Anda di halaman 1dari 6

Jenis kelamin mengacu pada perbedaan

Gender *
karakteristik biologis dan fisiologis yang
membedakan perempuan dan laki-laki. Jenis
kelamin bersifat kodrati dan universal (berlaku
di mana saja) dan tidak bisa dipertukarkan satu
sama lain. Contoh dari sifat jenis kelamin antara
Gender adalah konstruksi sosial dan budaya lain:
atau ‘jenis kelamin sosial dan budaya’. Gender Perempuan dapat melahirkan, menstruasi,
juga diartikan sebagai istilah yang mengacu menyusui, laki-laki tidak;
pada kesadaran kita dan reaksi pada seks atau Perempuan mempunyai payudara yang
jenis kelamin biologis. Sehingga, gender berfungsi untuk menyusui, sedangkan laki-
ditentukan oleh apa yang kita pikirkan tentang laki tidak memilikinya;
diri kita secara psikologis dan sosiologis Laki-laki mempunyai jakun, mempunyai
termasuk budaya. Dengan kata lain, seks atau testis, menghasilkan sperma, sedangkan
kelamin biologis adalah apa yang ada diantara perempuan tidak;
paha kita, sementara gender adalah apa yang Laki-laki mempunyai tulang yang lebih
ada diantara telinga (di kepala kita). masif.

Gender merujuk pada perbedaan antara Gender mengacu pada peran, prilaku, kegiatan
perempuan dan laki-laki sejak lahir, tumbuh serta karakteristik sosial lainnya yang dibentuk
kembang dan besar melalui proses sosialisasi oleh suatu masyarakat atau budaya tertentu
di lingkungan keluarga dan masyarakat. berdasarkan persepsi yang pantas untuk
Lingkungan sosial mereproduksi pembedaan perempuan atau pantas untuk laki-laki. Persepsi
peran gender melalui pemisahan kepantasan gender dipraktikkan melalui perbedaan cara
untuk perempuan dan kepantasan untuk laki- perempuan dan laki-laki dibesarkan, diajari
laki. Pembedaan peran gender tidak bersifat berprilaku, dan diharapkan untuk ‘menjadi
universal, tetapi berbeda antara satu perempuan’ dan ‘menjadi lelaki’ menurut
kebudayaan dengan kebudayaan lainnya dan budaya masyarakatnya. Praktik ini direproduksi
dapat berubah seiring dengan perkembangan secara turun temurun.
zaman. Singkat kata, bahwa gender adalah
konsep yang mengacu pada peran dan Gender beragam, bisa berubah-ubah dan
tanggungjawab perempuan dan laki-laki bersifat dinamis. Contohnya antara lain:
yang terjadi akibat dari dan dapat berubah Merokok dianggap pantas untuk laki-laki,
oleh konstruksi/ keadaan sosial budaya tapi tidak untuk perempuan. Dengan
masyarakat (WHO, 2010). perubahan zaman, perempuan yang
merokok sudah dianggap biasa, bahkan
Istilah gender relatif baru masuk dalam sebagai salah satu ciri perempuan ’modern’.
khazanah pembangunan, termasuk Bidan pantas sebagai pekerjaan perempuan
pembangunan kesehatan, sehingga masih karena dianggap mengurusi bagian-bagian
banyak terjadi kerancuan dalam memahaminya intim perempuan; Dokter kandungan
apalagi mengaplikasikannya. Kerancuan itu pantasnya laki-laki, bahkan pernah suatu
bermula dari pemahaman yang keliru tentang masa dokter kandungan dilarang digeluti
‘gender’ yang sering diartikan sebagai jenis oleh perempuan.
kelamin, khususnya perempuan; padahal, istilah Menjadi kepala (rumah sakit; perencanaan;
‘jenis kelamin/sex’ berbeda dengan gender. proyek) dianggap ranah laki-laki; menjadi
sekretaris (proyek, kantor, pimpinan)
dianggap ranah perempuan;
Pekerjaan merawat dan membesarkan anak
* serta pekerjaan rumah tangga lainnya
Sumber: Modul Pelatihan Layanan Kesehatan Seksual &
Reproduksi Ramah Remaja untuk Dokter Praktik Swasta
merupakan tugas dan tanggung jawab ibu
di Dearah Istimewa Yogyakarta, 28-31 Oktober 2013, rumah tangga, sedangkan suami
Kemitraan UNFPA dan Angsamerah Institution

1
mempunyai tugas mencari nafkah bagi diranah publik, tempat kerja, atau dalam
keluarga. kehidupan rumah tangga.

Gender bukan semata-mata perbedaan Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa


biologis; bukan jenis kelamin, bukan juga gender itu dibentuk secara sosial, penting untuk
perempuan, tetapi lebih merujuk pada arti memahami dan menerima bagaimana laki-laki
sosial bagaimana menjadi perempuan dan dan perempuan dikonstruksikan untuk bersikap
menjadi laki-laki. dan berperilaku berbeda sejak mereka
Perbedaan dan peran gender sebenarnya dilahirkan. Selanjutnya, dengan pemahaman
bukan suatu masalah sepanjang tidak ini, akan sangat penting untuk memulai proses
menimbulkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan dekonstruksi secara dini, sebelum pola-pola
gender. Perlu ditekankan bahwa meskipun laki- relasi antara laki-laki dan perempuan terbentuk
laki dan perempuan dari sisi biologis berbeda, dan sebelum konstruksi tentang generasisasi
namun dari sisi sosial, laki-laki dan perempuan dan stereotipe laki-laki dan perempuan
idealnya mempunyai peran dan tanggung jawab diinternalisasi.
yang sama. Contohnya laki-laki jadi ilmuwan,
perempuan juga bisa jadi ilmuwan, lakilaki Generalisasi atau penyamarataan untuk laki-laki
menjadi pemimpin, perempuan juga bisa jadi dan untuk perempuan dapat kita lihat pada
pemimpin, dan lain-lain. Namun demikian, table berikut ini.
kondisi ideal tersebut belum tercipta karena
masih terjadi ketidakadilan dan ketidaksetaraan Perempuan Laki-laki
atau diskriminasi gender. Ketidakadilan dan Lemah Kuat
ketidaksetaraangender dapat terjadi dalam Tergantung (pada orang Independen
beberapa bentuk atau manifestasi, yakni: lain/laki-laki) Dominan
Stereotipi: menempatkan wanita sebagai Penurut Aktif
mahluk lemah, mahluk yang perlu dilindungi, Pasif Tegas
tidak penting, tidak punya nilai ekonomi, Mengakomodasi Rasional
orang rumah, bukan pengambil keputusan, Emosional Agresif
dan lain-lain; Pemeliharaan Perusahaan
Subordinasi: akibat bentuk stereotipi Lembut Pencari nafkah
menempatkan perempuan pada posisi di Domestik Diam
bawah laki-laki, tidak boleh mengambil Cerewet Pengambil risiko
keputusan dibandingkan laki-laki, tidak Hati-hati
mempunyai kesempatan yang sama untuk
bekerja atau berproduksi, pendidikan, dan Dari table diatas kita bisa melihat bagaimana
lain-lain; baik laki-laki dan perempuan ditempatkan
Marginalisasi: terpinggirkan, tidak dalam banyak risiko terkait kesehatan seksual
diperhatikan atau diakomodasi dalam dan reproduksi karena penyamarataan sifat dan
berbagai hal, yang menyangkut kebutuhan, sikap serta perilaku tersebut. Hal ini dapat
kepedulian, pengalaman, dan lainlain. dilihat lebih jelas pada table berikut:
Beban Majemuk: perempuan bekerja lebih
beragam daripada laki-laki, dan lebih lama Seksualitas
waktu kerjanya, misalnya fungsi reproduktif Heteroseks Heteroseks
dan peran sebagai pengelola rumah tangga, Dorongan seks yang Dorongan seks yang
termasuk bekerja di luar rumah. rendah tinggi (kebutuhan
Kekerasan Berbasis Gender: perempuan Tugas mengakomodasi biologis)
Mempunyai satu Kesenangan dan
mendapatkan serangan fisik, seksual atau
pasangan kebutuhan
psikologis tertentu yang mengakibatkan Pengalaman = "wanita Inisiasi (pengalaman
kesengsaraan atau penderitaan. Kekerasan jalang" (buruk) pertama berhubungan
bisa berbentuk ancaman tindakan tertentu, Objek seks seks)
pemaksaan atau perampasan kemerdekaan Pasif Percobaan (keuntungan
secara sewenang-wenang, baik yang terjadi Menyenangkan pengalaman)

2
pasangan Beberapa mitra 1 Isu gender terhadap prevalensi dan tingkat
Pengalaman = keparahan penyakit
"pejantan" (baik) Perbedaan norma dan relasi gender
Predator seksual menyebabkan perempuan dan laki-laki
Orgasme menderita penyakit yang berbeda dan juga
tingkat keparahannya. Publikasi ilmiah
Sejak usia yang sangat muda, orang sudah menyatakan bahwa:
dikonstruksikan untuk mempunyai kualitas ideal Perempuan menderita anemia akibat
dan menjalankan peran ideal laki-laki dan kekurangan Fe pada ibu hamil dan
perempuan. Akibatnya, remaja laki-laki menyusui serta perempuan yang menstruasi
didorong untuk melakukan aktivitas seksual sebagai akibat dari hegemoni laki-laki dalam
lebih awal untuk membuktikan kelelakiannya, rumah tangga yang mempunyai peluang
melakukan perilaku-perilaku mengambil risiko lebih besar mengkonsumsi makanan kaya
(termasuk hal-hal terkait kekerasan), serta Fe.
mempunyai pasangan lebih banyak. Sementara Osteoporosis 8 kali lebih tinggi pada
perempuan didorong untuk bersikap pasif, tidak perempuan dibandingkan laki-laki yang
tahu tentang seks dan tidak mencari informasi berhubungan dengan faktor biologis dan
tentang seks, penurut sehingga tidak boleh gaya hidup. Demikian pula Diabetes,
bernegosiasi tentang seks yang lebih aman hipertensi dan kegemukan, lebih banyak
atau menolak hubungan seks, atau berperan pada perempuan dibandingkan laki-laki.
sebagai alat reproduksi saja tanpa boleh
Depresi (dua sampai tiga kali lebih banyak
membicarakan dan bernegosiasi tentang
pada perempuan dibandingkan laki-laki
kebutuhan seksualnya.
pada semua fase kehidupan) yang
berhubungan dengan tipe personal dan
Isu Gender dalam Bidang Kesehatan
pengalaman dalam bersosialisasi dan
Isu Gender dalam bidang kesehatan adalah
perbedaan peluang antara perempuan dan
masalah kesenjangan perempuan dan laki-laki
laki-laki.
dalam hal akses, peran atau partisipasi, kontrol
Angka kematian yang tinggi pada kasus
dan manfaat yang diperoleh mereka dalam
kanker perempuan pada usia dewasa, yang
pembangunan kesehatan. Kesenjangan akses,
berhubungan dengan rendahnya akses
partisipasi, kontrol dan manfaat antara
terhadap teknologi dan pelayanan
perempuan dan laki-laki dalam upaya atau
kesehatan dalam deteksi dini dan tindakan
pelayanan kesehatan secara langsung
pengobatan.
menyebabkan ketidaksetaraan terhadap status
kesehatan perempuan dan laki-laki, sehingga Laki-laki menderita lebih banyak Sirosis
Hepatis yang berhubungan dengan perilaku
kesenjangan tersebut harus menjadi perhatian
dalam menyusun kebijakan/program sehingga minuman beralkohol. Demikian pula
kebijakan/program bisa lebih terfokus, efisien Schizophrenia dan kanker paru-paru yang
dan efektif dalam mencapai sasaran. Oleh berhubungan dengan perilaku merokok.
karena itu, isu kesehatan tidak boleh hanya Silicosis yang berhubungan dengan pekerja
dilihat pada masalah service delivery tambang (100 % laki-laki). Demikian pula
(penyediaan layanan) saja, tetapi juga perlu untuk kasus hernia pada laki-laki yang
melihat pada hubungan sosial budaya yang berhubungan dengan jenis pekerjaan.
menyebabkan perbedaan status dan peran Penyakit dengan gangguan pada Arteri
perempuan dan laki-laki dan relasi antara Coronaria merupakan salah satu penyebab
keduanya di masyarakat. terbesar kematian pria pada saat kerja.
Perempuan lebih berisiko dari laki-laki
Untuk mempermudah para perencana terhadap defisiensi micro-nutrient yang akan
mengenal isu gender, berikut ini beberapa berdampak buruk bagi status gizi dan
contoh isu gender dalam kaitannya dengan kesehatannya sehingga mengurangi
upaya atau pelayanan kesehatan. produktivitas dan peluang investasi di
bidang pendidikan.

3
Malnutrisi pada bayi berhubungan dengan 4 Isu gender terhadap persepsi dan respon
kemiskinan dan rendahnya tingkat terhadap penyakit
pendidikan ibu. Perbedaan peran laki-laki dan perempuan
mempengaruhi persepsi perasaan tidak
2 Isu gender terhadap lingkungan fisik dan nyaman serta mempengaruhi keinginan
penyakit wanita untuk menyatakan dirinya sakit.
Studi kasus di Zimbabwe menyatakan bahwa Peran perempuan dalam mengurus rumah
perempuan dewasa lebih berisiko tinggi tangga mengakibatkan apabila perempuan
menderita Sistosomiasis (salah satu jenis jatuh sakit tidak cepat mencari pengobatan
cacing darah) dibandingkan laki-laki karena karena merasa tidak nyaman melalaikan
perempuan bertugas mencuci pakaian dan tugas dan tanggung jawab sebagai ibu
perlengkapan dapur yang dilakukannya di rumah tangga. Kalaupun berobat
sungai, sementara remaja laki-laki mempunyai penyakitnya sudah dalam stadium lanjut.
prevalensi lebih tinggi dibandingkan remaja Demikian pula pada laki-laki dewasa
perempuan karena mereka lebih sering bermain mencari pengobatan terhadap penyakitnya
di sungai dan kanal. pada stadium lanjut karena peran maskulin
laki-laki menyebabkan laki-laki merasa
3 Isu gender terhadap faktor risiko penyakit harus kuat dalam menghadapi penyakit.
Perempuan mempunyai akses yang lemah Tidak masuknya target perempuan pada
terhadap keuangan keluarga sehingga studi-studi klinis patologis, mengakibatkan
mengurangi kemampuannya untuk terapi hasil studi tersebut tidak realible
melindungi dirinya dari factor risiko penyakit. diaplikasikan pada perempuan dan mungkin
Riset WHO yang dilakukan pada laki-laki berbahaya pada perempuan. Pertimbangan
termasuk remaja pria di seluruh dunia tubuh laki-laki sebagai standar dalam studi
menunjukkan bagaimana norma-norma klinis akan membatasi jumlah studi yang
terhadap ketidakadilan gender difokuskan pada kesehatan reproduktif dan
mempengaruhi interaksi laki-laki dengan non-reproduktif perempuan, yang
pasangan wanitanya dalam banyak hal, selanjutnya berpengaruh terhadap dampak
termasuk pencegahan transmisi HIV dan pengobatan tertentu pada perempuan.
penyakit IMS lainnya, penggunaan alat Pelayanan Kelurga Berencana lebih fokus
kontrasepsi dan prilaku laki-laki dalam pada perempuan dibanding laki-laki
mencari pelayanan kesehatan. Juga terkait mengakibatkan laki-laki mempunyai akses
dengan pembagian peran dan tugas rumah yang terbatas terhadap pelayanan KB dan
tangga, serta pola parenting (proses mengakibatkan laki-laki mempunyai
bertindak sebagai orang tua). persepsi bahwa KB adalah urusan
Streotipi maskulin menyebabkan seorang perempuan. Disamping itu dalam relasi
laki-laki harus berani, pengambil resiko gender di sebuah keluarga, keputusan
berprilaku agnesi dan tidak menunjukkan tentang penggunaan kontrasepsi lebih
sifat lemah berhubungan dengan angka banyak ditentukan oleh suami.
penggunaan alkohol dan Narkoba lebih
tinggi pada laki-laki di seluruh belahan 5 Isu gender terhadap akses secara fisik,
dunia. Demikian pula dengan angka psikologis dan sosial terhadap sarana
kesakitan dan kematian akibat kecelakaan pelayanan kesehatan
lalu lintas dan tindak kriminal. Ketimpangan peran dan relasi gender
Terbatasnya akses terhadap air bersih pada menyebabkan perempuan mempunyai
perempuan, karena dalam beberapa akses secara fisik, psikologis dan sosial
kelompok masyarakat laki-laki lebih terhadap pelayanan kesehatan lebih
didahulukan sebagai pengguna utama air rendah dibandingkan laki-laki. Pada saat
bersih, sedangkan perempuan dan anak- sakit, perempuan tidak dengan serta
anak harus membawa dan menyiapkannya merta mengakses pelayanan kesehatan
tetapi mendapatkan prioritas kedua. karena:

4
o Jam pelayanan (waktu) di sarana HIV serta kematian dan kesakitan yang
pelayanan kesehatan seringkali sebenarnya dapat dihindari.
tidak sesuai dengan kesibukan
ibu rumah tangga.0 Pemahaman petugas kesehatan dan pembuat
o Dalam keadaan sakit perempuan kebijakan tentang isu gender menjadi sangat
harus mendapatkan ijin suami penting karena laki-laki, perempuan; remaja
untuk berkunjung ke sarana laki-laki dan remaja perempuan; anak laki-laki
pelayanan kesehatan. dan anak perempuan; kelompok keberagaman
Perempuan dengan penyakit IMS seksual - mempunyai kebutuhan perawatan
cenderung tidak ke sarana kesehatan kesehatan yang berbeda, sehingga
karena takut dengan stigma sosial yang membutuhkan program dan layanan yang
‘miring’ atau negatif tentang perempuan sadar akan perbedaan kebutuhan tersebut
penderita Penyakit Menular Seksual. dan terlatih untuk memenuhi kebutuhan
Terbatasnya akses terhadap biaya, spesifik tersebut.
jarak/transportasi, informasi dan
teknologi memperburuk ketidakadilan Mengintegrasikan gender pada program dan
gender. Jika perempuan mempunyai layanan kesehatan seksual dan reproduksi
akses terhadap pembiayaan, maka akan (termasuk layanan HIV) akan berkontribusi
berdampak signifikan terhadap pada kualitas layanan dan perlindungan klien,
kesejahteraan keluarga dan anggotanya. terutama mereka yang sangat rentan.
Tersedianya sumber daya keuangan Sehingga, penting untuk memastikan bahwa
akan berhubungan dengan peningkatan program dan layanan kita mempertimbangkan
tingkat kesehatan anak. faktor risiko dan faktor kerentanan yang
berbeda antara berbagai kelompok – serta
6 Isu gender terhadap keterpajanan dan melihat bagaimana orang-orang (laki-laki;
kerentanan penyakit perempuan; transgender) berinteraksi satu
Perempuan lebih rentan dibanding laki-laki sama lain.
terhadap infeksi HIV melalui hubungan
heteroseksual. Perempuan lebih banyak Hal-hak yang dapat kita lakukan adalah
terpajan oleh penyakit IMS yang menyebabkan menyasar atau menantang norma-norma
peningkatan risiko infeksi HIV/ AIDS. Studi gender yang merugikan, seperti kekerasan,
menunjukkan bahwa perempuan mempunyai stereotipe maskulin dan feminin dengan
risiko terinfeksi dua sampai empat kali lebih ketrampilan komunikasi diantara pasangan, dan
besar pada kasus ini. Banyak kasus IMS pada memastikan akses pendidikan/ketrampilan
perempuan bersifat asimptomatik (tidak untuk semua gender. Selain itu, edukasi dan
bergejala) yang mengakibatkan lambatnya kesadaran untuk semua anak/remaja/dewasa
diagnosis dan pengobatan. muda laki-laki dan perempuan mengenai HIV,
IMS, seksualitas, dan relasi. Hal ini harus
Dari penjelasan diatas kita melihat bahwa isu- dimulai dini – sebelum pola perilaku seksual
isu gender dan ketidaksetaraan gender terbentuk – dan fokus pada ketrampilan hidup
menghalangi hak individu untuk mendapatkan untuk perlindungan diri (kesadaran, negosiasi,
kesehatan yang optimal untuk diri sendiri, kepercayaan diri, komunikasi asertif, respek).
keluarga dan komunitasnya. Ketidaksetaraan Selain itu, mulai melibatkan laki-laki (misalnya,
gender dan pelanggaran hak-hak dasar meningkatkan keterlibatan pasangan pada
manusia, termasuk hak seksual dan reproduksi kunjungan pemeriksaan antenatal dan VCT),
(lihat lembar bacaan tentang seksualitas) membuka akses pada teknologi baru dan
berkontribusi pada penolakan, penghindaran metode pencegahan yang dapat dikendalikan
atau penundaan keterlibatan individu / oleh perempuan (seperti kondom perempuan
kelompok pada program dan atau layanan dan mikrobisida), serta menyediakan layanan
kesehatan (mulai dari pencegahan, perawatan kesehatan seksual dan reproduksi yang
dan dukungan, pengobatan dan mitigasi berkualitas dan konfidensial.
dampak), yang berkontribusi pada penyebaran

5
Sumber

Pedoman Perencanaan dan Penganggaran


Responsif Gender Responsif Gender Bidang
Kesehatan – Kementerian Kesehatan RI –
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak – UNFPA. No date.

Integration gender and human rights in HIV and


SRH services. UN Women-PAN American
Health Organization. 2013

World Health Organization (WHO). Integrating


Gender into HIV Programmes in the Health
Sector: Tool to Improve Responsiveness to
Women’s Needs. Geneva, WHO. 2009.
http://www.who.int/gender/documents/gender_h
iv_guidelines_en.pdf.

Short Course – Effective Community based


responses to HIV in Asia and the Pacific.
Burnet Institute. 2009

Dan dari sumber-sumber lainnya.

Penulis Utama

Dr. Asti Widihastuti MHC

Kontributor

Adhe Zamzam Prasasti SPsi


Dr. Alia Hartanti
Dr. Bondan Stanislaus
Dr. Gina Anindyajati
Dr. Jacqueliene Piay
Dr. Margaretha Sitanggang
Dr. Nurlan Siltonga MMed
Dr. Ratna Mardiati SpKJ

Anda mungkin juga menyukai