Puji dan syukur kita panjatkan Allah SWT, karena dengan berkat rahmat dan
hidayahNya, makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam kita curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu dosen Herni Irmayani, M.Pd yang telah
membimbing dan memberikan ilmunya kepada kami, dan tidak luput juga kami ucapkan
terima kasih banyak kepada teman-teman yang ikut menyumbang pikirannya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami memohon maaf kepada ibu dosen Herni Irmayani, M.Pd khusunya dan umumnya
kepada para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, kami mengharap kritik dan
sarannya yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah memanusiakan manusia yang bertujuan menganalisis
perkembangan dan kemajuan sosial. Pendidikan juga merupakan sebuah proses
sehingga pendidikan dapat dijadikan instrumen oleh individu untuk berinteraksi
secara tepat di komunitas dan masyarakatnya. Pendidikan diselenggarakan untuk
manusia Indonesia, sehingga manusia Indonesia memiliki kemampuan
mengembangkan diri, meningkatkan mutu kehidupan, meningkatkan martabat
dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut dibutuhkan adanya peran
dari pranata sosial untuk mendukung terselenggarakannya proses pendidikan yang
diharapkan. Pranata sosial memiliki tujuan utama berupa kebutuhan khusus
masyarakat. Misalnya: demi tercapainya sasaran lembaga, tiap lembaga
mempunyai fungsi ganda yang harus dilaksanakan.
Dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, harus ada
hubungan yang harmonis antara sekolah, keluarga, masyarakat, serta lembaga-
lembaga lain yang ada dalam masyarakat. Setiap unsur mempunyai peran dan
fungsi masing-masing yang saling mendukung satu dengan yang lain, sehingga
membentuk suatu kesatuan dalam sebuah sistem.
B. Rumusan Masalah
1. Apa visi, misi, dan tujuan pendidikan sosial ?
2. Apa yang dimaksud pendidikan dan pranata sosial ?
3. Apa fungsi keluarga, masyarakat dan pemerintah dalam pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui visi, misi, dan tujuan pendidikan sosial.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud pendidikan dan pranatasosial.
3. Untuk mengetahui fungsi keluarga, masyarakat dan pemerintah dalam
pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Undang-undang RI Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Sosial.
2
Ibid.
2
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.3
3
Ibid.
4
Abdullah Idi & Safarina, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011),
hal. 164.
3
membina sikap hidup kritis dan pola tingkah laku baru serta kecenderungan-
kecenderungan baru.
Pada dasarnya pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Di Indonesia, pendidikan dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan formal),
pendidikan keluarga (pendidikan informal) dan pendidikan masyarakat
(pendidikan nonformal). Pendidikan termasuk sebagai pranata sosial, dimana
pranata pendidikan tersebut memang sangat diperlukan dalam lingkungan
pendidikan sekolah, hal tersebut dikarenakan adanya keanekaragaman dalam
sikap dan latar belakang sosial pada perserta didik. Dengan adanya pranata
pendidikan maka keanekaragaman tersebut dapat bersosialisasi dengan baik.
Secara umum pendidikan dibangun untuk mensosialisasikan generasi
muda untuk menjadi bagian dari pada masyarakat melalui pengetahun,
pengalaman maupun aspek lainnya. Menurut para penganut fungsionalis,
pendidikan sangat berperan dalam menjaga tertib sosial. Tengasnya pendidikan
harus memainkan peran fungsinya yakni mencerdaskan masyarakat yang nantinya
akan menjadi masyarakat yang mendapatkan keberhasilan dalam membangun
masyarakat. Dalam proses sosialisasi, pendidikan berperan sebagai agen dalam
mensosialisasikan nilai-nilai sosial secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian juga dengan pranata sosial dalam pendidikan. Pranata
pendidikan merupakan pranata yang menangani proses sosialisasi yang intinya
menghantarkan seseorang ke suatu kebudayaan. Sebagian pendidikan
dilaksanakan tidak resmi dalam keluarga dan kelompok-kelompok lain menurut
aspirasi masing-masing.
2. Pengertian Pranata Sosial
Kata pranata dapat diartikan sebagai seperangkat aturan berkisar
kegiatan atau kebutuhan sosial tertentu. Pranata sebagai suatu sistem tingkah laku
sosial bersifat resmi serta adat istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu
dan seluruh perlengkapan di berbagai suatu manusia dalam masyarakat. Pranata
dapat pula diartikan sebagai suatu sistem pola sosial yang tersusun rapi dan relatif
4
bersifat permanen serta mengandung perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu
demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan pokok.6
Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan dalam
kehidupan masyarakat yang menekankan pada sistem tata kelakuan atau norma
untuk memnuhi kebutuhan tersebut.7 Pada setiap masyarakat, setidaknya terdapat
lima lembaga/pranata sosial, yaitu keluarga, pendidikan, agama, ekonomi, dan
pemerintah. Setiap pranata sosial mempunyai fungsi dan tanggung jawab masing-
masing. Ciri-ciri dari pranata sosial yaitu:
1. Memiliki lambang atau simbol.
2. Memiliki tata tertib atau tradisi.
3. Memiliki satu atau beberapa tujuan.
4. Memiliki nilai.
5. Memiliki usia lebih lama atau tingkat kekebalan tertentu.
6. Memiliki alat kelengkapan.8
Pendidikan sebagai pranata sosial sudah tentu tidak bisa lepas pula dari
ketergantungan saling silang budaya. Mengamatai dunia pendidikan tentu tidak
cukup hanya dengan melihat masalah internal pendidikan, namun perlu pula
melihat beberapa komponen lain, misalnya: sosial, budaya, ekonomi, politik,
sejarah, dan filsafat.
Jadi, pendidikan dan pranata sosial adalah sesuatu yang bertalian satu
sama lain. Beberapa kebutuhan manusia, seperti kebutuhan pendidikan, akan
diperoleh lebih terstruktur dengan adanya lembaga sosial atau pranata sosial.
Pranata sosial akan ada jika ada kebutuhan individu yang digabungkan dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Pranata sosial melibatkan bukan saja pola
aktivitas yang lahir dari segi sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi
juga pola organisasi untuk melaksanakannya.
6
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 147.
7
5
C. Pendidikan dan Fungsi Keluarga, Masyarakat, dan Pemerintah
Pendidikan merupakan salah satu fungsi yang harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah secara terpadu untuk
mengembangkan fungsi pendidikan. Keberhasilan pendidikan bukan hanya dapat
diketahui dari kualitas individu, melainkan juga keterkaitan erat dengan kualitas
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dilihat dari ruang lingkupnya,
pendidikan terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Pendidikan dalam keluarga (informal), maksudnya pendidikan keluarga
dan lingkungan.
Keluarga merupakan bagian dari pranata sosial begitu juga dengan
pendidikan. Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab
waktu terbanyak anak adalah keluarga, dan di dalam keluarga itulah diletakkan
sendi-sendi dasar pendidikan. Keluarga juga sangat penting sebagai wadah antara
individu dan kelompok yang menjadi tempat pertama dan utama untuk sosialisasi
anak.9
Keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universal
multifungsional, yaitu fungsi pengawasan, sosial, pendidikan, keagamaan,
perlindungan, dan rekreasi. Fungsi-fungsi keluarga ini membuat interaksi antar
anggota keluarga eksis sepanjang waktu. Waktu terus berjalan dengan membawa
konsekuensi perkembangan dan kemajuan, sehingga perubahan yang terjadi di
masyarakat berpengaruh pula di keluarga. Tetapi ada fungsi keluarga yang tidak
bisa lapuk dan berubah, yaitu fungsi biologis, fungsi sosialisasi, dan fungsi afeksi.
Dalam keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian anak,
karena hal ini sangat penting dalam kehidupan sosial. Selain itu sebuah keluarga
juga haru memperhatikan landasan moral dan nilai yang dapat dijadikan sebagai
landasan untuk mendorong pendidikan dalam keluarga.10
9
Padil & Triyo Suprayitno, Sosiologi Pendidikan (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hal.
117.
10
Ibid..., hal.133.
6
2. Pendidikan di sekolah (formal), maksudnya jalur pendidikan terstuktur
dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi.
Anak yang telah menyelesaikan sekolah diharapkan sanggup melakukan
pekerjaan sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai dasar
ketrampilan untuk mencari nafkah. Bukan hanya masalah pekerjaan, tetapi
sekolah sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Fungsi pendidikan sekolah
antar lain:
a. Fungsi transmisi dan transformasi kebudayaan.
Fungsi transmisi terdiri dari transmisi pengetahuan dan ketrampilan. Dan
fungsi transformasi diharapkan menambah pengetahuan dengan mengadakan
penemuan-penemuan baru yang dapat membawa perubahan dalam masyarakat.
b. Fungis peranan manusia sosial.
Sekolah diharapkan dapat membentuk manusia sosial yang dapat bergaul
dengan sesame manusia, meskipun berbeda agama, suku, ekonomi, dan
sebagainya.
c. Fungsi membentuk kepribadian sebagai dasar ketrampilan.
Sekolah juga harus memperhatikan perkembangan jasmaniah melalui
program olah raga, senam, dan kesehatan. Bukan hanya memperhatikan
perkembangan intelektualnya saja.
d. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan.
Setelah anak lulus sekolah diharapkan sanggup melaksanakan pekerjaan
sebagai sumber mata pencaharian.
e. Integrasi sosial.
Keutuhan sosial sangat penting untuk menciptakan keseimbangan hidup
masyarakat.11
3. Pendidikan dalam masyarakat (nonformal), maksudnya jalur pendidikan
di luar formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Masyarakat dapat diartikan sebagai suatu bentuk dengan tata kehidupan
sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini, masyarakat adalah
11
Ibid..., hal.150-155.
7
wadah dan wahana pendidikan. Pendidikan yang bertujuan mempersiapkan anak
didik menjadi masyarakat yang baik dengan mematuhi norma atau aturan berlaku
dalam masyarakat serta memiliki peranan atau kontribusi bagi kehidupan
masyarakat.12 Melalui lembaga-lembaga masyarakat tersebut terjadi proses
pendidikan yang dapat membentuk kepribadian manusia. Fungsi lembaga
kemasyarakatan adalah:
a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat bagaimana harus
bertingkah laku untuk bersikap dalam menghadapi masalah-masalah
dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan.
b. Menjaga keutuhan masyarakat.
c. Memberikan pegangan pengendalian sosial, intinya sistem
pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggota
masyarkatnya.13
Selanjutnya, penguatan pendidikan sebagai pranata sosial pada konteks
yang lebih luas menunjukkan masih banyak kendala. Pemerintah Indonesia
melalui Kementrian Pendidikan RI dan Kementerian Agama RI, dalam
mempercepat kualitas pendidikan di sekolah dan madrasah, juga mulai melakukan
program e-books dan program belajar dengan e-learning. Media belajar yang
menggunakan jasa internet tersebut, sudah barang tetu secara konseptual sangat
medukung proses pembelajaran dan mempercepat peluang yang sama dalam
pendidikan, misalnya dengan mendukung program pendidikan jarak
jauh (distance education) seperti pendidikan terbuka (open education).14
BAB III
PENUTUP
12
Abdullah Idi & Safarina, Sosiologi Pendidikan..., hal. 171.
13
Ibid..., hal. 196-197.
14
Ibid..., hal. 173-174.
8
A. Kesimpulan.
Pendidikan sosial berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan dan pranata sosial adalah sesuatu yang bertalian satu sama
lain. Beberapa kebutuhan manusia, seperti kebutuhan pendidikan, akan diperoleh
lebih terstruktur dengan adanya lembaga sosial atau pranata sosial. Pranata sosial
akan ada jika ada kebutuhan individu yang digabungkan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhannya.
Pendidikan merupakan salah satu fungsi yang harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah secara terpadu untuk
mengembangkan fungsi pendidikan. Keberhasilan pendidikan bukan hanya dapat
diketahui dari kualitas individu, melainkan juga keterkaitan erat dengan kualitas
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas
perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
9
Abdullah Idi & Safarina, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2011.
10