Modul TPG 2022
Modul TPG 2022
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya,sehingga buku panduan praktikum MK Teknologi Pengendalian
Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya ini dapat diselesaikan.
Modul ini disusun untuk dapat digunakan sebagai acuan penyelenggaraan
praktikum Laboratorium Sumber Daya Lingkungan.
Modul ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang
diperlukan oleh para mahasiswa dan juga dosen yang akan terlibat dalam
proses kegiatan praktikum. Modul ini diperlukan agar pelaksanaan dan
penyelenggaraan praktikum dapat berjalan dengan lebih baik lagi.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang
telah memberi bantuan hingga selesainya modul ini khususnya kepada tim
penyusun yang terlibat dalam penyusunan modul ini. Semoga
Bermanfaat.
Tim Penyusun
RENCANA PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Pendahuluan
a b c
d e
Gambar 1. a. Eleusine indica (gulma semusim), b. Circium vulgare (gulma
2 musim), c. Cyperus rotundus (gulma tahunan), d. Ageratum
conyzoides L. (gulma berdaun lebar), e. Eichhorina crassipes
(gulma air).
Klasifikasi gulma berdasarkan morfologi terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu gulma rerumputan (grasses), Gulma golongan tekian
(sedges) dan gulma berdaun lebar (broadleaves). Golongan rerumputan
termasuk dalam famili poaceae atau gramineae sedangkan golongan teki
merupakan famili cyperaceae dan Gulma golongan berdaun lebar yaitu
semua jenis gulma yang tidak termasuk dalam famili poaceae dan
cyperacea. Klasifikasi gulma berdasarkan habitat dibagi menjadi dua
golongan yaitu gulma air (aquatic weeds) dan gulma darat (terrestrial
weeds), gulma air merupakan gulma yang memiliki sifat Sebagian atau
seluruh hidupnya berada di air sedangkan gulma darat adalah gulma yang
seluruh siklus hidupnya berlangsung di daratan (Sembodo, 2010).
2. Tujuan
3. Metode Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum pengenalan gulma dilakukan secara mandiri oleh
mahasiswa di tempat mahasiswa tersebut berada.
b. Cara Kerja
Mahasiswa mencari 10 spesimen gulma segar yang mewakili
masing-masing kelompok gulma yaitu golongan rumput, teki dan berdaun
lebar serta mewakili kelompok gulma daratan dan gulma perairan. Gulma
yang menjadi specimen harus dalam kondisi lengkap yaitu terdapat
bunga/buah, akar, batang dan daun. Setelah specimen gulma ditemukan
dilakukan dokumentasi dan dilanjutkan dengan mencatat nama lokal
gulma, tempat mengambil gulma, nilai ekonomi yang menguntungkan dan
juga nilai yang merugikan. Data sekunder tersebut bisa dikutip dari
sumber – sumber ilmiah dan terpercaya. Hasil dokumentasi yang sudah
diperoleh dikumpulkan secara online melalui google classroom. Spesimen
gulma dibawa pada praktikum Tatap Muka ke 2.
DAFTAR PUSTAKA
IDENTIFIKASI GULMA
1. Pendahuluan
C. Karakteristik Gulma
Karakteristik gulma yang dipakai dalam identifikasi dan penelitian
tentang gulma terbagi atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai
dengan kondisi lingkungan dan sifat-sifat generatif yang cenderung tidak
berubah. Organ vegetatif gulma yang dapat diidentifikasi berupa
perakaran, organ batang dan cabang, serta bentuk daun gulma. Selain itu
adapula organ tambahan lainnya seperti selaput bumbung, daun penumpu
yang merupakan ciri khas gulma dari suku Polygonaceae. Pada organ
generatif dapat berupa organ bunga, buah dan bagian biji yang dapat
diidentifikasi.
2. Tujuan
3. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktikum
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menggambar spesimen gulma yang telah didapat
3. Mencari data-data yang dibutuhkan oleh jenis gulma yang
didapatkan
4. Hasil pekerjaan difoto/discan
ANALISA VEGETASI
1. Pendahuluan
Analisis vegetasi adalah cara untuk menentukan komposisi jenis
vegetasi dari yang paling dominan hingga tidak dominan. Analisis vegetasi
dapat dilakukan pada kondisi vegetasi alami seperti hutan atau dapat pula
digunakan untuk menganalisis vegetasi gulma (Sembodo, 2010). Gulma
dominan dapat diidentifikasi secara ekologis dan aspek biologis melalui
metode analisis vegetasi (Satriawan dan Fuady, 2019). Analisis vegetasi
berdasarkan ilmu gulma biasanya digunakan untuk mengamati tingkat
sebaran gulma, perubahan sebaran gulma akibat perubahan kondisi
lingkungan (ekologi), penentuan tindakan pengendalian, menentukan luas
kuadrat minimum dan menganalisis efektivitas pengendalian (Widaryanto
et al., 2021).
Data hasil analisis vegetasi dibagi menjadi 2 antara lain data
kuantitatif dan data kualitatif, data kuantitatif seperti jumlah, ukuran, bobot,
luas daerah yang ditumbuhi dan data kualitatif seperti penyebaran,
stratifikasi dan periodisitas (Sembodo, 2010). Penentuan petak perlu di
lakukan untuk dapat menganalisis petak sampel yang sesuai. Menurut
Widaryanto et al (2021), terdapat metode umum yang digunakan dapat
digunakan yaitu secara subjektif yaitu dengan cara menentukan bebarapa
petak contoh pada luasan tertentu dan dari hasil petak contoh tersebut
dijadikan sebagai perwakilan dari vegetasi lingkungan yang diamati
selanjutnya yaitu metode sampling acak tidak langsung dimana metode
melakukan pengambilan sampling dari seluruh lokasi dibagi dengan cara
diberi jarak dan luas yang sama dan pemilihan titik petak pengamatan
dapat mengunakan angka teracak dan selanjutnya dalah metode sampling
beraturan atau dapat disebut juga grib kaku serta metode lain yaitu
sampling bertingkat dimana metode ini diperlukan apabila vegetasi terdiri
dari beberapa blok atau tingkatan yang berbeda-beda.
Metode Analisa vegetasi menurut Sembodo (2010), dibagi menjadi
empat :
a. Metode estimasi visual
Metode ini dilakukan berdasarkan pengamatan visual atau dengan
cara melihat dan menduga parameter gulma yang akan diamati. Cara ini
berguna apabila vegetasi gulma yang diamati cukup merata dan seragam
serta waktu yang tersedia terbatas.
b. Metode Kuadrat
Metode kuadrat merupakan metode petak contoh yang dihitung
dengan satuan kuadrat, besaran atau peubah yang dapat diukur dengan
menggunakan metode ini adalah kerapatan, dominasi, frekuensi, nilai
penting dan SDR (summed dominance ratio).
c. Metode Garis
Metode garis adalah petak contoh yang memanjang atau garis lurus
yang diletakan di atas beberapa komunitas vegetasi berbeda.
d. Metode titik
Metode titik merupakan variasi dari metode kuadrat yang diperkecil
hingga tidak terhingga. Metode ini efektif digunakan untuk analisis
vegetasi gulma dnegan corak vegetasi rendah, rapat dan membentuk
anyaman sehingga tidak jelas batasan gulma yang satu dengan lainnya.
2. Tujuan
a. Mahasiswa dapat melaksanakan metode analisa vegetasi yang
meliputi penentuan petak minimum, pengambilan data menggunakan
petak contoh.
b. Mahasiswa dapat melaksanakan tata cara analisa data untuk
medapatkan nilai dominasi gulma.
3. Metode Pelaksanaan
a. Pelaksanaan praktikum
Pelaksanaan praktikum analisis vegetasi di lahan Percobaan
Jatimulyo Universitas Brawijaya. Dilaksanakan dengan cara simulasi
melalui video pembelajaran dan pelaksanaan luring langsung di lapangan.
b. Alat dan bahan
Alat yang digunakan meriputi frame petak contoh, kamera dan alat
tulis sedangkan bahan yang digunakan adalah spesies gulma yang
ditemukan dalam frame petak contoh untuk diidentifikasi.
c. Cara kerja
1. Menggunakan metode kuadrat. Bentuk kuadrat bermacam-macam
seperti lingkaran, segi tiga, empat persegi panjang, dan bujur
sangkar. Dalam pelaksanaan di lapangan, lebih sering digunakan
bujur sangkar. Pada praktikum ini digunakan kuadran berukuran 0,5
m x 0,5 m.
2. Letakkan kuadran pada 3 tempat yang berbeda (3 ulangan). Lakukan
pengamatan visual untuk menduga penutupan masing-masing
spesies gulma (data dominansi) yang terdapat pada kuadran.
3. Potong gulma yang ada masing-masing kuadran tepat diatas
permukaan tanah, kemudian pilah berdasar spesies yang ada dan
lakukan identifikasi gulma untuk masing-masing spesies.
4. Timbang bobot (basah atau kering) masing-masing spesies yang
ditemukan pada tiap ulangan (data dominansi).
5. Jika diperlukan dapat pula dihitung jumlah populasi masing-masing
spesies gulma tersebut (data kerapatan).
Berdasarkan data 3 ulangan tersebut, lakukan penghitungan dalam
penjelasan berikut ini:
1. Kerapatan Mutlak (KM) = jumlah individu jenis gulma tertentu dalam
petak contoh
2. Kerapatan Nisbi (KN) = kerapatan mutlak jenis gulma tertentu dibagi
total kerapatan mutlak semua jenis gulma
3. Dominansi Mutlak (DM) = % penutupan, bobot basah, bobot kering,
luas basal, atau volume jenis gulma tertentu dalam petak contoh
4. Dominansi Nisbi (DN) = dominansi mutlak jenis gulma tertentu dibagi
total dominansi mutlak semua jenis gulma
5. Frekuensi Mutlak (FM) = jumlah petak contoh yang memuat jenis
gulma tertentu
6. Frekuensi Nisbi (FN) = frekuensi mutlak jenis gulma tertentu dibagi
total frekuensi mutlak semua jenis gulma
7. Nilai Penting (NP) = jumlah nilai semua peubah nisbi yang digunakan
8. SDR = nilai penting dibagi jumlah peubah nisbi
DAFTAR PUSTAKA
1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. METODE PELAKSANAAN
TUGAS
1. Satu kelas dibagi menjadi 6 kelompok.
2. Masing-masing kelompok membagi tugas dan peran. Semua anggota
kelompok diharapkan berperan aktif.
3. Masing-masing kelompok mencari lahan budidaya yang terdapat
gulma. Ada kelompok tanaman mewakili broad leaves dan graminae.
4. Melakukan langkah-langkah praktikum asosiasi gulma yang dijelaskan
diatas.
LAPORAN
1. Laporan dibuat secara kelompok.
2. Laporan diketik dengan format A4, margin kiri 4 cm, atas 3 cm, kanan 3
cm dan bawah 3 cm. Huruf Times New Roman 12, spasi 1,5.
3. Sistematika laporan:
Cover
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
Bab 2. Tinjauan Pustaka
Bab 3. Bahan dan Metode
Bab 4. Hasil dan Pembahasan (Hasil pengamatan kelompok)
Pembahasan meliputi deskripsi lengkap jenis gulma tersebut dan
asosiasi gulma dengan tanaman budidaya
Bab 5. Kesimpulan
Daftar Pustaka
4. Laporan dikumpulkan 1 minggu setelah waktu praktikum di google
classroom. Keterlambatan mengumpulkan laporan maka nilai laporan
akan dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pendahuluan
2. Tujuan
a. Pelaksanaan praktikum
Pelaksanaan Praktikum kalibrasi di lahan Percobaan Jatimulyo
Universitas Brawijaya. Diaksanakan dengan cara simulasi melalui video
pembelajaran.
b. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu sprayer dan air
c. Cara Kerja
Pelaksanaan Metode Luas :
1. Mempersiapkan alat semprot. Nozzle yang digunakan akan
menentukan volume semprot yang diperlukan. Nozzle dengan
bidang semprot berbentuk kipas keluaran ICI beragam lebar bidang
semprotnya. Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh warna nozzle-
nya, yaitu warna merah (2 m), biru (1.5 m), hijau (1 m), dan kuning
(0.5 m) bila ketinggian nozzle dari bidang sasaran (gulma untuk
herbisida pascatumbuh atau tanah untuk pratumbuh) sejauh 45 cm.
2. Menentukan luas petak contoh pada areal yang akan disemprot,
misalnya 40 m² / 4 m x 10 m. Apabila nozzle yang digunakan
berwarna merah, maka operator harus berjalan sebanyak 2 x 10 m.
3. Tangki sprayer diisi dengan air, misalnya: 3 liter dan dipompa: 20
kali, kemudian disemprotan secara merata pada petak contoh.
Setelah itu, sisa air dalam tangki diukur: 1 liter.
Dari data tersebut dapat dihitung volume semprot tiap hektar lahan:
Luas petak contoh adalah 40 m²
Larutan yang digunakan = (3-1) L = 2 L.
Volume semprot = (10.000 m² : 40 m² ) x 2 L = 500 L/ha.
4. Dengan demikian tujuan metode luas untuk mencari volume
semprotan telah tercapai.
5. Ulangi langkah 1 hingga 3 sampai 3 kali, lalu hitung nilai rata-
ratanya.
6. Lakukan pekerjaan serupa dengan dua nozzle yang berbeda.
Pelaksanaan metode waktu :
1. Misal volume semprot yang ditentukan: 500 L/ha.
2. Tangki sprayer diisi dengan air secukupnya kemudian ditentukan debit
nozzle dengan cara menyemprotkan air selama waktu tertentu,
misalnya 1 menit. Air yang keluar dari nozzle ditampung dalam ember
dan diukur jumlahnya, misal 2,5 L.
3. Apabila sprayer yang digunakan adalah sprayer punggung dengan
lebar bidang semprot 2 m, maka kecepatan jalan operator dapat
dihitung:
Debit nozzle = 2,5 L/menit.
Larutan sebanyak 500 L/ha akan dihabiskan dalam waktu (500 L: 2,5
L) x 1 menit = 200 menit.
Apabila lahan 1 ha berukuran 100 m x 100 m, maka operator akan
bergerak sejauh (100 m : 2 m) x 100 m = 5000 m.
Kecepatan jalan operator = 5000 m/200 menit atau 50 m/2 menit atau
1500 m/jam atau 1,5 km/jam.
4. Ulangi langkah 1 hingga 3 sampai 3 kali, lalu hitung nilai rata-ratanya
5. Lakukan pekerjaan serupa dengan dua nozzle yang berbeda.
LAPORAN
1. Mahasiswa diminta membuat laporan sesuai format laporan yang
telah ditentukan,
2. Praktikum dilaksanakan secara simulasi,
3. Data hasil pengamatan disediakan oleh asisten praktikum,
4. Laporan harus menyertakan data hasil pengamatan ditambah dengan
analisis dan pembahasan kritis mahasiswa terhadap data yang
diperoleh,
5. Laporan dikumpulkan 1 minggu setelah materi praktikum yang
diberikan (lihat jadwal).
DAFTAR PUSTAKA