Sampel yang saling bebas (tidak berpasangan) merupakan sampel yang tidak saling
terkait/tidak berhubugan sama sekali
Misal:
1. Ingin mengetahui adakah perbedaan kadar zat besi pda ibu-ibu hamil di
puskesmas wilayah X dengan ibu-ibu hamil di puskesmas wilayah Y
2. Ingin mengetahui perbedaan skor pengetahuan tentang narkoba antara murid
SMA Kelas 3A dengan murid SMA Kelas 3B
3. Ingin mengetahui perbedaan pengetahuan tentang malaria kelompok yang
mendapat penyuluhan malaria dengan kelompok yang tidak mendapat
penyuluhan malaria
4. Ingin mengetahui tingkat kesembuhan pasien TB yang diberi obat formulasi baru
dengan pasien yang mendapat obat TB standard
Uji Kemaknaan Perbedaan Dua Kelompok Sampel
yang Berpasangan
UJI MC NEMAR
• Untuk menguji perbedaan atau perubahan proporsi dua buah populasi yang
hanya memiliki dua kategori berdasarkan proporsi dua sampel berpasangan
• Banyak digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau
perubahan proporsi sebelum dan sesudah kelompok sampel tersebut
merupakan kontrol terhadap dirinya sendiri.
• Data berskala nominal dengan dua kategori
Status dapat saja berubah dari satu ke lainnya. Misalnya
Secara umum berbagai perubahan status itu kita wakili dengan + dan
• Keadaan sebelum dibagi ke dalam + dan – dan keadaan sesudah juga dibagi ke
dalam + dan –
Format tabel 2 x 2 untuk rancangan sebelum dan sesudah perlakuan satu
kelompok
SEBELUM
+ -
+ a b
SESUDAH
- c d
Format tabel 2 x 2 untuk rancangan studi kasus-kontrol dengan
pencocokan (matched pair case control study)
KONTROL
Terpapar Tidak Terpapar
Terpapar a b
KASUS
Tidak Terpapar c d
Statistik Uji
2
(𝑏 − 𝑐)
𝜒2 =
(𝑏 + 𝑐)
• Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan statistik uji ini
dengan kriteria pengujian pada taraf signifikansi tertentu
Contoh 1.
KONTROL
TOTAL
Dengan Estrogen Tanpa Estrogen
Buktikan apakah ada pengaruh pemakaian estrogen terhadap kejadian kanker endometrium
dengan ⍺ = 0,01!
• Hipotesis
H0 : P(b) = P(c)
Hi : P(b) ≠ P(c)
• Statistik Uji
2
(𝑏 − 𝑐)
𝜒2 =
(𝑏 + 𝑐)
• Kriteria pengujian
Tolak H0 bila nilai 𝜒 2 hitung (𝜒 2 𝑐 ) > 𝜒 2 tabel (𝜒 2 ⍺;𝑑𝑘 ) dengan dk = 1 dan ⍺ = 0,01
(b c) 2 (113 15) 2
2
75,03
bc 113 15
• Keputusan Statistik
Karena 𝜒 2 𝑐 = 75,03 > 𝜒 2 0,01;1 = 6,64 , maka H0 ditolak
• Kesimpulan
Kita simpulkan terdapat pengaruh yang bermakna pemakaian estrogen terhadap
kejadian kanker endometrium.
• Penerapan metode McNemar banyak dijumpai pada penelitian epidemiologi
• Digunakan untuk menganalisis data berpasangan hasil pencocokan (matching) dalam
mengendalikan faktor perancu (confounding factor)
• Pada data berpasangan dapat dihitung Resiko Relatif (RR) besarnya hubungan antara
paparan (exposure) dengan penyakit (disease)
b
RR OR
c
2. UJI TANDA
– Satu sisi
H0 : P(+) = P(-)
Hi : P(+) > P(-)
H0 : P(+) = P(-)
Hi : P(+) < P(-)
Dengan:
P(+) : proporsi tanda positif dari perbedaan pasangan nilai pengamatan (Xi,Yi)
P(-) : proporsi tanda negatif dari perbedaan pasangan nilai pengamatan (Xi,Yi)
• Kriteria pengujian
Jika Hi : P(+) ≠ P(-),
maka Tolak H0 apabila probabiitas untuk memperoleh tanda (+) atau (-) (pilih yang
paling sedikit jumlahnya) sebanyak k atau kurang, lebih kecil atau sama dengan ⍺
n k nk
Pk x n, p p q
x
k 0 k
• Statistik Uji
Nilai k bertanda (+)
•Kriteria pengujian
Karena Hi : P(+) < P(-), maka tolak H0 apabila probabilitas untuk memperoleh
tanda (+) sebanyak k atau kurang, lebih kecil atau sama dengan ⍺
• Penghitungan Statistik Uji
Tabel 1. Tanda perbedaan pasangan nilai pengamatan (Xi,Yi) FEV1 sebelum dan sesudah terapi baru
PASANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TANDA SKOR 0 + - - 0 - - - + - - - - - -
PERBEDAAN
Ternyata eksperimen ini menghasilkan 2 buah 0, 2 tanda (+), dan 11 tanda (-). Untuk
memenuhi prinsip distribusi binomial, beda 0 dieliminasi, sehingga ukuran sampel efektif
adalah n = 15 – 2 = 13. Sesuai dengan Hi : P(+) < P(-), maka statistik uji k = 2
• Keputusan Statistik
Dengan n = 13, dan k = 2 tampak pada Tabel Binomial bahwa p = 0,0112
Karena p = 0,0112 < ⍺ 0,05, maka H0 ditolak
• Kesimpulan
Kita simpulkan obat baru tersebut efektif untuk meningkatkan FEV1
3. UJI PERINGKAT BERTANDA WILCOXON
– Satu sisi
H0 : W(+) = W(-)
Hi : W(+) > W(-)
H0 : W(+) = W(-)
Hi : W(+) < W(-)
Dengan:
W(+) : jumlah semua peringkat selisih pasangan pengamatan (Xi,Yi) yang bertanda positif
W(-) : jumlah semua peringkat selisih pasangan pengamatan (Xi,Yi) yang bertanda negatif
• Statistik Uji
W(+) atau W(-) yang nilainya kecil
• Kriteria pengujian
Tolak H0 apabila nilai W hitung > W tabel
Contoh 3.
Diambil sampel 10 mahasiswa FKM USU yang mengambil mata kuliah Biostatistik
Deskriptif dan Inferensial dengan hasil Ujian Tengah Semester dengan Ujian Akhir
Semester seperti yang tertera pada tabel di bawah ini. Kita ingin melihat apakah rata-
rata nilai Ujian Tengah Semester dengan Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Biostatistik
Deskriptif dan Inferensial dari 10 mahasiswa FKM USU adalah sama dengan tingkat
kemaknaan 5%.
• Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan adalah W peringkat bertanda Wilcoxon
• Kriteria pengujian
Tolak H0 apabila nilai W hitung > W tabel
• Statistik Uji
Besarnya W hitung langsung ditentukan melalui jumlah ranking selisih nilai dua data
Catatan: Pemberian peringkat terhadap selisih dianggap angka absolut (semua diasumsikan positif). Apabila
ditemukan beda 0 (nol) maka diberi tanda yang kecil kemungkinannya menolak H0
Statistik W:
Jumlah jenjang bertanda negatif
W R i 1 4 4 7 7 23
• Keputusan Statistik
Dari Tabel Wilcoxon diketahui bahwa dengan n = 10 maka W tabel = 8, Dengan
demikian, H0 ditolak
• Kesimpulan
Karena nilai W hitung = 23 > W tabel = 8, maka Ho ditolak berarti rata-rata nilai
Biostatistik ujian mid semester dan ujian akhir semester dari 10 mahasiswa FKM adalah
berbeda
Uji Kemaknaan Perbedaan Dua Kelompok Sampel
yang Tidak Berpasangan (Independen)
UJI MEDIAN
N (ad bc) 2
2
• Kriteria pengujian
Tolak H0 bila nilai 𝜒 2 hitung atau 𝜒 2 𝑐 > 𝜒 2 tabel 𝜒 2 ⍺;𝑑𝑘
Format tabel 2 x 2 untuk uji Median
Sampel I Sampel II
Skor di atas
a b a+b
median
Skor di bawah
c d c+d
median
Normal Cirrhosis
45,6 20,1 8,8 11,2
49,0 14,0 17,4 18,0
13,7 42,3 13,8 27,9
37,9 29,7 26,3
26,8 17,8 14,4
30,6 22,6
4,0 15,0
35,0 10,7
41,3 21,5
32,5 7,0
• Hipotesis
H0 : MA = MB
Hi : MA ≠ MB
Dengan
MA : median waktu konsentrasi plasma tertinggi phenylbutazone pada sampel
normal
MB : median waktu konsentrasi plasma tertinggi phenylbutazone pada sampel
dengan cirrhosis hepatis
• Statistik Uji
N (ad bc) 2
2
Tabel 2. Frekuensi nilai pengamatan yang terletak di atas dan di bawah median waktu konsentrasi plasma
tertinggi phenylbutazone
Normal Cirrhosis
Skor di bawah
5 9 14
median
15 13 28
Dengan demikian, statistik uji 𝜒 2 adalah
2810 9 4 5
2
2
3,59
(14)(14)(15)(13)
•Keputusan Statistik
Karena 𝜒 2 𝑐 = 3,59 < 𝜒 2 0,05;1 = 3,84 , maka H0 diterima
•Kesimpulan
Kita simpulkan tidak terdapat perbedaan waktu puncak konsentrasi plasma
phenylbutazone yang bermakna antara subjek normal dan subjek dengan cirrhosis
hepatis.
UJI MANN WHITNEY
– Satu sisi
H0 : Mx ≥ My
Hi : Mx < My
H0 : Mx ≤ My
Hi : Mx > My
• Statistik Uji
nn 1
T S
2
Dengan
S : jumlah peringkat pengamatan pada salah satu sampel
n : jumlah pengamatan pada salah satu sampel yang dipilih
• Kriteria pengujian
Bila
H0 : Mx ≥ My
Hi : Mx < My
Maka H0 ditolak bila statistik T < W⍺
W⍺ adalah nilai kritis T pada Tabel Mann Whitney untuk tingkat kemaknaan ⍺,
ukuran sampel pertama n dan besar sampel kedua m
Bila
H0 : Mx ≤ My
Hi : Mx > M
Maka H0 ditolak bila statistik T > W1-⍺
Bila
H0 : Mx = My
Hi : Mx ≠ My
Maka H0 ditolak bila statistik T < W⍺/2 atau statistik T > W1-⍺/2
Contoh 3.
Seorang peneliti ingin menguji perbedaan waktu operasi pada dua rumah sakit. 11
pasien dari RS A dan 9 pasien dari RS B yang menjalani prosedur operasi yang sama
mengikuti sebuah studi. Variabel yang menjadi perhatian penelitian adalah waktu
operasi (dalam menit) seperti pada tabel di bawah. Dapatkah ditarik kesimpulan bahwa
waktu operasi di RS B lebih lama dibandingkan di RS A? Ditentukan ⍺ = 0,05
• Statistik Uji
nn 1
T S
2
X Peringkat Y Peringkat
29 1
30 2,5
30 2,5
31 4
32 5
33 6
Data dari tabel
35 7
disusun kembali dan
diberi peringkat 36 8
dalam satu seri 37 9
38 10
39 11
40 12
41 13
42 14
45 15,5 45 15,5
46 17
48 18
50 19
51 20
Total 82,5 127,5
• Kriteria pengujian
Tolak H0 bila statistik T < W⍺ dengan ⍺ = 0,05, n = 11, m = 9, maka H0 ditolak bila T
< W0,05 = 28
• Keputusan statistik
Karena T = 16,5 < W0,05 = 28, maka H0 ditolak
• Kesimpulan
Dapat disimpulkan waktu operasi RS A secara bermakna lebih singkat daripada di
RS B
Apabila n atau m > 20, maka Tabel Mann Whitney tidak dapat digunakan untuk
menentukan nilai kritis. Maka digunakan uji z.
T nm
z
nmn m 1 / 12