Anda di halaman 1dari 3

Widyastuti, N.H & Hermanegara, N.A. 2017.

Perbedaan Perubahan Warna antara


Resin Komposit Konvensional, Hibrid, dan Nanofil Setelah di Rendam dalam Obat
Kumur Chlorhexidine Gluconate 0.2%. Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi, 1(1).

Pada penelitian ini terdapat 27 sampel resin dengan diameter 15mm dan ketebalan 2mm yang
dibagi kedalam 3 kelompok yaitu resin komposit konvensional, resin komposit hibrid, dan
resin komposit nanofil. Kemudian ketiga kelompok resin tersebut direndam kedalam obat
kumur chlorhexidine sebanyak 20ml selama 24 jam dan di inkubator dengan suhu 37° C.

Aulia, N.R., et all. 2017. Perbedaan Warna Resin Komposit Nano Filler pada
perendaman Air Rebusan Daun Sirih Merah ( PIPER CROCATIUM) dan Obat
Kumur Non- Alkohol. Dentino : Jurnal Kedokteran Gigi, II (I)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna resin komposit nano filler jika
direndam dalam air rebusan daun sirih merah dan obat kumur yang tidak beralkohol. Dalam
mencapai tujuan tersebut maka peneliti melakukan experimen dengan 30 sampel yang di bagi
kedalam 3 kelompok berdasarkan perlakuannya yaitu air rebusan daun sirih, obat kumur non
alkohol, dan aquabidest. Setiap sampel yang direndam dalam air rebusan daun sirih, obat
kumur non alkohol, dan aquabides di rendam selama 24 jam dan dilakukan inkubator dengan
suhu 37°C.

Armiati, I. Ketut Gusti. 2019. Pemolesan Tumpatan Komposit dapat Menurunkan


Angka Perubahan Warna (DISKOLORISASI) Pada Resin Komposit Nano Filler yang
disebabkan oleh Penggunaan Obat Kumur Chlorhexidine. Jurnal Kedokteran Gigi 15
(1)

Terdapat 24 buah gigi sebagai sampel yang di bagi kedalam 4 kelompok, setiap gigi
sebelumnya telah di lapisi dengan kalsium hidroksida pada kavitasnya agar tidak
menyebabkan iritasi pada pulpa, kemudian permukaan dibersihkan dengan air selama 25
detik dan dikeringkan dengan airway syringe. Setiap kelompok diberi perlakuan yang
berbeda yaitu dipoles atau tidak dipoles dengan silicon rubber atau rubber cup dengan
perendaman obat kumur chlorhexidine dan aquadest. Perendaman sampel terlebih dahulu di
rendam pada larutan saline selama 24 jam dan di inkubator dengan suhu 37°C sehingga
terjadi polimerisasi penuh, dan selanjutnya dilakukan pengukuran awal dengan menggunakan
alat ukur Shade Guide Vita Classical. Setelah itu setiap sample direndam kembali pada
larutan obat kukur chlorhexidine dan aqauadest selama 5 hari dengan mengannti larutan
setiap 24 jam sekali dan dilakukan inkubator pada suhu 37°C. Jika sudah direndam satu
persatu sampe di ambil dengan pinset dan diletakan pada nierbeken dan dilakukan
pengukuran kembali dengan menggunakan shade guide vita classical.

Lindawati, Yumi & Novia. 2017. Efek obat kumur mengandung cengkeh terhadap
kekerasan enamel gigi. Makassar Dent J, 6(1)

Penelitian dilakukan selama 4 bulan dari bulan Januari sampai bulan April. Sampel pada
penelitian ini yaitu gigi premolar pertama rahang atas permanen yang telah diekstraksi.
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini yaitu memotong gigi pada bagian
cementoenamel junction menjadi 2 dengan menggunakan mikromotor dan carborundum disc.
Kemudian mahkota gigi yang akan ditanam pada resin dilapisi dengan nail varnish terlebih
dahulu di bagian cementoenamel junction ke arah palatal sedangkan di bagian
cementoenamel junction yang mengarah bukal, dilapisi dengan wax. Pada bagian mahkota
gigi yang tidak terlapisi oleh wax ditaman self curing resin agar gigi stabil pada resin.
Selanjutnya pada bagian bukal gigi diratakan dengan rotary grinder dan kertas pasir no. 1200,
dengan syarat email yang terbuang tidak sampai 100 μm, langkah berikutnya pada permukaan
gigi dicuci dengan aquibides dan di keringkan dengan air blower (pus-pus). Untuk
menampakkan kondisi rongga, seluruh sampel di rendam dalam demineralisasi jika sudah
sampel di acak untuk dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu H1,S1 dengan masa rendam
30 detik, H2,S2 yaitu 1 menit, dan H3, S3 yaitu 2 menit. Kelompok H yaitu larutan obat
kumur cengkeh tanpa saliva, dan kelompok S menggunakan saliva.Perendaman dalam obat
kumur cengkeh dilakukan setiap hari selama 1 minggu.

Lindawati, Yumi & Novia. 2016. Perbandingan Nilai Kekerasan Permukaan Enamel
pada Perendaman Obat Kumur Cengkeh dengan dan tanpa Penambahan Saliva
Buatan. Jurnal Ilmiah PANNMED, 10(3)

Sampel pada penelitian ini terdiri dari 32 gigi premolar yant dibelah dua pada batas
cementoenamel Junctionh sampai menyisakan bagian mahkota. Kemudian mahkota gigi
yang akan ditanam pada resin dilapisi dengan nail varnish terlebih dahulu di bagian
cementoenamel junction ke arah palatal sedangkan di bagian cementoenamel junction yang
mengarah bukal, dilapisi dengan wax. Pada bagian mahkota gigi yang tidak terlapisi oleh wax
ditaman self curing resin agar gigi stabil pada resin. Selanjutnya pada bagian bukal gigi
diratakan dengan rotary grinder dan kertas pasir no. 1200, dengan syarat email yang terbuang
tidak sampai 100 μm setelah itu dibersihkan dengan aquabidest dan di ukur permukaan awal
enamel. Setelah dibersihkan seluruh gigi di rendam dalam jus jeruk selama 5 menit untuk
demineralisasi, jika sudah selesai sampel di acak dan di bagi dalam 8 kelompok perlakukan
yang mana 4 kelompok gigi direndam dalam obat kumur cengkeh tanpa saliva dan 4
kelompok sisanya akan direndak pada obat kumur cengkeh dengan saliva. Waktu
perendaman berbeda untuk A1,B1 direndam selama 30 detik, kemudian A2,B2 direndam
selama 1 menit, A3, B3 direndam selama 3 menit, dan A4,B4 direndam selama 4 menit
kemudian semuanya direndam kemgali dalam aquabidest selama 24 jam didalam inkubator
37°C. Penelitian dilakukan selama 1 minggu.

Anda mungkin juga menyukai