4.B.4 Towards Net Oil Exporter
4.B.4 Towards Net Oil Exporter
Oleh:
Ir. Oetomo Tri Winarno, MT
Departemen Teknik Perminyakan - Institut Teknologi Bandung
ABSTRACT PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara pengekspor dan Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor
pengimpor minyak bumi. Sebagian kilang-kilang minyak bumi dan merupakan salah satu negara
minyak domestik menggunakan minyak bumi anggota OPEC (Organization of Petroleum
impor sebagai bahan baku. Dengan produksi Exporter Country). Industri minyak bumi di
minyak bumi yang terus menurun, porsi minyak Indonesia telah berkembang lebih dari seratus
bumi impor semakin meningkat. Selain itu, tahun. Sektor minyak dan gas bumi juga telah
dengan konsumsi bahan bakar minyak domestik memberikan sumbangan yang cukup besar
yang meningkat dan terbatasnya kapasitas kilang terhadap pembangunan nasional, khususnya pada
minyak, memaksa Indonesia untuk mengimpor tahun-tahun 1970-an hingga 1980-an. Namun
bahan bakar minyak. demikian, kecenderungan ke depan kondisi
tersebut di atas akan berubah.
Mulai tahun 2003, secara netto Indonesia telah
menjadi negara pengimpor minyak (minyak bumi Banyak yang tidak menyadari bahwa cadangan
dan bahan bakar minyak), dan volume impornya minyak bumi Indonesia semakin menipis dan
terus meningkat dalam dua tahun terakhir. Surplus kemampuan produksinya semakin menurun. Di
perdagangan minyak bumi saat ini sangat rendah, sisi lain, pola konsumsi energi yang sangat
sedangkan impor bahan bakar minyak mencapai tergantung pada minyak bumi yang telah
lebih dari seperempat konsumsi domestik. terbentuk selama bertahun-tahun akan sulit untuk
diubah. Tanpa ada perubahan kebijakan,
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah pemakaian minyak bumi akan terus tumbuh di
mentargetkan peningkatan produksi minyak bumi tahun-tahun mendatang. Sehingga ekspor minyak
dengan mendorong pengoperasian lapangan- bumi akan terus berkurang dan impor minyak
lapangan minyak baru dan meningkatkan bumi semakin meningkat.
perolehan minyak dari lapangan-lapangan yang
ada. Namun demikian, peningkatan produksi Dengan volume subsidi BBM yang sangat besar
minyak bumi tidak dapat berjalan seketika, pada saat ini, pendapatan bersih (pendapatan pajak
diperlukan waktu dan kondisi-kondisi yang dan non pajak minyak bumi dikurangi subsidi
memungkinkan untuk tumbuhnya investasi. BBM) dari minyak bumi dalam APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) semakin
Apabila skenario peningkatan produksi minyak menurun. Bahkan pada saat ini, kenaikan harga
bumi dan kapasitas kilang minyak domestik dapat minyak dunia justru nenyebabkan meningkatnya
dijalankan dan konsumsi bahan bakar minyak defisit APBN, tidak ada lagi windfall profit dari
dapat dikendalikan, maka Indonesia diperkirakan kenaikan harga minyak bumi seperti pada masa
baru akan kembali menjadi pengekspor minyak lalu.
netto pada tahun 2011. Merupakan tantangan yang
luar biasa berat bagi Indonesia untuk dapat terus MENJADI NET IMPORTER MINYAK
meningkatkan produksi minyak hingga level 750 Sejak tahun 1994, produksi minyak Indonesia
juta barel per tahun dan tetap mempertahankan cenderung terus menurun hingga saat ini. Jika
predikat sebagai negara pengekspor minyak. pada tahun 1994 produksi minyak Indonesia
hampir mencapai 600 juta barel/tahun, maka pada
Kata kunci: minyak bumi, bahan bakar minyak, tahun 2004 produksinya menjadi hanya 410 juta
produksi, konsumsi, net importer barel/tahun. Penurunan produksi ini berakibat
langsung pada penurunan neraca perdagangan
1
Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition, Bandung, September 2005
(ekspor – impor) minyak bumi, di mana pada Dengan terbatasnya kapasitas kilang minyak
tahun 2004 dapat dikatakan tidak ada lagi surplus dalam negeri, Indonesia harus mengimpor BBM
perdagangan minyak bumi (ekspor = impor). Pada dalam jumlah yang cukup besar untuk memenuhi
Gambar 1, diperlihatkan perkembangan produksi kebutuhan BBM domestik. Pada tahun 2004,
dan ekspor – impor minyak bumi selama 1994 – impor BBM mencapai hampir 17 milyar
2004. Sementara pada Tabel 1, diperlihatkan liter/tahun, atau hampir 30% dari total pemakaian
neraca minyak bumi Indonesia selama tiga tahun BBM domestik. Perkembangan neraca BBM
terakhir. Indonesia dalam tiga tahun terakhir ditunjukkan
pada Tabel 2.
700
Tabel 2. Neraca BBM
600
500
Produksi (milyar liter/tahun) 2002 2003 2004
Ekspor
Juta barel/tahun
Impor
400 Input Kilang Produksi 44.31 44.23 43.47
Impor 14.57 15.12 16.97
300
Ekspor 0.52 0.45 -
200
Impor Netto 15.09 15.56 16.97
100
Pasokan Domestik 59.41 59.80 60.44
- Ketergantungan 25% 26% 28%
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Sumber: diolah dari DJ Migas
Keterangan:
Sumber: DJ Migas, 2004 • Pasokan Domestik adalah BBM untuk domestik yang
berasal dari kilang domestik dan impor
Gambar 1. Produksi, Ekspor, dan Impor • Ketergantungan adalah persentase impor netto BBM
Minyak Bumi terhadap Pasokan Domestik
Tabel 1. Neraca Minyak Bumi Jika ekspor netto minyak bumi dikurangi dengan
impor netto BBM, maka dapat dilihat bahwa
(juta barel/tahun) 2002 2003 2004 mulai tahun 2003, Indonesia sudah menjadi net
importer minyak (untuk membedakan antara
Produksi 456.03 416.98 410.62
minyak, minyak bumi dan BBM, maka dalam
Impor 118.5 131.95 177.76 tulisan ini yang dimaksud minyak adalah jumlah
Ekspor 184.8 188.44 187.61 keseluruhan minyak bumi dan BBM).
Ekspor Netto 66.3 56.49 9.85 Perkembangan neraca minyak Indonesia tahun
Pasokan Domestik 357.97 358.52 375.60
1994-2004 diperlihatkan pada Gambar 2. Dalam
kondisi net importer, kenaikan harga minyak
Ketergantungan 33% 37% 47% dunia justru akan berakibat negatif terhadap
Sumber: diolah dari DJ Migas pendapatan negara.
Keterangan:
• Pasokan Domestik adalah minyak bumi untuk input kilang
• Ketergantungan adalah persentase impor minyak bumi 300
terhadap Pasokan Domestik
250
200
Neraca perdagangan minyak bumi di atas akan
Juta barrel/tahun
150
lebih buruk lagi jika kilang minyak dalam negeri
terus dibangun untuk mengikuti permintaan bahan 100
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2
Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition, Bandung, September 2005
batubara
dapat mengatasi permasalahan peningkatan 1,500
856.8
ketergantungan minyak Indonesia. Hal yang 1,000
penting dilakukan juga adalah pembatasan 44.5
484.2
pertumbuhan pemakaian minyak. 500 915.6
235.9
- 125.5
Berdasarkan dokumen PEN, diperkirakan
2003 2025
permintaan energi primer Indonesia pada tahun
2025 akan menjadi sebesar 2,8 milyar SBM Sumber: diolah dari PEN, 2005
(setara barel minyak), meningkat 3 kali lipat
dibanding pemakaian energi primer saat ini. Jika Gambar 4. Target Pergeseran Volume Pemakaian
pemakaian BBM tidak dapat ditekan, sehingga Energi pada Energi Primer Mix
pangsa pemakaian BBM dalam energi primer mix
tahun 2025 masih sama dengan pangsa saat ini Sama halnya dengan kebijakan di sisi hulu minyak,
(54% dari pemakaian energi primer total), maka kebijakan di sisi hilir juga merupakan tantangan
permintaan BBM tahun 2025 akan menjadi 1,52 berat untuk dilaksanakan. Khususnya dalam hal
milyar SBM. Padahal, produksi minyak bumi penyediaan infrastruktur energi non minyak yang
tertinggi yang pernah dicapai Indonesia hanya harus dibangun untuk mendorong pemakaian
sebesar 614 juta barel per tahun, yang dicapai energi non minyak. Selain itu, harga BBM harus
pada tahun 1977. Pada saat ini, produksi minyak dibawa menuju harga yang wajar sesuai dengan
bumi menurun menjadi 410 juta barel per tahun. keekonomiannya, sehingga pemakaian energi non
minyak dapat berkembang.
3
Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition, Bandung, September 2005
Tabel 3 Aturan Fiskal untuk Wilayah Kerja Baru yang Ditawarkan Tahun 2004
Government Contractor
Take (%) Take (%) Invest-
No Block Size (Km2) After Tax After Tax ment
FTP Credit
Oil Gas Oil Gas
1 Lhokseumawe 5.908 75 60 10 25 40 110
2 Ujungkulon 3.706 75 60 10 25 40 110
3 N.E. Madura III 3.791 80 65 10 20 35 -
4 N.E. Madura IV 3.785 75 60 10 25 40 -
5 N.E. Madura V 3.785 80 65 10 20 35 -
6 Rote I 14.135 65 60 10 35 40 110
7 Rote II 18.572 65 60 10 35 40 110
8 Babar 17.074 65 60 10 35 40 110
9 Selaru 19.256 65 60 10 35 40 110
10 Manokwari 6.504 65 60 10 35 40 110
11 Segaf 8.880 85 70 15 15 30 -
12 Amborip I 9.915 85 70 15 15 30 -
13 Amborip II 9.923 85 70 15 15 30 -
14 Amborip III 9.826 85 70 15 15 30 -
15 Amborip IV 9.728 85 70 15 15 30 -
16 Amborip V 9.724 85 70 15 15 30 -
17 Amborip VI 9.649 85 70 15 15 30 -
Sumber: DJ Migas, 2004
Keterangan:
- FTP: first tranche petroleum; Investment Credit hanya untuk lapangan gas bumi
4
Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition, Bandung, September 2005
Peningkatan produksi minyak bumi berdasarkan Untuk konsumsi BBM, ditunjukkan dua skenario,
perencanaan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas yaitu:
Bumi (DJ Migas) diilustrasikan pada Gambar 5. • Skenario Pesimis, yaitu bila konsumsi BBM
Selama tahun 2004 – 2010, direncanakan produksi terus meningkat seperti pertumbuhan historis.
minyak bumi meningkat secara rata-rata 4,5% per • Skenario Optimis, yaitu bila pertumbuhan
tahun, sehingga pada tahun 2010 produksinya konsumsi BBM dapat dikendalikan, sehingga
menjadi 520 juta barel per tahun atau 1,42 juta dapat mengikuti target PEN.
barel per hari.
Pada Skenario Pesimis, impor minyak bumi netto
600 terus meningkat. Seperti dapat dilihat pada
Gambar 6, selisih antara konsumsi BBM domestik
500
dan produksi minyak bumi semakin melebar.
400
Produksi (juta bph)
bumi tetap pada produksi saat ini, sebesar 300 Impor BBM
Produksi Kilang
410 juta barel per tahun. 200
Konsumsi BBM
• Skenario Optimis, yaitu bila produksi minyak 100 Produksi Minyak
bumi dapat ditingkatkan sehingga dapat
0
memenuhi kebutuhan domestik pada tahun
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
2025 sebesar 750 juta barel per tahun, sesuai
dengan target PEN. Gambar 7. Skenario Produksi dan Konsumsi
Minyak Bumi dan BBM
1,200
1,000
Prod Meningkat Neraca minyak untuk kedua skenario di atas
Produksi Tetap
diperlihatkan pada Gambar 8. Yaitu:
Konsumsi PEN
800 • Untuk Skenario Optimis, diharapkan neraca
Juta SBM/tahun
Konsumsi Historis
minyak terus membaik. Kondisi defisit
600
minyak sebesar hampir 60 juta barel per
400 tahun pada saat ini diharapkan menjadi yang
terburuk sepanjang 2005 – 2025.
200
• Untuk Skenario Pesimis, neraca minyak bumi
- akan terus memburuk, apabila tidak ada
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
5
Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition, Bandung, September 2005
300 PUSTAKA
200 1. Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral,
“Kebijakan Energi Nasional 2003 – 2020”,
100
Jakarta, November 2004.
Juta barel/tahun