Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TERSTRUKTUR

ANALISIS ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS


ENTREPRENEURSHIP

DOSEN PENGAMPU : IIN MAULINA, M.Pd

DISUSUN OLEH :
NADIA ELSA U D
171610798

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2020
ANALISIS ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

1. Aspek Pasar dan Pemasaran


1) Produk yang Dihasilkan
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan
pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2002:95). Pada bagian ini
menjelaskan keseluruhan produk yang dihasilkan. Perencanaan yang
perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha
manufaktur dan industri pengolahan adalah:
a. Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk
yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk
yang berbahan baku ubi ini disajikan dalam bentuk keripik
yang disediakan dengan berbagai varian rasa dan harga.\
b. Nilai/Manfaat Produk
Produk keripik buah ubi yang ditawarkan memiliki manfaat
yang positif bagi kesehatan konsumen.Produk keripik ubi
juga memiliki Potential Benefit (manfaat potensial) seperti
menjaga lingkungan dan memperdulikan kesehatan
pelanggan.
c. Kegunaan/Fungsi Produk
Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan
oleh konsumen akhir (pemakai akhir). Keripik ubi
merupakan produk yang dapat dinikmati dengan berbagai
pilihan rasa dan harga.
2) Keunggulan Produk
a. Keunggulan kompetitif produk keripik ubi antara lain :
b. Rasa yang sangat renyah dan gurih.
c. Kemasan yang ramah lingkungan.
d. Kesegaran dari ubi jalar yang masih terasa.
e. Harga terjangkau dan sesuai dengan kantong konsumen.
3) Gambaran Pasar
a. Pada tahap ini menceritakan gambaran pasar, mulai dari
gambaran pasar bisnis secara ringkas serta data penjualan
beberapa tahun terakhir.
b. Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap
produk.
c. Proyeksi penawaran dalam beberapa periode/tahun
mendatang. Proyeksi penawaran disesuaikan dengan
permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai
pertumbuhan proyeksi permintaan.
4) Target Pasar atau Segmen Pasar yang Dituju
Target pasar adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifat-
sifat yang sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya
sekelompok orang dengan ciri-ciri yang sama belumlah berarti
mereka membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka mempunyai
ciri-ciri yang sama sebagai pembeli, maka barulah berarti mereka
membentuk suatu pasar sasaran (Situmorang, 2008). Dalam suatu
perusahaan pasti akan memiliki target atau segmentasi pasar yang
dituju untuk mengembangkan usaha yang diproduksi oleh
perusahaan. Target pasar memberikan prospek yang bagus dimana
penulis dapat memasarkan produk keripik ubi ke beberapa tempat
misalnya saja di kedai/warung, di koperasi-koperasi, bahkan dapat
dipasarkan di supermarket-supermarket jika sudah memiliki izin
usaha. Perusahaan yakin akan melangkah ke bisnis ini karena telah
melihat target pasar sebelumnya melalui berbagai media cetak dan
elektronik. Dalam segmentasi pasar, usaha ini tidak
mengelompokkan siapa yang menjadi konsumen akan produk yang
dihasilkan. Perusahaan yakin dengan target atau segmentasi pasar
yang dituju akan membuat usaha ini menjadi lebih berkembang
karena melihat dari usaha yang menjanjikan dan demografi yang
sangat baik untuk usaha ini.
5) Trend Perkembangan Pasar
Masyarakat Indonesia sangat mengikuti trend suatu produk di pasar
saat ini, termasuk keripik ubi. Dengan demikian, perusahaan yakin
ketika usaha ini telah berjalan akan menjadi perusahaan yang dapat
berkembang cepat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perekonomian
Indonesia yang cukup baik dan selera masyarakat untuk mencoba
suatu produk yang unik. Dari analisis perkembangan pasar yang
dilakukan, pertumbuhan ekonomi seperti inflasi dan tingkat suku
bunga mempengaruhi trend perkembangan pasar. Dari segi
pertumbuhan ekonomi dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan
ekonomi di Indonesia sedang membaik dan ini sangat
mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini
mempengaruhi karena dengan tingkat pendapatan yang baik maka
masyarakat akan tinggi pula untuk mengkonsumsi suatu produk.
Keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi suatu produk maka
akan tinggi pula hasrat masyarakat untuk mengkonsumsi produk
dari perusahaan. Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam
perkembangan perusahaan. Dikarenakan ketika inflasi tinggi maka
akan berimbas pada bahan baku penolong usaha ini. Namun, ketika
inflasi turun maka bahan baku penolong juga akan turun sehingga
berimbas pula pada harga produk usaha penulis. Dari segi tingkat
suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan perkembangan
usaha ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi
ketika usaha yang dijalankan mendapat pinjaman dari pihak ketiga
yakni bank. Dalam usaha ini, modal untuk pendirian usaha ini
merupakan usaha dari modal sendiri ditambah modal dari PNPM
mandiri dan usaha ini tidak akan terpengaruh akan naik atau
turunnya tingkat suku bunga.
6) Proyeksi Penjualan
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin,
peralatan, dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah
produk akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas
produksi sampai dengan tingkatan yang rinci semuanya akan
mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk
yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit
per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam).
Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas penjualan dilakukan
dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan rencana
produksinya. Namun dalam usaha rumahan keripik ubi jalar ini,
masih menggunakan alat-alat yang bukan mesin untuk melakukan
pengirisan dan pengolahan ubi.
7) Analisis Pesaing
Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P
menurut Kotler (2000) yang terdiri atas :
a. Price (harga)
Strategi mengenai bagaimana produk lebih menarik
konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya
konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang
lebih murah. Pricing merupakan ekspresi nilai yang
menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang
terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk
melalui jaringan distribusi, dan layanan yang menyertainya
(Raymond Corey, 2001). Sehingga pricing bukan semata-
mata biaya produksi ditambah dengan marjin keuntungan
yang akan diambil, melainkan sebuah nilai yang
mencerminkan value proposition. Harga yang tepat akan
memiliki ikatan yang erat antara pembeli dan produsen.
Harga produk tidak lebih murah daripada produk pesaing,
karena harga tersebut merupakan harga yang sudah sesuai
dengan ongkos produksi.
b. Product (Produk)
Strategi mengenai bagaimana produk usaha dapat menarik
hati konsumen untuk membelinya. Produk yang ditawarkan
merupakan produk keripik ubi yang memiliki kualitas
terbaik dengan kadar gizi yang tinggi dan menyehatkan dan
sekaligus berkhasiat obat.
c. Promotion (Promosi)
Strategi mengenai bagaimana produk dapat dikenal oleh
konsumen melalui cara Personal Selling yaitu promosi
melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada
dengan menawarkan dan mencoba produk langsung.
d. Place (Saluran Distribusi)
Place merupakan cara untuk mendistribusikan produk untuk
sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang
dilakukan secara langsung ke konsumen.
e. People
People merupakan kriteria sumber daya manusia secara
umum yang dapat meningkatkan penjualan produk ke
konsumen secara langsung ataupun tidak langsung. Usaha
ini dilaksanakan oleh pemilik sendiri sebagai pemilik aktif.
Maka pemilik mengutamakan pelayanan dengan sikap yang
ramah, sopan dan bersahabat.
f. Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen
tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan
seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan
terhadap konsumen. Dalam proses, pelanggan dapat melihat
secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional
usaha dituntut untuk menjaga kualitas produksi seperti
mengutamakan kebersihan, langkah kerja yang efektif dan
tangkas menanggapi permintaan.
g. Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam
menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen.
Kemasan produk berisi nama berikut alamat usaha. Dari
analisis pasar dan pesaing yang penulis lihat bahwa, pesaing
dari usaha ubi ini merupakan produk yang sejenis yakni
pesaing yang bersifat subtitusi. Salah satu contoh yaitu usaha
kerupuk.

2. Aspek Operasi
1) Bahan baku dan bahan penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian
utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan
pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang
digunakan adalaah ubi jalar, minyak goreng daan bumbu pelengkap.
2) Proses Produksi
Proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses
yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang
dimaksud. Bentuk proses produk keripik ubi ini dibahas dalam
bentuk resep. Keripik ubi jalar dibuat pertama dengan mengupas
kulit luar ubi, kemudian dicuci dan di iris tipis-tipis. Setelah itu di
cuci kembali sambil menyiapkan penggorengan yang berisi minyak
panas. Masukkan irisan ubi jalar tadi secukupnya. Tunggu sampai
irisan ubi keras dan mengapung di atas minyak. Kemudian angkat
dan tiriskan minyaknya. Setelah minyak kering, segera campurkan
bumbu kedalam irisan ubi yang sudah matang tadi, saat masih panas
tingkat menempelnya bumbu akan lebih bagus, jadi usahakan
mencampur bumbu saat masih panas. Seteah hasil gorengan ubi
dingin, kemudian dikemas dengan plastik berbagai ukuran.
Selanjutnya produk siap dipasarkan.
3) Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang
termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang
ini meliputi listrik, air, telepon, internet, dan lain-lain.

3. Aspek SDM
Kompetensi adalah ciri-ciri yang harus dimiliki oleh seseorang
sehingga dapat dicapai performansi prima dalam suatu bidang pekerjaan.
Pada indikator kompetensi karyawan, kita harus melihat tiga sisi, yaitu sisi
pertumbuhan, efisiensi, dan stabilitas. Di sisi pertumbuhan, akan memantau
durasi bekerja, tingkat pendidikan, dan biaya pelatihan seorang karyawan.
Selain itu tingkat turnover karyawan dan kemampuan meraih pelanggan
juga bisa termonitor.
Sementara itu, di sisi efisiensi, harus dilihat proporsi para
professional (karyawan dengan keahlian tertentu). Begitu juga dengan nilai
tambah per karyawan dan professional serta keuntungan yang dihasilkan
oleh setiap karyawan atau professional. Adapun sisi stabilitas akan terlihat
dari turnover professional di sebuah perusahaan. Perencanaan tenaga kerja
langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal mengenai kualifikasi,
tarif upah, jumlah tenaga yang dibutuhkan, dan persyaratan kerja. Karena
dalam usaha ini pemilik juga merupakan investor aktif yang berarti pemilik
juga menjalankan pekerjaan operasional, maka sistem penggajian tidak
dihitung secara spesifik melainkan menerima pembagian dari laba yang
didapatkan. Sehingga untuk saat ini usaha pemilik belum memerlukan
tenaga kerja tambahan karena masih dapat mengelola sendiri usaha ini.

4. Aspek Lingkungan Bisnis


Sifat dan derajat persaingan dalam suatu industri bergantung pada
lima kekuatan atau faktor; ancaman pendatang baru, ancaman produk/jasa
substitusi, daya tawar menawar pembeli (pelanggan), daya tawar pemasok
dan persaingan antara anggota industri. Untuk menyusun rancangan strategi
menghadapi kekuatan-kekuatan ini, perusahaan harus memahami
bagaimana cara kerja kekuatan tersebut dalam industri dan bagaimana
pengaruhnya terhadap perusahaan dan uraiannya sebagai berikut :
1) Ancaman Masuk/ Pendatang Baru
Pendatang baru membawa masuk kapasitas baru, keinginan untuk
merebut bagian pasar dan juga bagian sumber daya yang cukup
besar. Besarnya ancaman masuk tergantung dari hambatan masuk
yang ada dan dari reaksi peserta persaingan yang sudah ada menurut
perkiraan calon pendatang baru. Jika hambatan masuk tinggi,
sementara calon pendatang baru sudah memperkirakan sebelumnya,
maka pendatang baru tersebut bukanlah merupakan ancaman yang
serius. Menurut Handoko (1994:63-64), pemahaman akan
lingkungan persaingan yang dihadapinya, organisasi mengetahui
posisi persaingannya sehingga lebih mampu mengoptimalkan
operasi-operasinya. Misal, untuk meningkatkan bagian pasarnya
dimana produk dan harga sama dengan para pesaing, perusahaan
harus menciptakan perbedaan-perbedaan dalam pembungkusan,
pelayanan atau promosi. Meskipun pendatang baru untuk hari ini
belum merupakan ancaman, akan tetapi ke depan tidak menutup
kemungkinan akan menjadi ancaman yang besar, jika di dukung
oleh kekuatan modal yang kuat. \
2) Daya tawar Pemasok
Menurut Handoko (1994:65), setiap perusahaan sangat tergantung
pada sumber-sumber dari sumber daya-sumber dayanya untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku (mentah), bahan pembantu,
pelayanan, energi dan peralatan yang digunakan untuk
memproduksi. Oleh karena itu setiap perusahaan tergantung pada
para penyedia bahan-bahan dan peralatan-peralatan. Pemasok dapat
menggunakan ancaman tawar menawarnya atas para anggota
industri dengan menaikan harga atau menurunkan kualitas barang
dan jasa yang di jualnya. Pemasok yang kuat dapat menekan
kemampulabaan suatu industri yang tidak dapat mengimbangi
kenaikan biaya dengan menaikan harganya sendiri. Perusahaan
Keripik ubi barokah dalam memenuhi kebutuhan bahan bakunya
yang dalam hal ini adalah ubi tidak memiliki pemasok tetap.
Biasanya pihak perusahaan terjun sendiri ke pasar ataupun ke
masyarakat langsung yang memiliki tumbuhan ubi yang siap panen,
meskipun kadang ada pemasok yang datang menawarkan ubi.
3) Daya Tawar Pembeli
Perusahaan dalam memproduksi suatu barang tidak bisa terlepas
dari konsumen atau pelanggan sebagai sasaran produk mereka.
Sementara itu pembeli mampu mempengaruhi perusahaan dalam hal
harga, terutama dalam hal menurunkan harga produk. Sehingga
perusahaan harus pandai mencari celah dalam membidik pembeli
potensial. Pembeli memiliki kemampuan untuk menekan harga,
menuntut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak, dan
mengadu domba sesama anggota industri. Pembeli cenderung lebih
peka terhadap harga jika mereka membeli produk yang tidak
terdifferensiasi, relatif lebih mahal terhadap penghasilan mereka,
dan jika kualitas tidak terlalu penting bagi merekaa. Usaha Kripik
Ubi “Barokah” akan berusaha untuk meraup pembeli potensial
melalui sasaran pelemparan produknya, yang mana Usaha Kripik
Ubi Barokah tidak hanya memfokuskan produknya untuk kalangan
menengah keatas tetapi juga memberikan produk yang bisa
merambah pada pembeli kelas menengah kebawah. Sehingga wajar
kalau Handoko (1994:64) mengatakan bahwa manajer pemasaran
harus menganalisa profil langganan sekarang dan potensial serta
kondisi pasar dan mengarahkan kegiatan-kegiatan pemasaran
perusahaan berdasarkan hasil analisa itu. Dalam situasi persaingan
yang ketat, melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan langganan,
perusahaan akan dapat menjaga kelangsungan hidupnya,
berkembang dan mendapatkan keuntungan.
4) Persaingan Antar Anggota dalam Industri
Menurut Handoko (1994:63-64), pemahaman akan ingkungan
persaingan yang dihadapinya, organisasi mengetahui posisi
persaingannya sehingga lebih mampu mengoptimalkan operasi-
operasinya. Misal, untuk meningkatkan bagian pasarnya dimana
produk dan harga sama dengan para pesaing, perusahaan harus
menciptakan perbedaan-perbedaan dalam pembungkusan, pelayanan
atau promosi. Perusahaan memiliki keleluasaan tertentu untuk
memperbaiki keadaan melalui perubahan strategik. Pemusatan usaha
penjualan pada segmen industri yang paling cepat tumbuh atau pada
wilayah pasar yang biaya tetapnya paling rendah dapat mengurangi
dampak persaingan antar anggota industri. Untuk masalah
persaingan dalam industri, Perusahaan Keripik ubi “ Barokah “perlu
melakukan identifikasi posisi pesaing yang ada. Meskipun untuk
skala produksi yang sejenis Perusahaan keripik ubi barokah tidak
memiliki pesaing yang tergolong besar khususnya di wilayah Desa
Pesanggerahan. Dengan memperhatikan berbagai peluang yang
dapat mendukung perkembangan bisnis sejenis tersebut
dimungkinkan dapat menjadi pesaing yang potensial bagi
Perusahaan. Pesaing disini dapat masuk melalui kemampuan
melakukan inovasi produk maupun melalui perolehan pembeli
potensial.
5) Barang Subsitusi
Dalam industri pengolahan terutama bergerak di bidang makanan
dan minuman khususnya jajanan atau camilan, produk kripik ubi
sangat mudah ditemukan produk substitusinya di pasaran. Produk
substitusi seringkali masuk dengan cepat ke dalam industri yang
dapat mengakibatkan turunnya harga atau sebaliknya meningkatkan
kinerja perusahaan. Produk tersebut misalnya berupa kripik-kripik
lain seperti kripik pisang, kripik apel, kripik singkong, dan kripik
lainnya. Bisa juga berbentuk jajanan lain selain jenis kripik.
Penetapan batas harga tertinggi akan membatasi potensi produk atau
jasa substitusi suatu industri. Jika industri tidak mampu
meningkatkan kualitas produk atau mendefinsikannya, laba dan
pertumbuhan industri dapat terancam. Produk dan jasa substitusi
tidak hanya membatasi laba dalam masa-masa normal melainkan
juga mengurangi laba maksimal yang dapat diraih industri dalam
masa keemasan.

5. Aspek Finansial
Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional
adalah tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya. Lembaga
intermediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yakni :
1) Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang
Koperasi
2) Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-
undang
Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim
wirausaha di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri
Keuangan No. SE-31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang
Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil
dan Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan
No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan
Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN
No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999. Sumber
pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
(PUKK) berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana
Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun-tahun
sebelumnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam
merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian
masyarakat melalui kemitraan dengan para pengusaha kecil dan
koperasi serta lingkungan masyarakat sekitarnya. Pelaksanaan
Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK) dan Bina
Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang
bertujuan untuk mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi
rakyat, melalui pemerataan di sektor ekonomi dimana anggota
masyarakat golongan pengusaha kecil dan koperasi di beri
kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya, berdasarkan
bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjaman lunak yang berasal
dari penyisihan laba BUMN.

6. Aspek Hukum
Aspek Hukum meliputi perizinaan untuk melaksanakan kegiatan industri.
Usaha Kripik ubi barokah membutuhkan surat perizinaan berupa :
1) Pembuatan surat perijinan ke Bappeda
Pembuatan surat perijinan ke Bappeda bertujuan untuk mendapatkan
perijinan tentang usaha yang akan dikelola. Audiensnya yaitu
kesekretariatan direktur beserta jajarannya yang bertanggung jawab
tentang perijinan.
2) Pembuatan surat standarisasi BPOM
Pembuatan surat standarisasi BPOM bertujuan untuk meminta
standarisasi produk/barang yang dihasilkan perusahaan. Audiensnya
yaitu para manager produksi, karena produksi harus sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Saluran komunikasinya
yaitu formal dengan pembuatan surat ijin rekomendasi untuk
standarisasi yang produknya telah dilakukan pengujian sebelumnya
3) Sertifikat halal dari MUI

7. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik


Para manajer akan selalu terlibat dengan masalah-masalah biaya,
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan perusahaan. Biaya-biaya ini
setiap waktu selalu berubah-ubah karena factor-faktor ekonomi. Karena itu
menurut Handoko (1994:68), manajer senantiasa menganalisa dan
mendiagnosa faktor-faktor ekonomi seperti kecenderungan inflasi atau
deflasi harga barang-barang dan jasa, kebijaksanaan-kebijaksanaan
moneter, devaluasi atau revaluasi dan yang menyangkut tingkat bunga,
kebijaksanaan-kebijaksanaan fiskal, keseimbangan neraca pembayaran dan
harga-harga yang ditetapkan oleh para pesaing dan penyedia. Jadi, manajer-
manajer perusahaan harus mencurahkan waktu dan sumber daya-sumber
daya untuk melakukan peramalan ekonomi dan antisipasi perubahan-
perubahan harga. Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem
perekonomian tempat suatu perusahaan beroperasi. Faktor ekonomi ini
merupakan faktor yang sangat rawan dan sering menjadi bahan
pertimbangan dalam upaya pengambilan keputusan oleh manajemen dalam
perusahaan, apalagi di tengah situasi yang tidak menentu seperti ini.
Terdapat beberapa indikator ekonomi yang perlu dianalisis untuk
memberikan pertimbangan yang akurat dalam menentukan strategi
perusahaan seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi ataupun pendapatan
nasional. Sisi pendapatan nasional perkapita merupakan salah satu indikator
yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk.
Pendapatan nasional perkapita dapat dilihat dari daya beli masyarakat
secara umum. Pada tahun-tahun terakhir ini, pendapatan perkapita
Indonesia mengalami kenaikan. Kenaikan pendapatan perkapita tersebut
mengindikasikan adanya daya beli potensi oleh masyarakat yang dapat
memberi peluang bagi kegiatan bisni ini. Aspek Ekonomi dan sosiaal usaha
Keripik Ubi “ Barokah “ adalah sebagai berikut :
1) Pembukaan Lapangan kerja dan Pemerataan kesempatan kerja
2) Peningkatan penghasilan devisa negara/ pendapatan negara sebab
berkurangnya jumlah pengangguran dan bertambahnya pendapatan
masyarakat setempat
3) Penghematan devisa sebab usaha ini menggunakan bahan baku hasil
negeri sendiri, tidak mengimport.
4) Aspek sosial meliputi semakin ramainya daerah tempat usaaha
tersebut, sebab usaha ini akan dijadikan tempat berkunjung untuk
dijadikan oleh-oleh dari Pesanggerahan sehingga membuka
kesempatan bagi industri pendukung untuk beroperasi disekitar
usaha ini.
A. Kesimpulan
Selain sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.)
juga mengandung vitamin A, C, dan mineral. Ubi jalar yang daging
umbinya berwarna ungu, banyak mengandung anthocyanin yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan, karena berfungsi mencegah penyakit kanker.
Dalam melakukan studi kelayakan suatu usaha, analisis bisnis yang
perlu dilakukan adalah menilai aspek-aspek seperti aspek pasar dan
pemasaran, aspek operasi, aspek SDM, aspek lingkungan bisnis, aspek
finansial, aspek hukum, aspek ekonomi sosial dan politik. Selain itu,
dengan keras dan ketatnya persaingan usaha pada era modern ini,
pemanfaatan teknologi informasi juga tidak boleh diabaikan. Tanpa
melupakan resiko usaha yang mungkin datang setiap saat, setiap pengusaha
harus siap dan tanggap dengan perubahan lingkungan yang terjadi agar
usahanya tetap lancar, maju berkembang dan mendapatkan untung yang
banyak.

B. Saran
Studi kelayakan usaha ini dilakukan dengan waktu yang cukup
banyak, namun penulis agak lalai dalam menenyelesaikannya, untuk para
pembaca yang budiman jangan lupa mengerjakan tugas tepat pada
waktunya agar semua terselesaikan tanpa-tanpa tergesa-gesa dan hasilnya
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Desmintha, Teh. 2012. Studi Kelayakan Bisnis Keripik Nangka. http://abuamahteh.


blogspot.com/2012/10/studi-kelayakan-bisnis-keripik-nangka.html. Diakses pada
hari Senin 4 Nopember 2013.

Julita, Sarmi. 2011. Tanaman Ubi Jalar. http://julitasweet.blogspot.com/2011/09/


tanamanubijalar.html. diakses pada hari Senin 4 Nopember 2013.
Posted by Unknown at 7:28 PM

Anda mungkin juga menyukai