Anda di halaman 1dari 4

A.

KONSTITUSI

Menurut Thaib dkk, (2011: 1) secara etimoogis antara kata “konstitusi”,


“konstitusional” dan “konstitusionalisme” inti dan maknanya sama, namun
penggunaan dan penerapannya berbeda. Konstitusi merupakan segala ketentuan
dan aturan mengenai ketatanegaran (Undang-Undang Dasar, dan sebagainya),
atau Undang-Undang Dasar Suatu Negara. Dengan kata lain, segala tindakan atau
perilaku seseorang maupun penguasa berupa kebijakan atau perilaku seseorang
yang tidak sesuai dengan konstitusi, bearti tindakan tersebut tidaklah
konstitusional. Berbeda halnya dengan konstitusialisme, yaitu suatu paham
mengenai pembatasan kekuasaan dan jaminan hak-hak rakyat melalui konstitusi.
Berikut berbagai literature hukum tata Negara maupun ilmu politk kajian tentang
ruang lingkup paham konsitusi terdiri dari:

1. anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.

2. jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.

3.peradilanyang bebas dan mandiri.

4. pertanggungjawaban kepada rakyat sebagi sendi utama dari asas kedaulatan


rakyat.

Istilah konstitusi beasal dari bahasa Perancis (Constituer) yang berarti


membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan ialah pembentukan
suat Negara atau menyusun dan menyatakan suatu Negara. Sedangkan istilah
Undang-Undang Dasar merupakan terjemahan istilah yang dalam bahasa
Belandanya Gronwet. Perkataan “wet” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
Undang-Undang, dan “grond” berarti tanah/dasar. Di negara-negara yang
menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa nasional, dipakai istilah “
Constitusion” yang dalam bahasa Indonesia disebut konstitusi.

Pengertian Konstitusi, dalam praktik dapat berarti lebih luas daripada


pengertian Undang-Undang Dasar. Bagi para sarjana ilmu politik istilah
Constitusion merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-
peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat
cara-cara bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu
masyarakat. Dalam bahasa Latin, kata konstitusi merupakan gabungan dari dua
kata, yaitu cume dan statuere. Cume adalah sebuah preposisi yang berarti
“bersama dengan…”, sedangkan statuere berasal dari kata sta yang membentuk
kata kerja pokok stare yang berarti berdiri. Atas dasar itu, statuere mempunyai arti
“membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan/mentapkan”. Dengan demikian,
bentuk tunggal (constitution) berarti menetapkan sesuatu secara bersama-sama
dan bentuk jamak (constiusiones) berarti segala sesuatuyang telah ditetapkan.

B. TUJUAN KONSTITUSI

Pada prinsipnya tujuan konstitusional adalah untuk membatasi


kesewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin ha-hak yang diperintah dan
merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu, setiap
konstitusi senantiasa mempunya dua tujuan, yaitu:

1. untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.

2. untuk membebaskan kekuasaan dari control mutlak para penguasa, serta


menetapkan bagi para penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka.

C. NILAI KONSTITUSI

Konsekuensi logis dari kenyataan apabila suatu negara tidak mempunyai


konstitusi mungkin negara tersebut tidak akan terbentuk, maka konstitusi
menempati posisi yang sangat krusial dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negara. Demikian halnya negara dan konstitusi merupakan suatu lembaga yangtak
dapat dipisahkan. Dr. A. Hamid S. Attamimi, dalam disertasinya ia berpendapa
pentngnya suatu konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah sebagai pemberi
pegangan dan pemberi batas, sekaligus tentang bagaimana kekuasaan negara
harus dijalankan.

Berdasarkan dengan pemahaman diatas, Struycken dalam bukunya Het


Staatsrech van Het Koninkrijk der Nederlanen menyatakan bahwa Undang-
Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yang
berisi:

1. hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau

2. tingkat-tingkat tertiggi perkembangan ketatanegaran bangsa

3. pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu


sekarang maupun untuk masa yang akan datang

4. suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaran bengsa


hendak dipimpin.

Dari keempat isi diatas yang tereduksi dalam konsitusi menunjukan arti
pentingnya konstitusi bagi negara. Karena konstitusi menjadi barom eter
kehidupan bernegara dan berbangsa, serta memberikan arahan kepada generasi
penerus bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang mereka pimpin. Berikut
beberapa jenis penilaian konstitusi sebagai berikut:

1. konstitusi yang mempunyai nilai normative

Suatu konstitusi yang telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi mereka
konstitusi tersebut bukan hanya berlaku dalam arti hukum, akan tetapi juga
merupakan suatu kenyataan yang hidup dalam arti sepenuhnya diperlukan dan
efektif. Dengan kata lain konstitusi itu dilaksanakan secara murni dan konsekuen.

2. konstitusi yang mempunyai nilai nominal

Konstitusi yang mempunyai nilai nominal berarti secara hukum konstitusi itu
berlaku, tetapi kenyataannya kurang sempurna. Sebab pasal-pasal tertentu dari
konstitusi tersebut dalam kenyataanya tidak berlaku.

3. konstitusi yang mempunyai nilai semantic

Suatu konstitusi disebut mempunyai nilai semantic jika konstiusi tesebut secara
hukum tetap berlaku, namun dalam kenyataannya adalah sekadar untuk
memberikan bentuk dari tepat yang telah ada, dan dipergunakan untuk
melaksanakan kekuasaan politik. Jadi konstitusi tersebut hanyalah sekadar istilah
belaka, sedangkan dalam pelaksanaannya hanyalah dimaksudkan untuk
kepentingan pihak penguasa.

Anda mungkin juga menyukai