Aksi Nyata Modul 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

AKSI NYATA MODUL 2.

1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Oleh

Nila Mustakhul Janah

CGP Angkatan 4 Kab. Pati-Unit kerja SDN Jimbaran

Menurut Tomlinson (2000) Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk


menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu
setiap murid. Berdasarkan pada definisi di atas pembelajaran berdiferensiasi
merupakan pembelajaran yang dapat mengakomodasi semua perbedaan dan memfasilitasi
keberagaman yang dibutuhkan oleh setiap individu murid.

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in


Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan
belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah: kesiapan
belajar murid, minat dan profil belajarnya. Maka dari itu Pembelajaran Berdiferensiasi dapat
dilakukan di kelas karena pembelajaran tersebut dapat menyesuaikan kesiapan belajar murid,
minat dan profil belajarnya.

Strategi Pembelajaran berdiferensiasi yakni: diferensiasi konten, diferensiasi proses,


dan diferensiasi produk.

1. Diferensiasi Konten
Berhubungan dengan apa yang diajarkan kepada murid dengan mempertimbangkan pemetaan
kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek
profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.
2. Diferensiasi Proses
Dalam kegiatan ini guru perlu memahami apakah murid akan belajar secara berkelompok
atau mandiri. Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid-murid.
Siapa saja murid yang membutuhkan bantuan dan siapa saja murid yang membutuhkan
pertanyaan pemantik sehingga seterusnya murid dapat belajar secara mandiri. Semua hal
tersebut harus dipertimbangkan dalam skenario pembelajaran yang akan dirancang guru.
3. Diferensiasi Produk
Memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang
diinginkan. Bisa berbentuk gambar, lukisan, tulisan, pertunjukan drama, presentasi, pidato,
rekaman audio, video, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus
mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang
diharapkan bisa tercapai.
Dalam penerapan aksi nyata penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang saya
lakukan adalah :

1. Membuat pemetaan kebutuhan belajar siswa dengan memberikan angket melalui


google form, ada 10 pernyataan angket berkaitan dengan gaya belajar siswa dan minat
belajar siswa. Dari 31 siswa di kelas saya diperoleh data, gaya belajar 24 siswa lebih
ke visual dan auditori, kemudian 7 siswa lebih ke kinestetik, dan 1 siswa termasuk
gaya belajar kinestetik masih perlu bimbingan guru karena belum maksimal dalam
membaca.
2. Dari hasil pemetaan kebutuhan belajar tersebut, saya membuat RPP pembelajaran
berdiferensiasi dengan mengutamakan tujuan pembelajaran yang mencakup ABCD
(Audience, Behavior, Conditions, dan Degree), menerapkan 3 strategi berdifrensiasi,
dan penilaian berkelanjutan. Tak lupa saya menggunakan media dan metode yang
dapat mengakomodir semua kebutuhan siswa di kelas.
3. Dalam pembelajaran yang masih daring, lebih banyak saya lakukan melalui
Whastapp Group karena tidak semua anak memiliki Hp sendiri, kebanyakan Hp
dibawa orang tuanya bekerja, jadi untuk melakukan gmeet sangat sulit. Dalam WG
untuk media pembelajarannya saya tampilkan video dari youtube mengenai materi
yang saya ajarkan, dari youtube tersebut sudah bisa mengakomodir kebutuhan siswa
audiotori, visual, serta kinestetik anak bisa menirukan kegiatan yang dilakukan dalam
video tersebut.
4. Untuk penilaian yang mencakup 3 aspek yaitu pengetahuan, keterampilan dan sosial.
Untuk pengetahuan berupa soal pilgan atau isian. Untuk siswa yang kinestetik
penilaiannya lebih dominan ke praktek.

Disamping itu saya menjadi lebih peka terhadap perbedaan-perbedaan individual


murid. Hal ini tentu menjadi bahan pertimbangan secara berkelanjutan untuk mendesain
pembelajaran yang cocok dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid, atau
mungkin melakukan scaffolding, yakni proses menuntun sampai murid dapat melakukan
secara mandiri baik atas bantuan orangtua di rumah atau guru ngaji di lingkungan rumah
murid termasuk juga menjadi pertimbangan penulis dari aspek penilaian sebagai bentuk
evaluasi dan refleksi kemajuan yang dicapai oleh murid-murid.

Anda mungkin juga menyukai