Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGANTAR ILMU POLITIK

DEMOKRASI DAN DEMONSTRASI

Dosen Pengampu: Delfan Eko Putra, S.Ikom., M.Ikom

Disusun Oleh : Kevin Depires (D1E020093)


Kelas : ( A )

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2020

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kami petunjuk dan
pertolongan sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Dan tak lupa
shalawat beriring salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
junjungan alam yang telah membawa kita umatnya dari alam kegelapan
kepada alam ilmu pengetahuan yang kita rasakan saat ini.
Di dalam makalah ini, kami akan membahas tentang “Politik di
Indonesia”, sejarah dan sistem pemerintahan yang sedang berjalan saat ini.
Kami hanya dapat berharap, apa yang kami tulis disini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Ucapan terima kasih kepada semua pihak dan
narasumber yang telah mendukung dan membantu kami dalam
menyelesaikan makalah kami. Kami sadar, bahwa apa yang kami tulis masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritikan dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini
dan hanya kepada Allah kita berlindung dan memohon ampun.

Billahi taufiq Walhidayah


Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bengkulu, 31 Oktober 2020

Disusun Oleh

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I : PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan5
BAB II : PEMBAHASAN 6
A. Pengertian Demokrasi dan Demonstrasi 6
B. Apa keterkaitan antara demokrasi dan demonstrasi 8
C. Bagaimanakah etika demonstrasi yang sesuai dengan sistem demokrasi
di Indonesia yakni demokrasi pancasila 9
D. Apa solusi untuk mengatasi demonstrasi yang dilakukan secara anarkis
dan tidak mencerminkan demokrasi pancasila 10
E. Bagaimana kriteria demokrasi di Indonesia 13

BAB III : PENUTUP 15


A. Kesimpulan 15

B. Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Hampir semua negara di dunia menyakini demokrasi sebagai “tolok ukur tak
terbantah dari keabsahan politik.” Kenyakinan bahwa kehendak rakyat adalah
dasar utama kewenangan pemerintah menjadi basis bagi tegak kokohnya
sistem politik demokrasi. Hal itu menunjukan bahwa rakyat di letakkan pada
posisi penting walau pun secara operasional implikasinya di berbagai negara
tidak selalu sama. Tidak ada negara yang ingin dikatakan sebagai negara yang
tidak demokratis atau negara otoriter
Negara indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum adalah sebuah
negara yang berdasarkan demokrasi pancasila. Bahwa Negara memberikan
kebebasan kepada setiap warga negara untuk mengemukakan pendapat. Di
Indonesia, kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak
asasi manusia dijamin oleh UUD 1945 dan deklarasi universal hak-hak asasi
manusia. Kemerdekaan setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat
di muka umum merupakan perwujudan demokrasi dalam tatanan kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara.
Demonstrasi yang dilakukan masyarakat untuk memprotes kebijakan
pemerintah pada saat itu juga cenderung anarkis. Mereka merusak fasilitas
umum, seperti yang sering kita jumpai dalam pemberitaan di televisi.
Demonstran merusak pagar gedung DPRD, melempari kaca gedung dengan
batu. Hal ini sebenarnya merugikan diri mereka sendiri. Karena biaya
perbaikan gedung sudah pasti diambil dari kas negara. Mereka melakukan
tindakan anarkis atas nama memperjuangan nasib rakyat. Tetapi para
demonstran yang anarkis ini sering kali lupa bahwa tindakan anarkis mereka
malah sebaliknya menyengsarakan rakyat.

4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Demokrasi dan Demonstrasi?
2. Apa keterkaitan antara demokrasi dan demonstrasi?
3. Bagaimanakah etika demonstrasi yang sesuai dengan sistem demokrasi
di Indonesia yakni demokrasi pancasila?
4. Apa solusi untuk mengatasi demonstrasi yang dilakukan secara anarkis
dan tidak mencerminkan demokrasi pancasila?
5. Bagaimana kriteria demokrasi di Indonesia?

C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian demonstrasi
2. Mengetahui keterkaitan antara demonstrasi dan demokrasi
3. Mengetahui etika demonstrasi yang sesuai dengan sistem demokrasi di
Indonesia yakni demokrasi pancasila
4. Mengetahui solusi untuk mengatasi demonstrasi yang dilakukan secara
anarkis dan tidak mencerminkan demokrasi pancasila
5. Untuk mengetahui kriteria demokrasi di Indonesia

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi dan Demonstrasi


Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah trias politica yang membagi kekuasaan
politik negara (eksekutif, yudikatif, dan legislatif) untuk diwujudkan
dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan
berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran
diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan
mengontrol .
Lembaga negara eksekutif berwenang menjalankan dan melaksanakan
pemerintahan, lembaga pengadilan berwenang menyelenggarakan
kekuasaan yudikatif, dan lembaga perwakilan rakyat memiliki
kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Keputusan legislatif
dibuat oleh masyarakat atau wakil yang wajib bekerja dan bertindak
sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilkannya dan memilihnya melalui
pemilihan umum legislatif.
Pemilihan umum merupakan bukti nyata berjalannya demokrasi di
Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat. Pemilihan umum adalah
proses pemungutan suara rakyat untuk memilih seseorang yang mengisi
jabatan di pemerintahan seperti presiden, wakil rakyat diberbagai tingkat
pemerintahan dari pusat hingga daerah. Setiap warga negara berhak dan
dapat menyalurkan suara dalam pemilihan umum. Pemilihan umum tidak
wajib diikuti oleh seluruh warga negara, tetapi warga negara berhak dan
secara sukarela dapat mengikuti pemilihan umum. Walaupun perannya
dalam demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki
sabagai pesta demokrasi.

6
Pengertian demonstrasi atau unjuk rasa atau demonstrasi (demo)
adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di
hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan
pendapat kelompok penentang kebijakan atau dapat pula dilakukan
sebagai sebuah upaya penekanan secara politik dari kepentingan suatu
kelompok.
Demonstrasi pada umumnya dikenal dengan nama berbagai aksi
massa yang memperjuangkan tentang hal-hal tertentu, baik yang
mendukung ataupun menolak. Pengertian ini dapat dipahami bahwa
gerakan atau aksi yang dilakukan adalah untuk menunjukkan sikap yang
mendukung atau menolak dengan memberikan pengaruh melalui
penekanan dalam aksi untuk menyampaikan pendapat. Demonstrasi
merupakan alternatif dalam menanggapi kebijakan pemerintah yang
dinilai tidak menguntungkan kehidupan masyarakat. Masyarakat
mencoba mempresentasi hak idealnya kepada pemerintah dengan
berbagai format atau metode sendiri. Contoh dengan melakukan
diplomasi dengan pemerintah. Metode ini digunakan sebelum aksi
demonstrasi. Diplomasi adalah suatu cara yang digunakan untuk
menyampaikan aspirasi, argumentasi dan solusi kepada pemerintah
secara langsung tanpa peragaan seperti demonstrasi. Oleh karena itu,
demonstrasi merupakan suatu hal yang lebih bersifat reaktif daripada
sebuah upaya sistematis dan proaktif untuk perbaikan bangsa.
Kata dasar demonstrasi diambil dari pengertian demokrasi sebagai
bentuk dari penyampaian suara rakyat kepada suatu lembaga, dinas,
pemerintahan atau negara. Demonstrasi merupakan suatu aksi yang
digalang oleh suatu kumpulan masyarakat untuk menyampaikan
pendapat kepada pemerintah secara terang-terangan didepan umum.
Pada tahun 1998 hingga 2000-an awal, kata demontrasi jarang muncul
pada media cetak maupun elektronik. Namun di tahun-tahun ini, aksi
Unjuk Rasa atau demontrasi seperti tengah menjadi trend. Bahkan,
banyak ditemukan radikalisme dalam aksi demonstrasi. Terlebih di
kalangan mahasiswa.

7
B. APA KETERKAITAN ANTARA DEMOKRASI DAN DEMONSTRASI?
Indonesia adalah negara yang menganut demokrasi, yaitu demokrasi
pancasila. Salah satu dari 10 prinsip dasar demokrasi Pancasila yang
dianut oleh negara Indonesia adalah demokrasi yang berkedaulatan rakyat,
yaitu demokrasi di mana kepentingan rakyat harus diutamakan oleh wakil-
wakil rakyat, rakyat juga dididik untuk ikut bertanggung jawab dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebebasan menyampaikan pendapat
melalui unjuk rasa atau demonstrasi merupakan bagian dari implementasi
prinsip dasar tersebut.
Saat ini bagi hampir semua orang, demonstrasi dipandang dan diyakini
sebagai satusatunya cara efektif dalam mewujudkan aspirasi rakyat.
Demonstrasi sudah merembes ke tingkat politik lokal seperti di kawasan
pedesaan, kecamatan maupun tingkat pemerintahan daerah lainnya.
Demonstrasi dipandang sebagai cerminan kehidupan peradaban
masyarakat modern yang demokratis. Jadi tidak heran dan sangat wajar
jika dewasa ini hampir setiap perselisihan pendapat di lingkungan
masyarakat, baik antar masyarakat itu sendiri maupun dengan pemerintah,
selalu diikuti dengan aksi unjuk rasa atau demonstrasi dari pihak yang
merasa dirugikan.
Unjuk rasa atau demonstrasi harusnya bukan saja dipandang sebagai
ekspresi masyarakat yang wajar, melainkan juga sebagai indikator
penerapan prinsip demokrasi dalam kehidupan masyarakat yang
pluralistik, khususnya pada masyarakat yang sedang berubah. Tingkat
kemajuan demokrasi suatu masyarakat ditentukan dengan semakin
beragamnya aktivitas sosial, ekonomi, politik, budaya, serta keamanan.
Semakin beragam aktivitas masyarakat mengharuskan penanganan aksi
unjuk rasa sejalan dengan penguatan civil society dan good governance
dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Sebagai perwujudan demokrasi, aksi unjuk rasa telah dilaksanakan dan
diijinkan pemerintah di negara-negara maju maupun berkembang. Hampir
semua surat kabar ibu kota dihiasi oleh kabar berita unjuk rasa di negara
tersebut. Dua dari ketujuh prinsip tersebut adalah prinsip kebebasan
nurani dan prinsip perlunya pendidikan demokrasi. Prinsip pertama ingin
meneguhkan egalitarianisme dan kesantunan politik yang pada intinya

8
bahwa demokrasi menolak masyarakat yang terkotak-kotak dan saling
mencurigai satu dengan yang lainnya. Sedangkan prinsip kedua
menekankan bahwa prinsip ini memegang peran yang sangat penting.
Apalagi dalam konteks kebangsaan sekarang yang sedang aktif-aktifnya
belajar demokrasi. Menurutnya, demokrasi juga merupakan proses trial
and error, proses coba salah dalam demokrasi merupakan hal yang sangat
wajar apalagi jika suatu negara sedang berada dalam proses transisi
demokrasi tersebut.

C. BAGAIMANA ETIKA DEMONSTRASI YANG SESUAI DENGAN SISTEM


DEMOKRASI DI INDONESIA YAKNI DEMOKRASI PANCASILA
Unjuk rasa atau demonstrasi selalu mengiringi perjalanan bangsa
Indonesia mulai sebelum Indonesia merdeka, Orde lama, Orde baru hingga
era Reformasi, bahkan beralihnya Orde baru ke era Reformasi adalah hasil
perjuangan dari para demonstran, demo pada masa ini adalah demo
terbesar sepanjang sejarah berdirinya Indonesia, bahkan hingga di warnai
dengan insiden penembakan oleh aparat, yang mengakibatkan jatuhnya
korban jiwa karena pada masa orde baru, hak masyarakat dalam
menyampaikan pendapat sangat dikekang oleh pemerintah. Media massa
dicekal, pelopor demonstrasi ditangkap dan demonstran dibubarkan
dengan kekerasan. Namun akhirnya perjuangan itupun berhasil dan hasil
perjuangan itu adalah era reformasi.
Mulai era reformasi hingga sekarang demonstrasi masih tetap
bermunculan, demonstrasi sesalu muncul ketika ada permasalahan yang
muncul. Sebagai negara yang demokrasi pelaksanaan demonstrasi
tentunya di anggap sebuah hal yang wajar, karena dalam demokrasi
Negara harus mengakui, melaksanakan serta melindungi adanya Hak Azasi
Manusia (HAM). HAM sendiri terdiri atas beberapa macam, salah satunya
adalah hak untuk mengemukakan pendapat yang diatur dalam Undang.
Akan tetapi demonstrasi yang terjadi saat ini, masyarakat seolah
menganggap unjuk rasa sebagai wahana atau tempat untuk menghina,
mencaci dan memaki para lawan politik, atau pihak yang tidak sependapat
dan para pejabat pemerintahan lainnya. Unsur kearifan, moralitas,
kesantunan, serta pentingnya ditegakkannya keadilan yang dahulu sangat

9
ditonjolkan dalam unjuk rasa saat ini telah jauh memudar. Dalam hal ini,
demonstrasi tidak sesuai dengan demokrasi pancasila. Selain itu, saat ini
pelaksanaan unjuk rasa para demonstran bukan hanya sekedar
mengemukakan pendapat namun lebih mengarah pada memaksakan
pendapat, sehingga untuk memaksakan kehendaknya ini mereka
melakukan tindakan anarkis. Jadi tindakan anarkis yang dilakukan
merupakan wujud dari pemaksaan kehendak, dengan harapan agar
kehendak atau aspirasi yang mereka suarakan diperhatikan namun
mengabaikan nilai-nilai demokrasi Pancasila dimana etika atau tata cara
penyampaian pendapat telah diatur dalam undang-undang.

D. APA SOLUSI UNTUK MENGATASI DEMONSTRASI YANG DILAKUKAN


SECARA ANARKIS DAN TIDAK MENCERMINKAN DEMOKRASI
PANCASILA?
Untuk mengetahui solusi mengatasi demonstrasi yang tidak sesuai
dengan demokrasi pancasila atau demokrasi yang anarkis, perlu diadakan
penelitian alasan atau faktor yang menyebabkan masyarakat melakukan
demonstrasi yang anarkis. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
munculnya tindakan anarkis dalam demonstrasi:
1. Sikap para demonstran yang menganggap pendapat mereka paling
benar dan harus dituruti.

Hal ini bisa kita lihat dalam pelaksanaan unjuk rasa/demonstrasi,


para demonstran menganggap bahwa aspirasi atau pendapat yang
mereka suarakan merupakan merupakan aspirasi yang benar, mereka
juga menganggap bahwa aspirasi yang mereka suarakan merupakan
aspirasi yang mewakili suara hati seluruh rakyat Indonesia, dengan
dasar itulah mereka menganggap bahwa apa yang mereka pikirkan, apa
yang mereka ucapkan dan apa yang mereka lakukan merupakan hal
yang benar dan mereka menginginkan agar apa yang mereka suarakan
bisa terrealisasikan. Dengan dasar kebenaran ini maka dalam
pelaksanaan unjuk rasa para demonstran bukan hanya sekedar
mengemukakan pendapat namun lebih mengarah pada memaksakan

10
pendapat, sehingga untuk meksakan kehendaknya ini mereka
melakukan tindakan anarkis. Jadi tindakan anarkis yang dilakukan
merupakan wujud dari pemaksaan kehendak, dengan harapan agar
kehendak atau aspirasi yang mereka suarakan diperhatikan.

2. Suasana panas, sesak dan penat akan membuat para demonstran


cenderung mudah terpancing emosi

Anarkisme dalam unjuk rasa juga bisa di sebabkan karena situasi


ketika demo terjadi, umumnya dalam suatu demonstrasi memerlukan
waktu yang tidak sebentar dan dilakukan di siang hari, suasana yang
panas, sesak dan penat akan mudah membuat para demonstran untuk
terpancing emosinya dan mudah marah. Ketika demonstrasi, kondisi
fisik dari para anggota juga pasti mengalami kelelahan. Dengan kondisi
ini jika dalam suasana yang panas atau hujan deras maka akan membuat
para demonstran mudah marah, hal ini akan mengakibatkan tindakan
anarkis. Jika salah satu anggota demonstran melakukan tindakan
anarkis maka anggota lain akan mengikuti melakukan tindakan yang
serupa.

3. Tidak ada perwakilan pihak yang didemo yang bersedia menanggapi


dan berbicara dengan demonstran.

Ketika ada niat untuk melakukan unjuk rasa, tentunya suatu


kelompok atau pihak yang akan melakukan demonstrasi sudah
mempunyai suatu pandangan, gagasan dan pemikiran yang mereka
yakini kebenarannya, inilah yang nantinya akan mereka suarakan
dengan harapan apa yang mereka suarakan bisa menjadi kenyataan,
atau paling tidak mendapatkan tanggapan dari pihak yang mereka
harapkan. Namun banyak kejadian ketika ada demonstrasi tidak ada
satupun orang dari pihak yang didemo yang bersedia menemui para
demonstran untuk berbicara dan memberi penjelasan, hal ini membuat

11
para demonstran kecewa, marah sehingga melakukan berbagai
tindakan anarkis sebagai luapan emosinya.

4. Solidaritas yang tinggi antara para anggota demonstran.

Dalam suatu demonstrasi umunya, para demonstran memiliki


solidaritas yang sangat tinggi antara anggota satu dengan anggota yang
lainnya, jika salah satu anggota melakukan hal yang baik maka
kemungkinan besar anggota yang lain akan melakukan hal yang sama,
tetapi yang dalam demo selama ini bukanlah solidaritas yang baik,
tetapi lebih mengarah pada solidaritas yang buruk, maka yang lain juga
akan melakukan hal yang sama.

5. Kerusuhan dalam demo memang sudah direncanakan

Salah satu faktor yang menyebabkan tindakan anarkis dalam


unjuk rasa yaitu kerusuhan dalam unjuk rasa memang sudah
direncanakan sebelumnya, kerusuhan ini biasanya dilakukan oleh
lawan politik atau pihak-pihak lain yang tidak suka dengan pemeritahan
yang sedang berjalan. Kasus seperti ini sering terjadi di Indonesia,
contohnya adalah kasus demonstrasi di Mojokerto. Pada demo di
Mojokerto yang terjadi pada tanggal 11 Mei 2012 terjadi kerusuhan
yang mengakibatkan kerugian hingga 1,4 M, demo ini disebabkan
karena salah satu kandidat calon bupati tidak diloloskan menjadi calon
bupati oleh KPU setempat. Akibatnya para pendukung bupati yang tidak
lolos berdemo di depan KPU Mojokerto dan melakukan pengerusakan
terhadap fasilitas Negara. Dalam demo ini hampir 100 orang di tahan,
dari barang bukti yang berhasil di amankan oleh Polisi bisa disimpulkan
bahwa kerusuhan memang sudah di rencanakan.
Kasus serupa juga terjadi pada tanggal 20 Mei 2008, pada saat itu
terjadi demonstrasi anarkis dalam rangka kenaikan harga BBM yang
berujung pada kerusuhan, dalam kerusuhan ini terjadi pembakaran
Toyota Avansa di depan gedung DPR-RI, demonstrasi ini melibatkan
12
sekitar 4000 orang. Dalam kasus ini seorang warga bernama Ferry
Julianto di tuding sebagai dalang kerusuhan, Ferry telah merencanakan
demonstrasi sebelumnya dan mengeluarkan biaya sebesar 14 juta
rupiah. Dan akhirnya dia di jebloskan kedalam penjara .

E. KRITERIA DEMOKRASI DI INDONESIA


Suasana kehidupan bernegara yang demokratis dapat diukur dengan
beberapa kriteria, berikut adalah kriteria negara demokratis menurut para
tokoh politik dan budaya Indonesia.

1. Sri Sumantri memberikan kriteria sebagai berikut :


a. Hukum ditetapkan dengan persetujuan wakil rakyat yang dipilih
secara bebas.
b. Hasil pemilu dapat mengakibatkan pergantian orang-orang
pemerintahan.
c. Pemerintah harus terbuka.
d. Kepentingan minoritas harus dipertimbangkan.

2. Amien Rais mengemukakan bahwa untuk menilai suatu negara itu


demokratis atau tidak adalah :
a. Adanya partisipasi dalam pembuatan keputusan
b. Persamaan kedudukan di depan hukum
c. Distribusi pendapatan secara adil
d. Kesempatan memperoleh pendidikan
e. Kebebasan mengemukakan pendapat, kebebasan pers, kebebasan
berkumpul, dan kebebasan beragama
f. Kesediaan dan keterbukaan informasi
g. Mengindahkan fatsoen politik
h. Kebebasan individu
i. Semangat kerja sama, dan
j. Hak untuk protes.

13
3. Frans Magnis Suseno mengemukakan kriteria suatu negara yang
demokratis yaitu :
a. Negara terikat pada hukum
b. Kontrol efektif terhadap pemerintah oleh rakyat
c. Pemilu yang bebas
d. Prinsip mayoritas, dan
e. Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengertian demokrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk mengeluarkan pikiran baik secara lisan, tulisan, dan
sebagainya secara demonstratif di muka umum. Tujuan dari demonstrasi
adalah menyampaikan pendapat, menuntuk perubahan dan perbaikan, serta
menolak atau melayangkan protes terhadap suatu kebijakan yang dianggap
merugikan satu pihak dan menguntungkan pihak lainnya. Sedangkan dampak
dari demonstrasi dapat dibedakan menjadi dampak positif dan dampak
negatif. Dampak positif demonstrasi adalah perubahan dan perbaikan.
Sedangkan dampak negatifnya yaitu demonstrasi anarkis yang menimbulkan
kerugian, baik kerugian material maupun jiwa.
Kebebasan menyampaikan pendapat melalui unjuk rasa atau demonstrasi
merupakan bagian dari implementasi prinsip dasar demokrasi. Unjuk rasa
atau demonstrasi harusnya bukan saja dipandang sebagai ekspresi
masyarakat yang wajar, melainkan juga sebagai indikator penerapan prinsip
demokrasi dalam kehidupan masyarakat yang pluralistik, khususnya pada
masyarakat yang sedang berubah.
Penjelasan dan etika atau aturan demonstrasi yang ditetapkan oleh
undang-undang , tentu mempunyai tujuan dan makna tentang bagaimana
seharusnya aksi dan tindakan pelaksanaan dari pada demontrasi itu sendiri,
yang dibuat secara struktur dan sistematis serta sesuati dengan nilai-nilai
demokrasi pancasila. Dengan tujuan bahwa baik pelaksanaan (pendemo)
maupun yang dituju (didemo), haknya dijamin dengan pagar undang-undang
dan aturan yang berlaku, dengan tujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan atau terjadinya pelanggaran HAM yang memakan korban jiwa.
Penanganan aksi demonstrasi yang baik adalah dengan dilandaskan pada
sikap yang jauh dari permusuhan. Antara demonstran dan sasaran yang
mengatasi demonstrasi. Melalui musyawarah yang dilandaskan pada sikap
saling menghormati dan membuka jalan penyelesaian yang elegan (dan
sejalan dengan tujuan konstitusi) terhadap aksi unjuk rasa atau demonstrasi.

15
B. SARAN
Memang tidak mudah untuk mewujudkan budaya demokrasi dalam hal ini
demonstrasi yang tertib dan sesuai dengan nilai-nilai demokrasi pancasila.
Harus ada usaha dari semua warga negara. Yang paling utama adalah adanya
niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi dan mempraktekanya secara
terus menerus, atau membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari terutama
dalam praktek demonstrasi yang sehat.
Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pembelajaran, belajar dari
pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi
dengan lebih baik dibandingkan dengan Negara kita. Dalam usaha
mempraktekkan budaya demokrasi, kadang-kadang kita mengalami
kegagalan, tetapi kita tidak boleh untuk putus asa terhadap niat kita untuk
terus berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita
berharap bahwa demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita,
baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

16
DAFTAR PUSTAKA

INTERNET

www.indonesiakemarin.blogspot.com/2007/05/tragedi-trisakti-12-mei-
1998.htm

BUKU

Kamal, Mustafa dkk. 2003. Pancasila dalam tinjauan Historis dan filosofis.
Yogyakarta : Citra Karsa Mandiri

Setiyaji, Achmad. 2008. Tragedi Monas Berdarah. Bandung : Semesta

17

Anda mungkin juga menyukai