DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
AGNESYA GREIS (180330185)
ALISTAN (200310054)
2021/2022
A. Sertifikasi Guru
Dengan kata lain tujuan sertifikasi untuk meningkatkan mutu dan menentukan
kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Adapun manfaat yang nantinya akan dirasakan setelah sertifikasi guru dilaksanakan
dapat dirinci sebagai berikut :
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak
citra profesi guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak
profesional.
c. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK, dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi
pengguna layanan pendidikan.
d. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan
eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
e. Meningkatkan kesejahteraan guru dengan adanya tunjangan profesi.
Peranan sertifikasi untuk guru/dosen adalah supaya lebih memahami hak dan
kewajibannya dalam serpti yang tercantum dalam UU No.14 / 2005 pasal 14 ayat 1 antara lain
: (1) memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan
sosial; (2) mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; (3)
memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual; (4)
memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi; (5) memperoleh dan
memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas
keprofesionalan; (6) memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah
pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan; (7) memperoleh rasa aman
dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas; (8) memiliki kebebasan untuk berserikat
dalam organisasi profesi; (9) memiliki kesempatan untuk berperan dalam menentukan
kebijakan pendidikan; (10) memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau (11) memperoleh pelatihan dan
pengembangan profesi dalam bidangnya.
B. Pendidikn Profesi Guru
Dalam upaya mewujudkan Guru Profesional, ada beberapa poin yang perlu
diperhatikan, antara lain:
1. Mematuhi segala peraturan yang diamanatkan oleh Undang-Undang profesi guru dan
konsisten terhadap standarisasi yang telah ditetapkan.
2. Pembinaan profesi guru dilakukan secara berkesinambungan berdasarkan kurikulum yang
telah ditetapkan dan dilakukan pemantauan secara intensif.
3. Mewujudkan sinergi peran dan tanggung jawab antara Guru, Pemerintah, LPTK dan
Organisasi Profesi.
MGMP merupakan singkatan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Istilah ini
dipakai sekumpulan guru setingkat SMP dan SMA/SMK sebagai sarana untuk meningkatkan
profesionalitas bagi guru semua mata pelajaran baik secara individu maupun organisasi.
Sedangkan untuk tingkat SD maupun MI istilah tersebut disingkat KKG yang memiliki arti
Kelompok Kerja Guru. Setiap guru SMP dan SMA/ SMK secara langsung menjadi anggota
MGMP secara mandiri dan berdaya. Maka MGMP adalah organisasi yang bersentuhan
langsung dengan guru yang berfungsi sebagai penyambung lidah antar guru mata pelajaran.
Musyawah Guru Mata Pelajaran (MGMP) awalnya disebut Musyawarah Guru Bidang
Studi (MGBS) adalah suatu organisasi profesi guru yang bersifat non struktural yang dibentuk
oleh guru-guru di Sekolah Menengah (SMP atau SMA) di suatu wilayah sebagai wahana untuk
saling bertukar pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas
pembelajaran.
Adapun jangkauan MGMP bermula dari perkumpulan guru di tingkat kabupaten atau
kota. Hal ini untuk mencakup permasalahan-permasalahan yang ada pada guru secara meluas,
sehingga kesenjangan yang ada pada guru lebih kecil, terutama di daerah terpencil. Selain itu,
kerjasama yang dihimpun dapat lebih mengetahui permasalahan dan solusi kelompok kerja
tersebut secara menyeluruh.
Terkait peraturan mengenai MGMP, Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen mempersyaratkan guru untuk:
a. Memiliki kualifikasi akademik minimum S1/D4.
b. Memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran, yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.
c. Memiliki sertifikat pendidik.
Tahapan Growth ini merupakan tahap perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan
kebutuhan yang diasosiasikan dengan konsep diri. Pada rentang usia ini, pengembangan karir
yang dapat dilakukan terutama oleh guru/orang tua pada anak dan remaja adalah dengan
memberikan pemahaman mengenai hidup mandiri dan mengapa kita harus bekerja;
memperkenalkan sejumlah pekerjaan termasuk di dalamnya pemahaman segala sesuatu
tentang pekerjaan tersebut; dan termasuk berkenaan dengan upaya bagaimana memperoleh
pekerjaan/karir yang dimaksud.
2. Exploratory (usia 15-24)
Tahap Exploratory merupakan fase tentatif yang didalamnya pilihan dipersempit tapi
tidak final. Pengembangan karir pada tahapan ini diarahkan pada pengerucutan pilihan karir
yang paling memungkinkan bagi seseorang. Minat, bakat, dan latar belakang pendidikan
menjadi bahan pertimbangan dalam pengerucutan pilihan karir seseorang.
3. Establishment (usia 25-44)
Tahap Decline merupakan tahap pertimbangan pra pensiun, keluar kerja, dan pensiun.
Pengembangan karir pada tahapan ini adalah berkenaan dengan pembukaan wawasan
berkenaan dengan pensiun sehingga seseorang dapat mempersiapkan diri di saat ia harus
pensiun nanti. Jika sudah pensiun, pengembangan karirnya berkenaan dengan bagaimana ia
memanfaatkan waktu pensiunnya dengan semaksimal mungkin untuk kebaikan diri dan orang-
orang yang terdekatnya.
Karir guru/konselor di sekolah meliputi dua hal, yaitu:
1. Karir Struktural, berhubungan dengan kedudukan seseorang di dalam struktur organisasi
tempat ia bekerja, misalnya menjabat sebagai Wali Kelas, PKS, Wakasek, Kepala Sekolah,
dan lain-lain). Karir ini memiliki tuntutan tanggung jawab tertentu bagi seorang guru,
sehingga wawasan/pengetahuan, sikap, dan keterampilan seorang guru/konselor harus
ditingkatkan untuk menjawab tuntutan yang dimaksud.
2. Karir Fungsional, berhubungan dengan tingkatan/pencapaian formal seseorang di dalam
profesi yang ia geluti, contohnya guru madya, guru dewasa, guru pembina, guru
profesional.