Anda di halaman 1dari 6

RESUME CASE

 Kronologi
1. Kronologi menurut PAO Yoga Santika
Pada saat penangan PAO nasabah sudah di SK diBucker Remoff Didi, PAO
mengejar unit ke nasabah yang usahanya jualan Jamu di Guro III Karawang, dari
yang bersangkutan membayar 2 angsuran ke Daniel, lalu penanganan kembali ke
Remoff, setelah kembali ke Remoff unit di oper ke Jenal GSI, dan yang bersangkutan
sulit ditemui dan dihubungi lalu di SK ke Daniel kembali dan tidak ada penyelesaian
di Bucket PAO karena Jenal sulit ditemui dan di hubungi. (Kronologi menurut PAO
Yoga Santika).
2. Kronologi1
KOMPAS.com- Kantor Adira Finance di Jalan Kertabumi, Karawang, Jawa
Barat, diserang sekelompok pria bersenjata tajam, Kamis (16/9/2021). Polisi telah
menangkap 14 pelaku. Dari jumlah itu, ada tiga orang yang ditetapkan sebagai
tersangka berinisial ES, ER, dan TK. Sekuriti Jadi Korban. Kapolres Karawang
AKBP Aldi Subartono menjelaskan, penyerangan bermula saat ES memprovokasi
sejumlah rekannya.
ES menyebut Adira hendak menarik kendaraan milik kenalannya. ES dan
belasan temannya kemudian berkumpul dan sepakat untuk menyerang kantor Adira.
Mereka datang membawa senjata tajam dan secara membabi buta merusak meja,
kursi, dan fasilitas yang ada di dalam ruangan. Seorang petugas keamanan kantor
juga diserang dengan senjata tajam.  "Isu itu berkembang dan terjadilah keributan
itu," ungkap Aldi, di Mapolres Karawang, Jumat (17/9/2021).
Setelah dari kantor Adira, para pelaku menuju kawasan Grand Taruma. Di
sana mereka membuat ulah dengan merusak sebuah hotel. Polisi yang mendapatkan

1
https://regional.kompas.com/read/2021/09/18/060000278/ini-latar-belakang-
penyerangan-membabi-buta-kantor-adira-finance-oleh?page=all. Diakses pada tanggal 26
September 2021
laporan kemudian menangkap para pelaku dan menjadikan tiga orang sebagai
tersangka.
Peran tiga tersangka Aldi menjelaskan, ES menjadi tersangka atas perannya
menghasut rekan-rekannya melalui media sosial. Dia menyebut kendaraan
kenalannya akan ditarik Adira Finance. ES juga mengisukan kelompoknya akan
diserang kelompok lain sehingga mereka melakukan sweeping di kawasan Grand
Taruma hingga merusak sebuah hotel.
Atas perbutannya ES disangkakan Pasal 160 KUHP dengan ancaman enam
tahun penjara. Sedangkan ER ditetapkan tersangka lantaran turut merusak salah satu
hotel di Karawang dengan melemparkan batu. Ia akan dijerat Pasal 170 KUHP
dengan ancaman hukuman bui lima tahun penjara. Kemudian TK dijerat Undang-
Undang Darurat setelah polisi mendatangi rumahnya dan menemukan senjata tajam
serta senjata berpeluru gas. TK terindikasi ikut dalam kedua aksi itu.
Rugi Rp 102 juta Toni Sopiyan, kuasa hukum Adira Finance Cabang
Karawang mengatakan, Adira Finance mengalami kerugian sekitar Rp 102 juta atas
kerusakan sejumlah fasilitas. Di antaranya kaca pecah, komputer, kursi, dan beberapa
barang lain yang masih harus diinventarisasi. "Seorang petugas keamanan kami
mengalami luka pada tiga jarinya sehingga harus mendapatkan 15 jahitan. Biaya
pengobatannya dari Adira," ucap Toni ditemui di Kantor Adira Finance Cabang
Karawang, Jumat. (Penulis Kontributor Karawang, Farida Farhan).
 Kajian Teoritis
Menurut Hans Kelsen, hukum adalah sebuah sistem norma. Norma adalah
pernyataan yang menekankan aspek “seharusnya” atau das sollen dengan
menyertakan beberapa peraturan tentang apa yang harus dilakukan. Norma-norma
adalah produk dan aksi manusia yang deliberative. Undang-undang yang berisi
aturan-aturan yang bersifat umum menjadi pedoman bagi individu bertingkah laku
dalam bermasyarakat, baik dalam hubungan dengan sesama individu maupun dalam
hubungan dengan masyrakat. Aturan-aturan itu menjadi batasan bagi masyarakat
dalam membebani atau melakukan tindakan terhadap individu. Adanya aturan itu dan
pelaksanaan aturan tersebut menimbulkan kepastian hukum.2
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang pembiayaan konsumen. Dalam menjalankan usahanya tentu
berdasarkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti Undang-
Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
Mempelajari kasus posisi yang terjadi di Adira Finance Cabang Karawang
sebagaimana diterangkan dalam pembahasan kronologi, ada beberapa hal yang ingin
perlu diketahui, seperti :
1. Kewajiban Debitur
Mengenai kewajiban debitur dalam pembayaran angsuran diatur dalam
Pasal 3 ayat Perjanjian Pembiayaan yang berbunyi “Debitur wajib
membayar angsuran sesuai dengan tanggal jatuh tempo angsuran selama
jangka waktu pembiayaan hingga lunas (apabila tanggal pembayaran jatuh
pada hari libur, maka Debitur wajib melakukan pembyaran angsuran pada
hari kerja terakhir sebelum hari libur), ...”. kemudian apabila Debitur
ternyata tidak melakukan pembayaran angsuran yang menjadi kewajibannya
maka Debitur dapat dikatakan telah melakukan Wantprestasi (cidera janji)
mengenai Wantprestasi ini diatur dalam Pasal 3 ayat 10 yang menyatakan
“Para pihak sepakat bahwa cidera janji (Wantprestasi) adalah keadaan
Debitur dimana Debitur lalai dalam membayar angsuran secara penuh dan
tepat waktu pada tanggal jatuh tempo angsuran yang telah disebutkan
diatas,dan/atau Debitur lalai dalam memenuhi syarat dan ketentuan dalam
perjanjian ini dan/atau syarat dan ketentuan dalam surat pernyataan terkait
lainnya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dan menyatu
dengan perjanjian ini.” Dan apabil Debitur masih tidak mengindahkan
2
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, Hlm. 58
segala bentuk peringatan yang diilakukan Kreditur in casu Adira Finance
Cabang Karawang, maka padanya berlaku Pasal 3 ayat 12 huruf f yang
berbunyi “Apabila terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat 10
pasal ini maka Debitur wajib untuk : 1) melunasi seluruh kewajiban yang
timbul berdasarkan Perjanjian ini secara seketika dan sekaligus, atau 2)
menyerahkan agunan/barang kepada Kreditur secara sukarela, kapanpun
dan dimanapun, 3) meminta kreditur untuk menjual agunan/barang atas
nama Debitur dengan mekanisme pelelangan umum atau dibawah tangan
atau dengan perantara pihak lain dengan harga pasar yang layak, ...”.
Pasal-pasal dalam Perjanjian Pembiayaan tersebut menjadi dasar dari
tindakan yang diambil Adira Finance Cabang Karawang kepada nasabah
yang melakukan Wantprestasi.
2. Proses Penagihan Angsuran
Proses penagihan angsuran merupakan sikap hukum yang dilakukan
Perusahaan kepada nasabah dengan cara yang patut dan dianggap benar oleh
perturan perundang-undangan yang berlaku, dalam proses penagihan
angsuran kepada nasabah di Adira Finance Cabang Karawang terbagi
menjadi 2 (dua) tahap yaitu : 1) penagihan/pengingat untuk melakukan
pembayaran angsuran melalui media komunikasi, dan 2)
penagihan/pengingat secara langsung kepada nasabah, dan cara yang ke-dua
ini ada beberapa tahap yaitu : a) penagihan oleh Remedial Officer Car, b)
penagihan oleh Problem Account Officer, dan c) penagihan yang dillakukan
oleh pihak eksternal.
 Analisa Kasus
Kasus posisi diatas menyangkut nasabah atas nama Agus Praswito dengan
Nomor Kontrak : 0214.19.213699 dengan nomor Sertfikat Jaminan Fidusia nomor :
W11.02182394.AH.05.01 Tahun 2019. Dimana Agus Praswito tidak melakukan
pembayaran angsuran terhitung sejak Bulan April 2021 sampai dengan Bulan
September 2021 dengan tanggal jatuh tempo setiap bualnnya jatuh pada tanggal 18,
akibatnya Adira Finance Cabang Karawang mengalami kerugian, atas perbuatannya
tersebut maka Adira Finance Cabang Karawang melakukan proses
pengingat/penagihan angsuran melalui media komunikasi ataupun secara langsung
mendatangi nasabah, namun dari proses yang telah ditempuh oleh Adira Finance
Cabang Karawang tidak diindahkan oleh Agus Praswito, karenanya pada tanggal 2
September 2021 Adira Finance Cabang Karawang mengeluarkan Surat Kuasa
Khusus kepada PT Sejahtera Mitra Solusi dalam hal ini yang mewakili PT Sejahtera
Mitra Solusi ialah Daniel Terterisa selanjutnya disebut pihak eksternal.
Proses penagihan oleh pihak eksternal harus dilakukan dengan cara yang patut
dan dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, sebagaimana termaktub dalam
Surat Kuasa Khusus dengan Nomor : 021021C09379 yang diberikan Adira Finance
Cabang Karawang kepada Pihak Eksternal, selain itu terdapat pula pada Perjanjian
Kerjasama Mitra Penagihan dengan Nomor : 2267/PTSM/VI/2021 yang dibuat
antara PT Sejahtera Mitra Solusi dengan Daniel Teterisa (pihak eksternal). Dan
apabila pihak eksternal bertindak melebihi apa yang dikuasakan dan hal tersebut
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pihak
eskternal akan bertanggungjawab secara penuh atas perbuatannya dan membebaskan
Adira Finance Cabang Karawang dari segala tuntutan yang diperkiraan akan timbul
akibat dari perbuatannya tersebut. Dengan kata lain Adira Finance Cabang Karawang
tidak dapat diduga turut serta sebagaimana terdapat dalam Pasal 55 ayat (1), karena
tidak memenuhi unsur dalam pasal tersebut.
Dalam proses penagihan kepada nasabah atas nama Agus Praswito telah
diterbitkan Surat Peringatan 1 dengan Nomor : 021021SP019618 pada tanggal 3
Maret 2021, Surat Peringatan 2 dengan Nomor : 021021SP022038 pada tanggal 11
Maret 2021, dan Surat Peringatan dengan Nomor 3 : 021021SP023816 pada tanggal
18 Maret 2021. Namun dari 3 (tiga) Surat Peringatan tersebut tidak satupun
diindahkan oleh Agus Praswito. Dalam situasi tersebut pihak eksternal melakukan
penarikan unit hal ini sesuai dengan apa yang dikuasakan kepadanya, dan dalam
proses penarikan unit tersebut tidak mendapat perlakuan yang baik dari nasabah a-
quo sehingga terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
Tindakan nasabah a-quo yang tidak kooperatif tersebut jelas-jelas telah
melanggar Perjanjian Pembiayaan yang telah ditandatanginya dengan PT Adira
Dinamika Multi Finance Tbk Cabang Karawang. Atas perbuatannya tersebut nasabah
a-quo dapat dikenakan Pasal 3 Ayat 12 huruf F Perjanjian Pembiayaan J.O Pasal
1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Anda mungkin juga menyukai