Anda di halaman 1dari 10

RESUME

(pertemuaan 11,12,13,14)

Dosen Pengampu: Megayana Yessi Maretta,SST.,M.Kes

Di Susun Oleh :

Nama: Angela Clara


NIM :(SB19004)

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
 PERTEMUAN 11
PENGASUHAN IDEAL ORANG TUA TERHADAP BAYI, BALITA, ANAK PRA
SEKOLAH
A. Pengertian Pola Asuh
Pola asuh merupakan cara orang tuan dalam mengasuh dn mendidik anak mulai dari
memenuhi kebutuhan dasar sampai memenuhi kebutuhan fisik, psikis, dan kasih sayang.
Pola asuh orang tua mjd sangat penting dlm proses pertumbuhan dan perkembangan anak
baik fisik dan psikis.
 Pola Asuh menurut Engle, dkk (1997)
a. Perhatian atau dukungan thdp wanita sprt pemberian waktu istirahat yg
tepat atau peningkatan asupan makanan slm hamil
b. Pemberian ASI dan MPASI
c. Rangsangan psikososial dan dukungan thdp anak
d. Persiapan dan penyimpanan makanan
e. Praktik personal hygiene
f. Perawatan keluarga ketika sakit
 Komponen Pengasuhan Ideal
a. Asah
b. Asih
c. asuh
 Pengertian Asuh
Asuh merupakan kebutuhan dlm pertumbuhan anak yg berhubungan langsung dg
kebutuhan fisik anak. Disebut juga kebutuhan primer anak
 Macam Kebutuhan Asuh
a. sandang Pangan Papan
b. Perawatan kesehatan dasar
c. Higiene dan sanitasi rumah
d. Bermain, aktivitas fisik, tidur
e. Rekreasi dan waktu luang
 Kebutuhan fisik nutrisi,cairan dan personal hygiene
o Pemberian minum
- Masa neonatus(0-28 hari)
- Masa bayi (29 hari – 1 tahun)
- Masa prasekolah (1tahun – 6 tahun)
 Perawatan Kesehatan Dasar
Merupakan suatu tindakan berkesinambungan yg tdr dari pencegahan primer,
sekunder, tersier. Berupa pemberian pelayanan kesehatan, imunisasi, penanganan
morbiditas/ kesakitan
 Pelayanan Kesehatan
Lakukan penimbangan minimal 8x/ tahun dan SDIDTK minimal 2x/ tahun,
pemberian kapsul vit. A pd bulan Februari dan Agustu
 Imunisasi
Berikan minimal imunisasi dasar pada anak: Hb, Pentavalen, Polio, BCG Bila
perlu dan jika memungkinkan, berikan imunisasi tambahan pada anak: Hib, IPD,
dll
 Morbiditas/ kesakitan
Segera bawa anak ke pelayanan kesehatan dasar terdekat jika anak menunjukkan
gejala sakit. Perbanyak informasi ttg cara penanganan awal penyakit yg sering
dialami oleh anak bayi, balita, pra sekolah (ISPA, dll) Jangan berikan antibiotik
pada anak tanpa sepengetahuan dokter.
 Higiene Diri dan Sanitasi Lingkungan
Tingkatkan kesadaran thdp keberihan diri dan lingkungan. Kebutuhan sanitasi
lingkungan yg sehat akan mencegah anak terinfeksi dr kuman.
 Bermain, aktifitas fisik, tidur
Manfaat: Merangsang hormon pertumbuhan, napsu makan, metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein Merangsang pertumbuhan otot dan tulang
Merangsang perkembangan
 Kebutuhan rekreasi dan waktu luang
Olahraga dan rekreasi digunakan untuk melatih otot, membuang sisa
metabolisme, melatih aktivitas motorik, dan aspek perkembangan anak.
B. Kebutuhan Asih
Pengertian Asih
Merupakan kebutuhan terhadap emosi, ikatan yg serasi dan selaras antara ibu dan anak,
bounding Diperlukan sejak bayi dlm kandungan untuk menjamin mantapnya tumbuh
kembang fisik, mental, dan psikososial anak.
 Macam Kebutuhan Asih
a. Kasih sayang ortu
b. Rasa aman, nyaman, terlindungi
c. Mandiri
d. Harga diri
e. Dibantu, didorong, dimotivasi
f. Kebutuhan akan kesuksesan
g. Rasa memiliki
h. Kebutuhan mendapat kesempatan dan pengalaman
C. Kebutuhan Asah
Asah/ stimulasi mrpkn adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, berupa latihan
atau bermain. Dilakukan sejak dalam kandungan dg mendengarkan jenis musik klasik
dan jg setelah lahir dg cara menyusui sedini mungkin. Menentukan keberhasilan proses
tumbuh kembang anak. Periode penting: golden period, window of opportunity, critical
period yg mungkin tdk akan terulang lagi. Anak perlu distimulasi sedini mungkin
kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas,
kepemimpinan, moral, dan spiritual anak.
 Stimulasi Dini Penting
1. Miliyaran sel otak dibentuk sejak anak didalam kandungan usia 6 bulan
dan belum ada hubungan antar sel sel otak
2. Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel sel otak
3. Bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan hubungan baru
4. Semakin sering dirangsang akan makin kuat hubungan antar sel sel otak
5. Semakin banyak variasi maka hubungan antar sel sel otak semakin
komplek/luas
 Dibawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembangan yang
di stimulasi
1. Pertumbuhan fisik/motorik kasa
2. Motorik halus
3. Kecerdasan
4. Bahasa
5. Menolong diri sendiri
6. Tingkah laku sosial
 Pertemuan 12
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
 Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.
Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah - yang merupakan
orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain
dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam
kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan
tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap.
 Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar
yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain,
bemyanyi,bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada
hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,
terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar
anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
 Penentuan status gizi Anak
a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB /TB) untuk menentukan
status gizi anak usia dibawah 5 tahun, apakah normal, kurus, sangat kurus atau
gemuk.
b. Pengukuran Panjang Badan terhadap umur atau Tinggi Badan terhadap umur
(PB/U atau TB/U) untuk menentukan status gizi anak, apakah normal, pendek
atau sangat pendek
c. Pengukuran Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) untuk menentukan
status gizi anak usia 5 - 6 tahun apakah anak sangat kurus, kurus, normal, gemuk
atau obesitas.
 Untuk pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan berat badan menurut umur
dilaksanakan secara rutin di posyandu setiap bulan. Apabila ditemukan anak dengan berat
badan tidak naik dua kali berturut-turut atau anak dengan berat badan di bawah garis
merah, kader merujuk ke petugas kesehatan untuk dilakukan
konfirmasi dengan menggunakan indikator berat badan menurut panjang badan/tinggi
badan.Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh
kembang balita. Pengukuran dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan atau non kesehatan
terlatih. Untuk penilaian BB/TB hanya dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
 Pertemuan 13
Stimulasi dan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan(mtbs)
 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau dalam bahasa inggris yaitu Integrated
Management Of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu manajemen melalui pendekatan
teintegrasi/ terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan,
baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status gizi, status imunisasi, maupun
penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan Untuk mencegah sebagian
besar kematian tersebut terdapat cara yang cukup efektif yaitu dengan perawatan anak
yang menderita penyakit penyakit seperti pneumonia, diare, campak, malaria tersebut
dirawat jalan,
 Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam
tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas kesehatan dasar meliputi upaya
kuratif terdapat penyakit pneumonia, diare, campak, malaria dan malnutrisi dan upaya
promotif serta preventif yang meliputi: imunisasi, pemberian vitamin A, dan konseling
pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita dan
menekan mordibilitas karena penyakit tersebut
 Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar seperti di
Puskesmas.
 MTBS telah digunakan oleh lebih dari 100 negara dan terbukti dapat:
a. Menurunkan angka kematian balita
b. Memperbaiki status gizi
c. Meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
d. Memperbaiki kinerja tenaga kesehatan
e. Memperbaiki kualitas pelayanan dengan biaya lebih murah
 kegiatan MTBS memiliki tiga komponen yang khas yang
menguntungkan, yaitu:
1. Meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam tata laksana kasus\
balita sakit (selain dokter, tenaga kesehatan non dokter dapat pula
memeriksa dan menanganipasien apabila sudah dilatih)
2. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam satu kali pemeriksaan MTBS
3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah
danupaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam pelayanan kesehatan).
 Sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan dibagi menjadi dua kelompok sasaran,
yaitu:
a. kelompok usia 1 hari sampai 2 bulan (usia < 2 bulan)
b. kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun
 Pengumpulan Data Bayi Baru Lahir
Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologi sehigga dapat
beradaptasi dengan kehidupan di luar uterus (Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi).
Perubahan-perubahan yang cepat dan kompleks itu dimulai dengan terpotongnya tali
umbilikus, selain ada beberapa perubahan fisiologis pada bayi baru lahir kita juga harus
mengetahui ciri-ciri umum bayi baru lahir normal
 Untuk mengetahui ciri-ciri tersebut kita tentukan melakukan suatu pemeriksaan fisik
terhadap bayi baru lahir.Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang
dilakukan terhadap bayi setelah berada di dunia luar yang bertujuan untuk mengetahui
apakah bayi dalam keadaan normal dan memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada
fisik, serta ada atau tidaknya refleks primiti. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi
bayi stabil, biasanya 6 jam setelah lahir.
 Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menurut tiga kategori, meliputi
Klasifikasi menurut masa gestasi
1) Neonatus kurang bulan (preterm infant) : janin dengan usia kehamilan < 37 minggu
2) Neonatus cukup bulan (term infant) : janin dengan usia kehamilan 37 – 42 minggu
3) Neonatus lebih bulan (postterm infant) : janin dengan usia kehamilan > 42 minggu
Klasifikasi menurut berat badan
a) Neonatus berat lahir rendah : janin dengan berat badan lahir < 2500 gram
b) Neonatus berat lahir cukup : janin dengan berat badan lahir 2500 – 4000 gram
c) Neonatus berat lahir lebih : janin dengan berat badan lahir > 4000 gram
 Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua panca indra baik subjektif maupun objektif.
Pengkajian fisik BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada waktu
melakukan pemeriksaan secara inspeksi maupun observasi.

 Pertemuan 14
Petunjuk Bimbingan Antisipasi dan Kecelakaan pada Anak
 Apa itu petunjuk Antisipasi?
Yaitu petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat
mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal.
 Bimbingan Antisipasi akan berbeda untuk setiap tahap usia karna disesuaikan dengan
karakteristik anak.
Sebagai contoh yaitu :
1. Usia Bayi
Ajarkan perawatan bayi dan bantu orangtua untuk memahami kebutuhan dan
respons bayi. Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan keterampilan
motorik anak dan rasa ingin tahu nya.
2. Usia Toddler
Menyiapkan orangtua untuk adanya perubahan perilaku anak, dorong orangtua
untuk melakukan penyapihan bertahap, adanya jadwal makan rutin.
3. Usia Prasekolah
Menganjurkan orangtua untuk meningkatkan minat anak, menyiapkan anak
memasuki lingkungan sekolah, meyakinkan bahwa usia tersebut merupakan
periode tenang pada anak.

 Pencegahan kecelakaan pada anak


Kecelakaan merupakan kejadian yang sering dialami oleh anak yang dapat melukai
bahkan menyebabkan kematian pada Anak. Anak laki-laki biasanya lebih sering
mengalami kecelakaan terutama saat bermain dibandingkan anak perempuan seperti
melompat, memanjat, bermain sepeda dll. Kejadian kecelakaan pada anak sebenarnya
dapat dicegah dan diminimalisir dengan melakukan berbagai upaya diantaranya adalah
memodifikasi lingkungan agar aman bagi anak.
Berikut adl upaya pencegahan yang dapat dilakukan :
a) Masa Bayi
Jenis kecelakaan yang biasanya terjadi yaitu seperti jatuh, luka bakar, keracunan
dan kekurangan oksigen.
Pencegahan yang bisa dilakukan yaitu :
Jangan pernah meninggalkan bayi dikamar mandi atau kamar tidur sendirian, jika
jatuh beri pengaman saat tidur, jangan pernah meninggalkan bayi ditempat yg
tinggi. Orang dewasa jangan merokok didalam rumah, jauhkan peralatan listrik
dari jangkauan bayi, buang bahan-bahan yang mengandung zat kimia.
b) Masa todler
Jenis kecelakaan yang sering terjadi yaitu seperti :
Jatuh luka mengendarai sepeda, tenggelam, keracunan, tertabrak karena lari,
aspirasi dan asfiksia.
Penanganan nya yaitu :
Awasi anak jika bermain dengan sumber air, simpan korek api dan jauhkan dari
kompor serta setrika, jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.

c) Masa Pra Sekolah


Kecelakaan terjadi karena kurang menyadari potensi bahaya seperti bermain
dijalan, mengejar layanan, menyeberang jalan.
Pencegahan yang bisa dilakukan yaitu :
Mengontrol lingkungan, mendidik anak terhadap keamanan dan potensi bahaya

Anda mungkin juga menyukai