Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Hilgrad (2007:155-156), belajar adalah suatu proses

dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap

situasi. Sedangkan Gagne dan Berliner (2007:2) mendefinisikan belajar

sebagai suatu proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya

karena hasil dari pengalaman. Selain itu, menurut Morgan (1988:5),

belajar adalah merupakan salah satu yang relatif tetap dari tingkah laku

sebagai akibat dari pengalaman.

Teori manapun pada prinsipnya, belajar meliputi segala perubahan

baik berpikir, pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun

pengertian. Ini berarti kegiatan belajar ditunjukan oleh adanya perubahan

tingkah laku sebagai hasil pengalaman. Perubahan akibat proses belajar

adalah karena adanya usaha dari individu dan perubahan tersebut

berlangsung lama. Belajar merupakan kegiatan yang aktif, karena kegiatan

belajar dilakukan dengan sengaja, sadar, dan bertujuan.

Agar kegiatan belajar mencapai hasil yang optimal, maka pelajar

(siswa) harus memiliki motivasi belajar yang tinggi. Menurut Alex (2003),

motivasi adalah keadaan yang mendorong individu untuk melakukan suatu

kegiatan. Dapat diketahui bahwa motivasi sangat memberikan manfaat

yang sangat besar dalam menyadarkan kegiatan belajar, menginformasikan

dan mengarah kegiatan belajar. Hal ini akan dapat membawa dampak

1
positif terhadap pendidikan siswa dalam meraih prestasi belajar. Pada

proses pendidikan, motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan dengan

adanya guru, baik itu guru mata pelajaran ataupun guru bimbingan dan

konseling.

Namun pada kenyataannya, di zaman sekarang ini banyak sekali

siswa yang memiliki motivasi belajar yang cukup rendah. Hal itu dapat

dilihat dari sikap siswa yang acuh terhadap proses pembelajaran, tidak

memperhatikan guru ketika proses pembelajaran berlangsung, serta tidak

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sikap tersebut tentu saja

bukan merupakan sikap yang dimiliki oleh siswa yang memiliki motivasi

belajar. Tentu saja ada banyak faktor pendukung yang menyebabkan hal

itu terjadi, baik itu faktor dari dalam (internal) ataupun faktor dari luar

(eksternal).

Untuk mengatasi serta mencegah berbagai permasalahan yang ada,

maka kami membuat suatu karya ilmiah mengenai “Peran Guru Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa” dengan harapan kami akan

mengetahui lebih dalam mengenai motivasi belajar siswa.

2
B. Rumusan Masalah

1. Seberapa pentingnya motivasi belajar bagi siswa.

2. Mengapa banyak siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar.

3. Bagaimana peranan seorang guru dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa.

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana peranan guru dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui faktor penyebab kurangnya motivasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui seberapa pentingnya motivasi belajar bagi siswa.

D. Manfaat

1. Mengetahui arti dari motivasi belajar.

2. Menambah pengetahuan mengenai peranan guru dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa.

3. Menambah wawasan mengenai pembuatan dari suatu karya ilmiah.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman dalam karya

tulis ilmiah ini, maka penulisannya disusun sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, menjelaskan Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan sistematika

penulisan.

3
Bab II Landasan Teori, berisi tentang Pengertian Guru, Tugas Guru, Peran

Guru, Peran Guru Sebagai Motivator, Pengertian Motivasi, Pengertian

Motivasi Belajar Menurut Ahli, Pentingnya Motivasi Belajar Bagi Siswa.

Bab III Isi, Pembahasan mengenai rumusan masalah.

Bab IV Penutup, berisi Kesimpulan, dan Saran.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Guru

Menurut Dr. Ahmad Tafsir, guru (pendidik) ialah siapa saja yang

bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik. Tugas guru dalam

pandangan islam ialah mendidik. Mendidik merupakan tugas yang amat

luas. Sebagian dilakukan cara mengajar, sebagian ada yang dilakukan

dengan memberi dorongan, memberi contoh (suri tauladan), menghukum,

dan lain-lain. Menurut Drs. Moh. Uzer Usman, guru ialah setiap orang

yang memiliki tugas dan wewenang dalam dunia pendidikan dan

pengajaran pada lembaga pendidikan formal. Guru ialah seorang pendidik

profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan

pendidikan menengah (UU No. 14 Tahun 2005). Selain itu juga, Dri

Atmaka berpendapat bahwa guru merupakan orang dewasa yang

bertanggung jawab dalam memberikan pertolongan dalam perkembangan

anak didik, baik jasmani maupun rohaninya. Agar dapat mencapai tingkat

kedewasaannya yakni mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya

sebagai mahluk Tuhan, mahluk sosial dan mahluk individu yang mandiri.

Sedangkan menurut KBBI, guru adalah orang yang pekerjaannya

mengajar.

5
B. Tugas Guru

Tugas guru adalah menumbuhkan keingintahuan anak didik

(siswa) dan mengarahkannya dengan cara yang paling mereka minati.

Menurut Roestiyah N.K bahwa guru dalam mendidik anak didik bertugas

untuk:

1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berapa kepandaian,

kecakapan dan pengalaman-pengalaman.

2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar

Negara Pancasila.

3. Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik sesuai Undang-

Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 11 Tahun

1983.

4. Sebagai perantara dalam belajar. Di dalam proses belajar guru hanya

sebagai perantara/medium, anak harus berusaha sendiri mendapatkan

suatu pengertian/insight, sehingga timbul perubahan dalam

pengatahuan, tingkah laku dan sikap.

5. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik kea rah

kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak

menurut sekehendaknya.

6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.

6
7. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal, tata

tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani terlebih dahulu.

8. Guru sebagai administrator dan manajer. Di samping mendidik,

seorang guru harus dapat mengerjakan urusan tata usaha seperti

membuat buku kas, daftar induk, rapor, daftar gaji dan sebagainya,

serta dapat mengkoordinasi segala pekerjaan di sekolah secara

demokratis sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa

kekeluargaan.

9. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru

terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus menyadari

benar-benar pekerjaannya sebagai suatu profesi.

10. Guru sebagai perencana kurikulum. Guru menghadapi anak-anak

setiap hari, gurulah yang paling tahu kebutuhan anak-anak dan

masyarakat sekitar, maka dalam penyusunan kurikulum kebutuhan ini

tidak boleh ditinggalkan.

11. Guru sebagai pemimpin. Guru mempunyai kesempatan dan tanggung

jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak kea rah

pemecahan soal, membentuk keputusan dan mengahadapkan anak-

anak pada problem.

12. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak. Guru harus turut aktif

dalam segala aktifitas anak, misalnya dalam ekstrakulikuler

membentuk kelompok belajar dan sebagainya.

7
C. Peran Guru

Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang

peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah

diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990),

serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan

identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu,

guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung

jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

2. Guru Sebagai Pengajar

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam

pembelajaran yaitu membuat ilustrasi, mendefinisikan, menganalisis,

mensintesis, merespon, menciptakan kepercayaan, dan menyesuaikan

metode pembelajaran.

3. Guru Sebagai Pembimbing

Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi

yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:

a. Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi

kompetensi yang hendak dicapai.

b. Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam

pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik

8
melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah,

tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.

c. Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar.

d. Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.

4. Guru Sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan

keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut

guru untuk bertindak sebagai pelatih.

5. Guru Sebagai Penasehat

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi

orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai

penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk

menasehati orang.

6. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam

kehidupan yang bermakna bagi para siswa.

7. Guru Sebagai Model dan Teladan

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik

dan semua orang yang menganggapnya sebagai guru.

8. Guru Sebagai Pribadi

Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang

pendidik.

9. Guru Sebagai Peneliti

9
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya

memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan.

Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan

guru.

10. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam

pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan

menunjukkan proses kreatifitas tersebut.

11. Guru Sebagai Pembakit Pandangan

Guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan

tentang keagungan kepada pesertadidiknya.

12. Guru Sebagai Pekerja Rutin

Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta

kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan.

13. Guru Sebagai Pemindah Kemah

Guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-

mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama

menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami.

14. Guru Sebagai Pembawa Cerita

Guru tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-

cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu

sangat bermanfaat bagi manusia.

15. Guru Sebagai Aktor

10
Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak

terbatas pada materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang

kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon

pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga

dapat dikontrol.

16. Guru Sebagai Emansipator

Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika

peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai

kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.

17. Guru Sebagai Evaluator

18. Guru Sebagai Pengawet

Salah satu tugas guru adalah mewariskan kebudayaan dari

generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu

masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang

maupun di masa depan.

19. Guru Sebagai Kulminator

Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara

bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi).

D. Peran Guru Sebagai Motivator

Sebagai motivator, maka fungsi guru adalah memberikan dukungan

kepada siswa-siswi agar belajar dengan sungguh-sungguh demi masa

depannya. Guru memberikan penguat baik yang bersifat positif maupun

yang bersifat negatif. Penguat positif berupa pemberian pujian dan hadiah

11
terhadap siswa. Penguat negatif berupa hukuman atau bantalan terhadap

sesuatu yang telah diberikan. Selain fungsi, adapun peran guru dalam

memotivasi siswa, diantaranya:

1. Menjadikan Siswa yang Aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar.

Guru Memberikan arahan kepada siswa dengan memberikan ilmu

pengetahuan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan siswapun

mengerjakan  tugas dengan baik dengan tujuan untuk menumbuhkan

motivasi siswa dalam proses belajar sehingga siswa dapat

menyelesaikannya dengan tuntas. Contohnya: setelah guru

memberikan ilmu kepada siswa lalu guru memberikan pertanyaan dan

siswa menjawab pertanyaan dengan tuntas.

2. Menciptakan Suasana Kelas yang Kondusif.

Kelas yang kondusif disini  kelas yang aman, nyaman dan selalu

mendukung siswa untuk bisa  belajar dengan suasana yang tenang dan

mendukung proses pembelajaran dengan tata ruang yang sesuai

dengan standar yang diharapkan.

3. Menciptakan Metode Pembelajaran yang Bervariasi.

Metode pembelajaran yang bervariasi ini agar siswa tidak bosan

dan jenuh dalam suatu pembelajaran maka diciptakanlah pembelajaran

yang bervariasi. Tujuannya  agar siswa selalu termotivasi dalam

kegiatan proses pembelajaran. Contohnya: dalam proses belajar siswa

tidak hanya mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru, akan tetapi

proses belajar siswa didapat melalui diskusi, audio visual, studi kasus

12
(praktek) dan sebagainya dengan tujuan agar siswa tidak bosan dan

tidak jenuh dalam proses belajar.

4. Meningkatkan Antusias dan Semangat Guru dalam Mengajar.

Kepedulian seorang guru dalam proses belajar mengajar

merupakan faktor yang sangat penting untuk menumbuhkan motivasi

belajar  siswa. Apabila guru tidak antusias dan tidak semangat dalam

proses belajar mengajar maka siswa akan tidak termotivasi dalam

proses pembelajaran. Untuk itu guru selalu tampil baik, percaya diri

dan selalu antusias di depan kelas. Contohnya: seorang guru

menjelaskan kepada siswa dengan penuh semangat dan antusias

kepada siswanya maka siswa pun akan merespon dengan baik dalam

pembelajaran dan akan termotivasi dalam proses pembalajaran

sehingga daya serap siswa menjadi efektif.

5. Memberikan Reward atau Penghargaan.

Pemberian penghargaan ini bisa berupa nilai, hadiah, pujian dan

sebagainya agar siswa termotivasi akan belajar dan selalu ingin

menjadi yang terbaik. strategi  ini dapat melahirkan motivasi terhadap

siswa agar selalu berpacu terus. Contohnya: apabila seorang guru

memberikan pertanyaan kepada siswa atau pun tugas kepada siswa,

lalu siswa tersebut menyelesaikan dengan baik ataupun kurang tepat

maka seorang guru akan memberikan reward berupa acungan jempol

atau pujian sehingga siswa termotivasi untuk lebih baik lagi.

13
6. Menciptakan Aktifitas yang Melibatkan Seluruh Siswa dalam Kelas.

Ciptakan aktifitas yang melibatkan siswa dengan teman-teman

mereka dalam satu kelas. Tujuannya agar satu sama lain akan

membagikan pengetahuan, gagasan atau ide dalam penyelesaian tugas

individu siswa dengan seluruh siswa di kelas. Contohnya: siswa

diberikan tugas oleh guru dalam bentuk latihan lalu siswa tersebut

mengungkapkan atau diskusi apa yang mereka kerjakan dan diberi

tanggapan oleh teman sejawat atau kelompok lainnya dan diawasi

oleh guru.

E. Pengertian Motivasi

Menurut Azwar (2000: 15), motivasi adalah rangsangan, dorongan

ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok

masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam

melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

1. Kebutuhan.

Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan

antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dalam buku yang

ditulis oleh Basuki (2008), manusia memiliki berbagai macam

kebutuhan antara lain:

a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk aktivitas.

14
b. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Konsep ini dapat

diterapkan dalam kegiatan belajar, misalnya: Mahasiswa rajin

belajar untuk menyenangkan orang tuanya.

c. Kebutuhan untuk mencapai hasil.

d. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Kebutuhan manusia selalu

berubah, begitu juga motivasinya selalu berubah sesuai dengan

kebutuhannya atau bersifat dinamis.Relevansi dari masalah

kebutuhan ini maka timbulah teori tentang motivasi.

2. Dorongan

Dorongan Menurut Hull dalam Dimyati dan Mudjiono (2002),

kebutuhan – kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya

dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku

mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku

organisme terjadi disebabkan oleh respon dari organisme, kekuatan

dorongan organisme, dan penguatan kedua hal tersebut. Disamping

kedua hal tersebut juga ada pengaruh – pengaruh dari luar seperti

insentif (hadiah dan hukuman) yang mempengaruhi intensitas dan

kualitas tingkah laku organisme.

3. Tujuan.

Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara psikologis,

tujuan merupakan titik akhir ”sementara” pencapaian puncak

kebutuhan. Jika tujuan tercapai maka kebutuhan terpenuhi untuk

”sementara” (Dimyati dan Mudjiono 2002).

15
Menurut Muhibbin Syah (“Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan

Baru”, 2010), bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Motivasi intrinsik, yaitu hal atau keadaan yang berasal dari dalam diri

siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.

2. Motivasi ekstrinsik, yaitu hal dan keadaan yang datang dari luar

individu.

Menurut Anonim (2010), motivasi dibedakan menjadi 3 macam

berdasarkan sifatnya:

1. Motivasi takut atau fear motivation, yaitu individu melakukan suatu

perbuatan dikarenakan adanya rasa takut. Dalam hal ini seseorang

melakukan suatu perbuatan dikarenakan adanya rasa takut, misalnya

takut karena ancaman dari luar, takut mendapatkan hukuman dan

sebagainya.

2. Motivasi insentif atau incentive motivation, yaitu individu melakukan

suatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif, bentuk insentif

bermacam-macam seperti mendapatkan honorarium, bonus, hadiah,

penghargaan, dan lain-lain.

3. Motivasi sikap atau attitude motivation, merupakan suatu motivasi

karena menunjukkan ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang

terhadap suatu objek, motivasi ini lebih bersifat intrinsik.

16
F. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Ahli

Menurut A.M Sardiman (2005:75) Motivasi belajar juga dapat

diartikan sebagai usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,

sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak

suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan

tidak suka itu. Menurut Djamarah (2002),

“Fungsi motivasi dalam belajar adalah motivasi sebagai pendorong


kegiatan, motivasi sebagai penggerak perbuatan dimana adanya dorongan
psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik merupakan suatu
kekuatan yang tidak terbendung yang kemudian menjadi bentuk gerakan
psikofisik, motivasi sebagai pengarah perbuatan dimana sesuatu yang
dicari peserta didik merupakan tujuan belajar dan tujuan belajar itulah
sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada peserta didik.”

Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini

dapat dikenali melalui proses belajar mengajar dikelas sebagaimana

dikemukakan Brown (1981), yaitu:

1. Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau tidak bersikap acuh

tak acuh.

2. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.

3. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya

terutama kepada guru.

4. Ingin selalu bergabung dengan kelompok kelas.

5. Ingin identitasnya diakui oleh orang lain.

6. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri.

7. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.

8. Dan, selalu terkontrol oleh lingkungannya.

17
G. Pentingnya Motivasi Bagi Siswa dan Guru

Motivasi belajar sangatlah penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa,

pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar.

Contohnya: apabila siswa membaca buku dan ia tidak mengerti,

maka ia akan membaca ulang buku yang dibacanya.

2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan

dengan teman sebaya.

3. Mengarahkan kegiatan belajar.

Apabila ia mengetahui dirinya belum belajar dengan serius, maka

ia akan merubah perilaku belajarnya.

4. Membesarkan semangat belajar.

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar.

Sedangkan bagi guru, manfaatnya adalah:

1. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa.

2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas yang

bermacam-macam sehingga dengan dengan bermacam-macamnya

motivasi tersebut diharapkan guru dapat menggunakan bermacam-

macam strategi belajar mengajar.

3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara

bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator,

instruktur, teman diskusi, dan penyemangat.

18
Namun pada kenyataannya, jarang sekali menemukan siswa yang

memiliki ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh Brown. Salah satu

penyebabnya yaitu karena kurang berperannya guru dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa. Hal itu terjadi karena hanya beberapa guru yang di

anggap sebagai motivator oleh para siswa, banyaknya siswa yang acuh

terhadap guru dan tidak menyukai guru karena alasan-alasan tertentu, serta

beberapa sikap guru yang tidak disukai oleh siswa juga merupakan salah

satu alasan kurang berperannya guru dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa. Adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan rendahnya motivasi

belajar siswa, diantaranya:

1. Guru Tidak Memberikan Motivasi Kepada Siswa

Hal pertama yang perlu dilakukan sebagai guru adalah

mengevaluasi diri sendiri, apakah Anda saat ini sudah sering

memberikan motivasi kepada siswa? Guru di sekolah bukan hanya

berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator bagi

siswanya. Peran guru dalam memotivasi siswa sangatlah penting,

khususnya bagi siswa yang memiliki motivasi lemah dan siswa yang

bermasalah. Sedikit banyaknya, motivasi yang telah guru berikan pasti

akan mengena di dalam hati para siswa. Bahkan, fakta menyebutkan

bahwa guru yang lebih sering memberikan motivasi, lebih disukai

oleh siswanya.

2. Siswa Tidak Menyukai Cara Pengajaran Guru

19
Kurangnya motivasi siswa dalam belajar di dalam kelas juga

bisa disebabkan karena gaya dan cara penyampaian materi oleh guru.

Siswa pastinya akan merasa bosan dengan metode pengajaran yang

monoton, penyampaian materi yang sulit dipahami, kurangnya

melibatkan media belajar, dan lain-lain. Jika sudah demikian, motivasi

siswa untuk tetap memperhatikan materi akan semakin melemah.

3. Siswa Tidak Menyukai Mata Pelajaran Tertentu

Setiap siswa di sekolah memiliki keahlian dan bakat masing-

masing, khususnya dalam materi pelajaran tertentu. Memang, ada

siswa yang benar-benar tidak bisa menguasai materi pelajaran tertentu

meskipun dia sudah memaksakan diri untuk belajar. Hal semacam ini

pun bisa melemahkan motivasinya, jika Anda adalah guru maka Anda

harus memahami kondisi seperti ini, carilah langkah yang tepat

untuknya.

4. Lemahnya Motivasi Dalam Diri Siswa Sendiri

Ini adalah faktor umum utama yang dialami oleh kebanyakan

siswa sekolah saat ini, yaitu lemahnya motivasi diri untuk belajar.

Sehingga hal ini menyebabkan siswa sekolah kurang berminat untuk

belajar dan menghabiskan 3 tahun di sekolah dengan sia-sia.

a. Siswa tidak memiliki impian dan cita-cita jelas

b. Siswa tidak percaya diri dan merasa dirinya tidak pintar

c. Idealisme bodoh yang menganggap tujuan akhir pendidikan

adalah untuk mendapatkan pekerjaan, dan lain-lain.

20
5. Siswa Bermasalah

Masalah dalam kehidupan siswa juga menjadikan lemahnya

motivasi diri untuk belajar, bahkan sebagain siswa sampai terlibat

kenakalan di sekolah. Adapun masalah pada kehidupan siswa yang

dapat melemahkan motivasi belajar misalnya seperti pertengkaran

orang tua, perceraian orang tua, pacaran, putus cinta, dan lain-lain.

6. Kurangnya Perhatian Orang Tua di Rumah

Orang tua menempati peran yang sangat penting sebagai

motivator bagi pendidikan anak, karena secara tidak sadar, apapun

yang berasal dari orang tua baik, baik sifat maupun sikap, akan

menjadi panutan anak, begitu pula dalam masalah pendidikan anak.

Anggapan bahwa “yang penting saya sudah menyekolahkan anak”

saja tidak cukup, orang tua masih butuh melakukan banyak hal terkait

pendidikan anak. Sebaliknya, kurangnya perhatian orang tua terhadap

pendidikan anak akan membawa dampak buruk bagi anak tersebut.

7. Pergaulan Buruk

Siswa yang bergaul dengan teman-teman nakal, baik di rumah

maupun di sekolah, pastinya akan terjerumus dalam kenakalan pula.

Mereka beranggapan bahwa begitulah seharusnya menikmati masa

remaja, waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar pun terbuang

sia-sia, sehingga tidak sadar keinginan untuk belajar semakin

menurun.

8. Faktor Kemajuan Teknologi

21
Tidak bisa terbantahkan bahwa kemajuan hebat teknologi

memang membawa kemudahan pada setiap aktivitas manusia. Kendati

pun demikian, kemajuan teknologi juga membawa dampak-dampak

tidak baik, terutama bagi pendidikan dalam hal ini. Budaya-budaya

luar yang  terselip dalam fasilitas internet, progam-progam kurang

mendidik di TV,  game dan media dalam handphone, dan lainnya,

semua itu menyibukkan aktivitas siswa sekolah sehari-hari sampai

melupakan belajar. Dan secara pelahan, kemajuan hebat peraban

manusia inilah yang melemahkan motivasi belajar dalam diri siswa

sekolah. Anda pun bisa mengasumsi bahwa siswa sekolah lebih

mampu bertahan 5 jam bermain game daripada 1 jam belajar di kelas.

22
BAB III

ISI

1. Pembahasan

Motivasi adalah kondisi seseorang yang memiliki harapan untuk

menggapai tujuan tertentu. Motivasi sangatlah penting untuk diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran siswa. Bagi siswa, pentingnya motivasi belajar adalah

sebagai berikut:

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar.

Contohnya, apabila siswa membaca buku dan ia tidak mengerti, maka ia

akan membaca ulang buku yang dibacanya.

2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan

teman sebaya.

3. Mengarahkan kegiatan belajar.

Apabila ia mengetahui dirinya belum belajar dengan serius, maka ia akan

merubah perilaku belajarnya.

4. Membesarkan semangat belajar.

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar.

Meskipun motivasi belajar bagi siswa itu sangat penting, namun masih

saja banyak siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah atau bahkan tidak

memiliki motivasi belajar. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

23
1. Guru Tidak Memberikan Motivasi Kepada Siswa

Hal pertama yang perlu dilakukan sebagai guru adalah

mengevaluasi diri sendiri, apakah Anda saat ini sudah sering memberikan

motivasi kepada siswa? Guru di sekolah bukan hanya berfungsi sebagai

pengajar, tetapi juga sebagai motivator bagi siswanya. Peran guru dalam

memotivasi siswa sangatlah penting, khususnya bagi siswa yang memiliki

motivasi lemah dan siswa yang bermasalah. Sedikit banyaknya, motivasi

yang telah guru berikan pasti akan mengena di dalam hati para siswa.

Bahkan, fakta menyebutkan bahwa guru yang lebih sering memberikan

motivasi, lebih disukai oleh siswanya.

2. Siswa Tidak Menyukai Cara Pengajaran Guru

Kurangnya motivasi siswa dalam belajar di dalam kelas juga bisa

disebabkan karena gaya dan cara penyampaian materi oleh guru. Siswa

pastinya akan merasa bosan dengan metode pengajaran yang monoton,

penyampaian materi yang sulit dipahami, kurangnya melibatkan media

belajar, dan lain-lain. Jika sudah demikian, motivasi siswa untuk tetap

memperhatikan materi akan semakin melemah.

3. Siswa Tidak Menyukai Mata Pelajaran Tertentu

Setiap siswa di sekolah memiliki keahlian dan bakat masing-

masing, khususnya dalam materi pelajaran tertentu. Memang, ada siswa

yang benar-benar tidak bisa menguasai materi pelajaran tertentu meskipun

dia sudah memaksakan diri untuk belajar. Hal semacam ini pun bisa

24
melemahkan motivasinya, jika Anda adalah guru maka Anda harus

memahami kondisi seperti ini, carilah langkah yang tepat untuknya.

4. Lemahnya Motivasi Dalam Diri Siswa Sendiri

Ini adalah faktor umum utama yang dialami oleh kebanyakan siswa

sekolah saat ini, yaitu lemahnya motivasi diri untuk belajar. Sehingga hal

ini menyebabkan siswa sekolah kurang berminat untuk belajar dan

menghabiskan 3 tahun di sekolah dengan sia-sia.

5. Siswa tidak memiliki impian dan cita-cita jelas.

6. Siswa tidak percaya diri dan merasa dirinya tidak pintar

7. Idealisme bodoh yang menganggap tujuan akhir pendidikan adalah untuk

mendapatkan pekerjaan, dan lain-lain.

8. Siswa Bermasalah

Masalah dalam kehidupan siswa juga menjadikan lemahnya

motivasi diri untuk belajar, bahkan sebagain siswa sampai terlibat

kenakalan di sekolah. Adapun masalah pada kehidupan siswa yang dapat

melemahkan motivasi belajar misalnya seperti pertengkaran orang tua,

perceraian orang tua, pacaran, putus cinta, dan lain-lain.

9. Kurangnya Perhatian Orang Tua di Rumah

Orang tua menempati peran yang sangat penting sebagai motivator

bagi pendidikan anak, karena secara tidak sadar, apapun yang berasal dari

orang tua baik, baik sifat maupun sikap, akan menjadi panutan anak,

begitu pula dalam masalah pendidikan anak. Anggapan bahwa “yang

penting saya sudah menyekolahkan anak” saja tidak cukup, orang tua

25
masih butuh melakukan banyak hal terkait pendidikan anak. Sebaliknya,

kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak akan membawa

dampak buruk bagi anak tersebut.

10. Pergaulan Buruk

Siswa yang bergaul dengan teman-teman nakal, baik di rumah

maupun di sekolah, pastinya akan terjerumus dalam kenakalan pula.

Mereka beranggapan bahwa begitulah seharusnya menikmati masa remaja,

waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar pun terbuang sia-sia,

sehingga tidak sadar keinginan untuk belajar semakin menurun.  

11. Faktor Kemajuan Teknologi

Tidak bisa terbantahkan bahwa kemajuan hebat teknologi memang

membawa kemudahan pada setiap aktivitas manusia. Kendati pun

demikian, kemajuan teknologi juga membawa dampak-dampak tidak baik,

terutama bagi pendidikan dalam hal ini. Budaya-budaya luar yang  terselip

dalam fasilitas internet, progam-progam kurang mendidik di TV,  game

dan media dalam handphone, dan lainnya, semua itu menyibukkan

aktivitas siswa sekolah sehari-hari sampai melupakan belajar. Dan secara

pelahan, kemajuan hebat peraban manusia inilah yang melemahkan

motivasi belajar dalam diri siswa sekolah. Anda pun bisa mengasumsi

bahwa siswa sekolah lebih mampu bertahan 5 jam bermain game daripada

1 jam belajar di kelas.

26
Maka dari itu, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi turunnya motivasi

belajar siswa harus dihindari dan sebaiknya diubah menjadi lebih baik. Misalnya

seperti lebih berperannya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Adapun peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu:

1. Menjadikan Siswa yang Aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar.

Guru Memberikan arahan kepada siswa dengan memberikan ilmu

pengetahuan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan siswapun

mengerjakan  tugas dengan baik dengan tujuan untuk menumbuhkan motivasi

siswa dalam proses belajar sehingga siswa dapat menyelesaikannya dengan

tuntas. Contohnya: setelah guru memberikan ilmu kepada siswa lalu guru

memberikan pertanyaan dan siswa menjawab pertanyaan dengan tuntas.

2. Menciptakan Suasana Kelas yang Kondusif.

Kelas yang kondusif disini  kelas yang aman, nyaman dan selalu

mendukung siswa untuk bisa  belajar dengan suasana yang tenang dan

mendukung proses pembelajaran dengan tata ruang yang sesuai dengan

standar yang diharapkan.

3. Menciptakan Metode Pembelajaran yang Bervariasi.

Metode pembelajaran yang bervariasi ini agar siswa tidak bosan dan

jenuh dalam suatu pembelajaran maka diciptakanlah pembelajaran yang

bervariasi. Tujuannya  agar siswa selalu termotivasi dalam kegiatan proses

pembelajaran. Contohnya: dalam proses belajar siswa tidak hanya

mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru, akan tetapi proses belajar

siswa didapat melalui diskusi, audio visual, studi kasus (praktek) dan

27
sebagainya dengan tujuan agar siswa tidak bosan dan tidak jenuh dalam

proses belajar.

4. Meningkatkan Antusias dan Semangat Guru dalam Mengajar.

Kepedulian seorang guru dalam proses belajar mengajar merupakan

faktor yang sangat penting untuk menumbuhkan motivasi belajar  siswa.

Apabila guru tidak antusias dan tidak semangat dalam proses belajar

mengajar maka siswa akan tidak termotivasi dalam proses pembelajaran.

Untuk itu guru selalu tampil baik, percaya diri dan selalu antusias di depan

kelas. Contohnya: seorang guru menjelaskan kepada siswa dengan penuh

semangat dan antusias kepada siswanya maka siswa pun akan merespon

dengan baik dalam pembelajaran dan akan termotivasi dalam proses

pembalajaran sehingga daya serap siswa menjadi efektif.

5. Memberikan Reward atau Penghargaan.

Pemberian penghargaan ini bisa berupa nilai, hadiah, pujian dan

sebagainya agar siswa termotivasi akan belajar dan selalu ingin menjadi yang

terbaik. strategi  ini dapat melahirkan motivasi terhadap siswa agar selalu

berpacu terus. Contohnya: apabila seorang guru memberikan pertanyaan

kepada siswa atau pun tugas kepada siswa, lalu siswa tersebut menyelesaikan

dengan baik ataupun kurang tepat maka seorang guru akan memberikan

reward berupa acungan jempol atau pujian sehingga siswa termotivasi untuk

lebih baik lagi.

28
7. Mencip

takan

Aktifita

s yang

Melibat

kan

Seluruh

Siswa

dalam

Kelas.

6. Ciptakan aktifitas yang melibatkan siswa dengan teman-teman mereka

dalam satu kelas.

Tujuannya agar satu sama lain akan membagikan pengetahuan, gagasan

atau ide dalam penyelesaian tugas individu siswa dengan seluruh siswa di

kelas.

Apabila guru telah berperan baik daam memberikan motivasi kepada

siswa, maka siswa yang memiliki motivasi belajar dapat dikenali dengan

ciri-ciri:

1. Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau tidak bersikap acuh

tak acuh.

2. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.

29
3. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya

terutama kepada guru.

4. Ingin selalu bergabung dengan kelompok kelas.

5. Ingin identitasnya diakui oleh orang lain.

6. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri.

7. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali

8. Dan, selalu terkontrol oleh lingkungannya.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Motivasi adalah kondisi seseorang yang memiliki harapan untuk

menggapai tujuan tertentu. Sedangkan motivasi belajar adalah usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar, motivasi belajar siswa

sangatlah penting, maka dari itu siswa diharapkan memiliki motivasi belajar

yang tinggi. Oleh sebab itu, guru diharuskan untuk bisa menumbuhkan

motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru

30
dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk

perilaku belajar siswa yang efektif.

B. Saran

Kami menyadari bahwa karya ilmiah yang kami buat masih banyak

terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun karya ilmiah ini

menjadi lebih baik lagi, dan kami berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Saran kami agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, sebaiknya

guru lebih terbuka dan lebih sering memberikan motivasi kepada semua siswa

tanpa pandang bulu.

Daftar Pustaka

Cahyotomo, Anom. Peran Guru. Diperoleh 5 Maret 2017, dari

https://anomsblg.wordpress.com/profesi-kependidikan/peran-guru-dalam-

pembelajaran/

Yulmalasari, Ellysa2016. Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa.

Diperoleh 5 Maret 2017, dari

http://alazharjambi.com/15/peran-guru-dalm-motivasi-belajar-siswa/

Lutfi, Muhammad.2015. Tiga Komponen Utama Dalam Motivasi, Diperoleh 5

Maret 2017, dari

31
http://zonasainskita.blogspot.co.id/2015/06/motivasi-belajar-dan-

komponen.html/m=1

Ramli, Kamrianti.2011. Macam-macam motivasi, Diperoleh 5 Maret 2017, dari

https://www.google.co.id/amp/s/kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/27/

macam-macam-motivasi/amp/

Rohmawati, Lutfi.2013. Pentingnya Motivasi Belajar, Diperoleh 5 Maret 2017,

dari

http://uviedogawa.blogspot.co.id/2013/11/materi-peran-guru-dalam-

meningkatkan.html?m=1

Penyebab Kurangnya Motivasi Belajar Siswa. Diperoleh 5 Maret 2017, dari

http://www.pelangi.com/2016/11/penyebab-kurangnya-motivasi-belajar.html?

m=1

Yusri, Muhammad.2011. Jenis-Jenis Motivasi. Diperoleh 5 Maret 2017, dari

http://yusrikeren85.blogspot.co.id/2011/12/pentingnya-motivasi-dalam-

pembelajaran.html?m=1

32
LAMPIRAN

BIODATA PENELITI 1

Nama Lengkap : Asyifa Nur Fatihah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 18 Oktober 2000

Nama Sekolah : SMAN 1 Batujajar

Nomor Induk Siswa : 1516

10071

33
Riwayat Pendidikan

TK Insan Nurul Jannah : Tahun 2005 - 2006

SDN 6 Batujajar : Tahun 2006 - 2012

SMPN 1 Batujajar : Tahun 2012 - 2015

SMAN 1 Batujajar : Tahun 2015 - Sekarang

Penghargaan yang Diperoleh

Juara 1 Bahasa Inggris : Tahun 2005

Juara 1 Short Story antar-Kelas : Tahun 2016

Hobi : Menonton

Cita-cita : Dokter

BIODATA PENELITI 2

Nama Lengkap : Mayang Mutia Utami

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 23 September 2000

Nama Sekolah : SMAN 1 Batujajar

Nomor Induk Siswa : 1516 10250

Riwayat Pendidikan

34
SDN Hegarmanah : Tahun 2006 - 2012

SMPN 1 Batujajar : Tahun 2012 - 2015

SMAN 1 Batujajar : Tahun 2015 - Sekarang

Penghargaan yang Diperoleh

Juara 2 MTQ antar-Gugus : Tahun 2005

Hobi : Menonton

Cita-cita : Bidan

35

Anda mungkin juga menyukai