Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK

DISUSUN OLEH

NAMA : NURUL NAHRI R. MUSA


NIM : 751440120024
KELAS : 2A KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji-puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji
dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat serta salam
kami haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW. Risalah beliau lah
yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani kehidupan.

Makalah “PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK” disusun guna memenuhi tugas Mata


Kuliah KEPERAWATAN ANAK. Kami menantikan kritik dan saran yang membangun dari
setiap pembaca agar perbaikan dapat dilakukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Gorontalo, 18 Januari 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4

A. Latar Belakang…....................................................................................................4

B. Rumusan Masalah…...............................................................................................5

C. Tujuan…..................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................6

A. Paradigma Keperawatan Anak................................................................................6

B. Prinsip – prinsip keperawatan Anak.......................................................................6

C. Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak……......................................................6

D. Hak – hak Anak…………………………………………………………………

E. Teknik – teknik komunikasi pada Anak…………………………………….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………7

A. Kesimpulan……………………………………………………………………7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

A.   PENGERTIAN ANAK

       Menurut UU RI No.IV tahun 1979 tentang kesejahteraan anak,bahwa anak adalah seseorang yang
belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Sedangkan menurut UU RI No. I tahun 1974 Bab IX
pasal 42 disebutkan bahwa anak yang sah adalah dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang
sah.Sedangkan menurut para ahli John Locke anak merupakan pribadi yang masih bersih dan peka
terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.

          

B.   FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK

Filosofi keperawatan anak  adalah pandangan atau keyakinan yang dimiliki perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga ( family center care ), pencegahan
terhadap trauma ( atraumatic care ), dan manajemen kasus ( case management ).

Tujuannya adalah pencapaian derajat kesehatan bagi anak sebagai suatu bagian sari sistem pelayanan
kesehatan di keluarga. Untuk menekankan pada tujuan tersebut. Pada bagian ini akan diuraiakan kunci
filosofi keperawatan anak:

1.Family center care

Filosofi ini memperkenalkan keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan seorang individu yang
mendukung, menghargai, dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan
terhadap anak ( Johson, 1989 ). Hal ini menjelaskan bahwa Keluarga merupakan unsur penting dalam
merawat anak, mengingat anak adalah bagian dari keluarga.

Ada 2 konsep dasar pada proses filosofi  center care,yaitu Enabling dan Empowering. Enabling adalah 
menciptakan kesempatan keluarga untuk menunjukkan kemampuan dan kompetensinya yang berguna
dalam memenuhi kebutuhan anak dan keluarga. Empowering (Dukungan) menjelaskan interaksi
professional dengan keluarga dimana keluarga memerlukan perasaan aman terhadap kehidupan
keluarganya dan mendukung perubahan yang positif sebagai dampak dari perilaku saling tolong
menolong, memperkokoh kemampuan dan tindakan yang diberikan.

2. Atraumatic care

Kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang terapoutik oleh individu melalui pelaksanaan
intervensi keperawatan untuk membatasi/mengurangi pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap
anak dan keluarga ditatanan pelayanan kesehatan.

Tujuan utama dari atraumatic care adalah do no harm yang terdiri dari:

a)    Mencegah/ mengurangi anak berpisah dari orang tua

b)    Perlindungan

c)    Mencegah/mengurangi trauma fisik dan nyeri

3. Case management

Sistem pemberian asuhan yang seimbang antara biaya dan kualitas dengan memperhatikan pembiayaan
yang berlebihan. Kemampuan perawat dalam mengelola kasus dengan baik tentu dampak pada proses
penyembuhan pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK

Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam penerapan ilmu
keperawaatan anak. Tanpa ini batasan dan lingkup keperawatan tidak mudah dipahami sevara jelas.
Penggunaan paradigma keperawatan anak tetap mengacu pada konsep paradigma keperawatan secara
umum yang merupakan cara pandang dalam suatu ilmu. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat
komponen,di antaranya manusia dalam hal ini adalah anak, keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan yang
dapat digambarkan sebagai berikut :

Anak

Dalam keperawatan anak,yang menjadi individu (klien)dalam hal ini adalah anak,anak diartikan sebagai
seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dangan kebutuhan
khusus baik kebutuhan fisik,psokologis,sosial,dan spiritual.

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang di mulai
daribayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbahan dan perkembangan yang dimulai dari
bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18
tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda.
Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat.
Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik,kognitif,konsep diri. Pola koping dan perilaku sosial.

Kemudian perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai bayi. Pada
masa bayi perilaku sosial pada anak sudah dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang
lain,dengan orang banyak dengan menunjukkan keceriaan (tidak menangis). Hal tersebut sudah mulai
menunjukkan terbentuknya perilaku sosial yang seiring dengan perkembangan usia. Perubahan perilaku
sosial juga dapat juga dapat berubah sesuai dengan lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak sudah
mau bermain dengan kelompoknya yaitu anak-anak.

Sehat – Sakit

Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pelayanan keperawatan pada
anak,adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal,
sehat, sakit, sakit kronis,dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang
bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan
perawat baik secara langsung maupun tidak langsung,seperti apabila anak berada pada rentang
sehat,maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan
baik fisik,sosial maupun spiritual. Demikian sebaliknya, apabila kondisi anak dalam kondisi kritis atau
meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat
secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik,mental dan sosial serta tidak hanya
bebas dari penyakit dan kelemahan (WHO,1974) yang memiliki ciri sebagai berikut : memiliki
kemampuan merefleksikan perhatian individu sebagai manusia,memiliki pandangan terhadap sehat dalam
konteks lingkungan baik secara internal maupun eksternal dan memiliki hidup yang kreatif dan produktif.

Lingkungan

Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal maupun
internal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak,seperti keturunan, jenis kelamin, emosi,
dan lain-lain. Contoh lingkungan internal yang dapat berperan dalam perubahan status kesehatan, seperti
pada anak yang lahir dengan memiliki kasus penyakit bawaan maka kemudian  hari akan terjadi
perubahan status kesehatan cenderung mudah sakit. Kemudian contoh faktor lingkungan eksternal yang
berperan dalam status kesehatan anak adalah gizi anak,peran orang tua,saudara,teman sebaya atau
masyarakat yang berbeda dalam lingkungan tersebut juga memiliki potensi untuk mempengaruhi status
kesehatan anak seperti apabila lingkungan anak tidak ada dukungan untuk berkembang selalu
tertekan,dibiarkan tanpa kontrol yang jelas,tidak aman dan tanpa adanya kasih sayang,maka status
kesehatan anak tidak akan mencapai tingkat kesejahteraan, dan bahkan anak cenderung mudah terjadi
sakit.

Keperawatan

Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak dalam mencapai
pertumbuhan dan pekembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti adanya
dukungan,pendidikan kesehata, dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan dalam program perawatan
anak.

Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan secara langsung pada keluarga mengingat keluarga
merupakan sistem terbuka yang anggotanya dapat dirawat secara efektif, dan dalam keperawatan anak
keluarga sngat berperan dalam menentukan keberhasilamn asuhan keperawatan, di samping keluarga
sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perlindungananak dan dan mempunyai peran untuk
memenuhi kebutuhan anak, keluarga juga mempunyai peran seperti peran untuk memenuhi kebutuhan
anak, keluarga juga mempunyai peran seperti peran dalam mempertahankan kelangsungan hidup  bagi
anak dan keluarga, menjaga keselamatan anak dan mensejahterakan anak untuk mencapai masa depan
yang lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan anak (wong, 1995)

B. Prinsip – prinsip Keperawatan Anak

PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN ANAK

Beberapa prinsip dasar keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman dalam memahami filosofi
keperawatan anak:

1)     Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik

2)     Anak sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan

3)     Pelayanan keperawatan anak beroriantasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat
kesehatan, bukan hanya mengobati anak sakit.

4)     Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraaan anak
sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan askep pada anak.

5)     Praktek keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga

 KOMPONEN KEPERAWATAN ANAK

Komponen keperawatan anak meliputi:

1)     Asuhan keperawatan

2)     Anak

3)     Perawat

4)     Keluarga

C. Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak


Dalam melaksakan asuhan keperawatan anak, perawat mempunyai peran dan fungsi sebagai perawat anak
diantarannya:

1.     Pemberi perawatan

Peran utama perawat adalah memberikan palayanan keperawatan pada anak yang dapat dilakukan dengan
memenuhi kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan asah,asih dan asuh.

2.     Sebagai advokat keluarga

Sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal seperti dakam menentukan haknya sebgai klien.

3.     Pencegahan penyakit

Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayan keperawatan sehingga dalam melakukan
asuhan keperawatan perawat harus selalu mengutamakan tidakan pencegahan terhadap timbulnya masalah
baru sebagai dampak dari timbulnya penyakit.

4.     Pendidikan

Perawat harus mampu berperan sebagai pendidik untuk menyampaika pesan atau mengubah perilaku
pada anak dan keluarga melalui pendidikan kesehatan khususnya dalam keperawatan.

5.     Konseling

Upaya perawat dalam memberikan waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh klien
dan keluarga.

6.     Kolaborasi

Tindakan kerjasama dalam menentukan tindakan yang akan dilaksanakan oleh perawat dalam team
kesehatan lain

7.     Pengambilan keputusan etik

Dalam mengambil keputusan, perawat mempunyai peran sangat penting karena selalu berhubungan
dengan anak kurang lebih 24 Jam

8.     Peneliti

Sebagai peneliti harus melakukan kajian-kajian keperawatan anak, yang dapat dikembangkan untuk
perkembangan teknologi keperawatan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
D. Hak – hak Anak

Anak adalah karunia tuhan yang tidak bernilai harganya. Bila suatu keluarga tidak mempunyai
anak, maka dalam keluarga tersebut akan terjadi ketimpangan. Tanpa adanya anak, maka fungsi keluarga
tidak akan berjalan dengan normal. Anak juga merupakan asset bangsa di masa depan. Kurang
perhatiannya hak hak anak dapat memunculkan gagasan terhadap perkembangan fisik maupun mental,
yang tentu saja akan merugikan masa depan anak tersebut. Untuk itu, Departemen Kesehatan sedang
mengembangkan kebijakan untuk menerapkan paradigm baru dalam pembangunan kesehatan.

Paradigma sehat yang diartikan sebagai pemikiran dasar sehat berorientasi pada peningkatan dan
perlindungan anak sehat, bukan merupakan penyembuhan anak yang jatuh sakit. Kebijakan tersebut
ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan tujuan melindungi dan meningkatkan kondisi anak
yang sehat agar lebih produktif dan inovatif sesuai dengan Undang Undang RI No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, BAB V upaya kesehatan, pasal 7 ayat 1 dan 2.

Ayat (1); Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Ayat (2);   Kesehatan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi,
masa balita, usia pra sekolah, dan usia sekolah.

           

Untuk mencapai tujuan di atas, hak – hak anak dapat diuraikan sebagai berikut :

1.      Anak berhak mendapatkan perlindungan fisik maupun mental sejak dalam kandungan sampai
dengan lahir dann sesuai dengan perkembangan.

2.      Anak berhak untu dihargai bagaimanapun keberadaaannya secara fisik maupun mental.

3.      Anak berhak memperoleh kasih sayang dari kedua orang tuanya dan anggota keluarganya yang lain.

4.      Anak berhak memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan kemampuan keluarga atau
ketentuan dan kebijakan dari suatu lembaga yang ada.

5.      Anak berhak berkomunikasi dan mengemukakan pendapat atau alasan yang benar sesuai dengan
kemampuan dan tingkat usianya.

6.      Anak berhak memperoleh kesempatan bermain dan mengemukakan pendapat atau lasan yang benar
sesuai dengan kemampuan dan tingkat usianya.
7.      Anak berhak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, memperoleh gizi adekuat, rekreasi, dan
perawatan serta pengobatan bila membutuhkannya.

8.      Anak berhak menolak untuk dipekerjakan seperti orang dewasa dalam mencari nafkah.

9.      Anak berhak diperlukan dengan baik, sopan, dan terhindar dari tindakan kekejaman atau eksplorasi.

10.  Anak berhak memperoleh perlindungan hukum apabila diperlukan dalam penyelesaian masalah
pidana maupun perdata yang dilakukan terhadap dirinya.

Masalah yang sering terjadi dalam pemenuhan hak hak anak, antara lain disebabkan oleh beberapa
faktor : 

1.      Kurangnya pengetahuan orang tua, keluarga, dan masyarakat tentang hak – hak anak;

2.      Adanya tekanna ekonomi yang emnyebabkan orang tua mempekerjakan anak anaknya di bawah
umur.

3.      Belum memasyarakatnya peratuaran dan perlakuan hukum terhadap pelanggaran hak hak anak.

4.      Masih minimnya sarana – sarana bermain tanpa biaya dan budaya informasi yang positif terhadap
perkembangan anak. ( Nila Ismani, 2001 )

E. Teknik – teknik Komunikasi Pada Anak

Komunikasi pada anak merupakan bagian dalam membangun kepercayaan diri kita dengan anak.
Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya, rasa kasih sayang, dan selanjutnya anak akan merasa  
memiliki suatu penghargaan pada dirinya. Dalam keperawatan, istilah komunikasi sering digunakan pada
aspek pemberian terrapin pada klien, sehingga istilah komunikasi banyak dikaitkan dengan terapeutik
atau dikenal dengan nama komunikasi terapeutik yang menurut Stuart dan Sundeen tahun 1987
merupakan suatu cara untuk membina hubungan yang terapeutik yang diperlukan untuk pertukaran
informasi dan perasaan, yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain, mengingat keberhasilan tindakan
keperawatan tergantung pada proses komunikasi.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkominasi dengan anak anak :

1.      Melalui orang lain atau pihak ketiga


Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak, dengan
menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedang
berada disampingnya. Selain itu dapat digunakan untuk mengomentari tentang mainan, baju yang sedang
dipakainya serta lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembahasan.

2.      Bercerita

Melaui cara ini pesan akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka
sekali dengan bercerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan, yang dapat diekspresikan melaui tulisan maupun gambar.

3.      Menfasilitasi

Menfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau respon anak terhadap
pesan dapat diterima. Dalam memfalitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh
dominan, tetapi anak harus diberikan respon terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan
dengan penuh perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek
pada anak.

4.      Biblioterapi

Melaui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan, dengan
menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan yang akan disampaikan kepada anak.

5.      Pilihan pro dan kontra

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengatahui perasaan dan
pikiran anak, dengan mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif.

6.      Penggunaan skala

Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaaan sakit pada anak seperti
penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain lain dengan menganjurka anak untuk mengekspresikan
perasaan sakitnya.

7.      Menulis

Melalui ini anak akan mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya
banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Cara inin dapat dilakukan apabila anaka
sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
8.      Menggambar

Seperti halnya menulis, menggambarpun juga dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya,
perasaan jengkel marah biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkannya
apabila gambar yang ditulisnya ditanya tentang maksudnya.

9.      Bermain

Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi. Melalui ini hubungan interpersonal
anatara anak, perawat dan orang diskeitarnya dapat terjalin, dan pesan pesan dapat disampaikan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam penerapan ilmu keperawaatan
anak. Tanpa ini batasan dan lingkup keperawatan tidak mudah dipahami sevara jelas. Penggunaan
paradigma keperawatan anak tetap mengacu pada konsep paradigma keperawatan secara umum yang
merupakan cara pandang dalam suatu ilmu. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat
komponen,di antaranya manusia dalam hal ini adalah anak, keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan
Anak
Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulasi dari  bayi (0-1 tahun),
usia bermain/ todler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5 – 11 tahun), remaja (11-
18 tahun).
sehat dan sakit. Rentang sehat sakit adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang
meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal.
Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal maupun
internal yang berperan dalam status kesehatan anak, seperti keturunan, jenis kelamin, emosi dan lain
lain
Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti adanya
dukungan, pendidikan kesehatan dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan dalam program
perawatan anak.

Pendekatan melalui keluarga adalah keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat
anak bagian dari keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan keluarga karena anak selalu
membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas bermain atau program perawatan lainnya.
Pentingnya keterlibatan keluarga ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak. Program terapi yang
telah direncanakan untuk anak bisa saja tidak terlaksana jika perawat selalu membatasi keluarga dalam
memberikan dukungan terhadap anak yang dirawat, hal ini hanya akan meningkatkan stress dan
ketidaknyamanan pada anak. Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu proses
penyembuhan anak yang sakit selama dirawat.
            Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga.
Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan
mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan., seperti memrperhatikan
dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau
aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma, untuk mencapai perawatan tersebut.

B.     SARAN

Calon perawat harus mengetahui konsep dasar keperawatan anak dan memperhatikan pasien, anak atau
keluarga klien untuk melakukan asuhan keperawatan di dunia kerja maupun didunia praktek klinik
keperawatan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
 Hidayat, Aziz Alimul (2005), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Ed I: Jakarta, Salemba Medika

Dep.Kes. RI (2000), Program kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta

Engel Joice, Alih Bahasa : Teres, (1999), Pengkalian Pediatrik, Edisi II, Jakarta EGC

Nelson.2000.Ilmu Kesehatan Anak.EGC.Jakarta

Hidayat,Aziz,Alimul. 2005.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba medika,Jakarta.

Sacharin,Rossa.2000.Ilmu Kesehatan Anak.EGC.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai