Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KURIKULUM, KOMITMEN DAN KINERJA MENGAJAR

GURU SEKOLAH DASAR


Oleh:
Tri Chusniyatul Maromy
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kemendikbud
(E-mail: maromy@kemdikbud.go.id)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi karena belum kinerja mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung yang diduga
disebabkan oleh kurang optimalnya manajemen kurikulum dan komitmen guru. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
dan menganalisa pengaruh dari manajemen kurikulum dan komitmen guru terhadap kinerja mengajar guru Sekolah Dasar
Negeri di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpulan
data yang digunakan adalah kuisioner. Sampel penelitian adalah 30 SD Negeri di kota Bandung dengan responden
berjumlah 164 guru dan 30 kepala sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru Sekolah Dasar
Negeri di Kota Bandung berada pada kategori sangat tinggi. Sementara manajemen kurikulum pada kategori sangat tinggi,
dan komitmen guru pada kategori sangat tinggi. Secara parsial, manajemen kurikulum dan komitmen guru memberikan
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar. Begitupun jika dilihat secara bersama-sama, kedua
variabel tersebut memberikan pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Rekomendasi penelitian
ini yaitu kepala sekolah dapat meningkatkan manajemen kurikulum di sekolahnya, khususnya dari sisi pelaksanaan
kurikulum serta membantu guru dalam mengembangkan kompetensi dan keterampilan yang dimilikinya dengan
mengambil langkah-langkah yang dapat meningkatkan kinerja mengajarnya.

Kata kunci: Kinerja Mengajar, Komitmen Guru, Manajemen Kurikulum

ABSTRACT

This research was carried out by the lack of teaching performance of state elementary school teachers in Bandung, which
was allegedly caused by a lack of optimal curriculum management and teacher commitment. This study aims to describe
and analyze the influence of curriculum management and teacher commitment to the performance of teaching elementary
school teachers in the city of Bandung. This study uses a descriptive method with a quantitative approach. The data
collection tool used is a questionnaire. The study sample was 30 Public Elementary Schools in Bandung with respondents
totaling 164 teachers and 30 principals. The results of this study indicate that the teaching performance of state
elementary school teachers in the city of Bandung is in the very high category. While curriculum management in the
category is very high, and teacher commitment in the category is very high. Partially, curriculum management and
teacher commitment have a positive and significant influence on teaching performance. Likewise if viewed together, these
two variables have a strong and significant influence on teacher teaching performance. The recommendations of this
study are that principals can improve curriculum management in their schools, especially in terms of implementing the
curriculum and assisting teachers in developing their competencies and skills by taking steps that can improve their
teaching performance.

Keywords: Curriculum Management, Teacher's Commitment, Teaching Performance

PENDAHULUAN
Sistem pendidikan yang berkualitas dan pendidikan profesi guru, dan pengembangan
berdaya saing berdampak positif pada professional berkelanjutan (Satori, 2016).
pembentukan generasi muda masa depan. Hal ini Guru merupakan salah satu komponen
sejalan dengan tujuan pendidikan yang tertuang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor adalah pendidik yang bertugas untuk mendidik,
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan melatih, membimbing dan mengembangkan
Nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu potensi siswa. Selain itu, guru juga memiliki
pendidikan harus memperhitungkan mutu guru, peranan penting untuk membantu siswa
yang meliputi kinerja guru, kompetensi guru, mempermudah dalam hal pemahaman dan menjadi
orang yang dipercaya dalam membangun

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 214


komunikasi empati dengan siswa sehingga dasar di Kota Bandung masih belum optimal. Guru
integritas siswa yang terbangun bukan hanya masih disibukkan dengan kegiatan administratif di
intelektualitasnya saja tetapi juga dimensi sosial luar tugas mengajarnya. Kemudian, masih banyak
dan spiritualnya (Komariah & Triatna, 2005). guru yang kesulitan dalam hal perencanaan dan
Dalam menjalankan profesionalitas penilaian pembelajaran yang mengacu pada
kerjanya, guru berkewajiban untuk merencanakan kurikulum yang baru.
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran Selain itu, berdasarkan penelitian yang
yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi dilakukan oleh Anggraeni (2016), sebagian guru
hasil pembelajaran. Guru berperan penting dalam sekolah dasar di Kota Bandung masih memiliki
menentukan keberhasilan proses pembelajaran disiplin mengajar yang rendah, sekitar 30% guru
sesuai dengan kewajibannya tersebut. Pelaksanaan tidak berasal dari pendidikan keguruan, dan nilai
tugas pokok tersebut dapat menceminkan kinerja UKG masih berada dibawah standar yaitu berkisar
mengajar guru yang selanjutnya akan berpengaruh antara 20 – 30%. Selanjutnya ditinjau dari data
terhadap mutu proses pembelajaran dan mutu Jendela Pendidikan dan Kebudayaan
pendidikan. (http://jendela.data.kemdikbud.go.id), sekitar 86%
Armstrong (2009) mendefinisikan kinerja dari jumlah guru sekolah dasar sudah memenuhi
sebagai catatan atas pencapaian seseorang. Apabila syarat untuk mengajar karena sudah berkualifikasi
dikaitkan dengan profesi guru, kinerja mengajar pendidikan sarjana (S1) dan sekitar 14% guru
guru dapat diartikan sebagai cara untuk masih memiliki kualifikasi di bawah sarjana (S1).
menjalankan tugas pokoknya, yaitu dalam hal Armstrong (2009) menyatakan bahwa
perencanaan proses pembelajaran, pengajaran, dan faktor yang memengaruhi kinerja adalah atribut
penilaian yang dilakukan dalam rangka mencapai individu, usaha kerja serta dukungan organisasi.
tujuan yang telah ditetapkan (Jones, Jenkin, & Dengan demikian, salah satu faktor yang
Lord, 2006). mempengaruhi kinerja mengajar guru dari faktor
Mulyana (2010) kinerja guru dapat dicapai organisasi adalah manajemen kurikulum di
dengan sukses apabila guru mempunyai komitmen sekolah.
pada siswa dan proses belajarnya, guru menguasai Kegiatan manajemen kurikulum
secara mendalam bahan atau materi yang diajarkan dititikberatkan pada usaha-usaha pembinaan
kepada siswa, guru bertanggung jawab untuk situasi belajar mengajar di sekolah agar selalu
memantau hasil belajar siswa melalui berbagai terjamin kelancarannya (Suryosubroto, 2010).
teknik evaluasi, mulai dari cara pengamatan dalam Keberadaan kurikulum tidak saja dapat dilihat dari
perilaku siswa sampai tes hasil belajar, guru hasil belajar siswa, tetapi proses ke arah itu yang
mampu berpikir sistimatis tentang apa yang ditandai dengan adanya analisis kurikulum,
dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya, dan penyusunan silabus, dan berbagai perangkat
selanjutnya guru menyadari bahwa dirinya program kurikulum yang dimaksudkan sebagai
merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam penyediaan layanan pembelajaran terbaik bagi
lingkungan profesinya. siswa (Komariah & Triatna, 2005).
Berdasarkan hasil observasi awal, kondisi Tercatat sejak kemerdekaan Republik
di lapangan terkait kinerja mengajar guru sekolah Indonesia, sudah terjadi beberapa kali pergantian

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 215


kurikulum. Perubahan dan pergantian kurikulum dalam diri guru. Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun
dilatarbelakangi oleh perkembangan zaman dan 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab III Pasal 7
adanya tantangan dunia pendidikan baik dari segi disebutkan bahwa profesi guru merupakan bidang
internal maupun eksternal. pekerjaan khusus yang harus memiliki komitmen
Pada kurikulum untuk jenjang sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
dasar, pengembangan yang dilakukan adalah ketakwaan, dan akhlak mulia.
digunakannya pendekatan tematik terpadu dimana Kalfika (2016) mengemukakan bahwa
mata pelajaran akan lebur dalam tema-tema yang guru yang telah memiliki komitmen tinggi maka ia
menjadi pokok bahasan yang disebut juga akan disiplin waktu, selalu hadir untuk mulai
pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran mengajar di kelas dan selesai tepat pada waktunya.
tematik integratif merupakan pendekatan Namun, pada kenyataannya sebagian guru sekolah
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai dasar di Kota Bandung masih memiliki disiplin
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam mengajar yang rendah (Anggraeni, 2016).
berbagai tema. Dengan adanya perubahan Berdasarkan penelitian terdahulu yang
kurikulum ini, kepala sekolah dan guru sekolah dilakukan oleh Kambunandiwan (2013)
dasar dituntut untuk melakukan pengelolaan atau menyebutkan manajemen kurikulum, berpengaruh
manajemen kurikulum sesuai dengan tujuan terhadap kinerja mengajar guru. Selanjutnya, hasil
kurikulum. penelitian yang dilakukan oleh Kalfika (2016)
Manajemen Kurikulum pada hakikatnya menunjukkan bahwa komitmen guru berpengaruh
membahas tentang pengorganisasian sumber- positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar
sumber yang ada di sekolah sehingga kegiatan guru.
manajemen kurikulum ini dapat dilakukan dengan Rosita Bestiana (2012) juga melakukan
efektif dan efisien. Kegiatan-kegiatan yang penelitian tentang Hubungan Kepuasan Kerja,
termasuk dalam manajemen kurikulum meliputi Motivasi dan Komitmen Normatif dengan Kinerja
pembagian tugas guru, penyusunan jadwal Guru SMPN 1 Rantau Selatan - Labuhan Batu.
pelajaran, pembagian rombongan belajar, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh
membuat absensi guru dan siswa, menetapkan variabel yang dianalisis dengan menggunakan uji F
kegiatan ekstra kurikuler, membuat daftar nilai, dan hasilnya diperoleh bahwa kepuasan kerja guru,
menentukan waktu ujian dan sebagainya. Namun motivasi kerja dan komitmen normatif dapat
pada kenyataan di lapangan, pelaksanaan dijadikan sebagai faktor dalam menentukan kinerja
manajemen kurikulum sekolah dasar di Kota guru di SMP Negeri 1 Rantau Selatan Kab.
Bandung masih belum optimal. Dari hasil Labuhan Batu.
wawancara dengan beberapa guru sekolah dasar, Rosdiana (2013) melakukan penelitian
ditemukan fakta bahwa sebagian guru kesulitan dengan judul Pengaruh Kompetensi Guru Dan
dalam perencanaan dan evaluasi kurikulum sesuai Komitmen Mengajar Terhadap Efektivitas Proses
dengan Kurikulum 2013. Pembelajaran Serta Implikasinya Pada Hasil
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi.
mengajar guru adalah komitmen. Komitmen Dari hasil penelitian ini diperoleh informasi bahwa
merupakan salah satu faktor internal yang berasal terdapat pengaruh kompetensi guru dan komitmen

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 216


mengajar terhadap hasil belajar siswa serta terdapat Berdasarkan uraian di atas, maka
pengaruh tidak langsung kompetensi guru dan penelitian ini mengkaji tentang pendidikan sekolah
komitmen mengajar terhadap hasil belajar siswa dasar di Kota Bandung khususnya pengaruh
melalui efektivitas proses pembelajaran. manajemen kurikulum dan komitmen guru
terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode random sampling. Penggunaan teknik ini
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode mengingat wilayah Kota Bandung yang cukup luas
deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk dan terdiri dari 30 Kecamatan. Penarikan sampel
memecahkan masalah yang terjadi pada masa akan diambil berdasarkan cluster wilayah
sekarang yang dilaksanakan dengan melalui administratif, kecamatan, sekolah, dan selanjutnya
prosedur pengumpulan data, mengklasifikasi data, didapatkan sampel individu (Arikunto dalam
dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan Riduan, 2010).
(Sugiyono, 2013). Peneliti membagi wilayah pemerintahan
Dalam penelitian ini, variabel yang akan kota Bandung ke dalam depalan Sub Wilayah Kota
diteliti adalah manajemen kurikulum dan (SWK). Pembagian wilayah tersebut didasarkan
komitmen guru sebagai variabel independen, pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10
sedangkan kinerja mengajar guru sebagai variabel Tahun 2015 tentang Rencana Detail Tata Ruang
dependen. Indikator manajemen kurikulum terdiri dan Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015 –
atas pengembangan, pengorganisasian, 2035. Dari delapan SWK tersebut, kemudian
pelaksanaan, dan pengawasan kurikulum. diambil satu kecamatan dalam setiap wilayah.
Sementara itu, indikator komitmen guru terdiri atas Setelah itu, sekolah diambil sebanyak 40% dari
komitmen pada peserta didik, komitmen pada jumlah sekolah dasar pada kecamatan yang
sekolah, komitmen pada profesi, dan komitmen terpilih, dan selanjutnya dari masing-masing
pada orang tua/wali siswa. Sedangkan indikator sekolah yang terpilih akan diambil responden guru
kinerja mengajar guru adalah perencanaan sebanyak 20%.
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan Teknik pengolahan data dalam penelitian
evaluasi/penilaian dan tindak lanjut pembelajaran. ini menggunakan analisis regresi linier berganda
Populasi penelitian ini adalah seluruh untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar
Sekolah Dasar Negeri Kota Bandung yang gejala (variabel), hubungan tersebut positif atau
sebanyak 274 sekolah. Sampel sekolah sebanyak negatif dan seberapa signifikan hubungan antar
30 sekolah diambil berdasarkan teknik cluster variabel tersebut.

HASIL PENELITIAN
Deskripsi Kinerja Mengajar Guru rata tersebut masuk ke dalam kategori “sangat
Hasil perhitungan nilai rata-rata variabel tinggi”, artinya bahwa rata-rata responden
kinerja mengajar guru (Y) dengan metode WMS cenderung menilai bahwa kinerja mengajar guru
diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,54. Nilai rata-

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 217


sudah sangat tinggi berdasarkan dimensi dan Penyebaran Skor Rata-rata Dimensi Variabel
Manajemen Kurikulum
indikator yang digunakan dalam penelitian ini.
Terdapat tiga dimensi dalam variabel
Deskripsi Komitmen Guru
kinerja mengajar guru yaitu perencanaan
Hasil perhitungan nilai rata-rata variabel
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan
komitmen guru diperoleh nilai rata-rata sebesar
evaluasi/penilaian dan tindak lanjut pembelajaran.
3,46. Nilai rata-rata tersebut masuk ke dalam
Berikut adalah skor rata-rata ketiga dimensi.
kategori “sangat tinggi”, artinya bahwa rata-rata
responden cenderung menilai bahwa komitmen
guru sudah sangat tinggi berdasarkan dimensi dan
indikator yang digunakan dalam penelitian ini.
Terdapat empat dimensi dalam variabel
komitmen guru, yaitu Rata-rata komitmen pada
peserta didik, komitmen pada sekolah, komitmen
pada profesi, dan komitmen pada orang tua/wali

Gambar 1 siswa. Berikut adalah skor rata-rata keempat


Penyebaran Skor Rata-rata Dimensi Variabel dimensi.
Kinerja Mengajar Guru

Deskripsi Manajemen Kurikulum


Hasil perhitungan nilai rata-rata variabel
manajemen kurikulum diperoleh nilai rata-rata
sebesar 3,49. Nilai rata-rata tersebut masuk ke
dalam kategori “sangat baik”, artinya bahwa rata-
rata responden cenderung menilai bahwa
manajemen kurikulum sudah sangat baik
berdasarkan dimensi dan indikator yang digunakan Gambar 3
dalam penelitian ini. Penyebaran Skor Rata-rata Dimensi Variabel
Komitmen Guru
Terdapat empat dimensi dalam variabel
manajemen kurikulum yaitu pengembangan, Pengujian Hipotesis
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan Pengaruh Manajemen Kurikulum terhadap
kurikulum. Berikut adalah skor rata-rata keempat Kinerja Mengajar Guru
dimensi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
terdapat pengaruh antara manajemen kurikulum
terhadap kinerja mengajar guru. Berdasarkan hasil
perhitungan, maka diperoleh hasil koefisien
korelasi antara manajemen kurikulum dengan
kinerja mengajar guru adalah 0,539 yang berarti
manajemen kurikulum memiliki hubungan yang
cukup kuat dengan kinerja mengajar guru.
Gambar 2
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 218
Kemudian diperoleh bahwa nilai R2 manajemen dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap
kurikulum terhadap kinerja mengajar guru sebesar perubahan skor komitmen guru (X2) sebesar satu
0,352 atau 35,2%. Hal ini menunjukkan bahwa satuan, maka estimasi skor kinerja mengajar guru
besarnya pengaruh manajemen kurikulum terhadap (Y) akan berubah sebesar 0,543 satuan pada arah
kinerja mengajar guru adalah sebesar 35,2% yang sama.
sedangkan sisanya yaitu sebesar 64,8% Pengaruh Manajemen Kurikulum dan
dipengaruhi oleh variabel lain. Komitmen Guru terhadap Kinerja Mengajar
Persamaan model regresi yang terbentuk Guru

adalah Yˆ = 57,558 + 0,446 X 1 . Interpretasi dari Hipotesis dalam penelitian ini adalah
terdapat pengaruh antara manajemen kurikulum
persamaan tersebut bahwa jika variabel
(X1) dan komitmen guru (X2) secara bersama-sama
manajemen kurikulum (X1) dengan kinerja
terhadap kinerja mengajar guru (Y). berdasarkan
mengajar guru (Y) diukur dengan menggunakan
hasil perhitungan, diperoleh koefisien korelasi
instrumen yang dikembangkan dalam penelitian
antara manajemen kurikulum dan komitmen guru
ini, maka setiap perubahan skor manajemen
dengan kinerja mengajar guru adalah 0,882 yang
kurikulum (X1) sebesar satu satuan, maka estimasi
berarti manajemen kurikulum dan komitmen guru
skor kinerja mengajar guru (Y) akan berubah
secara bersama-sama memiliki hubungan yang
sebesar 0,446 satuan pada arah yang sama.
sangat kuat dengan kinerja mengajar guru.
Pengaruh Komitmen Guru terhadap Kinerja
Kemudian diperoleh bahwa nilai R2 manajemen
Mengajar Guru
kurikulum dan komitmen guru secara bersama-
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
sama terhadap kinerja mengajar guru sebesar 0,777
terdapat pengaruh antara komitmen guru terhadap
atau 77,7%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya
kinerja mengajar guru. Berdasarkan hasil
pengaruh manajemen kurikulum dan komitmen
perhitungan, diperoleh koefisien korelasi antara
guru secara bersama-sama terhadap kinerja
komitmen guru dengan kinerja mengajar guru
mengajar guru adalah sebesar 77,7% sedangkan
adalah 0,856 yang berarti komitmen guru memiliki
sisanya yaitu sebesar 22,3% dipengaruhi oleh
hubungan yang sangat kuat dengan kinerja
variabel lain.
mengajar guru. Kemudian diperoleh bahwa nilai R2
Persamaan model regresi yang terbentuk
komitmen guru terhadap kinerja mengajar guru
sebesar 0,733 atau 73,3%. Hal ini menunjukkan adalah Yˆ = 33,454 + 0,179 X 1 + 0,470 X 2 .
bahwa besarnya pengaruh komitmen guru terhadap Interpretasi dari persamaan tersebut bahwa jika
kinerja mengajar guru adalah sebesar 73,3% variabel manajemen kurikulum (X1) dan
sedangkan sisanya yaitu sebesar 26,7% komitmen guru (X2) dengan kinerja mengajar guru
dipengaruhi oleh variabel lain. (Y) diukur secara bersama-sama dengan
Persamaan model regresi yang terbentuk menggunakan instrumen yang dikembangkan

adalah Yˆ = 40,100 + 0,543 X 2 . Interpretasi dari dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor
manajemen kurikulum (X1) dan komitmen guru
persamaan tersebut bahwa jika variabel komitmen
(X2) sebesar satu satuan, maka estimasi skor
guru (X2) dengan kinerja mengajar guru (Y) diukur
kinerja mengajar guru (Y) akan berubah sebesar
dengan menggunakan instrumen yang

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 219


0,179 satuan X1 dan 0,470 satuan X2 pada arah
yang sama. Besarnya pengaruh antar masing-
masing variabel digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4. Pengaruh Manajemen Kurikulum dan


Komitmen Guru terhadap Kinerja Mengajar Gur

PEMBAHASAN
Kinerja Mengajar Guru 3,70. Sebelum melaksanakan pembelajaran,
Kinerja mengajar guru dalam penelitian ini seorang guru harus mengadakan persiapan terlebih
didefinisikan sebagai kemampuan guru dalam dahulu agar proses belajar-mengajar dapat berjalan
melaksanakan proses pembelajaran yang meliputi dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta tindak tercapai (Ibrahim & Sukmadinata, 2010).
lanjut pembelajaran dalam rangka pembinaan Hasil analisis deskriptif menunjukkan
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. bahwa dimensi pelaksanaan pembelajaran
Sementara itu, Jones et al. (2006) mengartikan dikategorikan “sangat tinggi” dengan skor rata-rata
kinerja mengajar guru sebagai cara untuk 3,46. Angka tersebut masih berada di bawah
menjalankan tugas pokoknya, yaitu dalam hal dimensi perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan
perencanaan proses pembelajaran, pengajaran, dan pembelajaran di sekolah dasar sesuai dengan K13
penilaian yang dilakukan dalam rangka mencapai adalah merupakan pembelajaran tematik. Haji
tujuan yang telah ditetapkan. (2015) menyebutkan bahwa pelaksanaan
Sejalan dengan definisi tersebut, pembelajaran tematik yang ideal bagi sekolah
berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun dasar dalah dilakukan dengan menggunakan tiga
2005 Bab IV Pasal 20 (a) menyatakan bahwa tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan,
standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban Berdasarkan kecenderungan jawaban yang
untuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan dipilih oleh responden, yang masih kurang dalam
proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai pelaksanaan pembelajaran sekolah dasar negeri di
dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Kota Bandung adalah dalam pelaksanaan kegiatan
Berdasarkan temuan yang diperoleh dari inti terutama dalam dalam memanfaatkan peraga
hasil analisis data penelitian pada variabel kinerja dan sarana pembelajaran dalam kegiatan
mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kota pembelajaran. Selain itu menurut Sungkono
Bandung berada kategori “sangat tinggi”. (2006), kekurangan yang sering terjadi dalam
Hasil analisis deskriptif menunjukkan pelaksanaan pembelajaran tematik, yakni tidak
bahwa dimensi perencanaan pembelajaran setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum
dikategorikan “sangat tinggi” dengan skor rata-rata

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 220


dengan konsep-konsep yang ada dalam setiap tema menyebutkan bahwa pelaksanaan manajemen
secara tepat. kurikulum di tingkat sekolah merupakan tanggung
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan jawab kepala sekolah untuk melaksanakan
pembelajaran di sekolah dasar, pelaksanaan kurikulum di lingkungan sekolah yang
pembelajaran harus didukung oleh keterampilan dipimpinnya. Hal tersebut dikarenakan kepala
dan kompetensi guru, serta kemampuan guru sekolah sebagai pemimpin dan termasuk
dalam mengintegrasi kurikulum dengan konsep- memimpin pelaksanaan kurikulum. Kepala
konsep yang ada dalam setiap tema pelajaran sekolah merupakan administrator dalam
(Sungkono, 2006). Dukungan sarana dan prasarana pelaksanaan kurikulum yang berperan dalam
yang memadai yang berisi berbagai sumber belajar perencanaan program, pengorganisasian staf, dan
yang dibutuhkan juga akan dapat meningkatkan penilaian terhadap personal sekolah.
pelaksanaan pembelajaran tematik oleh guru. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari
Hasil analisis deskriptif menunjukkan hasil analisis data penelitian pada variabel
bahwa dimensi evaluasi atau penilaian dan tindak manajemen kurikulum Sekolah Dasar Negeri di
lanjut pembelajaran dikategorikan “sangat tinggi” Kota Bandung berada kategori “sangat baik”. Hal
dengan skor rata-rata 3,46. Evaluasi/penilaian tersebut menunjukkan bahwa secara umum
pembelajaran tematik difokuskan pada evaluasi pelaksanaan manajemen kurikulum Sekolah Dasar
proses dan hasil (Sungkono, 2006). Evaluasi proses Negeri di Kota Bandung sudah baik.
diarahkan pada tingkat keterlibatan, minat dan Hasil analisis deskriptif menunjukkan
semangat siswa dalam proses pembelajaran, bahwa dimensi pengembangan kurikulum
sedangkan evaluasi hasil lebih diarahkan pada dikategorikan “sangat baik” dengan skor rata-rata
tingkat pemahaman dan penyikapan siswa terhadap 3,60. Pada tahap institusi, kegiatan pengembangan
substansi materi dan manfaatnya bagi kehidupan kurikulum dilakukan di setiap lembaga pendidikan
siswa sehari-hari. (Hernawan, 2007). Dalam pengembangan
Dalam meningkatkan evaluasi/penilaian kurikulum, kepala sekolah harus mampu dalam
pembelajaran, guru dapat menggunakan instrumen memfasilitasi sekolah untuk membentuk dan
untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap memberdayakan tim pengembang kurikulum untuk
materi pelajaran, guru dapat memberikan suatu tes mengembangkan kurikulum sesuai dengan
perbuatan atau keterampilan untuk mengetahui kebutuhan dan kemampuan masing-masing
tingkat kemampuan siswa dalam melakukan suatu sekolah (Rusman, 2009).
tugas, serta guru dapat melakukan wawancara atau Hasil analisis deskriptif menunjukkan
dialog secara informal untuk mengungkap sikap bahwa dimensi pengorganisasian kurikulum
siswa terhadap materi pelajaran. dikategorikan “sangat baik” dengan skor rata-rata
Manajemen Kurikulum 3,62. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah
Manajemen kurikulum dalam penelitian melakukan penyusunan jadwal pelajaran,
ini didefinisikan sebagai sebuah sistem melakukan pembagian beban mengajar serta beban
pengelolaan kurikulum sekolah untuk menciptakan belajar. Penyusunan jadwal pelajaran didasarkan
pengalaman belajar yang bermutu bagi peserta pada kewajiban jam mengajar guru dan
didik. Sejalan dengan hal tersebut, Hamalik (2012) berdasarkan hasil musyawarah bersama antar

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 221


kepala sekolah dan guru. Pengaturan tugas dan untuk mampu melaksanakan kurikulum yang
kewajiban guru disesuaikan dengan bidang sudah disusun berdasarkan perencanaan kurikulum
keahlian dan minat guru dan didasarkan pada yang sudah dibuat.
beban tugas minimal dan keahliannya. Dengan Pengawasan kurikulum dikategorikan
demikian setiap guru diharapkan memiliki “sangat baik” dengan skor rata-rata 3,49. Hal ini
motivasi untuk berprestasi serta berusaha untuk dilihat dari pengawasan kurikulum oleh kepala
merealisasikan program sekolah secara sinergi sekolah dan tindak lanjut hasil pengawasan
antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, kurikulum. Suhardan (2014) mengemukakan
serta orang tua (Sudarsyah & Nurdin, 2010). bahwa pengawasan di sekolah menekankan pada
Sementara itu, pembagian beban belajar pekerjaan yang harus dijalankan dengan benar oleh
disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik semua unur pelaksananya termasuk guru,
peserta didik dalam rangka menciptakan walaupun harus memaksan orang yang
pengalaman belajar yang bermutu bagi peserta mengerjakannya.
didik. Tindak lanjut dari adanya pengawasan
Hasil analisis deskriptif menunjukkan kurikulum menurut Rusman (2009) adalah untuk
bahwa dimensi pelaksanaan kurikulum mengupayakan kesesuaian kurikulum dengan
dikategorikan “sangat baik” dengan skor rata-rata kebutuhan siswa dan kemajuan ilmu pengetahuan,
3,25. Hal ini dilihat dari pelaksanaan kegiatan teknologi, dan seni (IPTEKS); tuntutan dan
pembelajaran serta pelaksanaan supervisi oleh kebutuhan masyarakat, serta kebutuhan
kepala sekolah. Walaupaun dimensi pelaksanaan stakeholders; mengidentifikasi kebutuhan bagi
kurikulum sudah baik, namun dimensi ini masih pengembangan kurikulum lokal; mengevaluasi
kurang dari ketiga dimensi lainnya. Kurangnya pelaksanaan kurikulum di sekolah; serta
pelaksanaan kurikulum sebagian besar disebabkan melakukan penelitian dan pengembangan terhadap
oleh guru yang kesulitan dalam menerjemahkan usaha untuk meningkatkan kualitas dan
kurikulum 2013 yang memiliki pendekatan tematik manajemen sekolah bermutu.
intergatif. Guru kesulitan dalam mengubah pola Sementara itu, Glickman et al. (2014)
pikir baru sesuai dengan pembelajaran tersebut. menyebutkan bahwa kepala sekolah sebagai
Dalam hal ini peran kepala sangat penting dalam pengawas yang ingin memfasilitasi perubahan
memberikan bimbingan, arahan dan dukungan dalam tujuan kurikulum, konten, organisasi, dan
kepada para guru untuk mengembangkan dan format kurikulum harus ingat bahwa keberhasilan
memahami kurikulum dengan pendekatan tematk kurikulum didasarkan pada guru yang mampu
pada jenjang sekolah dasar. mengubah pola pikir dan melibatkan diri mereka
Pelaksanaan kurikulum dengan dalam pengembangan kurikulum di sekolah.
pembelajaran tematik pada prinsipnya sama Komitmen Guru
dengan pembelajaran pada umumnya. Namun yang Komitmen guru dalam penelitian ini
berbeda adalah pada pembelajaran tematik tidak didefinisikan sebagai sikap dan tanggung jawab
mengenal mata pelajaran, melainkan tema-tema serta kesetiaan guru dalam melaksanakan tugas dan
tertentu yang mencakup berbagai mata pelajaran. kewajibannya sesuai dengan aturan untuk
Dalam hal ini, guru dan kepala sekolah dituntut mencapai tujuan pendidikan. Seorang guru yang

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 222


berkomitmen tinggi akan bertanggung jawab itu, guru juga harus menjadi pendamping siswa dan
terhadap sekolah dan profesinya dengan sukarela berusaha menggali potensi yang dimiliki peserta
dan menciptakan iklim sekolah yang kondusif serta didik untuk dikembangkan.
berusaha mewujudkan keberhasilan pendidikan Hasil analisis deskriptif menunjukkan
dan pengajaran. bahwa dimensi komitmen pada sekolah
Berdasarkan temuan yang diperoleh dari dikategorikan “sangat tinggi” dengan skor rata-rata
hasil analisis data penelitian pada variabel 3,48. Komitmen pada sekolah diukur berdasarkan
komitmen guru Sekolah Dasar Negeri di Kota tingkat keyakinan dan penerimaan guru terhadap
Bandung berada pada kategori “sangat tinggi”. Hal tujuan dan nilai sekolah, usaha untuk mewujudkan
tersebut menunjukkan bahwa secara umum tujuan dan nilai sekolah, serta keinginan guru
komitmen guru Sekolah Dasar Negeri di Kota untuk menjaga keanggotaannya di sekolah.
Bandung sudah tinggi. Komitmen guru pada sekolah dapat pula dianggap
Hasil analisis deskriptif menunjukkan sebagai komitmen organisasi. Luthans (1995)
bahwa dimensi komitmen pada peserta didik menyebutkan bahwa seorang yang memiliki
dikategorikan “sangat tinggi” dengan skor rata-rata komitmen organisasi memiliki keinginan untuk
3,39. Hal ini dilihat dari bagaimana perlakuan guru tetap menjadi bagian dari suatu organisasi, bersedia
terhadap peserta didik serta tanggung jawab guru untuk mencapai peningkatan usaha atas nama
terhadap pembelajaran peserta didik. Prayitno organisasi, serta memiliki keyakinan dan
(2015) menjelaskan bahwa guru yang penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
berkomitmen akan selalu berupaya mendidik dan Hasil analisis deskriptif menunjukkan
membimbing peserta didik dalam memunculkan bahwa dimensi komitmen pada profesi
potensi maksimalnya untuk bermanfaat bagi diri, dikategorikan “sangat tinggi” dengan skor rata-rata
lingkungan dan negara. 3,45. Hal ini dilihat dari kekuatan motivasi dan
Matthew (2015) juga menyebutkan bahwa keterikatan guru dengan pekerjaan, serta
guru yang berkomitmen pada peserta didik akan bagaimana upaya guru dalam meningkatkan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan masing- pengetahuan dan kemampuan sebagai bentuk
masing peserta didik. Kelompok kelas merupakan pengembangan profesi.
sebuah kelompok besar yang terdiri dari banyak Guru merupakan jabatan atau profesi yang
individu unik dan berbeda serta dengan kebutuhan memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
unik pula. Seorang guru yang berkomitmen Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang lain
berusaha untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan
dengan menyediakan berbagai metode pengajaran, kegiatan atau pekerjaan sebagai guru (Usman,
termasuk instruksi langsung, mengelompokkan 2016). Oleh karena itu, seorang guru harus
peserta didik, dan menata ulang kelompok sesuai memiliki komitmen terhadap profesi dan
kebutuhan. Untuk menjangkau setiap peserta didik, pekerjaannya terutama dalam mengembangkan
guru harus berusaha memotivasi setiap individu, kompetensi, pengetahuan, dan kemampuannya,
melibatkannya dalam pembelajaran, dan serta guru harus peka dan tanggap terhadap
memberikan pengajaran sesuai dengan perubahan dan pembaruan ilmu pengetahuan dan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Selain

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 223


teknologi sejalan dengan kebutuhan masyarakat profesional, efektif, dan terpadu dapat memberikan
dan perkembangan zaman. motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa
Komitmen pada ornag tua/wali siswa. dalam belajar.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan Sebagai salah satu variabel signifikan yang
bahwa dimensi komitmen pada ornag tua/wali mempengaruhi kinerja mengajar guru, maka dalam
siswa dikategorikan “sangat tinggi” dengan skor rangka meningkatkan kinerja mengajar guru
rata-rata 3,53. Hal ini dilihat dari komunikasi guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung perlu
dengan orang tua serta pelaporan hasil belajar dilakukan upaya untuk meningkatkan manajemen
peserta didik kepada orang tua. Guru yang kurikulum. Gambaran tentang pelaksanaan
berkomitmen pada orang tua akan berusaha untuk manajemen kurikulum Sekolah Dasar Negeri di
berkomunikasi secara berkala dengan orang tua/ Kota Bandung pada umumnya sudah berlangsung
wali siswa mengenai kondisi dan kemajuan peserta baik, namun masih terdapat beberapa hambatan
didik dan memberikan informasi yang objektif dan kendala terutama dalam pelaksanaan
mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik. guru kurikulum. Kurangnya ketersediaan sarana
yang berkomitmen juga akan memberikan prasarana penunjang dan buku yang sesuai dengan
kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi Kurikulum 2013 membuat para guru kesulitas
terkait dengan minat dan bakat peserta didik serta dalam mengimplementasikan kurikulum. Selain
memberikan laporan hasil evaluasi belajar peserta itu, guru kesulitan dalam menterjemahkan
didik kepada orang tua secara obyektif. kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 ke dalam
Pengaruh Manajemen Kurikulum terhadap program pengajaran semester serta sulit untuk
Kinerja Mengajar Guru mengubah pola pikir lama ke pola pikir baru sesuai
Berdasarkan hasil analisis yang telah dengan perkembangan yang terjadi dalam
dilakukan sebelumnya diperoleh hasil bahwa kurikulum.
manajemen kurikulum berpengaruh terhadap Oleh karena itu diperlukan adanya
kinerja mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di peningkatan sarana dan prasarana serta buku yang
Kota Bandung dengan nilai sebesar 35,2%, sesuai dengan Kurikulum 2013. Selain itu, kepala
sementara sisanya sebesar 64,8% dipengaruhi oleh sekolah diharapkan dapat meningkatkan kualitas
variabel lain. dorongan, bimbingan, dan dukungan kepada guru
Hasil penelitian ini didukung oleh dengan melakukan supervisi secara terjadwal
penelitian yang dilakukan oleh Kambunandiwan kepada para guru dan menyampaikan hasilnya
(2013) yang menyatakan bahwa manajemen sebagai bahan masukan, bimbingan serta
pembelajaran, manajemen Kurikulum, manajemen pembinaan kepala sekolah kepada guru.
prasarana, dan manajemen humas berpengaruh Pelaksanaan supervisi tersebut diharapkan dapat
secara signifikan terhadap kinerja guru. menunjang kinerja mengajar guru serta dapat
Selanjutnya, menurut Rusman (2009) salah satu mengembangkan proses belajar mengajar melalui
fungsi dari manajemen kurikulum adalah untuk peningkatan manajemen kurikulum.
meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun
aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Pengelolaan kurikulum yang

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 224


Pengaruh Komitmen Guru terhadap Kinerja Beer (2009) mengemukakan bahwa komitmen
Mengajar Guru yang tinggi berbanding lurus dengan kinerja tinggi.
Komitmen guru adalah faktor kunci yang Keselarasan kinerja guru akan terjadi ketika total
mempengaruhi proses belajar mengajar. Hal ini sistem organisasi sekolah (struktur, sistem,
mengandung pemahaman bahwa guru sebagai manusia, dan budaya) sesuai dengan sasaran dan
individu memiliki keterlibatan dengan sekolah, strategi kinerja yang ingin dicapai sesuai dengan
dengan materi pelajaran, tujuan pembelajaran, dan tujuan pendidikan.
niat guru untuk mempertahankan keanggotaan Sejalan dengan pendapat tersebut,
organisasi, semua ini akan berpengaruh terhadap Komariah (2014) mengemukakan bahwa
proses pembelajaran yang dilakukannya (Graham, performance = (ability x motivation +
1996). commitment). Hal tersebut bermakna bahwa
Berdasarkan hasil analisis yang telah kinerja ditentukan oleh kemampuan yang diperoleh
dilakukan sebelumnya diperoleh hasil bahwa dari hasil pendidikan, pelatihan dan pengalaman;
komitmen guru berpengaruh terhadap kinerja motivasi yang merupakan perhatian khusus dari
mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kota hasrat seorang pegawai dalam melakukan suatu
Bandung dengan nilai sebesar 73,3%, sementara pekerjaan dengan baik; dan kesetiaan terhadap
sisanya sebesar 26,7% dipengaruhi oleh variabel janji atau kontrak kerja sebagai pegawai.
lain. Pengaruh Manajemen Kurikulum dan
Hasil penelitian ini didukung oleh Komitmen Guru terhadap Kinerja Mengajar
penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati & Guru
Herawan (2016) yang menyatakan bahwa terdapat Berdasarkan hasil analisis yang telah
pengaruh yang positif dan signifikan antara dilakukan sebelumnya diperoleh hasil bahwa
komitmen guru terhadap mutu kinerja mengajar manajemen kurikulum dan komitmen guru secara
guru. Komitmen guru berpengaruh terhadap mutu bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
kinerja mengajar guru hal ini disebabkan karena mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kota
ketika guru memiliki komitmen tinggi yaitu Bandung dengan nilai sebesar 77,7%, sementara
semangat, keinginan, keyakinan, dedikasi, dan sisanya sebesar 22,3% dipengaruhi oleh variabel
loyalitas yang kuat untuk memberikan usaha dan lain. Apabila dilihat dari besarnya koefisien
energinya terhadap tugasnya mengajar maka mutu korelasi, koefisien korelasi manajemen kurikulum
kinerjanya dalam mengajar pun akan meningkat. (X1) dan komitmen guru (X2) secara bersama-
Selaras dengan penelitian sebelumnya, sama dengan kinerja mengajar guru (Y) adalah
Sukamto & Pardjono (2016) juga menyatakan sebesar 0,882, sehingga dapat disimpulkan bahwa
bahwa komitmen guru memiliki pengaruh positif manajemen kurikulum dan komitmen guru secara
dan sifnifikan terhadap kinerja guru dimana bersama-sama memiliki hubungan dengan kinerja
peningkatan kinerja guru dapat dilakukan dengan mengajar guru ke arah positif yang sangat kuat. Hal
meningkatkan komitmen terhadap proses belajar ini menunjukkan bahwa bahwa jika pelaksanaan
mengajar, kurikulum dan kebijakan sekolah. manajemen kurikulum sudah dilakukan dengan
Komitmen guru merupakan salah satu baik disertai dengan komitmen guru yang tinggi,
komponen pokok yang mendukung kinerja guru.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 225


maka kinerja mengajar guru Sekolah Dasar Negeri kinerja mengajar guru akan semakin meningkat.
di Kota Bandung akan lebih optimal. Dengan demikian, untuk menghasilkan kinerja
Setelah dilakukan analisis secara individu mengajar guru yang optimal, tidak bisa dilakukan
maupun secara bersama-sama, berdasarkan hasil hanya dengan melihat salah satu variabel saja,
analisis diketahui bahwa pengaruh kedua variabel namun dengan melihat kedua variabel yang
secara bersama-sama lebih tinggi daripada mempengaruhi secara bersama-sama. Selain itu,
pengaruh kedua variabel secara individu. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak
menunjukkan bahwa semakin banyak variabel variabel yang mempengaruhi kinerja mengajar
yang dinyatakan berpengaruh signifikan maka guru namun belum diteliti pada penelitian ini.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI


Kinerja mengajar guru, pelaksanaan tingginya komitmen guru terutama pada dimensi
manajemen kurikulum, serta komitmen guru komitmen pada peserta didik yaitu guru masih
Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung berada kesulitan dalam memahami perkembangan
pada kategori “sangat tinggi”. Hal tersebut psikomotorik siswa. Aspek lain yang cukup rendah
menunjukkan bahwa secara umum ketiga variable adalah komitmen guru terhadap sekolah, yang
tersebut sudah sangat tinggi atau sudah baik. disebabkan oleh kurangnya usaha guru untuk
Pada variabel kinerja mengajar guru, aspek mewujudkan tujuan dan nilai sekolah. Hal tersebut
pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi/penilaian terlihat dari kurangnya inisiatif guru untuk
dan tindak lanjut pembelajaran masih berada di mengembangkan pembelajaran demi kemajuan
bawah perencanaan pembelajaran. Padahal sekolah.
seharusnya pelaksanaan pembelajaran memiliki Secara parsial, manajemen kurikulum dan
nilai yang lebih tinggi karena merupakan hal yang komitmen guru memberikan pengaruh yang positif
utama dalam proses belajar-mengajar secara dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru
keseluruhan. dengan pengaruh sebesar 35,2% unruk manajemen
Sama halnya dengan variabel kinerja kurikulum dan 73,3% untuk komitmen guru.
mengajar guru, pada manajemen kurikulum, Begitupun jika dilihat secara bersama-sama, kedua
pelaksanaan kurikulum masih berada di bawah variabel tersebut memberikan pengaruh yang
ketiga dimensi lainnya. Hal tersebut dikarenakan positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar
beberapa hambatan antara lain kurangnya guru dengan pengaruh sebesar 77,7%. Besarnya
ketersediaan sarana prasarana penunjang. Selain pengaruh kedua variabel secara bersama-sama
itu, guru kesulitan dalam menterjemahkan lebih besar dari pengaruh masing-masing variabel
kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 ke dalam secara individu. Dengan demikian, dapat diambil
program pengajaran semester serta sulit untuk kesimpulan bahwa jika pelaksanaan manajemen
mengubah pola pikir lama ke pola pikir baru sesuai kurikulum sudah dilakukan dengan baik disertai
dengan perkembangan yang terjadi dalam dengan komitmen guru yang tinggi, maka kinerja
kurikulum. mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kota
Pada variabel komitmen guru masih Bandung akan lebih optimal.
terdapat beberapa hal yang menyebabkan kurang

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 Oktober 2018 226


DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, I. (2016). Pengaruh Kinerja Kambunandiwan, T. (2013). Analisis Manajemen
Manajerial Kepala Sekolah dan Kinerja Pembelajaran, Manajemen Kurikulum,
Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Manajemen Prasarana, dan Manajemen
Dasar Negeri di Kota Bandung. Humas Terhadap Kinerja Guru (Studi
Universitas Pendidikan Indonesia. Pada SMK YPPK Santa Monika Bintuni).
STIE Indonesia Malang.
Armstrong, M. (2009). Armstrong’s Handbook of
Performance Management: An Evidence- Komariah, A. (2014). Pengaruh Kepemimpinan
Based Guide to Delivering High Transformasional, Iklim Sekolah, Kinerja
Performance (4th ed., Vol. 128). London: Mengajar Guru Terhadap Produktivitas
Kogan Page. Sekolah. Mimbar, 30, No. 1, 118–125.
Beer, M. (2009). High Commitment High Komariah, A., & Triatna, C. (2005). Visionary
Performance. San Fransisco: Jossey-Bass. Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Bandung: PT Bumi Aksara.
Bestiana, Rosita. (2012). Hubungan Kepuasan
Kerja, Motivasi dan Komitmen Normatif Luthans, F. (1995). Organizational Behaviour
dengan Kinerja Guru SMPN 1 Rantau (Seventh Ed). Singapore: McGraw-Hill.
Selatan - Labuhan Batu, Jurnal
Matthew, L. (2015). 5 Professional Commitments
Tabularasa PPS UNIMED, Vol.9 No.2,
You Need to Make as a Teacher. Retrieved
Desember 2012, hlm 187-200.
December 27, 2017, from
Glickman, C. D., Gordon, S. P., & Ross-Gordon, J. http://www.theedadvocate.org/5-
M. (2014). Supervision and Instructional professional-commitments-you-need-to-
Leadership: a Developmental Approach make-as-a-teacher/
(Ninth Edit). New York: Pearson.
Mulyana, E. H. (2010). Guru Berkualitas:
Graham, K. C. (1996). Running Ahead Enhancing Profesional dan Cerdas Emosi. Jurnal
Teacher Commitment. Journal of Physical Saung Guru, 1(2), 1–11.
Education, Recreation and Dance, 67(1),
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun
45–47.
2015 tentang Rencana Detail Tata Ruang
Haji, S. (2015). Pembelajaran Tematik yang Ideal dan Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun
di SD/MI, 3(1), 56–69. 2015 – 2035
Hamalik, O. (2012). Manajemen Pengembangan Prayitno, E. (2015). Konsistensi dan Komitmen
Kurikulum. Bandung: PT Remaja Guru dalam Mencetak Generasi Emas.
Rosdakarya. Jurnal Saung Guru, VII(3), 235–242.
Hernawan, A. H. (2007). Manajemen Kurikulum Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-
Pendidikan Dasar di Indonesia. In variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
International Seminar on Education
Rosdiana, Dian. 2013. Pengaruh Kompetensi Guru
Management (pp. 1–10). Kuala Lumpur:
Dan Komitmen Mengajar Terhadap
University Malaya Kuala Lumpur.
Efektivitas Proses Pembelajaran Serta
Ibrahim, R., & Sukmadinata, N. S. (2010). Implikasinya Pada Hasil Belajar Siswa
Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Dalam Mata Pelajaran Ekonomi, Jurnal
Rineka Cipta. Penelitian Pendidikan, 13(2), 201-208.
Jones, J., Jenkin, M., & Lord, S. (2006). Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta:
Developing Effective Teacher PT RajaGrafindo Persada.
Performance. London: Paul Chapman
Satori, D. (2016). Pengawasan dan Penjaminan
Publishing.
Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Kalfika, R. (2016). Pengaruh Kepemimpinan
Sudarsyah, A., & Nurdin, D. (2010). Manajemen
Instruksional Kepala Sekolah dan
Implementasi Kurikulum. In Pengelolaan
Komitmen Guru Terhadap Kinerja
Pendidikan. Bandung: Jurusan
Mengajar Guru Sekolah Dasar di Kota
Administrasi Pendidikan UPI.
Solok. Universitas Pendidikan Indonesia.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 April 2018 227


Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Sungkono. (2006). Pembelajaran Tematik dan
Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Implementasinya di Sekolah Dasar.
Alfabeta Majalah Llmiah Pembelajaran, 2(1), 51–
58.
Suhardan, D. (2014). Supervisi Profesional.
Bandung: Alfabeta. Suryosubroto. (2010). Manajemen Pendidikan di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukamto, Y., & Pardjono. (2016). Pengaruh
Kompetensi Guru, Komitmen Kerja dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
SMP Andalan di Sleman. Jurnal
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Penelitian Ilmu Pendidikan, 9(2), 165–
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
178.
Nasional
Sukmawati dan Herawan. 2016. Kepemimpinan
Usman, M. U. (2016). Menjadi Guru Profesional.
Instruksional Kepala Sekolah, Komitmen
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Guru Dan Mutu Kinerja Mengajar Guru,
Jurnal Administrasi Pendidikan, 23(2), 68-
88.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.2 April 2018 228

Anda mungkin juga menyukai