Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA


(PPRA) DI RUMAH SAKIT PARU RESPIRA DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN R.I

A.PROFIL UMUM RUMAH SAKIT


1. Nama rumah sakit : Rumah Sakit Paru Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Alamat : Jl P Senopati No 4, Palbapang, Bantul
No. Telp./ no Fax. :
Email :
Website :
3. Klasifikasi rumah sakit : RS Pemerintah Kelas C Khusus Paru
4. Jumlah tempat tidur :
Tempat Tidur (TT) Rawat Inap Perawatan Biasa
No Nama Ruangan Setara Jumlah Jumlah Keterangan
Kelas Tempat Tempat
(VIP,I,II,II) Tidur Tidur Bagi
Keseluruhan Peserta
JKN-KIS
1 Kelas III Non Kelas 20 TT 20 TT

2 Ruang Isolasi Non Kelas 2 TT 2 TT


Tekanan Negatif
3 Ruang Isolasi Non Kelas 3 TT 3 TT
Non Tekanan
Negatif

Tempat Tidur (TT) Rawat Inap Perawatan Intensive


No Nama Jumlah TT Jumlah Keterangan
Ruangan Tempat Tidur
Pelayanan Bagi Peserta
Intensive JKN-KIS
1 Ruang HCU 1 TT 1 TT

5. Pemeriksaan mikrobiologi
Rumah Sakit Paru Respira dalam hal ini masih menggunakan fasilitas
Laboratorium Patologi Klinik untuk melakukan analisa-analisa dengan metode yang
disesuaikan, sebagai berikut:
a. Peralatan mikrobiologi yang dimiliki antara lain microscope, centrifuge,
genexpert dan BSC (biosafety cabinet);

b. Jenis pemeriksaan mikrobiologi dan metode yang dilakukan sendiri


adalah pewarnaan gram, BTA, pemeriksaan TCM BTA;

c. Jenis pemeriksaan yang dirujuk ke lab lain dan nama lab rujukan yaitu
pemeriksaan kultur dan dirujuk ke Laboratorium Klinik CITO di Kota
Bantul;

d. Laporan antibiogram tahun berjalan (pola kuman dan kepekaan antibiotik)


belum dapat disusun dikarenakan jumlah sample yang akan di kultur
belum memenuhi syarat.

e. Jumlah sample yang terkumpul sampai dengan bulan November 2020


total 27 sample, dengan rincian :

- Sputum : 14

- Bilasan bronkus : 4

- Darah :3

- Aspirat abses :1

- Cairan pleura :6

Sample yang tumbuh : 22 ; Sample yang tidak tumbuh : 6 ( darah 1 ;


cairan pleura 5)

6. Sumber daya manusia yang bertanggung jawab terhadap pemeriksaan


mikrobiologi:
- Dokter Sp.PK (merangkap dokter penanggung jawab laborat) = 1 orang

- Analis Laboratorium = 12 orang

7. Jumlah tenaga apoteker farmasis klinik:


Untuk menunjang jalannya pelayanan peresepan obat yang cepat, tepat, efektif dan
efisien, Rumah Sakit Paru Respira sebagai Rumah Sakit Tipe C memiliki SDM di
Instalasi Farmasi sebanyak 4 (empat) orang Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTG) sebanyak 9 (sembilan) orang. Sedangkan bentuk pelayanan
peresepan antibiotik di Rumah Sakit mengacu pada Formularium/daftar obat yang
disepakati beserta informasinya yang harus ditetapkan di rumah sakit, dengan
menggunakan form penggunaan antibiotik atau form Formularium.

8. Struktur organisasi PPRA di RS:


SUSUNAN TIM PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
(PPRA)
RUMAH SAKIT PARU RESPIRA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

No JABATAN NAMA
.

1. Ketua dr. Tri Setiana Kusumadewi, Sp.PD

2. Sekretaris dr. Nur Ika Setyowati Anggraeni

3. Anggota

Unsur Komite Farmasi dan Terapi / dr. Diana Septiyanti, Sp.P


Medis

Unsur PPI / Medis dr. Alifia Trisnaningrum

Unsur Komite Farmasi dan Terapi Eni Yulianti, S.Farm.,Apt

Unsur Farmasi Reny Kusumawati, S.Farm.,Apt

Unsur Laboratorium dr. Stephanus Yoanito, Sp.PK

Unsur PPI Eko Suryantoro, S.Kep.Ners

Unsur Keperawatan Dhiah Ismaillia, S.Kep.Ners

Unsur Keperawatan Monica Ayu Prabowolastri, A.Md.Kep

Unsur IPSRS Rusdiyanti Hanifah, S.ST

9. Jumlah kasus sepsis per tahun : 4 pasien dalam setahun


10. Jumlah kasus meninggal karena sepsis per tahun: 2 pasien dalam setahun
*) definisi/kriteria sepsis yang akan dilaporkan mengikuti: kriteria sepsis 2012
*) area di ruang rawat intensif: HCU
B. INDIKATOR PROGRAM
1. Pola Penggunaan Antibiotik Kuantitatif
Tujuan: memperoleh gambaran data penggunaan antibiotik kuantitatif di
rumah sakit dengan cara perhitungan “DDD/100 patient days” untuk pasien
rawat inap dan “DDD/1000 patient populations” untuk pasien rawat jalan.

Data yang dilaporkan:


a. Lokasi: unit/ instalasi dan asal SMF/ KSM
Penyakit dalam dan paru
b. Periode survei Januari 2021 hingga November 2021
c. Jumlah sampel pada periode survei 55 pasien
d. Prosentase pasien yang mendapat antibiotik pada periode survei (-)
e. Gambaran distribusi kasus (-)
f. Penyajian data dalam bentuk tabel dan gambar grafik, sebagai berikut:

Tabel. 1.1 Gambaran jumlah sampel dan prosentase pasien yang


mendapatkan antibiotik pada periode (-)
No. SMF / Jumlah sampel Distribusi Prosentase pasien
Instalasi/ Unit periode survei kasus yang mendapat
(pasien) Antibiotik a)
n %
1
2
3
dst
Keterangan:

formula a): jumlah pasien yang mendapat antibiotik dibagi jumlah


seluruh pasien pada periode survei dikali 100%)
Tabel.1.2 Kuantitas penggunaan antibiotik pasien rawat inap
No. Kode DDD Nama Antibiotik Tot DDD
Tot DDD/rawat inap*100
A J01CR01 ampicillin+Sulbaktam 9,00 3,53
B J01FA10 Azithromisin 23,33 9,15
C J01DD12 Cefoperazon 4,50 1,76
D J01DD02 Ceftazidim 45,00 17,65
E J01DD04 Ceftriaxone 23,00 9,02
F J04AK02 Etambutol 6,67 2,61
G J04AC01 Isoniazid 10,00 3,92
H J01MA12 Levofloxacin 121,50 47,65
I J01DH02 Meropenem 14,00 5,49
J J04AK01 Pirazinamide 3,00 1,18
K J04AB02 Rifampisin 7,50 2,94
Total DDD 104,90

Keterangan:
 Cara perhitungan DDD, mengacu pada PMK no.5 tahun 2015
 Kode ATC dan DDD tiap antibiotik mengacu WHO edisi terbaru

Tabel.1.3 Kuantitas penggunaan antibiotik pasien rawat jalan poliklinik ……


periode …….. (belum dapat dilakukan)
No. Kode ATC Nama Antibiotik Total Total DDD/1000 patient
DDD populations
1
2
3
dst
Keterangan:
 Jumlah kunjungan pasien di poliklinik pada periode survei : ………..
pasien
 Cara perhitungan DDD, mengacu pada PMK no.5 tahun 2015
 Kode ATC dan DDD tiap antibiotik mengacu WHO edisi terbaru

2. Pola Penggunaan Antibiotik Kualitatif


Data penggunaan antibiotik kualitatif merupakan lanjutan dari data audit
antibiotik kuantitatif
Tujuan: memperoleh data gambaran penggunaan antibiotik kualitatif
menggunakan kriteria “Gyssens flowchart”.
Data yang perlu dilaporkan:
a. Lokasi: Unit/ Instalasi dan asal SMF/ KSM
Penyakit dalam bedah anak OBGIN ICU
lain-lain, sebutkan …………..…………..
b. Periode survei (bulan dan tahun)
c. Jumlah pasien yang menggunakan antibiotik pada periode survei (n; %)
(formula: jumlah pasien yang mendapat antibiotik dibagi jumlah seluruh
pasien pada periode survei dikali 100%)
d. Analisis review audit penggunaan antibiotik kualitatif menggunakan
metode kriteria “Gyssens flowchart”, meliputi: kategori VI, kategori V,
kategori IV (kumulatif dari IVA, IVB, IVC, IVD), kategori III A, kategori III B,
kategori II (kumulatif dari IIA, IIB, IIC), kategori I dan kategori 0 (nol)
e. Penyajian data dalam jumlah (n) dan persentase (%), bentuk tabel dan
gambar grafik

Tabel 2.1 gambaran kualitas penggunaan antibiotik di SMF/Instalasi……..


periode ………

No. Kategori Gyssens Jumlah (N) Prosentase (%)a)


1 VI
2 V
3 IV
(kumulatif dari
IVA+IVB+IVC+IVD)
4 III A
5 III B
6 II
(kumulatif dari IIA
+IIB+IIC)
7 I
8 0
TOTAL b)
Keterangan:
 Ekstrak data dari rekam medik ke lembar pengumpul data
(LPD), selanjutnya LPD di-review oleh Tim reviewer yang terlatih
menggunakan metode “Gyssens flowchart” (acuan PMK no.5 tahun
2015)

 a) Pembagi (denumerator) adalah jumlah total kategori Gyssens (b) )

Tim PPRA Rumah Sakit Paru Respira belum dapat melakukan penilaian Gyssens
karena masih kurangnya jumlah anggota tim yang sudah ikut serta dalam
pelatihan PPRA.

3. Data Antibiogram rumah sakit


Data antibiogram merupakan data pola bakteri dan pola kepekaan antibiotik
(antibiotic susceptibility test=AST). Bakteri yang dimaksud adalah isolat
patogen, bukan isolat kolonisasi atau skrining.
Laporan antibiogram tahun berjalan (pola kuman dan kepekaan antibiotik) belum
dapat disusun dikarenakan jumlah sample yang akan di kultur belum memenuhi
syarat.

3.1 Data pola bakteri periode 1 tahun


Jumlah biakan bakteri kokus Gram positif: 6

Jumlah biakan bakteri batang Gram negatif: 9

Jumlah biakan yeast : 7


Tabel 3.1. Pola Bakteri yang Diisolasi dari Spesimen Sputum, bilasan bronkus,
aspirat abses

No. Nama Bakteri Jumlah Persentase a)


1. Escherichia coli 2 12,5
2. Klebsiella pneumonia 1 6,25
3. Enterobacter cloacae 0 0
4. Enterobacter aerogenes 0 0
5. Pseudomonas aeruginosa 0 0
6. Pseudomonas fluorescens 1 6,25
7. Pseudomonas oleovorans 1 6,25
8. Acinetobacter baumannii 3 18,75
9. Enterococcus faecalis 1 6,25
10. Enterococcus faecium 0 0
11. Staphylococcus aureus 0 0
12. Staphylococcus coagulase 3 18,75

negatif (b)
13. Sphingomonas paucimobilis 3 18,75
TOTAL 16
Keterangan:
o Pembagi (denumerator) adalah jumlah total bakteri
o Stafilokokus koagulase negatif: S.epidermidis;
S.hominis; S.haemolyticus
4. Surveilans Prevalensi Multidrug Resistant Organism (MDRO)
 Definisi MDRO adalah mikroorganisme yang resisten terhadap dua atau lebih
golongan antibiotik. Bakteri yang termasuk MDRO: extended spectrum beta-
lactamase producing Enterobacteriaceae (ESBLs), methicilin-resistant
Staphylococcus aureus (MRSA), Psudomonas aeruginosa, Acinetobacter
baumannii, vancomycin resistant Enterococci (VRE), carbapenem resistant
enterobacteraceae (CRE), Klebsiela pneumoni carbapenemase (KPC).
 Prioritas indikator bakteri MDRO yang dilaporkan adalah bakteri
penghasil ESBL dan MRSA
 Tujuan: mengetahui prevalensi bakteri penghasil ESBL indikator bakteri
Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli dan prevalensi MRSA

4.1.1 Prevalensi Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL periode...........(bulan


& tahun)
Formula = jumlah isolat Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL dibagi
jumlah total Kebsiella pneumoniae ESBL dan non ESBL dikali 100 %
Numerator = jumlah isolat Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL
Denumerator = jumlah total isolat Klebsiella pneumonia ESBL dan
Klebsiella pneumonia non ESBL
4.1.2 Prevalensi E.coli penghasil ESBL periode..........(bulan & tahun)
Formula = jumlah isolat E.coli penghasil ESBL dibagi jumlah total E.coli
ESBL dan non ESBL dikali 100 %
Numerator = jumlah isolat E.coli penghasil ESBL
Denumerator = jumlah total isolat E.coli ESBL dan E.coli non ESBL
4.1.3 Prevalensi MRSA periode..........(bulan & tahun)
Formula = jumlah isolat MRSA dibagi jumlah isolat Staphylococcus aureus +
isolat MRSA dikali 100 %
Numerator = jumlah isolat MRSA
Denumerator = jumlah isolat Staphylococcus aureus + isolat MRSA

(Catatan: mohon disampaikan metode yang digunakan untuk menentukan bakteri


gram negatif penghasil ESBL dan MRSA)

Belum dilakukan di RS Paru Respira


5. Penanganan kasus infeksi secara multidisiplin, melalui penyelenggaraan
kegiatan forum kajian kasus infeksi terintegrasi (FORKKIT)
Definisi: Forum Kajian Kasus Infeksi Terintegrasi adalah forum kajian yang
membahas dan berdiskusi tentang penanganan kasus infeksi sulit dan kompleks
secara multidisiplin, dengan kriteria seperti: kasus infeksi yang disebabkan oleh
bakteri MDRO, kasus infeksi multi-organ, kasus infeksi yang menggunakan antibiotik
berkepanjangan tetapi tidak memberikan respon positif, kesulitan dalam penegakan
diagnosis infeksi bakteri.
a. Kegiatan forum kajian kasus infeksi terintegrasi: ada/ tidak ada (pilih salah
satu)
b. jika ada kegiatan FORKKIT:
- laporkan jumlah kasus: ………
- laporkan macam kriteria kasus: ………
- laporkan asal SMF/ KSM: ………
- laporkan outcome kondisi pasien : ……..
FORKKIT belum terlaksana di RS Paru Respira dikarenakan terjadinya pandemi covid.

C. KENDALA – KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PELAKSANAAN PPRA


c. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan PPRA d rumah sakit ? ada
d. jika ada, sebutkan kendalanya dan usulan solusinya
- Koordinasi dengan unit terkait seperti dokter umum dan perawat untuk turut aktif dalam
mengkoordinir sample kultur
- Sosialisasi berkala terhadap semua profesional pemberi asuhan tentang program PPRA
- Evaluasi kendala dalam proses pengambilan sample/proses pembiakan kultur
- Giat mengikuti seminar dan workshop tentang PPRA secara online selama pandemi
berlangsung

CATATAN:
Jika tidak ada data yang dilaporkan sesuai indikator program PRA (Point. B), mohon
diberikan penjelasan/ keterangan alasannya.

Anda mungkin juga menyukai