Anda di halaman 1dari 4

Asuhan Keperawatan BPH

A. Analisis Data
No. Data Masalah
1. DS : Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri
Klien mengatakan bahwa klien mengalami nyeri saat
BAK.
DO :
Nyeri (+)
Demam (+)
Wajah Meringis
Abdomen Bagian Bawah Keras

2. DS : Gangguan Eliminasi Urine


Klien mengatakan bahwa klien merasa tidak tuntas saat
berkemih dan sering menahan BAK.
DO :
Nokturia
Inkontinensia Urine
Dysuria
Wajah Meringis
Abdomen Bagian Bawah Keras
Edema pada tangan dan kaki
3. DS : Gangguan pola tidur
Pasien mengatakan sering terbangun pada malam hari
untuk BAK (nokturia)
DO :
Pucat (+)
Wajah Meringis
Nokturia tetapi tertahan

B. Diagnosa Keperawatan Praoperasi


1. Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri (Akut) berhubungan dengan iritasi otot detrusor, distensi kandung kemih
ditandai dengan keluhan nyeri, penyempitan lumen urethra prostatika, wajah meringis.
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan retensi urine dan inkontinensia urine ditandai dengan
obstruksi jalan kemih, pembesaran prostat, ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan retensi urine dan inkontinensia urine ditandai dengan nokturia,
wajah pucat dan meringis.

C. Rencana Keperawatan
No. Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx.Kep
1. Tujuan : Mandiri
Rasa Nyeri Berkurang 1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, 1. Memberikan informasi untuk
Kriteria Hasil : intensitas (skala0-10), lamanya. membantu dalam menentukan
- Melaporkan nyeri pilihan/keefektifan intervensi.
hilang/terkontrol 2. Plester selang drainase pada paha 2. Mencegah penarikan kandung
- Klien tampak rileks dan kateter pada abdomen (bila kemih dan erosi pertemuan
- Mampu untuk tidur/istirahat traksi tidak diperlukan) penis-skrotal
dengan tepat 3. Pertahankan tirah baring bila
3. Tirah baring mungkin diperlukan
diindikasikan.
pada awal selama faseretensi
akut. Namun, ambulasi dini dapat
memperbaiki pola berkemih
normal dan menghilangkan nyeri
kolik.
4. Berikan tindakan kenyamanan,
contoh pijatan punggung; membantu 4. Meningkatkan relaksasi,
pasien melakukan posisi nyaman; memfokuskan kembali perhatian
mendorong penggunaan dan dapat meningkatkan
relaksasi/latihan napas dalam; kemampuan koping
akivitas terapeutik
5. Dorong menggunakan rendam 5. Meningkatkan relaksasi otot
duduk, sabun hangat untuk perineum

Kolaborasi
1. Masukkan kateter dan dekatkan 1. Pengaliran kendung kemih
untuk kelancaran drainase menurunkan tegangan dan
kepekaan kelenjar
2. Lakukan masase prostat
2. Membantu dalam evakuasi duktus
3. Berikan obat sesuai indikasi kelenjar untuk menghilangkan
kongesti/inflamasi.
Kontraindikasikan bila infeksi
terjadi

No. Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Dx.Kep
2. Tujuan : Mandiri
1. Kaji haluaran urine dan system 1. Retensi dapat terjadi karena
Berkemih dalam jumlah
kateter/drainase, khususnya selama edema area bedah, bekuan
normal tanpa retensi irigasi kandung kemih darah, dan spasme kandung
kemih.
Kriteria Hasil :
Menunjukkan perilaku yang 2. Bantu pasien memilih posisi normal 2. Mendorong pasase urine dan
untuk berkemih, contoh berdiri, meningkatkan rasa normalitas.
meningkatkan control
berjalan ke kamar mandi, dengan
kandung kemih/urinaria. frekuensi sering setelah kateter
dilepas.
3. Perhatikan waktu, jumlah berkemih 3. Kateter biasanya dilepas 2-5
dan ukuran aliran setelah kateter hari.
dilepas. Perhatikan keluhan rasa penuh
kandung kemih; ketidakkmampuan
berkemih dan urgensi.
4. Dorong pasien untuk berkemih bila 4. Berkemih dengan dorongan
terasa dorongan tetapi lebih dari 2-4 mencegah retensi urine.
jam per protocol Keterbatasan berkemih untuk
tiap 4 jam (bila ditoleransi)
5. Ukur volume residu bila ada kateter 5. Mengawasi keeefektifan
suprapubik pengosongan kandung kemih.
Residu lebih dari 50 ml
menunjukkan perlunya
perubahan kontinuitas kateter
sampai tonus kandung kemih
membaik
6. Dorong pemasukan cairan 3000 ml 6. Mempertahankan hidrasi
sesuai toleransi. Batasi cairan pada adekuat dan perfusi jaringan
malam hari, setelah kateter di lepas. ginjal untuk lairan urine.
7. Instruksikan pasien untuk latihan 7. Membantu meningkatkan
perineal control kandung
kemih/ssfingter/urine,
meminimalkan inkontinensia.
Kolaborasi
Pertahankan irigasi kandung kemih Mencuci kandung kemih dari
kontinu (continuous bladder irrigation bekuan darah dan debris untuk
(CBI)) sesuai indikasi pada periode mempertahankan patensi
pascaoperasi dini. kateter/aliran urine.

No. Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Dx.Kep
3. Tujuan : Mandiri
Perbaikan dalam pola 1. Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan 1. Mengkaji perlunya dan
tidur/istirahat perubahan yang terjadi mengidentifikasi intervensi
Kriteria Hasil: yang tepat.
Melaporkan peningkatan rasa 2. Berikan tempat tidur yang nyaman dan 2. Meningkatkan kenyamanan
sehat dan merasa dapat beberapa milik pribadi tidur serta dukungan
istirahat fisilogis/psikologis.
3. Buat ruitinitas tidur baru yang 3. Bila rutinitas baru mengandung
dimasukkan dalam pola lama dan aspek sebnayak kebiasaan lama,
lingkungan baru stress dan ansietas yang
berhubungan dapat berkurang.
4. Kurangi kebisingan dan lampu 4. Memberikan suasana kondusif
untuk tidur.
5. Batasi pemasukan cairan pada sore 5. Mengurangi eliminasi urine
hari jika masih terdapat masalah pada malam hari
nokturia.

Kolaborasi
Berikan sedative, hipnitik, sesuai indikasi Mungkin diberikan untuk
membantu pasien tidut/istirahat.

Doengoes, Marrilyn, dkk . 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai