Anda di halaman 1dari 6

A.

Kompetensi dan indikator (4 buah)


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa standar nasional pendidikan terdiri dari isi,
standar proses, standar pengelolaan, standar penilaian pendidikan, dan standar pembiayaan
harus ditingkatkan secara berkala dan berencana.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, menyebutkan bahwa seorang guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya
adalah mendidik, membimbing, mengajar, menilai, melatih, dan mengevaluasi peserta didik
mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
formal.

Guru sebagai learning agent (agen pembelajaran) yaitu guru berperan sebagai
fasilitator, pemacu, motivator, pemberi inspirasi, dan perekayasa pembelajaran bagi peserta
didik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8, kompetensi
guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang akan didapatkan jika mengikuti pendidikan profesi.

Terdapat beberapa Indikator Kompetensi Guru. Menurut peraturan pemerintah no. 19


tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional bahwa tenaga kependidikan harus memiliki
kompetensi pedagogik, professional dan social. Uraian dari kompetensi yang harus dikuasai
oleh guru, yaitu sebagai berikut:

1.Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik meliputi:

 pemahaman guru terhadap peserta didik.


 perancangan dan pelaksanaan pembelajaran.
 evaluasi hasil belajar.
 pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang
dimilikinya.

Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indicator sebagai berikut:

1. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indicator.


Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan
kognitif. Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian,
dan mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran, temasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran memiliki indicator.
Memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran;
menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi
yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator:
menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
3. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indicator.
Merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan
hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan
memanfaatkan hasil penelitian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.
4. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya
memiliki indicator.

Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non-akademik.

2.Kompetensi Kepribadian.

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan


kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. Secara rinci subkompetensi
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Kepribadian yang mantab dan stabil memiliki indikator; bertindak sesuai dengan
norma hokum; bertindak sesuai dengan norma social; bangga sebagai guru; dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator: menampilkan kemandirian dalam


bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif memiliki indikator: menampilkan tindakan yang didasarkan
pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.

4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator: memiliki perilaku yang


berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator: bertindak sesuai
dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.

3. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul


secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua atau
wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator sebagai berikut:

1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki
indikator: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan
tenaga kependidikan.

3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.

4.Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan


mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran dari sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya. Serta penguasaan terhadap struktur dan
metodelogi keilmuannya.

Setiap sub kompetensi tersebut memiliki indikator sebagai berikut:

1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indicator.
Memahami materi agar yang ada dalam kurikulum sekolah; dengan materi
ajar;memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indicator.
Menguasai langkah-langkah penelitian-penelitian kajian kritis untuk memperdalam
pengetahuan atau materi bidang studi.

Keempat materi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh.
Aktivitas atau kinerja guru sangat terkait dengan tugas dan tanggungjawab profesionalnya.
Tugas dan tanggung jawab guru adalah sebagai pengajar, pembimbing dan administrator.
Selain itu tugas dan tanggung jawab guru mencakup bidang pengajaran, bimbingan,
pembinaan, hubungan dengan masyarakat, pengembangan kurikulum, dan pengembangan
profesi. Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti
profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan


gabungan dari potensi-potensi individu yang diaktualisasikan (didemonstrasikan) secara
kualitas maupun kuantitas dalam suatu kinerja. Kompetensi guru merupakan kompetensi
dasar seorang guru yang memiliki keahlian khusus melalui bidang keguruan dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban baik bagi pengajar maupun pendidik dengan rasa
tanggung jawab dan layak. Kompetensi memiliki arti karakteristik yang ada dalam
kompetensi masingmasing. Individu yang berhubungan dengan criteria dan performance
superior dalam pekerjaan atau menghasilkan suatu kinerja yang optimal. Kompetensi yang
dimiliki secara individual harus mampu mendukung pelaksanaan strategi oranisasi dan
mampu mendukung setiap perubahan yang dilakukan manajemen.

B.Kode etik guru

1.Definisi

Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di Indonesia
sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan tugas profesinya
sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.  Pedoman tersebut diharapkan
nantinya bisa membedakan perilaku baik atau buruk seorang guru, memilah-milah mana saja
hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama menjalankan tugas sebagai seorang
pendidik. Keberadaan kode etik ini bertujuan untuk menempatkan sosok guru sebagai pribadi
yang terhormat, mulia, dan bermartabat.

2. Isi Kode Etik Guru


Adapun isinya adalah sebagai berikut.
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang berpancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya
proses belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan
nasional.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi
guru sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.

3.Fungsi 
Fungsi utama dari kode etik guru adalah menjadi seperangkat prinsip dan norma
moral yang mendasari pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam kaitannya
dengan peserta didik, orang tua/wali murid, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi,
dan pemerintah berdasarkan nilai agama, pendidikan sosial, etika, dan kemanusiaan.

4.Sumber Kode Etik Guru


Dalam proses perumusan harus bersumber dari hal-hal berikut.
1. Nilai agama dan Pancasila.
2. Nilai kompetensi guru yang meliputi, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
3. Nilai jatidiri, harkat, dan martabat manusia, yang meliputi perkembangan kesehatan
jasmani, emosional, intelektual, spiritual, dan sosial.
5.Pelaksanaan Kode Etik Guru
Pada kenyataannya, pelaksanaannya masih ditemukan sejumlah kendala, yaitu sebagai
berikut.
1. Pendidikan dan kualitas guru.
2. Sarana dan prasarana pendidikan.
3. Kedudukan, karir, dan kesejahteraan guru.
4. Kebijakan pemerintah dan sistem pendidikan.
Namun demikian, guru, pemerintah, dan pihak terkait harus tetap optimis dan tetap
semangat untuk bekerja sama menciptakan upaya dalam proses pelaksanaannya.
6.Pelanggaran Kode Etik Guru
Pelanggaran ini bisa didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap norma moral yang
terkandung di dalam kode etik berkaitan dengan profesi gurunya. Pelanggaran bisa berupa
pelanggaran ringan, sedang, sampai berat. Setiap guru yang melanggar kode etik akan
mendapatkan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 
Pihak yang berwenang untuk merekomendasikan sanksi pada pelanggaran kode etik
adalah Dewan Kehormatan Guru Indonesia. Pemberian sanksi harus bersifat objektif, tidak
diskriminasi, dan tidak bertentangan dengan dasar organisasi profesi dan perundang-
undangan. Jika seorang guru melakukan pelanggaran kode etik, artinya guru tersebut telah
melanggar sumpah/janji guru yang pernah diucapkan.

Anda mungkin juga menyukai