Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FIELD STUDY

PROMOSI KESEHATAN :
PENERAPAN JAMBAN SEHAT
DI LINGKUNGAN PUSKESMAS BEJI DEPOK

Pembimbing : dr. Sri Wahyuningsih, MKes

Nadhia Purwati 1310211096

Syifa Silviyah 1310211125

Fauzia Citra Dyanti 1310211139

Aletha Ayu 1310211140

Amri Ashshiddieq 1310211145

Elsya Melinda 1310211204

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah field study yang berjudul “Promosi Kesehatan :
Jamban Sehat”.

Selama pembuatan makalah ini kami ingin berterima kasih kepada pihak yang telah
membantu, baik bantuan yang berupa pengajaran dan bimbingan, ataupun dukungan moril
dari dr. Sri Wahyuningsih, selaku pembimbing kelompok 6, dan para peserta penyuluhan
promosi kesehatan yang telah ikut berperan dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga akan ada
penyusunan makalah yang lebih baik lagi di lain kesempatan.

Ketercapaian makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan apresiasi para
pembaca untuk menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih mendalam terhadap pengetahuan
mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta indikatornya mengenai Jamban Sehat.
Semoga dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan ilmu pengetahuan.

Jakarta, Desember 2015

Penyusun,
Daftar Isi

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………… 1


I.2 Tujuan …………………………………………………………………………… 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak Sekolah Dasar …………………………………………………………… 3


2.2 Kebutuhan Makanan pada Anak Sekolah Dasar ………………… 4
2.3 Pengertian Status Gizi ……………………………………………………… 5
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi …………………………… 6
2.5 Penilaian Status Gizi ………………………………………………………… 7
2.6 Klasifikasi Status Gizi ……………………………………………………… 9
2.7 Pola Makan ………………………………………………………………………
10
BAB III PENYAJIAN DATA

BAB IV PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang
terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh
kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Selain itu, terdapat bukti
bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan
sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65%,
serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%.
Permasalahan kesehatan di Indonesia yang termasuk negara berkembang masih banyak
ditemukan, khususnya masalah kesehatan yang diakibatkan karena rendahnya tingkat
kebersihan di lingkungan masyarakat. Hal tersebut ditunjang dengan pengetahuan masyarakat
yang masih kurang mengenai kebersihan lingkungan di wilayah tempat tinggalnya.
Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan telah mencanangkan
Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. .
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang
perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta pelayanan
kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk kongkritnya yaitu
perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya
kesehatan. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dipraktekkan
oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.PHBS harus diterapkan dalam
setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja baik itu PHBS di rumah
tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja
karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan
sehingga melekat dalam diri seseorang. Terdapat 10 indikator dalam pelaksanaan PHBS,
salah satunya adalah penggunaan jamban sehat. Jamban adalah suatu ruangan yang
mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan
unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk
jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah
oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang
cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih
Banyak lingkungan di beberapa wilayah Jawa Barat yang masih ditemukan sebagian
masyarakat yang belum memiliki jamban dan septic tank pribadi, sehingga buang air besar
dilakukan melalui jamban cemplung yang ada di sekitar rumah, dan pembuangan kotoran
tinja langsung ke sungai dekat rumah yang memungkinan sumber air akan tercemar. Salah
satunya adalah pada lingkungan binaan Puskesmas Beji, Depok, Jawa Barat.
Perilaku hidup yang kurang memperhatikan kesehatan yang ada di masyarakat dapat
dicegah dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat lewat berbagai penyuluhan dan
informasi melalui beberapa program di Puskesmas wilayah setempat. Salah satunya adalah
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau sering disebut sebagai PHBS.
Peran tenaga kesehatan sangat dibutuhkan contohnya adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran untuk memberikan pendidikan kesehatan masyarakat dengan berkomunikasi
yang baik agar dapat diterima oleh masyarakat.
Oleh karena itu, dalam kesempatan Field Study kali ini, tema pendidikan kesehatan
dipilih sebagai ajang bagi para mahasiswa untuk mempraktekkan komunikasi efektif dalam
promosi kesehatan. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif ke
masyarakat oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta sebagai salah satu
ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Meningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN
“Veteran” Jakarta semester 5 dalam melakukan promosi kesehatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang


telah di dapat dalam proses belajar di Fakultas Kedokteran
2. Menerapkan Pola Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) kepada masyarakat di
lingkungan Puskesmas Beji Depok
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya jamban
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya jamban
5. Mencegah terjadinya komplikasi akibat jamban yang tidak sehat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


2.1.1 Pengertian dan Tujuan
Beberapa pengertian kaitannya dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah :

1. Perilaku Sehat, adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk


memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah wujud pemberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal
ini ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya
Hidup, dan Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
3. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes, 2006).
4. Tatanan, adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain,
berinteraksi dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah
Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat
Umum.
5. Kabupaten Sehat/Kota Sehat, adalah kesatuan wilayah administrasi
pemerintah terdiri dari desa-desa, kelurahan, kecamatan yang secara terus
menerus berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
dengan prasarana wilayah yang memadai, dukungan kehidupan sosial, serta
perubahan perilaku menuju masyarakat aman, nyaman dan sehat secara
mandiri.
6. Manajemen PHBS, adalah pengelolaan PHBS yang dilaksanakan melalui 4
tahap kegiatan. yaitu 1) Pengkajian 2) Perencanaan 3) Penggerakkan
pelaksanaan 4) Pemantauan dan penilaian.
Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan
masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan
dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal (Dinkes,2006). Ada 5
tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat
Tempat Umum. Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain,
berinteraksi dan lain-lain. Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
ditiap tatanan diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian,
perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian.

2.1.2 Indikator PHBS

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini
seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada
beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu
persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril,
penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan
kematian ibu dan bayi.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI
Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
mulai usia nol hingga enam bulan.
3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan
dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan.
Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1
bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS
(Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.
4. Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti
memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun
dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan
sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan
dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan
hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum
menyusui bayi.
6. Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk
jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat
dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan
dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat
pembersih.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik
Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat
perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas
bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara
teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan
karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang
bermanfaat bagi tubuh.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun
kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
10. Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan
dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar,
dan karbon monoksida (CO).
2.2. Jamban Sehat
2.2.1 Pengertian
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
2.2.2 Jenis jamban yang digunakan

1. Jamban cemplung

Jamban Cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa lupang yang berfungsi
menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran
ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

2. Jamban tangki septik/leher angsa

Jamban tangki septik / leher angsa adalah jamban berbentuk leher angsa yang
penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses
penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.

2.2.3 Cara memilih jenis jamban

a. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air


b. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat
penduduk, karena dapat menggunakan multiple latrine yaitu satu lubang penampungan
tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat menampung
kotoran/tinja dari 3-5 jamban)
c. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan kurang
lebih 60 cm dari permukaan air pasang.
Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap aggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang airbesar/buang air
kecil.
2.2.4 Alasan penggunaan jamban

a. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau


b. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.
c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit
Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan
keracuanan

2.2.5 Syarat jamban sehat


- Tidak mencemari air

1. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang
kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan
terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat
atau diplester.
2. Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
3. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari
lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
4. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang,
danau, sungai, dan laut

- Tidak mencemari tanah permukaan

1. Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat


sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.
2. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
- Bebas dari serangga

1. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam
berdarah
2. Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi
sarang nyamuk.
3. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa
menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya
4. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
5. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

- Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

1. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap


selesai digunakan
2. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup
rapat oleh air
3. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
4. Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus
dilakukan secara periodic

- Aman digunakan oleh pemakainya

1. Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang
kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan
penguat lain yang terdapat di daerah setempat
- Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya

1. Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
2. Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran
karena dapat menyumbat saluran
3. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban
akan cepat penuh
4. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa
berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100

- Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

1. Jamban harus berdinding dan berpintu


2. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan.

2.2.6 Cara memelihara jamban sehat


a. Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
d. Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang berkeliaran
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
f. Bila ada kerusakan segera diperbaiki

Anda mungkin juga menyukai