Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK TANTANGAN YANG DIHADAPI DALAM PENGALAMAN NILAI-NILAI PANCASILA

Dosen Pengampu : DR. Roni Ekha Putera, S.IP, M.PA Disusun Oleh kelompok 8: 1. Nelti Rosa
(1910111079) 2. Aurora Nafisa Wanda (2111012040) 3. Saripah Ramadhani (1910113103)
UNIVERSITAS ANDALAS 2021/2022
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. makalah ini disusun untuk
melengkapi nilai dan dapat juga sebagai pedoman bagi mahasiswa yang ingin mempelajari Pancasila
namun apabila makalah ini nanti terdapat kesalahan kami sebagai penyusun mohon maaf. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah
ini. Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen Pancasila Bapak
Roni Ekha Putra. yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada kami, serta
kepada rekan-rekan yang lain yang telah berusaha membuat makalah sebaik mungkin agar dapat
bermanfaat oleh mahasiswa. Terlepas dari kekurangan – kekurangan makalah ini kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan amal soleh bagi kami, Aamin. Sabtu, 9
Oktober 2021 Penyusun
BAB I PENDAHULUAN Di zaman yang penuh dengan persaingan ini, makna dan nilai-nilai Pancasila
harus tetap diamalkan dalam kehidupan kita, agar keberadaannya tidak hanya dijadikan sebagai
simbol semata. Pancasila dalam sejarah perumusannya melalui proses yang sangat panjang oleh para
pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para
pendiri negara yaitu pancasila yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. Pancasila
diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bagi kehidupan manusia, baik itu dalam
lingkungan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga dalam berprilaku dan bersosialisasi antar
sesama manusia, baik dalam kenidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus dilandasi
oleh Pancasila yang dijadikan landasan dalam berprilaku. Pancasila juga dijadikan sebagai pedoman
dalam berbagai bidang kehidupan, baik itu bidang ekonomi, sosial, budaya dan bidang-bidang lainnya.
Sehingga segala sesuatu yang dilakukan diharapkan tidak melenceng dari aturan yang telah
ditetapkan sesuai dengan Pancasila. Dengan demikian, apa yang diharapkan dan dicita-citakan oleh
bangsa Indonesia dapat terlaksana dengan baik. Salah satu dimensi gerakan pembudayaan, yang juga
berarti pengamalannya dalam kehidupan nyata, adalah pengembangan pemikiran tentang nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945 yang relevan dengan kebutuhan perkembangan masyarakat dan tuntutan
perubahan zaman, tetapi tetap berada dalam kerangka paradigma atau Tantangan Dan Penguatan
Ideologi Pancasila kandungan hakekatnya yang sesungguhnya. Sejalan dengan itu pengembangan
pemikiran itu bukanlah dimaksudkan untuk merubah atau merevisi, apalagi menggantinya. Justru
yang ingin dicapai adalah untuk memperkuat, mempermantap dan mengembangkan penghayatan,
pembudayaan dan pengamalannya dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Melalui pengembangan pemikiran tantang Pancasila dan UUD 1945 seperti itu diharapkan
bangsa kita akan dapat melahirkan dan mengembangkan gagasan, konsep-konsep dan bahkan teori-
teori baru dalam berbagai bidang kehidupannya yang bersumber dari ideologi dan konstitusi bersama,
serta pada waktu yang sama berhasil
pula menguatkan relevansinya dengan realita perkembangan masyarakat dan tuntutan perubahan
zaman Perjalanan sejarah Pancasila sebagai Ideologi sering diterpa banyak sekali peristiwa salah satu
sejarah yang kelam terjadi dalam Gerakan 30 S 1965 yang dianggap sebagai pembuktian bahwa
Pancasila tidak mudah untuk hilang di negeri Indonesia, sehingga pada tanggal 1 Oktober di peringati
sebagai hari kesaktian Pancasila. Selain dari peristiwa itu pada masa reformasi Pancasila dianggap
sebuah alat politik yang digunakan pada masa orde baru sehingga pada masa reformasi kata Pancasila
dianggap sebagai alat kekuasaan. Tetapi lambat laun peristiwaperistiwa yang telah dilalui dalam
catatan sejarah bangsa Indonesia ditepis dengan mantap oleh Ideologi Pancasila dengan ditandainya
Ideologi Pancasila tetap bertahan sebagai satu-satunya ideologi yang digunakan oleh Negara
Indonesia. Ideologi Pancasila merupakan ideologi terbuka sehingga ideologi Pancasila sangat terbuka,
dinamis, serta dapat menyesuaikan perkembangan zaman yang terjadi di dalam maupun di luar
negeri, baik dari segi perubahan sosial maupun dalam bentuk perubahan atau dikenal dengan revolusi
. Revolusi merupakan sebuah perubahan pradigma mengenai sistem perekonomian. Revolusi pertama
kali dalam catatan sejarah terjadi di tanah Inggris yang lebih dikenal dengan revolusi industri 1.0 yang
terjadi antara 1800-1900, Revolusi industri 2.0 merupakan kelanjutan yang tidak terpisahkan dari
revolusi industri 1.0 yang terjadi di Inggris, revolusi ini berbasis kepada pengertahuan dan teknologi
yang terjadi disekitaran tahun 1900-1960, Revolusi 3.0 ini disebabkan munculnya teknologi informasi
dan elektronik yang masuk kedalam dunia persitiwa ini terjadi antara 1960-2010. Pada saat sekarang
ini revolusi 4.0 ditandai dengan adanya konektivitas manusia, data, dan mesin dalam bentuk virtual
atau yang lebih dikenal dengan cyber physical. Potensi Pancasila kehilangan eksistensi sebagai
ideologi di gelombang revolusi industri 4.0 bisa saja terjadi apabila pemerintah selaku penyelenggara
negara dan masyarakat pada umumnya tidak bekerja sama untuk saling menumbuhkan kesadaran
mengenai pentingnya nilai-nilai Pancasila bagi kehidupan bersama dimasa yang akan datang.
Diharapkan kedepan, pemerintah Indonesia dapat membuat suatu kebijakan yang mencerminkan
nilai Pancasila dan Konstitusi untuk mengatur persoalan menyangkut penemuan dan perkembangan
sains serta teknologi di Indonesia. Pada tingkat paling ekstrim hasil kebijakan tersebut adalah, bahwa
segala penemuan,
perkembangan dan evolusi sains serta teknologi di era revolusi 4.0 harus sesuai dengan nilai dan
kaidah dari ideologi Pancasila. (Faisal, 2019). Peristiwa revolusi 2.0 sampai revolusi 3.0 sudah dilalui
oleh ideologi Pancasila dengan benar dan tepat, sehingga tantangan yang dihadapi pada masa
revolusi selanjutnya harus dijalankan oleh Indonesia melalui ideologi Pancasila dengan benar dan
tepat juga agar ideologi negara republik Indonesia tetap eksis dibumi pertiwi maupaun di bumi
nusantara ini, Pancasila dianggap sebagai leitstar (bintang penunjuk jalan).
BAB II PEMBAHASAN A. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Secara etimologi, ideologi berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri atas 2 kata, yaitu idea dan logos. Idea yang berarti gagasan, cita-cita atau
konsep; Logos yang berarti pemikiran. Jadi, secara etimologi, ideologi berarti ilmu yang meliputi kajian
tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan. Selain secara asal katanya, pandangan mengenai arti
ideologi sendiri juga dikemukakan oleh para ahli, seperti Drs. Moerdiono, yang mengemukakan
bahwa ideologi adalah a system of ideas, akan mensistematisasikan seluruh pemikiran mengenai
kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta kebijakan dan strategi dengan tujuan
menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang terkandung dalam filsafat yang menjadi
induknya. Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah suatu pemikiran yang
berisi nilai nilai tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai.Ideologi sendiri memiliki
fungsi yang sangat sentral bagi suatu negara, di mana fungsi dari ideologi sendiri adalah sebagai
sesuatu yang memperkuat dan memperdalam identitas rakyatnya (Prof. W. Howard Wriggins). Dari
pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ideologi adalah identitas dari suatu bangsa. Sama
seperti identitas yang dimiliki oleh setiap orang sebagai tanda pengenal, ideologi dapat dikatakan
sebagai tanda pengenal dari suatu bangsa.Selain menjadi identitas,ideologi juga memiliki fungsi lain
yaitu fungsi kognitif dan orientasi dasar. Fungsi kognitif memiliki artian bahwa ideologi dapat menjadi
suatu landasan bagi suatu bangsa dalam memandang dunia, sedangakan fungsi orientasi dasar berarti
ideologi tersebut memberikan wawasan dan makna bagi rakyat dan juga memberikan tujuan bagi
rakyatnya. Ideologi memiliki posisi yang sangat penting bagi setiap bangsa. Posisi penting ini
dikarenakan ideologi peranan sebagai arah atau pedoman bagi bangsa untuk mencapai tujuannya
masing-masing. Selain itu, peran lain yang dimiliki oleh ideologi adalah sebagai alat untuk mencegah
terjadinya konflik sosial dalam masyarakat agar setiap masyarakat dapat hidup dalam ketentraman
dan juga memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Peranan lain dari ideologi adalah sebagai alat pemersatu
suatu bangsa.
Ideologi memiliki peran dalam mempersatukan keberagaman yang ada dalam masyarakat supaya
dapat terbentuknya kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.Dari paparan tersebut, maka
dapat terlihat betapa pentingnya ideologi bagi setiap bangsa.Identitas bangsa Indonesia sendiri
tertuang kedalam ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia, yaitu Ideologi Pancasila.Ideologi
Pancasila sendiri dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan berdasar atas pidato Ir. Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945. Ideologi Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia karena Pancasila
memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.Kedudukan itu
seperti Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia,Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia,
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila menjadi dasar negara,Pancasila
sebagai sumber dari segala hukum yang ada di Indonesia,Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa
Indonesia ketika mendirikan negara, dan Pancasila sebagai cita-cita bangsa. Kedudukan inilah yang
menjadikan Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia. Kedudukan ini juga dapat
diartikan bahwasannya Pancasila merupakan suatu landasan bagi bangsa Indonesia dalam
melaksanakan segala aspek yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegera. Selain itu,
Pancasila juga berfungsi sebagai penunjuk arah dalam kehidupan bernegara Indonesia. Sama seperti
kapal tanpa kompas, yang tidak tahu akan kemana arah arus membawanya, Republik ini juga akan
sama seperti itu apabila tidak adanya penunjuk arah,yaitu Pancasila.Pancasila juga mengandung nilai-
nilai sejarah di dalamnya karena Pancasila merupakan suatu perjanjian yang dibuat oleh para pendiri
bangsa ini ketika mendirikan Republik Indonesia ini. Hal-hal inilah yang membuat Pancasila memiliki
fungsi dan juga kedudukan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dengan fungsi dan juga
kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila haruslah dapat
dilestarikan oleh setiap komponen bangsa Indonesia.Pelestarian nilai nilai Pancasila dapat dilakukan
dengan meimplementasikan nilai nilai yang terkandung di dalam Pancasila dalam kehidupan sehari
hari. Nilai-nilai Pancasila sendiri tercermin dalam setiap sila yang ada di dalamnya. Nilai-nilai itu
adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,nilai persatuan,
nilai kerakyatan dan juga nilai keadilan.Nilai ketuhanan dapat diimplementasikan dengan menghargai
setiap umat beragama di Indonesia. Setiap rakyat di Indonesia memiliki agama yang berbeda-beda,
sehingga setiap rakyat haruslah menghargai perbedaan yang ada sebagai bentuk dari implementasi
nilai ketuhanan. Nilai kemanusiaan dapat dipraktekan dengan tindakan tidak melakukan diskriminasi
terhadap suku lain yang terdapat di Indonesia.Nilai persatuan dapat dipraktikkan dengan
menunjukkan sikap cinta terhadap tanah air Indonesia. Nilai kerakyatan dapat dipraktikkan dengan
tindakan menghargai pendapat orang lain ketika mengemukakan pendapat. Nilai keadilan dapat
dipraktikan dengan menjaga hak dan kewajiban dari setiap rakyat. Uraian tersebut hanyalah sebagian
kecil dari praktik nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan masih ada banyak hal yang dapat
dilakukan dalam usaha melestarikan nilai nilai Pancasila di Ibu Pertiwi ini.Ideologi Pancasila haruslah
tetap dilestarikan karena ideologi ini merupakan ideologi yang mencerminkan kepribadian bangsa ini.
Setelah orde baru berkahir pada tahun 1998. Falsafah negara akan hilang baersama dengan tamatnya
presiden suharto. Pada masa orde sepanjang kekuasaan orde baru, pancasila hadir di setiap pidato
kepala negara dan pejabatnya dan hampir tiada hari tanpa pancasila. Bahkan masyarakat indonesia
setiap saat mendengarkan pidatoyang menyatakan arti penting pancasila dalam derap pembangunan
pancasila. Bahkan tidak cukup dalam pidato kenegaraan, pemerintah orde baru juga melakukan
pembudayaan nilai-nilai pancsila dalam berbagai program nasional pendidikan dan penataran
pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila. Kemudian ketika lahirnya era reformasi pada
1998. Setelah runtuhnya era orde baru lahirlah landasan baru bagi bangsa indonesia untuk
berkomitmen menjadi bangsa yang demokratis, cerdas, mandiri, dan bertaqwa kepada uthan yang
maha esa. Untuk menunjang cita-cita ini kemudian model pendidikan kewarganegaraan yang
partisipatif dan kolaboratif yang mengarah pada pembentukan warga negara yang keritis, aktif namun
bertanggung jawab dan mengerti haq dan kewajiban mutlak di lakukan.
B. TANTANGAN YANG DIHADAPI DALAM PENGALAMAN NILAI-NILAI PANCASILA Setelah orde baru
berakir pada tahun 1998. Ideologi negara pancsila seakan hilang bersamaan dengan tamatnanya
pemerintahan presiden soeharto. Pada masa orde baru pancasila hadir disetiap pidato kepala negara
dan bawahannya. Suasana itu berubah total setelah gerakan reformasimuncul dan mengakhiri
kekuasaan orde baru. Pancasila tidak lagi menjadi jargon pembangunan. Pancasila untuk beberapa
saat hilang dari sebutan elit bangsa maupun masyarakat luas. Pancasila hilang, bahkan seakan raib
ditelan ingar-bingar reformasi reformasi telah melahirkan era baru bagi indonesia dimana negara dan
pemerintah tak lagi menjadi sumber utama, sumber wacana dan ketaatan dalam memakai nilai-nilai
pancasila dan bernegara. Lahirnya era reformasi seolah menjadi tombak pemisah antara masa lalu
yang serba pancasila dan era sekarang yang tanpa pancasila. Demikian pun dengan pancasila, lahirnya
era repormasi seakan menyengat kesadaran bangsa bahwa selama ini pemerintahan orde baru telah
melakukan manipulasi atas pancasila. Kenyataan ini toidak bisa dipisahkan dari pengalaman kolektif
warga negara indonesya yang kemudian menjadikan Kesadaran bahwa dibalik semaraknya pendidikan
dan penataran pancasila, negara ternyata pada saat yang asama melakukan tindakan-tindakan yang
jauh dari nilai-nilai luhur pancasila. Tidak cukup di situ banyak kalangan menilai pemerintahan orde
baru telah menghianati butir-butir nilai pancasila yang luhur. Mengiringi reformasi pula indonesia
tidak sepi dari ujian dan ancaman disintegrasi. Tepat menyusulnya era orde baru, indonesia diuji
dengan lepasnya timor-timor, lalu disusul dengan gerakan aceh merdeka(GAM), dan gerakan papua
merdeka yang mengamncam pisah dari NKRI. Bersamaan dengan kemunculan gerakan-gerakan
sparatis ini, jatuhnya orde baru pula ditandai pula oleh berbagai komflik bernuansa primordial.baik
etnik maupun agama konflik antar etnis mulai muncul di berbagai tempat kalimantan barat, disusul
dengan konflik berdarah bernuansa agama di ambon dan sejumlah daerah.
Bersamaan dengan konflik-konflik ini, gelombang demokratisasi di era reformasi juga telah
memunculkan kembali impian-impian politik masa lalu yang telah usang. Munculnya kembali gerakan
berbasis agama yang mengusung ide ,mengganti pancasila sebagai dasar negara dengan islam yang
mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan pancasila. Namun
demikian euforia [2]demokrasi telah mengubah secara signifikan indonesia menjadi masyarakat yang
terbuka dan kritis. Pancasila telah menjadikan segala hal di masa lalu yang tak bisa dipertanyakan, kini
tidak sekedar dipertanayakan tapi juga digugat. Terlalu kuatnya peran negara terhadap warga negara
di masa lalu berdampak sangat kontras di masa reformasi, peran negara melemah.masyarakat sendiri
gemang terhadap ideologi yang muncul di era reformasi, masyarakat seperti kehilangan arah, karena
sebelumnya tidak terbiasa dengan demokrasi. Pancasila yang dulu digadang gadang telah dikhianati
oleh orde baru.  Masalah Yang Dihadapi Oleh Ideologi Pancasila Begitu bayak masalah yang dihadapi
oleh ideologi pancasila itu sendiri, dari semenjak jatuhnya era orde baru oleh era repormasi masalah
yang dihadapi ideologi pancasila sangatlah banyak meluasnya KKN, konflik-konflik yang terjadi
benturan benturan paham yang salah, keagamaan masysarakat dengan demokrasi tampak terlihat
pada kesalah pahaman masyarakat terhadap demokrasi masih banyak dianggap sebagai ekspresi
kebebasan tanpa dibarengi tanggung jawab tanpa penghormatan hak asasi orang lain, keawaman
masyarakat terhadap demokrasi, gerakan gerakan radikalisme agama dengan mengusung agenda
menggantikan dasar negara pancasila, tingkat korupsi yang sangat tinggi didampingi dengan(money
politic), dan semagat primordial yang membonceng wacana demokrasi dan kebijakan desentralisasi
alih alih mewujudkan kesejahteraan, demokrasi belum menunjukan janjinya untuk mensejahterakan
rakyat. Sebaliknya demokrasi masih sebagai kosmetik politik yang bersifat prosedural dengan
transaksi politik uang yang dilakukan elite politik pusat maupun lokal sebagai mesin penggeraknya.
 Tantangan Globalisasi Belum ditambah dengan tantangan globalisasi yang sekarang telah melanda
dunia dan negara kita pengertian globalisasi sendiri adalah: masuknya atau luasnya pengaruh dari
suatu wilayah /negara lain dan atau proses masuknya suatu negara dalam pergaulan dunia. Kemudian
mengingat globalisasi sangat berpengaruh terahadap gaya hidup bahkan edeologi negara. Globalisasi
berasal dari kata Global yang artinya secara umum dan keseluruhan, secara bulat, secara garis besar
bersangkut paut dan meliputi seluruh dunia. Mengglobal berarti meluas ke seluruh dunia atau
mendunia, dan akhirnya menjadi globalisasi yang artinya proses masuknya ke ruang lingkup dunia.
Istilah modern berasal dari kata latin yang berarti “sekarang ini ”. Dalam pemakaiannya kata modern
mengalami perkembangan, sehingga berubah menjadi sebuah istilah. Kalau sebuah ” kata” hanya
mengandung makna yang relatif sempit, sedangkan sebuah ” istilah” akan mengandung makna yang
relatif lebih luas. Modern sebagai sebuah istilah dalam masyarakat kita sudah mulai familiar,
walaupun masih banyak yang verbalisme. Istilah modern ini terutama ditujukan untuk perubahan
sistem kehidupan ( dalam kontek lebih luas : peradaban ), yakni dari peradaban yang bersifat telah
lama menjadi peradaban yang bersifat baru. Kapan perubahan itu mulai terjadi, agak sulit juga
melacaknya. Hanya saja ada orang yang mengira, misalnya ada orang mengatakan pada zaman
Renaissance gejala perubahan itu sudah kelihatan. Ada juga yang mengatakan perubahan yang drastis
terjadi pada masa revolusi industri, diteruskan dengan revolusi kebudayaan. Pada negara tertentu
ditandai oleh terjadinya perubahan politik yang sangat mendasar, misalnya di Uni Soviet (sekarang
Rusia) apa yang disebut dengan Peresteroika dan Glasnot. Di dunia Islam, perubahan dan pembaruan
terjadi setiap lahirnya seorang Nabi dan Rasul. Sedangkan Globalisasi adalah meningkatnya saling
keterkaitan di antara berbagai belahan dunia melalui terciptanya proses ekonomi, lingkungan, politik,
dan perubahan kebudayaan. Globalisasi merupakan salah satu hal yang harus dihadapi oleh berbagai
bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Sebagai anggota masyarakat dunia, Indonesia pasti tidak dapat
dan tidak akan menutup diri dari pergaulan internasional, karena antara negara satu dan negara
lainnya pasti terjadi saling ketergantungan. Globalisasi terdiri dari proses-proses yang
menghubungkan orang di mana saja, sehingga menimbulkan saling ketergantungan di seluruh dunia
dan ditandai dengan pergerakan orang, benda, dan ide-ide secara cepat dalam skala besar melintasi
batas-batas kedaulatan. Ilmuwan politik David Held dan rekan-rekannya mendefinisikan globalisasi
sebagai “perluasan, pendalaman, dan percepatan saling keterkaitan semua aspek kehidupan sosial
kontemporer seluruh dunia, dari budaya sampai kriminal, keuangan sampai spiritual.” Adapun ciri-ciri
globalisasi adalah sebagai berikut: 1. Penyebaran global komunikasi. 2. Meningkatnya kompetensi
orang biasa dan partisipasi mereka dalam politik global. 3. Munculnya pasar global. 4. Penyebaran
budaya sekuler dan konsumeris di seluruh dunia. 5. Munculnya bahasa inggris sebagai bahasa
globalisasi. 6. Meluasnya permintaan akan lembaga-lembaga dan norma-norma demokrasi. 7.
Jaringan antar-kelompok yang menjadi embrio masyarakat sipil global Faktor-faktor pendorong
globalisasi antara lain: 1. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Diterapkannya perdagangan
bebas. 3. Meningkatnya hubungan antar Negara (Rukiyati 2008).
Globalisasi sendiri memiliki dampak pada percepatan penyebaran informasi, semakin mudahnya
setiap orang memenuhi kebutuhan hidup dan memberi kenyamanan dalam beraktifitas.Globalisasi
memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia, yaitu kita dapat mengambil manfaat dari globalisasi dan
menerapkannya di Indonesia. Manfaat globalisasi antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, mempermudah arus modal dari negara lain, dan meningkatkan perdagangan
internasional.Globalisasi memiliki nilai-nilai positif namun juga memiliki nilai-nilai negatif. Untuk
menyaring nilai-nilai negatif maka kita harus berpedoman pada nilai-nilai Pancasila, karena nilai-nilai
Pancasila sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia. Jika kita mengambil nilai-nilai negatif
globalisasi, maka yang akan terjadi adalah kaburnya jati diri bangsa Indonesia dan masuknya
kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Pancasila sangat mungkin mampu menyelesaikan berbagai
persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.[4] Namun demikian faktor manusia baik penguasa
maupun rakyatnya, sangat menentukan dalam mengukur kemampuan sebuah ideologi dalam
menyekesaikan berbagai masalah. Sebaik apapun sebuah ideologi tanpa didukung oleh sumber daya
manusia yang baik, hanyalah angan-angan belaka. Pancasila sekarang dan dimasa-masa yang akan
datang penting bagi paradigma ke arah pembangunan yang baik di segala bidang kehidupan. Jati diri
atau kepribadian bangsa Indonesia yang religius, ramah tamah, kekeluargaan dan musyawarah, serta
solidaritas yang tinggi, akan mewarnai jiwa pembangunan nasional baik dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasannya.  Berikut Beberapa Permasalahan Dan
Tantangan Dalam Era Moderen Dan Globalisasi: Landasan dan pijakan bangsa Indonesia tidak lain
adalah Pancasila. Jadi Pancasila dalam era globalisasi ini harus dijadikan landasan berpijak bagi
kehidupan bangsa Indonesia. Globalisasi merupakan suatu proses atau bentuk di mana kelompok-
kelompok masyarakat dari seluruh penjuru dunia saling mengenal, bekerja sama, berinteraksi sebagai
masyarakat baru. Tantangan yang dahulu dihadapi oleh
Pancasila sebagai dasar negara, jenis dan bentuk-nya sekarang dipastikan akan semakin kompleks
dikarenakan efek globalisasi. Globalisasi menurut Ahmad, M. (2006) adalah perkembangan di segala
jenis kehidupan dimana batasan-batasan antar negara menjadi pudar dikarenakan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Berkembangnya arus informasi menjadi sebuah ciri spesifik
dari terminologi globalisasi. Setiap warga negara akan semakin mudah dan bebas untuk mengakses
berbagai jenis informasi dari berbagai belahan dunia manapun dalam waktu yang sangat singkat.
Dengan perkembangan Informasi yang begitu cepat, tantangan yang diterima oleh ideologi pada saat
ini juga menjadi sangat luas dan beragam. Sebagai contoh, beragamnya banyak agama di Indonesia
yang terkadang menjadi alasan pemicu konflik horizontal antar umat beragama, ekonomi yang mulai
berpindah dari sistim kekeluargaan (contoh: pasar tradisional) menjadi sistem kapitalisme dimana
keuntungan merupakan tujuan utama, paham komunisme, liberalisme, terorisme, chauvinisme, dan
sebagainya. Jika Pancasila menentang kolonialisme, imperialism, dan kapitalisme tidaklah
mengherankan kalau ia bertentangan dengan globalisme, yang tidak lain daripada kapitalisme lanjut
model Amerika yang sedang berusaha menguasai dunia dalam aspek ekonomi. Neokapitalisme ini
bersifat global dan sebagian besar negara sedikit banyak dikuasai, tetapi secara terpisah-
pisah.Globalisai bertentangan dengan sila ke-1 karena ia membangkitkan materialism yang
menentang spiritualitas dan bangkitnya semangat eksploitatif mondial yang menggerus moral dan
etika. Pada globalisasi hormat terhadap nyawa dan manusia erkurang dengan drastis demi pengejaran
kesenangan duniawi dan kebahagiaan semu. Demikian pula terjadi komersialisasi agama dan berbagai
aspek agama dijadikan komoditas, serta pudarnya substansi agamaGlobalisasi bertentangan dengan
sila ke-2. Dengan globalisasi kemanusiaan dan perikemanusiaan diganti oleh teknologi dan efisiensi,
manusia menjadi using atau menjadi suku mesin-industri (teknologisasi) dan dapat dibuang setiap
waktu karena tidak diperlukan lagi. Pada arus globalisasi, hak-hak manusia dan etika dilanggar jika
bertentangan dengan usaha mencari laba dan kekuasaan. Globalisasi juga bertentangan dengan sila
ke-3, karena hilangnya
porositas batas bangsa-bangsa oleh arus bebas fakor-faktor produksi, pelenyapan tariff, tak
terkendalinya arus lintas-batas informasi dan nila-nilai. Demikian halnya dengan sila ke-4 Pancasila
yang juga bertentangan karena globalisme menaikkan per-kapita nasional, tetapi menambah pula
presentase orang miskin, sehngga terjadi rekonfigurasi lapisan-lapisan social-ekonomis. Globalisme
menekan aspirasi rakyat suatu Negara dengan ambis-ambisi korporasi transnasional yang lebih kuat
dari ambisi Negara. Globalisme menghalangi kecerdasan dan kesehatan rakyat dengan bertambah
mahalnya komoditas ilmu pengetahuan dan kesehatan. Tidak hanya sampai di situ Sila ke-5 Pancasila
lagi-lagi juga bertentangan dengan globalisme, karena keadilan komutatif, distributif, dan legal
diperjualbelikan; konsumen tidak berhubungan langsung dengan produsen; dan system legal dibuat
demi keuntungan modal;dan eksploitasi lingkungan dapat mengancam keadilan nasional, regional,
internasional maupun intergenerasinal, karena hutang dan pajak lingkungan tidak dibayar. Akibat
globalisme, lingkungan kultural dan natural akan berubah melalui waktu. Pancasila akan berubah pula
dan demikian pula penafsiran dan prakteknya.  Disamping itu era globalisasi telah memberikan
tantangan terhadap nilai-nilai pancasila 1. Nasionalisme dan internasionalisme Globalisasi telah
mengubah wajah negara berkembang dan indonesia pada khususnya sistem perekonomian yang
dulunya sosialis men-jadi pasar terbuka. Perubahan pasar ini disebabkan oleh adanya interaksi
indonesia dengan negara negara barat. Perubahan lain adalah nilai dan sikap nasionalisme globalisasi
telah membuat semangat nasionalisme menurun, sebab setiap orang berusaha memaksimalkan
kepuasannya dan dapat hidup dinegara maan saja berdasarkan kompetensi dan komitmennya. 2.
Budaya Barat Dan Budaya Indonesia (westrenisasi)
Pertanyaan kritis dan relvan adalah nilai-nilai apakah yang dapat disebut khas indnesia. Dari berbagai
literature dan pengalaman dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara sekurang-
kurangnya ada tiga konsep yang mencerminkan khas indonesia sesuai dengan nilai pancasila yaitu
musyawarah, mufakat dan gotong royong. Kemudian jika demikian bagaimana kita menyablimasikan
nilai-nilai khas indonesia tersebut kedalam tatanan nilai universal Dan lain sebagainya.  Perlunya
Repormasi Ke-Dua Sebagai Restorasi/Reaktualisasi Pancasila Mencermati gegap gempita reformasi
sejumlah pandangan tentang bagaimana memosisikan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara saat ini. Kemudian mereka yang tidak sabar dan tidak setuju dengan demokrasi sebagai
jalan terbaik dengan mudah menuduh demokrasi riberal sebagai penyebab keterpurukan indonesia.
Kemudian solusi bagi persoalan ini kembali kepada nilai-nilai pancasila sebagaimana masa orde baru
atau masa sebelumnya,tanpa memperinci bagaimana seharusnya pancasila di pandang dan
diperlakukan di era demokrasi saat ini. Sebaliknya kelompok lain menganggap demokrasi sebagai
pilihan yang tepat realitas yang tengah dihadapi indonesia saat ini dipandang wajar dalam
pembelajaran berbangsa dan bernegara. Bagi kellompok ini kedudukan pancasila sebagai dasar negar
atetaplah penting bagi indonesia yang majemuk, dan nilai-nilai pancasila ini dinilai sejalan dengan
dengan perinsip perinsip demokrasi dan hak asasi manusia (HAM), sebagai landasan etik dan
pandangan bersama (common platform), pancasila secara subtantif tidak bertentangan dengan
demokrasi yang menitik beratkan proses bernegara melalui mekanisme dari oleh dan untuk rakyat.
Berdasarkan keadaan yang terjadi Kemudian hingga muncullah gagasan rejuvenasi pancasila dan
sejenisnya ini merupakan agenda nasional yang mendesak diwujudkan dan mengundang kalangan
intelektual untuk berperan aktif kemudian sebagai etiaka-etika politik silaila-sila pancasila harus
menjadi orientasi praktilk politik sehari-hari. Hingga kemudian munculah gagasan repormasi pancasila
yang berlandaskan amanat penting dalam kesadaran bahwa pancasila mengharuskan tegak
dan berkuasanya hukum sehingga keadilan makin dapat menjadi kenyataan. Hal ini akan menyapu
bersih merajalelanya korupsi dan berbagai hal lain yang sekarang menjadi sumber malu bagi orang
indonesia. Tegaknya hukum juga menjaga agar besarnya potensi sumber daya alam dapat
dimanfaatkan oleh bangsa indonesia sendiri. Itu semua hanya akan terjadi kalau ketahanan indonesia
cukup terjamin, bahwa selain kesejahteraan nasional yang mantap juga keamanan nasional yang kuat.
Dengan Mkin sejahtera kehidupan rakyat, kekuatan pertahanan yang ampuh juga di bangun, TNI
menjadi kekuatan militer yang harmonis baik di laut, darat, dan udara sesuai dengan luasnya wilayah
NKRI dan jumlah penduduk yang terbesar ke-empat di dunia, serta perkembangan teknologi dunia.
Reformasi kedua atau restorasi pancasila perlu dukungan dari seluruh rakyat indonesya untuk
bersama sama menghadaapi permasalahan yang ada demi terujudnya negara yan aman, damai,
sejahtera dengan berlandaskan nilai nilai pancasila yang haqiqi.
DAFTAR PUSTAKA Azra, azyumardi. Pancasila demokrasi danpencegahan korupsi. Jakarta: penerbit
PRENADAMEDIA, 2015. Suryohadiprojo. Mengobarkan kembali api pancasila. Jakarta:Penerbit Buku
kompas,2014. Hidayat, Komarudin. Pancasila, Demokrasi, Ham, Dan Masyarakat madani. Jakarta:
Penerbit ICCE UIN syarif hidayatullah jakarta, 2016.
https://rahmaseptian278gmail.wordpress.com/2018/01/23/tantangan-pancasila-masa-kini-jaman-
now/

Anda mungkin juga menyukai