Anda di halaman 1dari 6

UTS FISIOLOGI HEWAN

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Berikut saya lampirkan soal Ujian Tengah Semester dengan ketentuan pengerjaan
sebagai berikut:
 Pengerjaan dilakukan secara mandiri dan tidak diperkenankan untuk saling bekerja sama
 Pengerjaan dikirimkan dalam bentuk pdf dengan nama file: kelas_Nama_NIM
 Jawaban anda ditunggu pengirimannya ke alamat evafadilah@uinjkt.ac.id sampai
dengan jam 23.00 WIB tanggal 1 November 2019. Adapun judul di subject
:UTS_FISHEW_kelas_Nama_NIM
 Mahasiswa yang tidak mengirim sampai dengan hari yang telah ditentukan,maka
dinyatakan tidak mengikuti UTS dan tidak ada susulan.

SEMOGA MENJADI ILMU YANG BERMANFAAT


SUKSES UNTUK ANDA
1. “Apapun” yang masuk ke dalam sel akan melewati membran sel. Substansi yang
melewati membran sel ada yang mudah masuk, sulit masuk bahkan tidak bisa masuk.
Bagaimana struktur dan komposisi membran sel yang berperan dalam pengaturan
tersebut? bagaimana struktur membran secara umum beserta fungsinya?
2. Sel saraf dan otot melakukan kerjanya dengan spesialisasi membran yang mudah
tereksitasi. Bagaimana proses eksitasi dari area penghubung yang distimulus akibat
penyebaran pasif di membran sel neuron sehingga adanya aliran informasi ke sel neuron
lainnya atau sel otot?
3. Jelaskan bagaimana syaraf otonom menghantarkan informasi ke efektor?
4. Jelaskan perbedaan jalur simpatetik dan parasimpatetik?
5. Bagaimana proses cahaya masuk ke retina mata dan hubungannya dengan mekanisme
fotoreseptor seperti pada gambar di bawah ini!

6. Kelompokkan jenis hormon berdasarkan lokasi, senyawa kimia dan fungsinya! Pilih
salah satu hormon kemudian jelaskan interaksi hormon tersebut dengan reseptor target!
7. Aktin, bersama dengan tropomiosin dan troponin membentuk lapisan. Jelaskan hubungan
ketiga komponen tersebut dalam proses relaksasi dan kontraksi!

Jawaban:
1. Pengaturan tersebut berkaitan dengan struktur dan komposisi membran sel yang berupa
membran fosfolipid bilayer, pada bagian hidrofobiknya (interiornya) membrane
fosfolipid bilayer tersebut berfungsi sebagai penghalang antara cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler agar tidak semua substansi keluar dari sel atau masuk ke sel. Adapun
komponen protein yang terdapat di membrane juga dapat mempengaruhi lalu lintas
substansi yang masuk keluar sel. Seperti protein carrier, yang mentransfer zat khusus
yang ukurannya lebih besar masuk atau keluar sel. Selain itu, ada protein channel yaitu
protein yang membawa ion terlarut di dalam air untuk masuk ke dalam sel. Adapun
komponen-komponen lain yang ada di dalam sel, yaitu:
a. Fosfolipid, penyusun utamanya yaitu kepala phospat yang bersifat polar dan bersifat
hidrofilik. Bagian ekor yang tersusun atas lipid yang bersifat hidrofobik.
b. Glikolipid, berfungsi sebagai tanda pengenal sel.
c. Kolesterol, berperan untuk menjaga kestabilan fluiditas dari membrane tersebut.
Ketika suhu tinggi kolesterol menjaga membrane agar tidak rusak atau memuai,
ketika suhu rendah kolesterol menjaga membrane agar tidak mengeras atau
membeku.
d. Protein integral, berfungsi sebagai transportasi molekul untuk masuk atau keluar sel.
e. Protein perifer, berfungsi untuk menempelnya hormone atau enzim.
f. Karbohidrat, untuk tanda pengenal diri sel untuk mengidentifikasi dan interaksi antar
sel

2. Sel neuron dan sel otot merupakan sel yang mudah tereksitasi. Ketika sel-sel tersebut
tereksitasi dihasilkannya sinyal listrik yang disebut potensial aksi. Proses eksitasi di area
penghubung yang distimulus yaitu awal datangnya stimulus akan menyebabkan
terjadinya depolarisasi dan hiperpolarisasi pada membrane sel, hal tersebut menyebabkan
terjadinya potensial kerja. Potensial aksi baru dapat dimulai dengan cara yang melibatkan
penyebaran pasif arus situs yang berdekatan yang sudah terdepolarisasi.

3. System saraf otonom merupakan system saraf yang menginervasi atau mendistribusikan
rangsangan ke otot polos, otot jantung, kelenjar dan organ motoric lainnya. System saraf
otonom ini dibagi lagi menjadi 2 yaitu system saraf simpatik dan system saraf
parasimpati, yang keduanya mempersarafi sebagian besar organ visceral atau dinamakan
dengan reflex visceral. Reflek visceral atau biasa disebut reflek otonom terdiri dari
reseptor, neuron sensori, pusat pengolahan (yaitu di interneuron), dan dua neuron motorik
visceral.
Reflek visceral dibagi menjadi 2 jenis reflek, yaitu reflek pendek dan reflek
panjang. Pada reflek panjang, neuron polisinaps mengantar informasi kepada SSP
sepanjang akar dorsal nervus spinalis dalam cabang sensori nervus kranialis, dan dalam
nervus otonom yang menginervasi efektor visceral. Tahapan pengolahan melibatkan
interneuron di SSP dan SSO membawa perintah motoric kepada efektor visceral yang
sesuai. Pada reflek pendek, memotong jalur ke SSP yang mengakibatkan neuron sensori
dan interneuron sehingga badan selnya berada di dalam sel ganglia otonom. Sinaps
interneuron dan perintah motoric kemudian disebarkan oleh serabut postganglion. Reflek
pendek mengontrol respon motoric yang sangat sederhana dengan efek yang terlokalisir.

4. System simpatik dan parasimpatik merupakan bagian dari system saraf yang bertugas
dalam pertahanan homeostasis tubuh. Saraf simpatik adalah saraf otonom yang system
kerjanya cenderung berlawanan dengan saraf parasimpatik. Saraf simpatik berfungsi
untuk memacu dan mempercepat kerja organ-organ tubuh, sedangkan saraf parasimpatik
berfungsi dalam memperlambat atau merilekskan kerja organ-organ tubuh.
Jalur saraf simpatik dan parasimpatik melibatkan dua sel saraf yaitu satu sel yang
terletak di batang otak dan yang lain terletak di sumsum tulang belakang. Sel saraf ini
dihubungkan dengan sel saraf lain yang terletak di ganglion otonom melalui serabut
saraf. Serabut saraf ganglion ini yang terhubung ke organ-organ di dalam tubuh.
Ganglion pada saraf simpatik terletak di kedua sisi sumsum tulang belakang. Saraf
simpatik mendukung tubuh ketika melakukan aktivitas yang berat atau mengalami
ancaman. Respon yang dihasilkan oleh saraf simpatik adalah respon “lari atau
bertarung” karena system saraf simpatik menyiapkan tubuh untuk melawan atau
melarikan diri dari ancaman.

System saraf parasimpatik berpusat atau berpangkal di sumsum tulang lanjutan (medulla
oblongata) dan dari tulang sacrum. Ganglion saraf parasimpatik terletak di dekat organ
yang dipersarafinya. System parasimpatik kebalikan dari system simpatik, yaitu
mendominasi dalam situasi tenang dan santai. Sistem parasimpatik bertugas agar pada
saat yang tenang dan santai tubuh terpusat kepada pemulihan tubuh, seperti pengosongan
kandung kemih atau pengosongan pencernaan.

5. Proses cahaya masuk ke retina mata yaitu sebagai berikut: cahaya  selaput konjungtiva
 kornea  aqueous humor  pupil  vitreous humor  retina (fovea)  saraf
optikus  otak (lobus oksipitalis).

Ada komponen penting yaitu terdapat di retina yang dinamakan sel fotoreseptor.
Sel fotoreseptor adalah sel yang kerjanya terkhususkan untuk menerima rangasan cahaya.
Terdapat 2 jenis sel yang terdapat di lapisan retina, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel
batang merupakan sel yang terkhususkan untuk melihat di malam hari karena
kemampuannya yang dapat merespon cahaya redup pada malam hari dan juga memiliki
sensitivitas yang tinggi, sedangkan sel kerucut terkhususkan penggunaannya pada waktu
siang hari karena sensitivitasnya yang rendah terhadap cahaya. Alasan sel batang lebih
sensitif karena mengandung banyak fotopigmen.
Faktanya memang sel kerucut memiliki sensitivitas yang rendah terhadap sel
batang namun sel kerucut memiliki ketajaman yang lebih tinggi dibandingkan sel batang,
karena setiap sel kerucut memiliki jalur pribadi yang menghubungkan dengan ganglion
(sel saraf) tertentu. Sebelum ganglion melakukan potensi aksi, ganglion harus berada di
ambang batas. Karena sel ganglion dipengaruhi secara pribadi dengan sel kerucut yang
cahayanya cukup dari cahaya siang hari, maka hal ini cukup untuk membawa sel
ganglion ke ambang batas.

Proses penglihatan (mekanisme proses pada retina hingga ke sel saraf)


 Kondisi terang
Cahaya diserap  pengubahan retina ke bentuk all-trans , aktivasi photopigment
 aktivasi transducin  aktivasi phosphodierase  penurunan konsentrasi
cGMP  Saluran Na + di segmen luar ditutup  Hiperpolarisasi fotoreseptor
(potensi reseptor)  Menyebar ke terminal sinaptik  Menutup saluran Ca2 + di
terminal sinaptik  Pelepasan neurotransmitter , setelah pelepasan
neurotransmitter ini terjadi 2 kemungkinan yaitu depolarisasi (+) sel ganglion
yang dilanjutkan dengan adanya potensial aksi kemudian hiperpolarisasi (-) sel
ganglion yang dilanjutkan dengan tidak adanya potensial aksi  penyebaran ke
cortex visual  bidang reseptif diterangi oleh photoreseptor (yang dirasakan
sebagian dari gambar visual).

 Kondisi gelap
Retina dalam bentuk 11-cis  konsentrasi tinggi cGMP  Menjaga saluran Na +
tetap di segmen luar  Depolarisasi photoreseptor  Menyebar ke terminal
sinaptik  membuka saluran Ca2+ di terminal sinaptik  pelepasan
neurotransmitter  setelah pelepasan neurotransmitter ini terjadi 2 kemungkinan
yaitu depolarisasi (+) sel ganglion yang dilanjutkan dengan adanya potensial aksi
kemudian hiperpolarisasi (-) sel ganglion yang dilanjutkan dengan tidak adanya
potensial aksi  penyebaran ke cortex visual  Bidang reseptif fotoreseptor
dianggap sebagai kegelapan.

6. Pengelompokkan hormone:
a. Hormon berdasarkan penyusun senyawa kimia
 Amina yang berasal dari asam amino tirosin.
 Steroid berasal dari kolesterol.
 Hormone peptide dan protein yang terdiri dari asam amino spesifik.
b. Hormone berdasarkan lokasi:
 Hipofisis/pituitary : hormone adrenokortikotropik (ACTH), hormone
pertumbuhan (GH), hormone perangsang folikel (FSH), hormone lituenzing (LH),
hormone prolactin, hormone perangsang tiroid (TSH)
 Kelenjar tiroid : hormone tirosin
 Kelenjar paratiroid : parathormon
 Kelenjar adrenal : hormone glukokortikoid
 Kelenjar pancreas : hormone insulin dan glucagon
 Kelenjar gonad : hormone estrogen, progesterone dan testosterone

Hormone lipofilik (steroid dan hormone tiroid) mempngaruhi sel target dengan
berikatan dengan reseptor intraseluler sel target mereka dengan mengaktifkan gen
spesifik yang menyebabkan sintesis protein baru.

7. Filament tipis yaitu terdiri dari tiga jenis protein, yatitu aktin, troponin dan tropomyosin.
Aktin merupakan komponen utama dalam struktur filament tipis ini, molekul aktin
bergabung menjadi 2 helai dan berpilin menjadi satu disebut actin helix. Molekul
troponin terdiri dari tiga sub unit bulatan kecil serta molekul tropomiosin yang berupa
seperti benang yang disusun agar membentuk pita disamping alur aktin heliks.

 Saat Kontraksi
Ketika impuls saraf berada di neuromuscular junction menyebabkan pelepasan
asetilkolin yang dapat memicu pemebasan ion Ca2+ dari reticulum sarkoplasma.
Kemudian ion Ca2+ akan terikat pada troponin, sehingga terjadi perubahan yang
menyebabkan molekul troponin-tropomiosin bergeser ke samping dan membuka
situs pengikatan myosin di aktin. Kemudian kepala myosin berikatan pada daerah
aktif aktin dengan bantuan ATP dan terjadilah cross bridges, otot kontraksi.

 Relaksasi
Ion Ca2+ tidak terikat pda troponin kemudan molekul troponin-tropomiosin akan
kembali ke semula, yaitu menutup situs pengikatan dari aktin. Hal ini akan
memblokir ikatan aktin dengan miosin dan tidak terjadi cross bridges, otot
mengalami relaksasi.

Anda mungkin juga menyukai