Anda di halaman 1dari 19

Critical Book Review

PENDIDIKAN PANCASILA

Disusun Oleh:

Dimas Hendrawan 2193121028

Dina Aprilia 2193121027

Nurul Sapitri 2192421001

Jonathan Gea 2193121011

Regular DIK 19 E

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulis bisa
menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR) ini tepat pada waktunya. Adapun tugas ini
dibuat untuk memenuhi tugas CBR pada mata kuliah Pendidikan Pancasila. Terimakasih
kami ucapkan kepada dosen pengampu karena sudah membimbing kami dalam pengerjaan
tugas ini. Kami sadar dala pengerjaan CBR ini memiliki banyak kendala sehingga kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan agar bisa menjadi lebih baik
lagi. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

Medan, April 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU ............................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 14


BAB VI PENUTUP .................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis bisa melihat potensi dalam
mengulas ulang dan menganalisi suatu buku kemudian membandingkan buku yang
direview dengan buku yang lain, mengetahui dan memberi penilaian serta
memberikan kritik karya tulis yang dianalisis tersebut.
Sudah menjadi hal umum jika kita kebingungan memilih buku referensi untuk
dibaca dan pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi
hasilnya tidak sesuai yang diharapkan misalnya dari bahasa yang digunakan dan
pembahasan isinya, oleh karena itu penulis membuat CBR pendidikan Pancasila ini
untuk memudahkan atau membantu pembaca dalam memilih buku referensi
khususnya pada pokok bahasan tentang Pendidikan Pancasila.

B. Tujuan Penulisan CBR


Membandingkan sebuah buku tentang pendidikan Pancasila dengan satu buku
yang berbeda tetapi dengan topik atau judul yang sama. Yang dibandingkan dalam
buku tersebut yaitu hubungan antar babnya, dan kelemahan serta kelebihan pada
buku-buku yang dikritisi tersebut.

C. Manfaat CBR
 Menambah ilmu tentang pengertian pendidikan pancasila, pentingnya Pancasila di
perguruan tinggi, sejarah Pancasila dan lainnya.
   Memudahkan pembaca mendapatkan inti atau gambaran isi dari buku yang telah di
ringkas
 mengetahuin kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
 Melatih diri dalam menganalisa serta mengambil kesimpula atas buku-buku yang
direview tersebut.

1
D. Identitas buku

a. Buku utama

Judul buku : Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi


Edisi : Pertama
Penulis : Paristiyanti Nurwardani dkk
Penerbit : RISTEDIKTI
Tahun : 2016
ISBN : 978-602-6470-01-0

b. Buku pembanding atau kedua


Judul buku : Pendidikan Pancasila
Edisi :-
Penulis : Achmad Muchji, dkk
Penerbit : GUNADARMA
Tahun : 2007
ISBN : -

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

Bab I: PENGANTAR PANCASILA

Pendidikan pancasila sudah dari dulu tertanam erat dalam kehidupan masyarakat
indonesia mulai dari kepercayaan terhadap tuhan, gorong royong, musyawarah mufakat dan
solidaritas. Dalam hal ini Indonesia masih muncul permasalah permasalahan yang
diakibatkan oleh penyimpangan dan terhadap nila-nilai pancasila. Misalnya, masalah
kesafaran pajak, korupso, masalah lingkungan, disintegrasi bangsa, dekadensi moral,
narkoba, penegakan hukum yang berkeadilan dan masalah terorisme. Pendidikan pancasila
bertujuan untuk pembangunan moral serta rasa cinta tanah air mahasiswa terhadap negara.
Pendidikan pancasila memiliki visi supaya tewujudnya kepribadian sivitas akademika yang
bersumber pada nilai-nilai pancasila dan misinya adalah; misi psikopedagogis, psikososial,
sosiokultural dan misi akademik.

Alasan diperlukannya pendidikan pancasila adalah untuk menanamkan nilai-nilai


moral pancasila kepada generasi penerus cita-cita bangsa dengan demikian pendidikan
pancasila diharapkan dapat memperkokoh modalitas akademik masyarakat antara lain:

a. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri


b. Kesadaran pentingnya kelangsungan generasi mendatang
c. Pentingnya solidaritas nasional
d. Pentingnya norma
e. Pentingnya kesehatan mental bangsa
f. Pentingnya penegakan hukum dan
g. Pentingnya kesadaran terhadap ideologi pancasila

Mahasiswa diharapkan belajar dari peristiwa sejarah (nasional atau bangsa-bangsa lain)
Sumber sosiologi. Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya atas asas kultural
Sumber politik pengayaan materi pendidikan Pancasila berasal dari fenomena kehidupan
Politik di Indonesia urgensi Pendidiakan Pancasila di Perguruan Tinggi:

3
- Supaya mahasiswa tidak tercabut dari akar budaya sendiri
- Memiliki pedoman dalam berpikir dan bertindak
- Memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa

Bab II: BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA


INDONESIA?

Pancasila merupakan dasar resmi negara kebangsaan Indonesia sejak 18 Agustus


1945. Hal ini terjadi karena pada waktu itulah pancasila di sahkan oleh PPKI, lembaga atau
badan konstituante yang memiliki kewenangan dalam merumuskan dan mengesahkan dasar
negara Indonesia merdeka.

Pada awal era reformasi 1998 muncul anggapan bahwa pancasila sudah tidak berlaku
lagi karena sebagai produk rezim Orde Baru. Anggapan ini muncul karena pada zaman Orde
baru sosialisasi pancasila dialkukan melalui penataran P-4 yang sarat dengan nuansa doktrin
yang memihak kepada rezim yang berkuasa pada waktu itu.

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia

1. Periode Pengusulan Pancasila

Cikal bakal munculnya ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme
yang menjadi pembuka ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Sartono Kartodirjo,
sebagaimana dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila
sebagai Modal Rasionalitas Politik, menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai
tertanam kuat dalam gerakan Perhimpunan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas
dan kesatuan bangsa. Kemudian , disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928
merupakan momen-momen perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu
merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga sidang-
sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi
dari pihak penjajah Jepang.

4
Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian mitologis,melainkan sakti dalam pengertian
berhasil memenuhi keabsahan prosedural dan keabsahan esensial sekaligus.(Pabottinggi,
2006:158-159). Sidang-sidang BPUPKI berlangsung secara bertahap dan penuh dengan
semangat musyawarah untuk melengkapi goresan sejarah bangsa Indonesia hingga sampai
kepada masa sekarang ini.

Perumusan pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama
yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. BPUPKI dibentuk oleh
pemerintah pendudukan Jepang pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota 60 orang. Badan
ini di ketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat yang didampingi oleh dua orang ketua
muda(Wakil Ketua) yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase(orang Jepang). BPUPKI
dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di Jakarta, pada 28
Mei 1945. Sehari setelah dilantik, 29 Mei 1945, dimulailah sidang yang pertama dengan
materi pokok pembicaraan calon dasar negara.

Menurut catatan sejarah, diketahui bahwa sidang tersebut menampilkan beberapa


pembicara, yaitu Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno, Ki bagus Hadikusumo, dan Mr. Soepomo
yang menyampaikan usulan tentang dasar negara menurut pandangannya masing-masing.

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidato yang berisi lima butir
gagasan tentang dasar negara, yang pada saat itu sidang menerima usulan nama pancasila
sebagai dasar filsafat negara.

2. Periode Perumusan Pancasila

Sidang BPUPKI kedua pada 10-16 Juli 1945 adalah disetujuinya naskah awal “ Pembukaan
Hukum Dasar” yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Piaga Jakarta itu
merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan indonesia. Pada alinea ke-4 Piagam Jakarta
terdapat rumusan pancasila:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk –pemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.

5
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Naskah awal “ Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “ Piagam Jakarta” ini
dikemudian hari dijadikan “ Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahan disana-
sini. Takluknya Jepang terhadap sekutu, akibat peristiwa bom atom kota hiroshima pada 6
Agustus 1945. Sehari setelah itu, 7 Agustus 1945, pemerintah pendudukan Jepang di Jakarta
mengeluarkan maklumat yang berisi:

1. Pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi


Indonesia (PPKI)
2. Panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang 19 Agustus
1945
3. Direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia dimerdekakan.

Jatuhnya bom di Hiroshima belum membuat Jepang takluk, Amerika dan Sekutu
akhirnya menjatuhkan bom di Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945 yang
meluluhlantakkan kota tersebut sehingga menjadikan kekuatan Jepang semakin melemah,
yang meharuskannya untuk menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945.
Kekosongan kekuasaan ini tidak di sia-siakan oleh para tokoh nasional. PPKI yang semula
dibentuk Jepang karena Jepang sudah kalah dan tidak bisa berkuasa lagi, maka para
pemimpin nasional pada waktu itu segera mengambil keputusan politis yang penting.

3. Periode Pengesahan Pancasila

Pada 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat
dipanggil oleh penguasa militer Jepang di Asia Selatan ke Saigon untuk membahas tentang
hari kemerdekaan Indonesia. Ternyata pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah
kepada sekutu tanpa syarat. Pada 15 Agustus 1945 Soerkarno, Hatta, Radjiman kembali ke
Indonesia. Perubahan situasi yang cepat itu menimbulkan kesalahpahaman antara kelompok
muda dengan Soerkarno dan kawan-kawan sehingga terjadilah penculikan atas diri Soekarno
dan M. Hatta ke Rengas Dengklok, tindakan pemuda itu berdasarkan keputusan rapat yang
diadakan pada pukul 24.00 WIB menjelang 16 Agustus 1945 di Cikini no. 71 Jakarta.
Akhirnya dicetuskanlah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

6
Teks kemerdekaan itu didiktekan oleh Moh. Hatta dan ditulis oleh Soekarno pada dini
hari, dan diketik oleh Sayuti Melik. Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
tanggal 18 Agustus 1945, PPKI sidang untuk menetukan dan menegaskan posisi bangsa
Indonesia dari semula bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka.

Adapun putusan-putusan yang dihasilkan adalah:

1. Megesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD 1945) yang terdiri atas


Pembukaan dan Batang Tubuh.
2. Meilih Presiden dan Wakil Presiden( Soekarno dan Moh. Hatta)
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI.

B. Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Setiap bangsa yang ada di dunia ini pasti memiliki identitas yang sesuai dengan latar
belakang budaya masing-masing. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan
konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut. Pemaparan tentang pancasila
sebagai identitas bangsa atau juga disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia dapat ditemukan
dalam berbagai literatur, baik dalam bentuk bahasan sejarah bangsa Indonesia maupun dalam
bentuk bahsan tentang pemerintahan di Indonesia.

2. Pancasia sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai


ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap
mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau
halnya sendiri, demikian pula halnya dengan ideologi bangsa. Kepribadian bangsa Indonesia
sendiri sudah terbentuk sejak lama.

3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan


diyakini kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia
yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan
tekad yang kuat untuk mengamalkannya dalam kehidupan nyata.

7
4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa

Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia.
Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.

5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

Artinya nilai-nilai pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa disepakati
oleh para pendiri negara sebagai dasar negara Indonesia.

Bab III: BAGAIMANA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK


INDONESIA?

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi Indonesia berperan sebagai dasar
kehidupan serta pedoman hidup bersama bagi seluruh bangsa Indonesia. Sebab, Pancasila
merupakan perwujudan cita-cita luhur serta tujuan utama bangsa Indonesia. Bagi seluruh
masyarakat Indonesia, memaknai Pancasila memiliki arti penting yang sangat luas dalam
sendi-sendi kehidupan. Arti penting Pancasila dalam kehidupan merupakan dasar filsafat atau
dasar falsafah negara yang artinya, Pancasila merupakan suatu dasar nilai, serta norma untuk
mengatur pemerintahan sebagai penyelenggara Negara. Oleh karena itu, Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang
secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya
yaitu rakyat, wilayah, hingga pemerintahan negara.

Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum
Indonesia, Pancasila tercantum di dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang
meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan di dalam
Pasal-Pasal UUD 1945, serta hukum positif lainnya. Pandangan tersebut melukiskan bahwa
Pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh), sehingga merupakan penopang yang kokoh
terhadap negara yang didirikan di atasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan
untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua bangsa Indonesia.

8
Arti penting Pancasila sebagai dasar negara, berarti Pancasila menjadi pedoman bagi
seluruh masyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila adalah nilai
yang mendasar untuk dijadikan sebagai pedoman peraturan dan dasar dari norma-norma
hukum yang berlaku di Indonesia. Pun demikian dalam pandangan hidup, Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa sudah tertuang di setiap sila-sila Pancasila. Semua
sila Pancasila tersebut memiliki keterkaitan antar sila. Pancasila adalah satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu dari sila tersebut hilang maka Pancasila menjadi tidak
berfungsi lagi. Besarnya arti penting Pancasila sebagai dasar negara tentunya memberikan
makna yang sangat dalam bagi segenap rakyat Indonesia.

Bab IV: MENGAPA PANCASILA MENJADI IDEOLOGI NEGARA?

Secara etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas 2 kata, yaitu
idea dan logos. Idea yang berarti gagasan, cita-cita atau konsep; Logos yang berarti
pemikiran. Jadi, secara etimologi, ideologi berarti ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul
dan hakikat ide atau gagasan. Selain secara asal katanya, pandangan mengenai arti ideologi
sendiri juga dikemukakan oleh para ahli, seperti Drs. Moerdiono, yang mengemukakan
bahwa ideologi adalah a system of ideas, akan mensistematisasikan seluruh pemikiran
mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta kebijakan dan strategi
dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang terkandung dalam filsafat
yang menjadi induknya.

Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah suatu pemikiran
yang berisi nilai nilai tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Ideologi
sendiri memiliki fungsi yang sangat sentral bagi suatu negara, di mana fungsi dari ideologi
sendiri adalah sebagai sesuatu yang memperkuat dan memperdalam identitas rakyatnya (Prof.
W. Howard Wriggins). Dari pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ideologi
adalah identitas dari suatu bangsa. Sama seperti identitas yang dimiliki oleh setiap orang
sebagai tanda pengenal, ideologi dapat dikatakan sebagai tanda pengenal dari suatu
bangsa.Selain menjadi identitas,ideologi juga memiliki fungsi lain yaitu fungsi kognitif dan
orientasi dasar.

9
Fungsi kognitif memiliki artian bahwa ideologi dapat menjadi suatu landasan bagi
suatu bangsa dalam memandang dunia, sedangakan fungsi orientasi dasar berarti ideologi
tersebut memberikan wawasan dan makna bagi rakyat dan juga memberikan tujuan bagi
rakyatnya.

Ideologi memiliki posisi yang sangat penting bagi setiap bangsa. Posisi penting ini
dikarenakan ideologi peranan sebagai arah atau pedoman bagi bangsa untuk mencapai
tujuannya masing-masing. Selain itu, peran lain yang dimiliki oleh ideologi adalah sebagai
alat untuk mencegah terjadinya konflik sosial dalam masyarakat agar setiap masyarakat dapat
hidup dalam ketentraman dan juga memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Peranan lain dari
ideologi adalah sebagai alat pemersatu suatu bangsa. Setiap bangsa tentu saja memiliki
keberagaman baik dalam suku,bahasa,adat-istiadat,kebudayaan, dan lain sebagainya. Ideologi
memiliki peran dalam mempersatukan keberagaman yang ada dalam masyarakat supaya
dapat terbentuknya kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.Dari paparan tersebut,
maka dapat terlihat betapa pentingnya ideologi bagi setiap bangsa. Identitas bangsa Indonesia
sendiri tertuang kedalam ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia, yaitu Ideologi
Pancasila.

Ideologi Pancasila sendiri dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan berdasar atas pidato
Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Ideologi Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa
Indonesia karena Pancasila memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia.Kedudukan itu seperti Pancasila sebagai jiwa bangsa
Indonesia,Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia, Pancasila menjadi dasar negara,Pancasila sebagai sumber dari segala
hukum yang ada di Indonesia,Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia ketika
mendirikan negara, dan Pancasila sebagai cita-cita bangsa. Kedudukan inilah yang
menjadikan Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia. Kedudukan ini juga
dapat diartikan bahwasannya Pancasila merupakan suatu landasan bagi bangsa Indonesia
dalam melaksanakan segala aspek yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegera.
Selain itu, Pancasila juga berfungsi sebagai penunjuk arah dalam kehidupan bernegara
Indonesia. Sama seperti kapal tanpa kompas, yang tidak tahu akan kemana arah arus
membawanya, Republik ini juga akan sama seperti itu apabila tidak adanya penunjuk
arah,yaitu Pancasila.

10
Pancasila juga mengandung nilai-nilai sejarah di dalamnya karena Pancasila
merupakan suatu perjanjian yang dibuat oleh para pendiri bangsa ini ketika mendirikan
Republik Indonesia ini. Hal-hal inilah yang membuat Pancasila memiliki fungsi dan juga
kedudukan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.

Dengan fungsi dan juga kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, Pancasila haruslah dapat dilestarikan oleh setiap komponen bangsa
Indonesia.Pelestarian nilai nilai Pancasila dapat dilakukan dengan meimplementasikan nilai
nilai yang terkandung di dalam Pancasila dalam kehidupan sehari hari. Nilai-nilai Pancasila
sendiri tercermin dalam setiap sila yang ada di dalamnya. Nilai-nilai itu adalah nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan,nilai persatuan, nilai kerakyatan dan juga nilai keadilan.Nilai
ketuhanan dapat diimplementasikan dengan menghargai setiap umat beragama di Indonesia.
Setiap rakyat di Indonesia memiliki agama yang berbeda-beda, sehingga setiap rakyat
haruslah menghargai perbedaan yang ada sebagai bentuk dari implementasi nilai ketuhanan.
Nilai kemanusiaan dapat dipraktekan dengan tindakan tidak melakukan diskriminasi terhadap
suku lain yang terdapat di Indonesia.Nilai persatuan dapat dipraktikkan dengan menunjukkan
sikap cinta terhadap tanah air Indonesia. Nilai kerakyatan dapat dipraktikkan dengan tindakan
menghargai pendapat orang lain ketika mengemukakan pendapat. Nilai keadilan dapat
dipraktikan dengan menjaga hak dan kewajiban dari setiap rakyat. Uraian tersebut hanyalah
sebagian kecil dari praktik nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan masih ada banyak
hal yang dapat dilakukan dalam usaha melestarikan nilai nilai Pancasila di Ibu Pertiwi ini.
Ideologi Pancasila haruslah tetap dilestarikan karena ideologi ini merupakan ideologi yang
mencerminkan kepribadian bangsa ini.

Bab V: MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT?

Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan bahan renungan yang menggugah kesadaran para
pendiri negara, termasuk Soekarno ketika menggagas ide Philosophische Grondslag.
Perenungan ini mengalir ke arah upaya untuk menemukan nilai-nilai filosofis yang menjadi
identitas bangsa Indonesia. Perenungan yang berkembang dalam diskusi-diskusi sejak sidang
BPUPKI sampai ke pengesahan Pancasila oleh PPKI, termasuk salah satu momentum untuk
menemukan Pancasila sebagai sistem filsafat.

11
Meskipun begitu, sistem filsafat itu sendiri merupakan suatu proses yang berlangsung secara
kontinu sehingga perenungan awal yang dicetuskan para pendiri negara merupakan bahan
baku yang dapat dan akan terus merangsang pemikiran para pemikir berikutnya.

Bab VI: BAGAIMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA?

Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan cara hidup bangsa Indonesia, juga
merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan
kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai
sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap
individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan
bermasycarakat, berbangsa, dan bernegara. Mahasiswa sebagai peserta didik termasuk
anggota masyarakat ilmiah-akademik yang memerlukan sistem etika yang orisinal dan
komprehensif agar dapat keputusan ilmiah yang diambil tanpa pertimbangan moralitas, dapat
menjadi bumerang bagi dunia ilmiah itu sendiri sehingga menjadikan dunia ilmiah itu hampa
nilai.

Bab VII: MENGAPA PANCASILA MENJADI DASAR NILAI PENGEMBANGAN


ILMU?

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saat ini mencapai kemajuan pesat
sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa. Pengembangan iptek
tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya iptek selalu berkembang dalam
suatu ruang budaya.Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai
budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain
iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar
tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo dalam konteks pengembangan ilmu menengarai
bahwa kebanyakan orang sering mencampuradukkan antara kebenaran dan kemajuan
sehingga pandangan seseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang
dilihatnya. Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan
agama dari bangsa Indonesia.

12
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam aktivitas ilmiah. Oleh
karena itu, perumusan Pancasila sebagai paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia
merupakan sesuatu yang bersifat niscaya. Bangsa Indonesia memiliki akar budaya dan religi
yang kuat dan tumbuh sejak lama dalam kehidupan masyarakat sehingga pengembangan ilmu
tidak berakar pada ideologi bangsa, sama halnya dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa
arah dan orientasi yang jelas.

13
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perbandingan Buku Utama dengan Buku Pembanding

Buku pertama memiliki tujuh bab pembahasan seputar Pancasila sedangkan pada buku kedua
terdapat delapan bab. Kedua buku dalam beberapa bab membahas topik yang sama yaitu :

• Bab kelima pada buku pertama dan bab pertama pada buku kedua membahas tentang
Pancasila sebagai sistem filsafat. Pada buku pertama, topik ini dibahas secara
mendetail dimulai dari konsep, landasannya, sumber historis, Sosiologis, Politis
tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat hingga sampai ke esensi dan urgensinya.
Dibandingkan dengan buku pertama, buku kedua hanya menjelaskan topik ini hanya
secara umum tidak detail seperti buku pertama.
• Bab keempat pada buku pertama dan bab kedua pada buku pembanding membahas
tentang Pancasila sebagai ideologi negara. Tidak jauh berbeda dengan penjelasan
sebelumnya, buku pertama menyajikan bab ini secara berurut dan jelas serta lengkap.
Namun di buku pembanding terdapat pembahasan mengenai perbandingan ideologi
Pancasila dengan ideologi lain di mana penjelasan ini tidak kita dapatkan di buku
pertama.
• Bab ketiga pada buku pertama dan bab keempat pada buku pembanding membahas
tentang sejarah Pancasila. Pada buku utama dijelaskan secara tuntas mengenai secara
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sehingga pada bab ini menghabiskan
lumayan banyak halaman untuk mengkajinya, berbeda dengan buku kedua hanya
menuliskan topik ini dalam beberapa halaman saja sehingga informasi yang diberikan
hanya dalam garis besarnya saja.

Buku pertama memiliki keunggulan yang lebih daripada buku pembanding karena penjelasan
di setiap bab pada buku ini dijelaskan secara detail sehingga kita tidak perlu takut kekurangan
informasi ketika membaca isi buku utama. Meskipun buku kedua memiliki lebih banyak bab
dibandingkan dengan buku pertama, tetap saja buku utama yang terlengkap dalam
memberikan topik seputar Pancasila di perguruan tinggi.

14
Dalam tampilan buku juga buku pertama lebih menarik, buku kedua kurang menarik minat
pembaca karena terlihat monoton karena tidak ada kreasi warna, gambar-gambar maupun
soal-soal latihan untuk evaluasi belajar mahasiswa, dan lagi referensi tidak dicantumkan di
dalam buku kedua ini sehingga terdapat banyak kekurangan yang perlu dibenahi oleh tim
penulis buku kedua.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama

Tim penulis pada buku pertama sudah melakukan yang terbaik dalam menerbitkan buku
diktat ini, buku Pendidikan Pancasila ini menjelaskan setiap topic pada masing-masing bab
dengan rinci sehingga kaya akan informasi yang didapatkan pembaca, cara penulisannya juga
mudah dipahami oleh pembaca. Selain itu dari penampilannya juga terlihat sangat menarik,
terdapat banyak kreasi warna serta gambar-gambar, tidak hanya itu pemilihan font dan
ukuran tulisan juga sudah pas sehingga semakin menarin daya minat para pembaca jika ingin
membacanya. Pada setiap bab juga diberikan tugas atau latihan sebagai bahan evaluasi
mahasiswa untuk mengukur pemahaman mereka dan referensi juga diberikan oleh tim
penulis sehingga bias menambah bahan bacaan bagi mahasiswa apabila ingin mencari
informasi dari sumber lain selain dari buku ini.

Buku ini sudah sangat bagus untuk dijadikan bahan bacaan pada mata kuliah Pendidikan
Pancasila namun penjelasan di dalamnya terlalu bertele-tele dan terlalu banyak sehingga
ketika membacanya bisa merasa bosan, ada baiknya penulis menambahkan kesimpulan atau
poin-poin penting di setiap akhir bab agar pembaca bisa mendapatkan inti dari pembahasan
pada setiap babnya.

15
BAB IV

PENUTUP

Kedua buku sama-sama membahas topic mengenai pendidikan Pancasila namun


setiap penulis memiliki caranya tersendiri dalam menulis buku. Dari penjelasan yang sudah
tertera pada bab-bab sebelumnya, buku pertama lebih banyak memiliki keunggulan daripada
buku pembanding, dimulai dari isi atau informasi yang lebih detail disajikan oleh buku
utama, penampilan buku yang paling menarik juga pada buku utama serta terdapat latihan-
latihan pada setiap akhir bab. Namun jika dibandingkan dengan buku kedua, buku pertama
terlalu bertele-tele dan terlalu banyak dalam memberikan informasi sehingga pembaca bisa
bosan dalam membacanya, berbeda dengan buku pembanding yang memberikan penjelasan
secara singkat, dan padat.

16

Anda mungkin juga menyukai