evaluasi dampak yang dinyatakan dalam angka-angka tersebut haruslah dilakukan


subyektif mungkin, atas dasar kenyataan. Dampak positif diberi tanda “ + “ dan dampak
negatif diberi tanda “ – “. Untuk tingkat kepentingan ini, tidak digunakan tanda negatif (-)
semuanya positif (+), dimana angka-angka tersebut merupakan hasil telaah para pakar.
Dalam hal ini dampak yang dianalisa merupakan dampak besar dan penting, dapat di
tunjukkan pada hasil matriks leopold.

Hasil evaluasi dampak tersebut akan digunakan untuk menyusun suatu alternatif
pengendalian dan pencegahan dampak negatif dan pengembangan dampak positif dalam
rencana pengelolaan dan rencana pemantauan lingkungan (RKL/RPL).

Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam membuat arahan RKL maupun RPL
adalah harus terlihat dengan jelas hubungan sebab-akibat antara kegiatan dan rona
102
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id
K
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KALIPANCUR
KABUPATEN PURBALINGGA

lingkungan awal dengan dampak positif dan negatif yang diprakirakan timbul, hubungan
timbal balik yang antagonis antara dampak yang satu dengan dampak lainnya, maupun
luasan dampak yang terjadi apakah dalam skala lokal, regional atau nasional.

3.3.2 Metode Evaluasi Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan


Dokumen AMDAL pada umumnya terdiri dari 4 dokumen yaitu KA ANDAL, ANDAL,
RKL, dan RPL. Semua dokumen tersebut memiliki hubungan yang berkelanjutan satu
dengan lainnya. Maksudnya adalah penyusunan ANDAL isinya harus mengacu pada
dokumen KA ANDAL. Penyusunan dokumen RKL harus mengacu pada dokumen ANDAL
dan penyusunan dokumen RPL harus mengacu pada dokumen RKL. Berdasarkan adanya
keterkaitan antara satu dokumen dengan dokumen lainnya maka pada akhir dokumen
ANDAL diperlukan evaluasi untuk arahan RKL. Evaluasi arahan RKL ini disusun
berdasarkan hasil dari evaluasi holistik.

Usaha pengelolaan lingkungan ini dapat dilakukan melalui berbagai macam pendekatan,
seperti yang akan dijelaskan berikut ini :

a) Pendekatan teknologi/lingkungan
Pendekatan teknologi/lingkungan merupakan metode yang digunakan untuk
mengelola dampak besar dan penting.
b) Pendekatan sosial ekonomi
Pendekatan sosial ekonomi merupakan suatu usaha insentif dan desinsentif dalam
bidang sosial ekonomi dengan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Bantuan kemudahan perizinan dan bantuan dana pemerintah.
c) Pendekatan institusional
Pendekatan institusional merupakan suatu usaha kerjasama antara institusi yang
berkaitan dalam pengelolaan lingkungan akibat adanya proyek pembangunan tempat
pemrosesan akhir
Selanjutnya dapat dilakukan rencana pemantauan lingkungan dimana memiliki fungsi
sebagai dampak dari sebelum pembangunan maupun dampak setelah pembangunan yang
sudah dilakukan pengelolaan lingkungan. Selain itu juga menghindari halnya kegiatan
penyimpangan dari pihak internal maupun eksternal.

103
Tegas Consultant | Jalan Teknik Arsitektur 45 Surabaya
(031) 8702356 – contactus@konsultantegas.co.id

Anda mungkin juga menyukai

  • Agacv
    Agacv
    Dokumen7 halaman
    Agacv
    Govinda Rahmat
    Belum ada peringkat
  • Ascacasca
    Ascacasca
    Dokumen4 halaman
    Ascacasca
    Govinda Rahmat
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    Govinda Rahmat
    Belum ada peringkat
  • PTPA Govin
    PTPA Govin
    Dokumen139 halaman
    PTPA Govin
    Govinda Rahmat
    Belum ada peringkat