KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Umum
daerah yang bersangkutan, mulai dari hasil yang lebih rendah hingga gagal panen
input dan output. Input merupakan air yang masuk melalui pengukuran di hulu,
selanjutnya dapat disebut air yang diberikan. Sedangkan air yang hilang adalah
2017)
Dari kondisi tersebut di atas diharapkan dapat ditentukan jenis, letak, fungsi
dan pola distribusi air bersih guna memajukan dan tepat bangunan gedung dan
saluran yang perlu diselesaikan serta pola pengaturan atau distribusi air yang tepat
8
Lokasi Daerah Studi
yang berada di sebelah utara kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah. Secara
geografis Kabupaten Semarang terletak di antara 110° 14’ 54.7” - 110° 39’ 33,3”
bujur timur 7° 3’ 57” - 7° 30’ 00” lintang selatan. Kecamatan Ungaran Timur
memiliki luas 3.799,10 Ha. dengan 5 Desa, 5 Kelurahan, 81 RW dan 449 RT.
tropis, musim hujan biasanya terjadi pada bulan Oktober hingga Maret, kekeringan
biasanya terjadi pada bulan April hingga September. Rata-rata hari hujan tertinggi
Kecamatan Kaliwungu dan Susukan. Bulan dengan curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan Juli dan Desember, sedangkan bulan dengan curah hujan terendah
terjadi pada bulan Juni dan Agustus. Sawah di Kabupaten Semarang diairi oleh tiga
jenis sumber air, yaitu air hujan, sungai, dan air tanah. (Stasiun Klimatologi
Semarang, 2021)
Curah Hujan
dan juga merupakan faktor terpenting dalam analisis hidrologi. Curah hujan yang
sampai ke permukaan tanah dapat diukur dengan mengukur ketinggian air hujan
9
berdasarkan banyaknya air hujan per satuan luas. Hasil pengukuran ini disebut
curah hujan. (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi,
2017).
Jika ada 3 atau lebih stasiun curah hujan yang tersedia, metode kurva massa
berganda adalah cara untuk menguji validitas data curah hujan dengan
lainnya. (stasiun referensi). Stasiun referensi tersebut biasanya adalah nilai rerata
Cara ini paling sederhana, pengukuran yang dilakukan pada beberapa stasiun
sekaligus dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah stasiun. Stasiun curah hujan
yang digunakan dalam perhitungan adalah yang berada di dalam DAS, tetapi
stasiun di luar DAS yang masih bersebelahan juga dapat dipertimbangkan. Nilai
Dimana :
Metode rata-rata aljabar memberikan hasil yang baik apabila (Triatmodjo, 2008) :
10
(2) Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS
Ketersediaan Air
dalam analisis irigasi, curah hujan efektif juga termasuk dalam ketersediaan air.
Perhatian utama dengan ketersediaan air adalah aliran sungai, tetapi ada beberapa
Kehadiran air merupakan bagian dari fenomena alam, seringkali sulit untuk
Ketersediaan air dalam hal sumber daya air biasanya berasal dari air hujan
(atmosfer), air permukaan dan air tanah. Curah hujan yang jatuh dipermukaan pada
suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Daerah Aliran Sungai (WS) sebagian
diuapkan kembali sesuai dengan proses iklim, sebagian akan mengalir di atas dan
di bawah tanah menjadi aliran sungai, sungai atau danau dan sebagian lagi akan
menembus ke bawah. tanah sebagai resapan terhadap kandungan air saat ini di
𝑃 = 𝑅𝑜 + 𝐸𝑡 + ∆𝑆𝑡
(2)
11
Keterangan :
∆𝑆𝑡 = Perubahan simpanan (legas tanah, air tanah, dan air genangan) air dalam
DAS.
Koefisien Limpasan
dan intensitas curah hujan. Faktor utama yang mempengaruhi nilai C adalah laju
infiltrasi tanah, hasil panen dan intensitas curah hujan. (Arsyad, 2006).
kemiringan tanah, tutupan tanaman, dan intensitas curah hujan. Selain itu juga
tergantung pada sifat dan kondisi tanah, air tanah, tingkat kerapatan tanah, porositas
Nilai koefisien limpasan berdasarkan SNI 03-2415-1991 dapat dilihat pada Tabel
1.
12
Tabel 1. Koefisien Aliran Permukaan (C) untuk Daerah Urban
Evapotranspirasi
dari tanah dan air permukaan di suatu DAS. Untuk menentukan evapotranspirasi
acuan, dapat digunakan metode atau rumus empiris seperti: Metode Radiasi,
Penguapan.
faktor meteorologi, seperti suhu udara, kelembaban, kecepatan angin, dan radiasi
matahari. Salah satu metode yang digunakan untuk menghitung besaran ET0 adalah
1987) :
13
𝐸𝑇0 = 𝑐 (𝑊. 𝑅𝑛 + (1 − 𝑊)(𝑒𝑎 − 𝑒𝑑). 𝑓(𝑢)) (3)
berikut:
14
Tabel 2. Radiasi Ekstra Terretrial (Ra) : (mm/hari)
Sumber : Direktorat Irigasi, Pedoman dan Kriteria Perencanaan Teknik Irigasi, Volume
IV, 1980, Jakarta
ed = Rh x ea (5)
keterangan :
Sumber : Direktorat Irigasi, Pedoman dan Kriteria Perencanaan Teknik Irigasi, Volume
IV, 1980, Jakarta
15
4) Menghitung Fungsi Tekanan Uap Nyata
Sumber : Direktorat Irigasi, Pedoman dan Kriteria Perencanaan Teknik Irigasi, Volume
IV, 1980, Jakarta
8) Menghitung Evapotranspirasi
16
31 44.9
32 47.6 0.81
33 50.3
34 53.2 0.82
35 56.2
36 59.4 0.84
37 62.8
38 66.3 0.85
39 69.9
40 0.86
Sumber : Direktorat Irigasi, Pedoman dan Kriteria
Perencanaan Teknik Irigasi, Volume IV, 1980, Jakarta
Debit Andalan
Debit adalah koefisien yang menunjukkan jumlah air yang mengalir dari
sumber per satuan waktu, biasanya diukur dalam liter per/detik. Untuk memenuhi
kebutuhan air irigasi, debit air harus cukup untuk dialirkan ke saluran yang telah
(Anonim,1994):
(b) Pengukuran debit dengan mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas
penampang sungai.
Debit andalan adalah debit yang tersedia sepanjang tahun dengan besarnya
resiko kegagalan tertentu. Terdapat empat metode untuk analisa debit andalan
17
1. Metode Debit Rata–Rata Minimum
Karakteristiknya antara lain dalam satu tahun hanya satu data yang diambil
(data debit rata-rata harian dalam setahun). Metode ini cocok untuk DAS yang
fluktuasi debit maksimum dan minimumnya tidak terlalu besar per tahun dan
Metode ini diasosiasikan berdasarkan tahun normal, tahun kering dan tahun
basah. Debit berbasis tahun normal berarti jika debit tahunan rata-rata kira-kira
sama dengan debit rata-rata untuk sepanjang tahun. Untuk debit berbasis tahun
kering, hal ini jika debit rata-rata tahunan lebih kecil dari debit rata-rata sepanjang
tahun. Sedangkan untuk debit berbasis tahun basah, yaitu jika debit rata-rata
tahunan lebih rendah dari rata-rata debit sepanjang tahun. Metode ini cocok untuk
DAS yang fluktuasi debit maksimum dan minimumnya relatif besar per tahun,
permintaan yang relatif tidak konsisten sepanjang tahun, dan data yang tersedia
relatif lama. Keandalan berdasar kondisi debit dibedakan menjadi 4 antara lain :
(1) Debit Air Musim Kering, yaitu debit yang dilampaui debit-debit sebanyak 355
(2) Debit Air Rendah, yaitu debit yang dilampaui oleh debit-debit sebanyak 275
(3) Debit Air Normal, yaitu debit yang dilampaui oleh debit-debit sebanyak 185
(4) Debit Air Cukup, yaitu debit yang dilampaui oleh debit-debit sebanyak 95 hari
18
3. Metode Tahun Dasar Perencanaan
Keterangan :
Metode ini hampir sama dengan Metode Flow Characteristic yang dianalisa
untuk bulan-bulan tertentu. Metode ini sering digunakan karena keandalan debit
Debit yang andal adalah debit yang andal untuk probabilitas tertentu.
Probabilitas untuk pelepasan andalan ini berbeda. Untuk tujuan irigasi, probabilitas
80% digunakan. Untuk keperluan air minum dan industri tentunya diperlukan
probabilitas yang lebih tinggi, yaitu 90% sampai 95% (Soemarto, 1987). Semakin
Dengan demikian debit andalan juga dapat diartikan sebagai debit terendah
pada tingkat peluang tertentu yang dapat digunakan untuk keperluan penyediaan
air. Oleh karena itu diperlukan perhitungan debit yang dapat diandalkan untuk
menghitung debit dari sumber air yang dapat diandalkan untuk tujuan tertentu.
19
Metode F.J. Mock
dasarnya metode ini adalah bahwa hujan yang jatuh di daerah tangkapan air
permukaan (direct run off) dan sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi).
Pada penelitian ini debit andalan adalah debit dengan probabilitas 80%. Pelepasan
dengan probabilitas 80% adalah pelepasan dengan probabilitas 80% melebihi dari
100% kejadian. Jumlah minimum data yang diperlukan untuk analisis adalah lima
tahun dan umumnya untuk mendapatkan nilai yang baik data yang digunakan harus
hidrologi DAS untuk memprediksi volume debit sungai dengan interval waktu
bulanan. Cara ini dikenal dengan nama model Dr. Mockan, 1986).
2) Dalam sistem yang mengacu pada neraca air, total volume air di Bumi adalah
20
Adapun ketentuan dari metode sebagai berikut:
1. Data Meteorologi
a) Data presipitasi dalam hal ini adalah data curah hujan bulanan dan data curah
hujan harian.
b) Data klimatologi berupa data kecepatan angin, kelembaban, suhu udara dan
𝑑
𝐸 = 𝐸𝑡𝑜 𝑥 𝑥𝑚 (14)
30
𝑚
𝐸 = 𝐸𝑡𝑜 𝑥 (20) 𝑥 (18 − 𝑛) (15)
𝐸𝑎 = 𝐸𝑡𝑜 − 𝐸 (16)
Dimana :
musiman dalam %
21
3. Keseimbangan Air di Permukaan Tanah (∆S)
berikut:
∆S = R – Ea (17)
Dimana :
R = Hujan Bulanan
Ea = Evapotranspirasi actual
Jika nilainya positif (R > Ea) maka air akan masuk ke dalam tanah jika
run off).
Bila harga tanah ΔS negative (R > Ea), air hujan tidak dapat masuk ke dalam
tanah (infiltrasi) tetapi air tanah akan keluar dan tanah akan kekurangan air
(deficit).
b) Perubahan kandungan air tanah (soil storage) tergantung dari harga ΔS.
awal dan nilainya tergantung pada kondisi porositas lapisan top soil daerah
22
kandungan air tanah per m3. Semakin besar porositas tanah, semakin besar
kelembaban tanah.
Dimana :
WS = Water Surplus
S = R – Ea
4. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah (Run Off dan Ground Water Storage)
a) Infiltrasi (i)
Misalnya, kerikil memiliki gaya penetrasi yang lebih tinggi daripada tanah
liat yang tahan air. Untuk tanah terjal dimana air larut sangat cepat di atas
Dimana :
WS = Kelebihan air
23
Pada permulaan perhitungan yang telah ditentukan penyimpanan air awal
Dimana :
persamaan :
Ada tiga jalur yang melalui air hujan atau air hujan menuju sungai. Sebagian
Bagian ketiga akan menembus jauh ke dalam tanah hingga mencapai lapisan
air tanah. Aliran permukaan tanah serta aliran antara sering digabungkan
BF = I – (ΔVn) (22)
24
Dro = WS – I (2.24) (23)
Dimana :
I = Infiltrasi (mm)
WS = Kelebihan air
d) Banyaknya air yang tersedia dari sumbernya Rumus yang digunakan adalah:
Qn = Ron x A (25)
Dimana :
Dimana :
25