Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MANAJEMEN DAKWAH


Diajukan Guna Memenuhi
Tugas Mata kuliah Kepemimpinan dan Dakwah
Dosen Pengampu: Ahmad Basuni, S,Pd.I, M.M.

Disusun oleh:
MUHAMMAD AKSAN NIM 20.01.0023
PUTRI HULWAH NIM 20.01.0030

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
AL-AMIN INDRAMAYU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Sang pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan.
Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyah sampai zaman terang-benderang seperti saat ini. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MANAJEMEN
DAKWAH” tidak kurang dari pada waktu yang telah ditetapkan.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah satu dari
sekian kewajiban mata kuliah Kepemimpinan dan Dakwah, serta merupakan bentuk tanggung
jawab penulis pada tugas yang diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyelesaian makalah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika dalam penulisan dan
penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
akan senantiasa kami nanti dalam upaya evaluasi diri.

Indramayu, 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 1
C. TUJUAN MASALAH ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
A. Pengembangan sumber daya manusia ............................................................. 2
B. Maksud dan tujuan sumber daya manusia dalam manajemen dakwah .............. 5
C. Ciri-ciri pengembangan sumber daya manusia yang efektif ............................. 7
D. Ciri-ciri individu da`i yang profesional ............................................................ 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 10
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktifitas dakwah sering difahami sebagai ajakan menuju kebaikan agar sesuai dengan
ajaran islam.Karena peran dakwah yang begitu krusial menjadikan dakwah sebagai salah satu
pilar pokok bagi terpeliharanya eksistensi islam di dunia ini. Pada hakikatnya dakwah adalah
usaha dalam rangka islamisasi manusia agar manusia tersebut mau menerima,mengerti dan
memahami serta mengamalkan ajaran islam guna memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.
Namun dakwah tidak hanya menyangkut sisi ajakan saja akan tetapi seluruh aspek yang
berkaitan dengan kegiatan dakwah yang dijalankan. Aktifitas dakwah dapat berjalan secara
efektif bila mana apa yang menjadi tujuan benar-benar dapat tercapai. Dalam dakwah tidak
hanya membutuhkan keikhlasan saja namun juga dibutuhkan kemampuan pendukung untuk
mengelola dan mengaturnya dengan baik,efektif dan efisien. Untuk itu dalam mengelola kegiatan
dakwah memerlukan kemampuan manajerial yang handal atau lebih tepatnya menggunakan
unsur-unsur maupun prinsip-prinsip manajemen yang diimplementasikan dalam dakwah yang
sering disebut manajemen dakwah.
Unsur Manajemen dakwah salah satunya adalah Sumber Daya Manusia(SDM). Sumber
daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu Dakwah baik secara individu maupun organisasi.
Organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan
misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua
kegiatan institusi/organisasi,begitu pula dalam dakwah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia ?
2. Apa Maksud dan Tujuan Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Dakwah ?
3. Bagaimana Ciri-ciri Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Efektif ?
4. Bagaimana ciri-ciri Individu Da’i yang Profesional ?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian sumber daya manusia
2. Menjelaskan Maksud dan Tujuan Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Dakwah
3. Menjelaskan Ciri-ciri Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Efektif
4. Menjelaskan ciri-ciri Indvidu Da’i yang Profesional

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


.Sumber daya manusia (human resources) dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek, yaitu
kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia (populasi penduduk)
yang sangat penting kontribusinya. Sedangkan aspek kualitas menyangkut mutu dari sumber
daya manusia yang berkaitan dengan kemampuan fisik maupun kemampuan nonfisik
(kecerdasan nonmental) yang menyangkut kemampuan bekerja, berpikir dan keterampilan-
keterampilan lainnya. Akan tetapi antara kuantitas dan kualitas harus berjalan seimbang agar
tercapai tujuan yang diinginkan.
Dari uraian tersebut dapat ditarik benang merah bahwa yang dimaksud dengan pengembangan
sumber daya manusia secara makro adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan
manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan. Proses peningkatan ini mencakup perencanaan,
pengembangan, dan pengelolaan sumber daya manusia. Sedangkan pengembangan sumber daya
manusia secara mikro adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan
tenaga atau karyawan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Dalam perspektif Islam, pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu keharusan.
Artinya, Islam sangat peduli terhadap peningkatan harkat dan martabat manusia, karena dalam
Islam manusia berada pada posisi yang terhormat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
surat al-Isra' ayat 188:
"Sesungguhnya kami telah memuliakan manusia (anak-anak Adam), Kami angkat mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki berupa hal-hal yang baik dan Kami kembalikan
(beri keunggulan) mereka dengan keunggulan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan."
Dalam perspektif Islam pengembangan sumber daya manusia sangat memperhatikan
keseimbangan antara penguasaan berbagai cabang ilmu dengan kekuatan iman yang bersumber
pada Al-Qur'an dan as-Sunnah. Posisi khalifah sebagai salah satu fungsi yang melekat dalam
hidup manusia meniscayakan empat sisi yang saling berkaitan, yaitu:
1. Allah SWT. sebagai pemberian tugas dan wewenang.
2. Manusia sebagai Penerima tugas, baik secara perorangan maupun kelompok.

2
3. Tempat atau lingkungan sebagai posisi manusia berada dan
4. Materi-materi penugasan yang mereka laksanakan.
Secara umum pengembangan sumber daya manusia harus berorientasi pada pendekatan diri
kepada Allah SWT. Di mana ada beberapa parameter yang harus diperhatikan sebagai sebuah
rumusan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif yaitu:
- peningkatan kualitas iman dan takwa
- peningkatan kualitas hidup
- peningkatan kualitas kerja
- peningkatan kualitas karya
- peningkatan kualitas pikir.
Dalam kaitannya dengan istilah manajemen, maka pengembangan sumber daya manusia tidak
dapat dipisahkan dari aspek keseimbangan antara ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai universal
Islam yang merupakan rahmatan lil 'alamin. Pengembangan manajemen Islam mengandung
tujuan untuk mengembangkan potensi da'i. Oleh karenanya, indikator nilai kemanusiaan harus
menjadi titik tolak bagi setiap kebijaksanaan manajemen (management policy), jika
menginginkan manajemen yang efektif.
Merupakan sebuah keniscayaan bagi pemimpin atau manajer muslim untuk membina para da'i
dalam progam latihan dan pengembangan yang terencana, untuk meningkatkan kualitas pribadi,
maupun keterampilan teknis mereka. Upaya peningkatan kualitas ini merupakan suatu latihan
yang diorganisasikan untuk meningkatkan kualitas kerja (job performance) dan mengembangkan
potensi setiap da'i. Pakar ilmu manajemen modern menyebut program ini sebagai pengembangan
dan pengolahan sari insani (human resource management and development).
Menurut Muhammad Imanudin Abdurrahim, dalam peningkatan job performance seorang
karyawan dalam tugas yang sedang dijalankan digunakan istilah latihan (training). Sementara
dalam mempersiapkan karyawan untuk suatu tugas masa depan atau promosi jabatan kedepan
digunakan istilah pendidikan (education). Sedangkan dalam rangka pertumbuhan pribadi yang
tidak berhubungan langsung dengan tugas digunakan istilah pengembangan (development).
Dalam program sari insani, hal ini juga berlaku bagi pengembangan kader da'i. Ketiga
komponen tersebut perlu dikembangkan dengan program latihan, pendidikan, serta
pengembangan kader da'i sehingga dapat diwujudkan profesionalisme sumber daya da'i yang
berkualitas.

3
Dalam dunia dakwah pengembangan sumber daya da'i lebih ditekankan pada pengembangan
aspek mental, spiritual, dan emosi serta psychomotoric manusia untuk mencapai tujuan. Dengan
kata lain, cita ideal sumber daya manusia muslim adalah kemampuan dalam penguasaan ilmu
dan teknologi yang diimbangi dengan kekuatan keimanan, dengan identifikasi sebagai berikut:
1. Ciri Keagamaan
Seorang da'i sebagai kekuatan sumber daya manusia yang ideal harus memiliki keimanan dan
keyakinan yang kuat dan konsisten, sehingga mampu memengaruhi perilaku dan kultur
hidupnya.
2. Ciri Keilmuan
Ciri keilmuan seorang da'i ditandai dengan kemampuan skill yang bagus, di samping keahlian
dan keterampilan. Keterampilan ini dikonotasikan dalam pelaksanaan program. Hal ini akan
berkaitan langsung dengan jenjang pendidikan yang ditempuh. Jika jenjang pendidikan ini belum
bisa diperoleh oleh para da'i, tetapi mereka telah memiliki peran profesional, maka bisa
diimbangi dengan mengikuti pendidikan dan latihan secara reguler yang dilaksanakan oleh
instansi dakwah. Oleh karenanya, setiap lembaga dakwah harus menyediakan balai pendidikan
dan latihan untuk memberikan peluang kepada para da'i dalam meningkatkan keterampilannya,
karena ia telah memberikan kontribusinya pada instansi tersebut.
3. Ciri motivasi
Untuk menjadi bagian dari sumber daya manusia yang potensial, maka seorang da'i harus
memiliki motivasi untuk maju dan produktif, sehingga skill-nya itu bermanfaat bagi organisasi
dakwah maupun bagi dirinya sendiri. Karena motivasi itu merupakan aspek motorik yang
mampu meningkatkan kemampuan produktivitas dan kualitas.
Secara umum, sumber daya da'i yang ideal adalah mereka yang memiliki keterampilan atau
keahlian tertentu, memiliki motivasi yang tinggi untuk mendayagunakan keterampilannya
tersebut dan mampu membangun dirinya baik secara jasmani maupun rohani, serta mampu
mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, diperlukan suatu program pendidikan dan pengembangan manajemen bagi
para da'i yang berdasarkan nilai-nilai Islam. Dalam kaitan ini, ada tujuh sasaran yang bisa
dikembangkan dalam pengembangan sumber daya manusia dalam konteks pengembangan
manajemen Islam, yaitu:

4
1) Sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan diri (self-confidence) yang
mendalam dan istiqomah (konsisten) yang tumbuh karena penghayatan dan penalaran
intelektual tentang Allah SWT.
2) Keyakinan akan menimbulkan rasa tanggung jawab, amanah dan keikhlasan dalam
pengembangan tugas yang dibebankan kepadanya.
3) Kebebasan berkomunikasi secara merata tanpa adanya diskriminasi status.
4) Pengendalian pada kebijakan musyawarah dalam menyelesaikan setiap masalah yang timbul
antara anggota atau pemimpin organisasi.
5) Pembinaan pengaruh hendaknya didasarkan pada pengetahuan teknis, dan bukan pada
kekuasaan dan kedudukan seseorang.
6) Terciptanya suasana yang kondusif dengan semangat legaliter yang memberikan peluang
untuk menumbuhkan kesadaran dan sikap yang berorientasi pada tugas.
7) Kesediaan dan kemampuan untuk menyelesaikan setiap konflik yang timbul antara setiap
pribadi dalam organisasi secara dewasa dan rasional.Kemampuan untuk menyalurkan setiap
konflik menjadi sebuah persaingan yang sehat dan sportif berdasarkan asas solusi
(musabaqoh bi al-khairat).
B. MAKSUD DAN TUJUAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
DAKWAH
Menurut Maslow pada hakikatnya pengembangan sumber daya manusia baik secara makro
maupun mikro merupakan upaya untuk merealisasikan semua kebutuhan manusia. Hal ini
didasari pada pemikiran bahwa pada hakikatya manusia adalah makhluk sosial yang secara naluri
ingin hidup berkelompok. Manifestasi dari kehidupan kelompok ini antara lain munculnya
organisasi-organisasi atau lembaga dalam masyarakat. Sementara itu secara alami dalam diri
manusia telah dibekali berupa potensi serta daya yang dapat dibangun dan dikembangkan.
Potensi tersebut dalam Al-Qur'an terdapat dalam surat Ali Imran ayat 31:
"Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah. Ikutilah aku, Niscaya Allah akan
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. "Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Adapun daya dan potensi manusia tersebut meliputi:
 Daya tubuh yang memungkinkan manusia memiliki keterampilan dan kemampuan secara
teknis.

5
 Daya moral yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan moral, etika, dan estetika
untuk berimajinasi dan merasakan kebesaran Ilahi.
 Daya akal yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan ilmu
dan teknologi.
 Daya hidup yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan, mempertahankan hidup, dan menghadapi tantangan.
Dari keempat potensi tersebut apabila dibangun dan dikembangkan secara optimal dan
seimbang akan menjadi sebuah aset dakwah yang sangat besar dalam rangka penyediaan sumber
daya manusia yang produktif dan berkualitas. Sehingga dari sini dapat dibangun sebuah tujuan
secara jasmani dan rohani bagi para penggerak dakwah. Adapun tujuan tersebut meliputi:
a. Tujuan Pembangunan (Jasmani)
Berdasarkan fungsi manusia sebagai khalifah di bumi maka ia akan berperan sebagai pribadi
yang akan selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya karena manusia dibekali dengan
kekuatan jasmani. Keunggulan kekuatan fisik ini merupakan salah satu dari kualifikasi Thalut
sebagai raja yang gagah perkasa yang menjadi raja sebagaimana firman Allah dalam surat al-
Baqarah: 247
“Nabi mengatakan kepada mereka, Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi
rajamu. Mereka menjawab, Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak
mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang banyak?
(nabi mereka) berkata: Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan
menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa. Allah memberikan pemerintahan
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Mahaluas pemberian-Nya lagi Maha
Mengetahui”.
Dari ayat ini dapat diambil kesimpulan, bahwa pengembangan sumber daya manusia harus
memiliki tujuan ke arah pembangunan fisik serta praktik-praktik yang dapat mengembangkan
kesehatan tubuh.
b. Tujuan Pembangunan Rohani (Spiritual)
Adapun tujuan pengembangan sumber daya manusia menurut Islam adalah membentuk
manusia yang bertakwa kepada Allah SWT. Kata 'takwa' dalam Al-Qur'an mencakup segala
bentuk dan tingkatan kebajikan. la merupakan wasiat Tuhan kepada seluruh makhluk dengan
berbagai tingkatan sejak nabi hingga orang awam.

6
Sedangkan tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan
kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas
organisasi yang bersangkutan. Tujuan tersebut didasari atas dasar, bahwa semua kegiatan
organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya adalah sangat tergantung pada manusia yang
mengelola organisasi tersebut. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dikelola secara serius
sehingga berdaya guna dan berhasil dalam mencapai misi dan tujuan organisasi secara maksimal.
Menurut Soekidjo Notoadmodjo, tujuan dari manajemen sumber daya manusia secara
operasional adalah:
1. Tujuan masyarakat (society objective)
2. Tujuan organisasi (organization objective)
3. Tujuan fungsi (functional objective)
4. Tujuan personel (personnel objective)
C. CIRI-CIRI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG EFEKTIF
Program pengembangan sumber daya manusia yang berhasil adalah yang bersifat sistematik,
yakni memiliki tujuan yang spesifik dan berkelanjutan dalam memberikan program pelatihan
yang konkret dan mudah bagi para partisipan. Di samping itu, ciri yang lain adalah nilai sebuah
kebutuhan dan rencana yang terpadu. Program ini juga harus melibatkan semua unsur-unsur
dakwah yang terkait.
Fred Wood, seorang ahli dalam pengembangan sumber daya manusia menyarankan, bahwa
program pengembangan itu meliputi lima fase, yaitu readiness (kesiapan), planning
(perencanaan), training (pelatihan), implementation (pelaksanaan), and maintenance
(pemeliharaan).
Pengembangan sumber daya manusia yang diawali dan diakhiri dengan pelatihan, namun
mengabaikan kesiapan individu untuk melaksanakannya dan mengabaikan pentingnya aktivitas
follow-up, cenderung untuk tidak berdampak dalam praktik-praktik dakwah.
Oleh karena itu, sangat penting diperhatikan dalam pelatihan dakwah tidak hanya sebatas
pelatihan saja, namun pelatihan tersebut diikuti dengan aktivitas-aktivitas berkelanjutan. Sebagai
contoh, dengan senantiasa memerhatikan bagaimana para da'i dalam menerapkan cara-cara baru
yang lebih inovatif yang diperoleh dalam pelatihan. Jika terdapat kekeliruan, maka perlu untuk
diluruskan. Kesiapan individu para da'i juga penting diperhatikan karena ini sangat berpengaruh
terhadap motivasi.

7
Suasana kerja sama dalam organisasi dakwah yang baik diperlukan untuk pengembangan
kualitas anggotanya. Oleh karena itu, para pemimpin dakwah harus dapat meningkatkan suasana
kerja dengan membina hal-hal berikut ini:
- Kepercayaan yang diperoleh melalui kejujuran yang adil serta menjadi figur yang patut
dijadikan teladan oleh anggotanya. Kepercayaan dibangun atas sikap ramah dan
memperlakukan orang dengan bijaksana
- Dukungan yang ditunjukkan dengan cara mempercayai para anggotanya dan memberikan
penghargaan yang diinginkan, serta membantu meningkatkan kemampuan para anggotanya.
- Komunikasi yang berkembang melalui saling memberi informasi dan mendengarkan secara
saksama.
- Partisipasi yang diperkuat dengan cara melibatkan para anggota dalam perencanaan dan
dalam keputusan-keputusan yang mempengaruhinya.
Dalam proses pelatihan para da'i tidak hanya mendengarkan presentasi topik-topik
pembahasan saja, melainkan melihat teknik-teknik baru yang diperagakan oleh pelatih, sehingga
memiliki kesempatan untuk mengaplikasikannya dalam tataran praktik.
Sementara itu penyelenggaraan pelatihan juga harus memperhatikan beberapa hal dan
beberapa petunjuk untuk dapat menciptakan sumber daya da'i yang diinginkan dengan program-
program pengembangan yang berkualitas untuk para da'i.
Adapun hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
 Penyelenggara atau badan pelaksana harus melibatkan semua elemen yang terkait guna
kelancaran dan kesuksesan pelatihan.
 Para peserta dalam hal ini pelaku dakwah harus tidak merasa bahwa program pelatihan ini
sebagai hukuman atau karena mereka tidak mampu.
 Program pelatihan dakwah harus merupakan model praktik pendidikan dan pelatihan yang
berkualitas sehingga mencerminkan apa yang diharapkan oleh para da'i dalam melakukan
misinya.
 Kapan, di mana, dan materi apa yang akan diberikan, serta berapa lama program akan
berlangsung. Kebutuhan serta keinginan dari para peserta harus diperhatikan ketika
membuat jadwal pelatihan.
 Merancang program pelatihan harus berada pada tujuan dakwah.
 Follow-up harus dilakukan karena merupakan kunci sukses pelatihan.
D. MENGEMBANGKAN INDIVIDU DA'l YANG PROFESIONAL
Pengembangan sikap profesionalisme dalam lembaga dakwah, berarti bekerja dengan seluruh
elemen yang ada, namun pada saat-saat tertentu fokus dakwah harus diarahkan pada individu

8
atau kelompok kecil." Mad'u memiliki kebutuhan serta karakter yang berbeda-beda, begitu pula
para da'i juga memiliki style yang berbeda dalam menghadapinya. Pengembangan sumber daya
da'i dengan pendekatan individual memungkinkan para da'i itu sendiri untukbelajar melalui
berbagai cara. Misalnya, seorang da'i dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan ke-terampilan
dengan mengikuti seminar, lokakarya, diklat, atau pelatihan sejenisnya pada instansi lain.
Hal inilah yang kemudian diharapkan bisa membuat para pelaku dakwah dapat bertindak
secara profesional. Istilah profesional ini, berarti para ahli yang berada dalam bidangnya yang
telah memperoleh pendidikan atau pelatihan khusus untuk pekerjaannya itu. Profesional tersebut
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki suatu keahlian khusus
2. Merupakan suatu panggilan khusus
3. Memiliki teori-teori yang baku secara universal
4. Mengabdikan diri untuk masyarakat dan bukan untuk diri sendiri
5. Dilengkapi dengan kecakapan yang diagnostik dan kompetensi yang aplikatif
6. Memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaannya
7. Memiliki kode etik
8. Memiliki organisasi profesi yang kuat.

9
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pengertian pengembangan sumber daya manusia terbagi 2: Makro dan Mikro.Pengembangan
sumber daya manusia secara makro adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan
manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan. Proses peningkatan ini mencakup perencanaan,
pengembangan, dan pengelolaan sumber daya manusia. Sedangkan pengembangan sumber daya
manusia secara mikro adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan
tenaga atau karyawan untuk mencapai hasil yang maksimal. Pengertian lain dari pengembangan
kualitas sumber daya manusia adalah upaya memberikan nilai tambah dalam arti ekonomi dan
insani, sehingga dapat mewujudkan dan mengembangkan seluruh potensi manusia secara terpadu
untuk men capai kedudukannya sebagai makhluk yang mulia.
Adapun tujuan pengembangan sumber daya manusia ada 2 : Tujuan Jasmani (pengembangan
sumber daya manusia harus memiliki tujuan ke arah pembangunan fisik serta praktik-praktik
yang dapat mengembangkan kesehatan tubuh) dan Rohani (membina manusia secara pribadi dan
kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya untuk
membangun dan memakmurkan dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah SWT.
Adapun ciri pengembangan sumber daya manusia yang berhasil/efektif adalah yang bersifat
sistematik, yakni memiliki tujuan yang spesifik dan bekelanjutan dalam memberikan program
pelatihan yang konkret dan mudah bagi para partisipan. Di samping itu, ciri yang lain adalah
nilai sebuah kebutuhan dan rencana yang terpadu.
Adapun ciri-ciri Da’i yang profesional adalah:
- Memiliki suatu keahlian khusus
- Merupakan suatu panggilan khusus
- Memiliki teori-teori yang baku secara universal
- Mengabdikan diri untuk masyarakat dan bukan untuk diri sendiri
- Dilengkapi dengan kecakapan yang diagnostik dan kompetensi yang aplikatif
- Memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaannya
- Memiliki kode etik
- Memiliki organisasi profesi yang kuat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Munir, M, 2006. Manajemen Dakwah, Jakarta : Kencana.


http://marcovanhotten.wordpress.com/dakwah/manajemen-dakwah.diakses 19 oktober 2015

11

Anda mungkin juga menyukai