Anda di halaman 1dari 3

TATA LAKSANA GIZI BURUK PADA BALITA USIA 6-59

BULAN DI LAYANAN RAWAT INAP

No.Dokumen :800//II.02.6/TUBABA/2021
No.Revisi : UPTD
Dinas Tgl.Terbit : Puskesmas
Kesehatan Halaman : 1/3 Rawat Inap
Kabupaten SOP
Mampu
Tulang PONED
Bawang Kibang Budi
Barat Jaya

UPTD Puskesmas Rawat Inap IkaIsnafuri, SKM


Mampu PONED Kibang Budi Jaya NIP. 19840220 200604 2 009

1. Pengertian Prosedur atau mekanisme pengobatan dan pelayaanan kepada balita


gizi buruk (indeks BB/TB nilai Z-score <-3SD dan atau tanda klinis)
dengan komplikasi yang dirawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan
melalui 4 fase (stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak lanjut)
2. Tujuan  Sebagai acuan dalam tata laksana gizi buruk pada layanan Rawat
Inap
 Membantu memulihkan kondisi balita gizi buruk (status gizi dan
komplikasi penyakit)
3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas No: 445/ / /PKM/I/2021 tentang Standar
Pelayan Publik Puskesmas Rawat Inap Mampu PONED Kibang
Budi Jaya.
4. Referensi a. Buku Bagan Tata Laksana Gizi BurukBuku I dan Petunjuk
Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II, Direktorat Jendral
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta. 2011
b. Pedoman Pelayanan anak Gizi Buruk, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak, Jakarta 2011
c. Buku Petunjuk Pelaksanaan Surveilans, Direktorat Jendral Bina
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta. 2013
d. Modul SOP Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/ Kota Lokus
Stunting, Jakarta, 2020

5. Prosedur / A. Persiapan Awal


Langkah - 1) Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) terlatih melakukan
Langkah tata laksana gizi buruk sesuai protokol tata laksana di
layanan rawat inap, termasuk penanganan kegawat
daruratan atau komplikasi medis.
B. Persiapan Alat
1) Alat antropometri (alat timbang berat badan seperti
timbangan digital anak dan bayi, alat ukur panjang atau
tinggi badan seperti papan ukur panjang atau tinggi badan
(length/ height board) dan Pita LiLA) sesuai standar.
2) Tabel Z-skor sederhana (mengacu pada tabel dan grafik
dalam Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak) atau perangkat lunak (software)
penghitung Z-skor(WHO Anthro).
C. Persiapan Logistik
1) Kartu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
2) Bahan untuk membuat F75, F100 atau formula untuk gizi
buruk lainnya.
3) Home economic set (alat untuk mengolah dan menyajikan
F100, seperti
gelas ukur, kompor, panci, sendok makan, piring,
mangkok, gelas dan
penutupnya, dll).
4) Obat-obatan seperti antibiotika, mineral mix, ReSoMal,
obat cacing dan
5) Vitamin sesuai protokol.
6) Formulir pasien, formulir rujukan, formulir pencatatan dan
pelaporan.
7) Bagan protokol tata laksana kegawatandaruratan atau
komplikasi medis, alat
bantu kerja (job aids) lainnya, seperti tabel F75 dan F100
D. Pelaksanaan
1. Fase Stabilisasi
Tujuan memberikan makanan (Formula 75) pada fase ini
adalah agar kondisi anak stabil dan tidak untuk menaikkan
berat badan. Formula 75 mengandung energi 75 kkal untuk
tiap 100 ml larutan.
a) Energi diberikan 80 – 100 kkal/kg BB
b) Protein 1 – 1,5 g/kg BB
c) Cairan
 Tanpa edema atau +, ++ (130ml/kg BB)
 Dengan edema berat +++ (100ml/kg BB)
d) Pada tahap akhir stabilisasi
 F 75 interval 3 jam (bila dapat dihabiskan) à diganti
F100
2. Fase Transisi
Tujuan memberikan makanan (Formula 100) pada fase ini
adalah mempersiapkan anak untuk menerima cairan dan
energi lebih besar. Formula 100 mengandung energi 100 kkal
untuk tiap 100 ml larutan.
a) Cairan : 150 ml/kg BB
b) Energi : 100 – 150 kkal/kg BB
c) Protein : 2 – 3 g/kg BB
3. Fase Rehabilitasi
Tujuan memberikan makanan pada fase ini untuk mengejar
pertumbuhan, diberikan setelah anak bisa makan diberikan
Formula 100 di tambah makanan bayi / anak.
a) Energi 150 – 220 kkal/kg BB
b) Protein 4 – 6 g/kg BB
c) Cairan 150 – 200 ml/kg BB, Lemak minimal 40 % total
energi
d) Bentuk makanan padat gizi, diberikan menurut BB
e) BB < 7 kg, diberikan makanan bayi / lumat padat gizi.
f) BB ≥ 7 kg, diberikan makanan anak / lunak padat gizi.
g) Cara Membuat Formula
1) Komposisi Bahan F -75 / 1000 ml :
 Susu bubuk skim           : 25 g
 Gula pasir                       : 100 g
 Minyak                           : 30 g
 Mineral mix                    : 20 ml
 Tambahkan air sampai 1000 ml
2) Komposisi Bahan F-100 / 1000 ml :
 Susu bubuk skim           : 85 g
 Gula pasir                       : 50 g
 Minyak                           : 60 g
 Mineral mix                    : 20 ml
 Tambahkan air sampai 1000 ml
3) Langkah-langkah :
a) Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata.
b) Tambahkan larutan elektrolit / mineral mix.
c) Tambahkan susu skim sedikit-sedikit.
d) Encerkan dengan air hangat sedikir demi sedikit, sambil diaduk
sampai homogen sampai menjadi jumlah cairan yang
diinginkan.
e) Larutan ini bisa langsung diminum. Masak selama 4 menit,
bagi balita yang disentri atau diare persisten.

6. Bagan Alir -

7. Hal-hal yang 1.Mencegah dan mengatasi hipoglikemia


perlu diperhatikan 2.Segera berikan 50 ml glukosa/larutan gula pasir 10 % oral
3.Mencegah dan mengatasi hipotermi
4.Pertahankan dan pulihkan suhu tubuh anak agar tidak
hipotermi (36- 37°C)
5. Mencegah dan mengatasi dehidrasi
6. Memperbaiki gangguan keseimbangan
7. Mengobati infeksi
8. Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro
9. Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi
10. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
11. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
12. Petugas Menggunakan APD Level 1
8. Unit Terkait a. Dokter
b. Petugas Gizi
c. Perawat/ Bidan

9. Dokumen Terkait a. Formulir pasien, formulir rujukan, formulir pencatatan dan


pelaporan
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Historis Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai