Anda di halaman 1dari 4

corpus alienum hidung

Defenisi
 Benda asing dalam hidung
 Umumnya pada anak

Etiologi
 Hidup : Larva lalat (Myasis nasi), Lintah/Pacat
 Mati : manik, kapur barus, busa, setip, kancing, biji-bijian, daun
dll.

Gejala
 Sekret hidung : - unilateral.
- berbau atau berdarah.

Diagnosa : Rinoskopi Anterior ® corpus alienum (+).

Terapi
 Ekstraksi dengan :
- forcep hidung – alligator.
- instrumen bersudut.
 Corpus : bulat ® jangan dengan pinset !
 Corpus : binatang hidup ® matikan dahulu dengan minyak, paraffin,
alkohol.
 Antibiotika
 Tetes hidung

rhinolith
 Suatu massa “calcareous” dihidung orang dewasa akibat endapan garam
calsium atau magnesium dari sekret hidung.

etiologi : garam terbentuk tanpa asal atau sekitar corpus hidung.

Gejala : sama dengan corpus hidung, dengan sekret hidung dan hidung
tersumbat.

Diagnosa : massa keras kecoklatan, bentuk “mulberry”.

Terapi : ekstraksi seperti corpus hidung kalau besar ® pecahkan dulu ®


ekstraksi.

50
Gangguan penghidu
 Indra penghidu (n. Olfaktorius) erat
hubungannya dengan Indra pengecap (oleh n. Trigeminus)
 Kedua sensori tsb bekerja bersama-sama
stimulusnya :
Rangsang kimiawi.
 Reseptor organ penghidu terdapat pada regio olfaktorius (hidung 1/3
atas)
 Serabut saraf olfaktorius berjalan melalui lubang-lubang pada lamina
kribosa etmoid ® ke bulbus olfaktorius di dasar fosa kranii anterior

 Partikel bau dapat ® mencapai reseptor


penghidu, bila menarik nafas kuat atau partikel tsb. larut dalam lendir
yang selalu ada dipermukaan mukosa daerah olfaktorius.
 Gangguan penghidu akan terjadi bila :
 ada yang menghalangi partikel bau ke reseptor
saraf
 ada kelainan pada n. olfaktorius mulai dari
reseptor ® pusat olfaktorius.

Macam - Macam Kelainan Penghidu


 Hiposmia : decrease sense of smell = daya penghidu berkurang
 Anosmia : complete loss of smell = daya penghidu hilang.
 Parosmia : preverted sense of smell = sensasi penghidu berubah.
 Kakosmia : perception of non existent, foul odors = halusinasi bau.

Etiologi
HIPOSMIA
 Obstruksi hidung : rinitis alergi, r. Vasomotor, rinitis atropi, konka
hipertropi, septum deviasi, polip, tumor.
 Penyakit sistemis : diabetes mellitus, gagal ginjal/hati.
 Pemakaian obat : anti histamin, dekongestan, amtibiotik, anti metabolit,
anti peradangan, anti tiroid.

ANOSMIA
 Trauma frontal atau oksipital
 Infeksi oleh virus
 Tumor : osteoma, meningioma
 Degenerasi : pada orang tua
PAROSMIA
 Trauma

KAKOSMIA
 Epilepsi unsinatus, lobus temporalis.
 Kelainan psikologik : rendah diri
51
 Kelainan psikiatrik : depresi, psikosis.

Pemeriksaan
 Anamnese :
 lama keluhan, terus-menerus/hilang timbul
 uni/bilateral
 pada parosmia / kakosmia : bau yang bagaimana
 penyakit / trauma sebelumnya
 pemakaian obat sebelumnya
 apakah adakelainan sensoris lain (pengecap & penglihatan)

 Pemeriksaan Fisik :
 Pemeriksaan rinoskopi ant. & post.
 Kelainan anatomi yang ® sumbatan hidung
 Perubahan mukosa hidung
 Tanda-tanda infeksi
 Tumor

 Pemeriksaan Penunjang :
 Pemeriksaan penghidu sederhana
 Pasien dicoba untuk menghidu :
alkohol, kopi, minyak wangi, skatol (faeses), amoniak (akan merangsang
n. Trigeminus)
 Pemeriksaan foto sinus parasanal
 Pemeriksaan laboratorium : gula
darah, reduksi urin, dll

Interpretasi dan tindakan


1. Hiposmia yang hilang
timbul & bervariasi derajatnya dapat disebabkan oleh rinitis vasomotor,
rinitis alergi atau sinusitis.
 Keluhan ini dapat
hilang bila penyebabnya diobati.
 Penderita rinitis
alergi sering mengeluh tidak dapat mencium beberapa macam bau tertentu,
sedangkan bau-bauan yang lain ® normal (ada “zona anosmik”), zona
anosmia mungkin terdapat pada normal yang diturunkan secara genetik.

2. Polip nasi, tumor


hidung, rinitis kronis spesifik (rinitis atropi, sifilis, lepra,
skeleroma, tuberkulosis) menyebabkan hiposmia akibat sumbatan, yang akan
hilang bila penyakit diobati.

3. Rinitis medikamentosa
akibat pemakaian obat tetes hidung menyebabkan hiposmia atau anosmia yang
akan sembuh bila pemakaian obat tetes dihentikan.

4. Kerusakan n. olfaktorius
akibat infeksi virus menyebabkan anosmia atau sensasi penghidu yang samar-
samar dan tidak ada bedanya untuk semua rangsang bau-bauan.
 Prognosanya buruk oleh karena tidak dapat diobati.

5. Tumor n. olfaktorius,
bentuknya mirip polip nasi.
52
 Diagnosa pasti dengan pemeriksaan histologik.
 Terapi dengan pembedahan.

6. Faktor usia lanjut dapat


menyebabkan hiposmia/anosmia, terutama tidak mampu menghidu zat berbentuk
gas.
 Kelainan ini tidak dapat diobati.
7. Trauma kepala ringan
atau berat dapat ® anosmia.
 Trauma dapat pada daerah frontal atau oksipitial.
 Pasca trauma dapat ® parosmia, penciuman bau sangat berbeda, biasanya
tercium bau yang tidak enak, kadang-kadang sensasi bau timbul spontan.
 Kelainan penghidu ini mungkin sembuh dalam beberapa minggu pasca trauma.
 Bila > 3 bulan tidak membaik ® prognose buruk.

8. Tumor intrakranial yang


menekan n. olfaktorius, mula-mula me-kan ambang penghidu & mungkin ® masa
kelelahan penghidu yang makin memanjang.
 Ostfomata atau meningiomata didasar tengkorak atau sinus paranasal dapat
® anosmia unilateral.

9. Epilepsi lobus
temporalis dapat didahului oleh aura penghidu.
 Halusinasi bau yang timbul yaitu bau busuk atau bau sesuatu yang
terbakar.
 Gejala ini tidak menetap.
10. Kelainan psikologik :
rendah diri ® merasa bau badan atau bau nafas.
 Bila ternyata tidak ada kelainan ® terapi psikologik.
 Kelainan psikiatrik depresi, skizofren atau dementia senilis dapat
menimbulkan halusinasi bau, perlu rujuk ® psikiater.

11. Kadang-kadang ada


keluhan hilang penghidu pada pasien histeria atau berpura-pura
(melingering) pasca operasi hidung atau trauma.
 Pasien tidak dapat mendeteksi amoniak (oleh n. trigeminus).

53

Anda mungkin juga menyukai