Masa Primitif, gua dihuni oleh manusia Cro Magnon dan berlindung, kuburan
dan untuk pemujaan roh leluhur .
1674, John Beaumont seorang ahli bedah dan ahli geologi amatir dari Samerset
Inggris melakukan pencatatan laporan ilmiah penelusuran gua sumuran
(potholing) yang pertama kali dan diakui oleh British Royal Society.
1670 - 1680, Baron Johann Valsavor dari slovenia adalah orang pertama yang
melakukan deskripsi terhadap 70 gua dalam bentuk laporan ilmiah lengkap
dengan komentar, sketsa dan peta sebanyak 4 jilid dengan total mencapai 2.800
halaman. Atas jasanya British Royal Society memberikan penghargaan ilmiah
kepadanya.
1818, Kaisar Habsburg Francis I adalah orang yang pertama kali melakukan
kegiatan wisata di dalam gua yaitu saat mengunjungi Gua Adelsberg (Sekarang
Gua Postonja di eks Yugoslavia). Kemudian Josip Jersinovic yaitu seorang
pejabat di daerah tersebut tercatat sebagai pengelola gua profesional yang
pertama.
1838, Pengacara Franklin Gorin adalah tuan tanah yang memiliki areal dimana
gua terbesar dan terpanjang di dunia yaitu Mammoth Cave di Kentucky AS.
Olehnya gua tersebut dikomersialkan dan dipekerjakannya seorang mulatto
bernama Stephen Bishop berumur 17 tahun sebagai budak penjaga gua tersebut.
karena tugasnya tersebut Stephen Bishop dianggap sebagai Pemandu Wisata
Gua Profesional (Cave Guide) pertama. Mammoth Cave sendiri terdiri dari
ratusan lorong (Stephen Bishop menemukan sekitar 222 lorong) dengan panjang
300 mil hingga kini belum selesai ditelusuri dan diteliti. Tahun 1983 oleh usaha
International Union of Speleology, Mammoth Cave diakui oleh PBB sebagai
salah satu warisan dunia (World Herritage).
1866-1888, pada masa ini diakui sebagai saat lahirnya Ilmu Speleologi yang
dipelopori oleh Edouard Alfred Martel (1859-1938)berkat usaha kerasnya
selama 5 yang diakui sebagai Bapak Speleologi Dunia. Semua ini tahun dalam
suatu Kampanye Penelusuran Gua yang berisi metoda yang menggabungkan
bidang Ilmu Riset Dasar dalam eksplorasi gua sehingga dapat dilakukan suatu
penelitian yang Multi disipliner dan Interdisipliner. Metoda tersebut diakui oleh
para ahli sebagi cara yang paling tepat, konstruktif dan efisien dalam meneliti
lingkungan gua. Bahkan tata cara tersebut dianggap sebagai pokok penerapan
disiplin, tata tertib, etika dan moral kegiatan Speleologi Modern pada masa
sekarang.
Masa Primitif, gua dihuni oleh manusia Cro Magnon dan berlindung, kuburan dan untuk pemujaan roh leluhur
Gua litoral : sesuai namanya terdapat di daerah pantai, palung laut ataupun di
tebing muara sungai, terbentuk akibat terpaan air laut (abrasi)
Gua batu gamping (karst) : adalah fenomena bentukan gua terbesar (70% dari
seluruh gua di dunia). Terbentuk akibat terjadinya peristiwa karst (pelarutan
batuan kapur akibat aktifitas air) sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan
batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan gamping.
Diperkirakan wilayah sebaran karst Indonesia adalah yang terbesar di dunia
Gua pasir, gua batu halit, gua es dsb : adalah bentukan gua yang sangat jarang
dijumpai di dunia, hanya meliputi 5% dari seluruh jumlah gua didunia.
FUNGSI GUA.
Tempat berlindung (primitif) manusia dan hewan
Tempat penambangan mineral (kalsit/gamping, guano) - tempat perburuan
(walet, sriti, kelelawar)
Obyek wisata alam bebas dan minat khusus
Obyek sosial budaya (legenda, mistik) - gudang air tanah potensial sepanjang
tahun
Laboratorium ilmiah yang peka, lengkap dan langka
Indikator perubahan lingkungan paling sensitif
Fasilitas penyangga mikro ekosistem yang sangat peka dan vital bagi kehidupan
makro ekosistem di luar gua.
tentang gua buatan seperti terowongan rahasia, gua-gua penambangan, dan gua-
gua perlindungan pada masa Jepang (gua Jepang, bunker, dll).
Di Indonesia, Speleologi merupakan ilmu yang masih tergolong baru, mulai di
perkenalkan pada tahun 80-an, sedangkan di Perancis dan Jerman ilmu ini sudah
di pelajari sejak abad ke 19. di belahan Eropa, ilmu ini berkembang sangat pesat
seiring dengan kegiatan petualangannya. Sampai saat ini perkembangan
Speleologi di Indonesia masih terbatas pada pembahasaan mengenai gua-gua
karst, dan yang menjadi kendala besar adalah antara ilmuan/peneliti dan para
penelusur gua masih jalan sendiri-sendiri. Belum dapat di terapkan speleologi
yang aplikatif sehingga sebagian besar hasil penelitian hanya untuk ilmu
pengetahuan saja.
Gua merupakan ssesuatu yang dapat membuat manusia takjub, karena selain
sebagai anugrah Tuhan kepada kita, juga masih banyaknya misteri yang
terdapat di dalamnya. Apabila kita memasuki gua dengan membawa alat
penerangan dan menelusuri ruangan di dalamnya, kita akan bertanya-tanya
apakah yang akan kita temui pada lorong atau lingkungan gua berikutnya.
Mungkinkah ada sungai bawah tanah atau kolam yang tenang atau lubang yang
menganga yang kita tidak tahu kedalamannya. Mungkin juga kita temui ruangan
yang besar yang di hiasi oleh berbagai seni pahat (ornament) yang tidak bisa di
buat oleh manusia.
Menurut IUS yang berkedudukan di Wina, Austria, gua adalah setiap ruangan
bawah tanah yang bisa di masuki orang. Gua memiliki sifat yang khas dalam
mengatur suhu udara di dalamnya, yaitu saat udara di luar panas maka di dalam
gua akan terasa sejuk, begitu pula sebaliknya. Sifat tersebut menyebabkan gua
di gunakan sebagai tempat berlindung. Gua-gua yang banyak di temukan di
Indonesia sebagian besar adalah gua batu gamping dan gua karst. Gua
merupakan suatu lintasan air di masa lampau dan kini kering (gua fosil) atau
masa kini, dan terlihat di aliri sungai (gua aktif). Karenanya mempelajari gua
tidak terlepas dari mempelajari hidrologi karst dan segala fenomena karst di
bawah permukaan (endo karst phenomena) supaya memahami cara-cara gua
terbentuk dan bagamana cara memanfaatkannya sebagai sumber daya alam,
yang mempunyai estetika tinggi sebagai obyek wisata gua atau sebagai sumber
air tanpa mencemarinya.
Tali yang terbuat dari serat nilon yang mampu menahan beban hingga
ratusan kilogram. Tali ini juga sangat fleksibel karena bisa
diinstalasi untuk menyesuaikan dengan kondisi dinding goa vertikal.
Pakaian overall
Pakaian ini sangat penting karena bisa menutupi seluruh badan.
Terlebih lagi di goa sangat mungkin bertemu binatang, bebatuan, dan
medan yang siapa tahu membuat kulit tergores.
Sepatu boot
Banyak penelusur goa yang menggunakan sepatu boot tentara karena
medan goa biasanya berupa lumpur atau bebatuan. Kadang-kadang
ditambah gaiters untuk menutupi kaki dari masuknya lumpur ke sepatu.
Tas terpal
Tas ini selain untuk membawa beban, juga bisa dimanfaatkan
sebagai bantalan tali jika menemukan tanah atau batu yang runcing.
Dengan begitu, tali tidak mudah friksi dengan tanah atau batu.
Tidak sok pamer atau menutup-nutupi kepandaian (merasa minder atau malu)
Jika tidak sanggup maka tidak memaksakan kehendaknya. Tunjukkan RESPEK
Kepada Sesama Penelusur Gua.
Bahaya