OLEH:
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1
Latumaerisca, Julius R. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Jakarta: Salemba Empat.
2011. Hal.39
PEMBAHASAN
2
Devisi Keuangan Mikro Syariah. “Strategi Pengembangan Keuangan Mikro Syariah Di
Indonesia”. KNKS. 2019. Hal. 23
3
Dr. Euis Amalia, M. Ag. Keuangan Mikro Syariah. Bekasi: 2016. Gramata Publishing. Hal. 14
4
Neni Sri Imaniyati. “Aspek-aspek Hukum BMT”. PT Citra Aditya Bakti. 2010. Hal. 22
5
Andi Soemitra. “Peran Pmberdayaan Masyarakat oleh Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Dalam Perspektif Sustainable Development Goals”. FEBI UIN-SU Press. 2018. Hal. 68
C. BMT CENTER
BMT Center dibentuk sebagai wadah bagi BMT-BMT dalam upaya
pengembangan dan pembinaan BMT di seluruh Indonesia. Hingga saat
ini, terdapat lebih dari 5000 BMT yang beroperasi di seluruh Indonesia
yang jika dihimpun total asetnya diperkirakan sudah mencapai lebih dari 5
triliun rupiah dan pengusaha mikro dan kecil yang telah mendapatkan
pembiayaan sudah sekitar 4 juta unit usaha.
Menurut Suharto (2011), CEO Permodalan BMT, Pertumbuhan BMT
yang tinggi setidaknya dipengaruhi oleh empat faktor: pertama, kesadaran
syariah masyarakat yang makin meningkat; kedua, kepercayaan
masyarakat yang makin tinggi, serta pemberitaan media yang semakin
luas; ketiga, lembagalembaga yang membuat regulasi bagi BMT
melakukan pengawasan, training yang semakin tertata; keempat,
kepercayaan lembaga perbankan dan pemerintah untuk melakukan
linkage program.
Namun demikian, masifnya perkembangan BMT selama ini lebih
banyak didorong oleh gerakan masyarakat yang memiliki kesadaran untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan lingkungannya khususnya oleh aktivis-
D. INKOPSYAH
Baitul Maal wat-Tamwiil saat ini berperanan penting bagi masyarakat,
khususnya masyarakat menengah ke bawah karena fungsinya yang khas,
yakni bersedia untuk melayani kebutuhan pendanaan dan pembiayaan kepada
kelompok masyarakat menengah ke bawah yang pada umumnya memiliki
kesulitan untuk mendapat-kan pelayanan pembiayaan dari perbankan karena
keterbatasan mereka dalam memenuhi berbagai persyaratan dari bank. Dan
faktanya, saat ini BMT dapat memenuhi harapan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan “perbankan” yang tidak dapat dilayani oleh bank
umum.
Keberadaan BMT di tengah masyarakat dimulai sekitar tahun 90-an dan
semakin cepat tersebar ke seluruh Indonesia setelah mendapatkan dukungan
pemerintah yakni dengan dicanangkannya gerakan BMT oleh Presiden
A. Kesimpulan
Lembaga Keuangan Mikro Syariah merupakan lembaga keuangan untuk
masyarakat mikro kecil yang menerapkan sistem kerja berdasarkan pembagian
keuntungan bersama, tidak menerapkan sistem bunga dan melarang adanya
praktek riba, serta menjalankan kegiatan usaha sesuai dengan syariat Islam.
PINBUK merupakan badan pekerja yang dibentuk olehY ayasan Inkubasi
Bisnis Usaha Kecil (YINBUK).
Inkopsyah BMT merupakan gerakan koperasi sekunder yang didirikan
oleh primer koperasi yang kegiatan usahanya berdasarkan pola syariah;
didirikan pada tanggal 7 Juli 1998 dengan pengesahan dari Menteri Koperasi
dan UKM sebagai koperasi sekunder tingkat nasional, dengan maksud untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan syariah
Islam.
BMT Center dibentuk sebagai wadah bagi BMT-BMT dalam upaya
pengembangan dan pembinaan BMT di seluruh Indonesia. Hingga saat ini,
terdapat lebih dari 5000 BMT yang beroperasi di seluruh Indonesia yang jika
dihimpun total asetnya diperkirakan sudah mencapai lebih dari 5 triliun rupiah
dan pengusaha mikro dan kecil yang telah mendapatkan pembiayaan sudah
sekitar 4 juta unit usaha.
B. Saran
Penulis menyadari tentang penyusunan makalah ini tentu masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman sudi kiranya memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan