Anda di halaman 1dari 6

Etiologi

Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun gangguan


keseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat menimbulkan ansietas pada diri seseorang.
Faktor genetik juga merupakan faktor yang dapat menimbulkan gangguan ini. Ansietas
terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi situasi, masalah dan tujuan hidup
(Videbeck, 2008). Setiap individu menghadapi stres dengan cara yang berbeda-beda,
seseorang dapat tumbuh dalam suatu situasi yang dapat menimbulkan stres berat pada orang
lain. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi ansietas adalah :
1. Faktor predisposisi
Berbagai teori yang di kembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah:
a. Teori psikionalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian yaitu ide, ego
dan Super ego. Ide melambangkan dorongan insting atau impuls primitif. Super ego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang, sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego.
Ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya yang perlu
segera diatasi.
b. Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Berhubungan juga
dengan trauma masa perkembangan seperti kehilangan, perpisahan. Individu dengan
harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami ansietas berat
c. Teori perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Kajian biologis
Otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines. Reseptor ini di
perkirakan turut berperan dalam mengatur ansietas.
2. Faktor presipitasi
Bersumber dari eksternal dan internal seperti:
a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
menurunnya kemampuan melaksanakan fungsi kehidupan seharihari.
b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan
integritas fungsi sosial.
3. Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku secara
tidak langsung timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya mempertahankan
diri dari ansietas. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan
ansietas (Ermawati dkk, 2009).

Jenis-jenia ansietas
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari.
Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada.
Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
Respon fisiologi:
a. Sesekali napas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Gejala ringan pada lambung
d. Muka berkerut dan bibir bergetar
Respon kognitif:
a. Lapang persepsi melebar
b. Mampu menerima rangsangan yang kompleks
c. Konsentrasi pada masalah
d. Menjelaskan masalah secara efektif

Respon Perilaku dan Emosi:


a. Tidak dapat duduk tenang
b. Tremor halus pada tangan
c. Suara kadang-kadang meninggi
2. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebihmemfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.
Respon Fisiologi:
a. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
b. Mulut kering
c. Anorexia
d. Diare/konstipasi
e. Gelisah Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi menyempit
b. Rangsang luar tidak mampu diterima
c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatian Respon Perilaku dan Emosi:
a. Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
b. Bicara banyak dan lebih cepat
c. Susah tidur
d. Perasaan tidak aman
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi
berpikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian
pada area lain.
Respon Fisiologi:
a. Sering napas pendek
b. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
c. Berkeringat dan sakit kepala
d. Penglihatn kabur
e. Ketegangan
Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi sangat sempit
b. Tidak mampu menyelesaikan masalah ResponPerilaku dan Emosi:
a. Perasaan ancaman meningkat
b. Verbalisasi cepat
c. Blocking
4. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah
terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-
apa walaupun telah di berikan pengarahan.
Respon Fisiologi:
a. Napas pendek
b. Rasa tercekik dan palpitasi
c. Sakit dada
d. Pucat
e. Hipotensi
f. Koordinasi motorik rendah Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi sangat sempit
b. Tidak dapat berpikir logis Respon Perilaku dan Emosi:
a. Agitasi, mengamuk dan marah
b. Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
c. Kehilangan kendali atau kontrol diri
d. Persepsi Kacau
Respon Fisiologi yang mempengaruhi system yang ada dalam tubuh manusia adalah:
a. Sistem Kardiovaskuler
1) Palpitasi
2) Jantung berdebar
3) Tekanan darah meningkat
4) Denyut nadi menurun
5) Rasa mau pingsan
b. Sistem respirasi
1) Napas cepat
2) Pernapasan dangkal
3) Rasa tertekan pada dada
4) Pembengkakan pada tenggorokan
5) Rasa tercekik
6) Terengah-engah
c. Sistem kardiovaskuler
1) Peningkatan reflex
2) Reaksi kejutan
3) Insomnia
4) Ketakutan
5) Gelisah
6) Wajah tegang
7) Kelemahn secara umum
8) Gerakan lambat
9) Gerakan yang janggal
d. Sistem Gastrointestinal
1) Kehilangan nafsu makan
2) Menolak makanan
3) Perasaan dangkal
4) Rasa tidak nyaman pada abdominal
5) Rasa terbakar pada jantung
6) Diare
e. Sistem Perkemihan
1) Inkontensia urine
2) Sering miksi
f. Sistem integument
1) Rasa terbakar
2) Berkeringat banyak di telapak tangan
3) Gatal-gatal
4) Perasaan panas atau dingin pada kulit
5) Muka pucat
6) Berkeringat seluruh tubuh Respon perilaku kognitif: a. Perilaku
1) Gelisah
2) Ketegangan fisik
3) Tremor
4) Gugup bicara cepat
5) Tidak ada koordinasi
6) Kecenderungan untuk celaka
7) Menarik diri
8) Menghindar
9) Terhambat melakukan aktifitas
b. Kognitif
1) Gangguan perhatian
2) Konsentrasi hilang
3) Pelupa
4) Salah tafsir
5) Adanya bloking pada fikiran
6) Bingung
7) Rasa khawatir yang berlebihan
8) Kehilangan penilaian objektifitas
9) Takut akan kehilangan kembali

Anda mungkin juga menyukai