Anda di halaman 1dari 6

Nama : Afifah Mega Juliana

Kelas : 3C
NIM : P1337421019132
MK : Manajemen Siaga Bencana

Penanganan pada pasien pingsan, keracunan, gigitan ular, dan tersedak

1. Penanganan pada pasien pingsan


Pingsan atau sinkop adalah hilangnya kesadaran sementara yang terkait dengan
kurangnya aliran darah ke otak. Gejala yang mungkin dialami seperti pusing, mual,
keringat dingin, penglihatan menjadi kabur, telinga berdenging, dan pucat.
Berikut berbagai langkah pertolongan pertama untuk membantu orang yang pingsan.
a. Cek kondisi pernapasan
- Cara pertama dalam menolong orang yang pingsan adalah segera cek
pernapasannya dengan memeriksa denyut nadi dan melihat pergerakan dada serta
perut.
- Jika tidak ada tanda-tanda pernapasan, segera hubungi ambulans atau bawa orang
yang pingsan ke unit gawat darurat fasilitas layanan kesehatan terdekat.
- Kondisi pasien yang pingsan dalam keadaan tidak bernapas biasanya terjadi akibat
kondisi serius, seperti serangan jantung, kecelakaan lalu lintas, atau cedera kepala.
- Apabila terdapat perdarahan luar, Anda bisa mencari kain steril dan menekan
bagian luka untuk menghentikan perdarahan selama menunggu bantuan medis.
- Jika memungkinkan, Anda juga bisa membantu memberikan napas buatan.
b. Baringkan tubuh pasien
Bila orang tersebut masih bernapas, segera baringkan tubuhnya pada tempat
datar dan dalam posisi pemulihan (recovery position).Untuk melakukannya, Anda
bisa mengikuti cara pertama menolong orang pingsan berikut ini.
- Miringkan kepala pasien ke samping dan pastikan wajahnya tidak terhalangi.
- Posisikan salah satu tangan tegak lurus dengan dada dan tangan lain menekuk ke
arah wajah.
- Angkat salah satu kaki (yang terletak lebih jauh dari posisi Anda) hingga
membentuk sudut 90 derajat.
- Biarkan kaki yang dekat Anda dalam keadaan lurus.
- Miringkan tubuh pasien ke depan sehingga tangan yang menekuk berada tepat di
bawah kepala dan kaki yang membentuk sudut berada di atas kaki yang lurus.
c. Coba bangunkan
Jika pasien kelihatan berkeringat, longgarkanlah bagian pakaian yang ketat
dengan membuka kancing kemeja atau melepaskan jaket. Coba dinginkan tubuhnya
dengan kipas atau sejukkan suhu ruangan. Langkah selanjutnya adalah mencoba
membangunkan orang yang pingsan dengan cara berikut.
- Menggoyangkan tubuhnya.
- Memanggil dengan suara keras.
- Memberi rangsangan di kulit dengan menepuk-nepuk pipi atau mencubit.
- Meletakkan benda yang sangat dingin seperti es pada kulit wajah.
- Memberikan wewangian menyengat ke arah hidung.
d. Biarkan pasien beristirahat
Jika akhirnya pasien mulai sadar kembali, biarkan ia berbaring untuk beberapa
saat. Setelah itu, bantu pasien untuk duduk dan berikan air putih jika pasien merasakan
gejala dehidrasi. Temanilah sampai ia benar-benar pulih dan segar kembali. Segera
cari bantuan medis jika setelah sadar pasien mengalami hal-hal berikut:
- bibir atau wajahnya kebiruan,
- detak jantung tidak teratur atau lambat,
- nyeri dada,
- kesulitan bernapas, dan
- terlihat kebingungan atau linglung.

2. Penanganan pada pasien keracunan


Keracunan adalah kondisi yang disebabkan oleh menelan, mencium, menyentuh, atau
menyuntikkan zat yang berbahaya bagi tubuh. Bahaya keracunan tidak main-main karena
bisa berdampak fatal. Tak hanya dari racun, obat-obatan dosis tinggi, produk kimia, dan
makanan juga bisa menyebabkan keracunan.
Tanda-tanda dan gejala keracunan bisa meliputi:
- kemerahan di sekitar mulut dan bibir,
- napas berbau seperti bahan kimia,
- muntah,
- diare,
- nyeri perut,
- gangguan pernapasan,
- tubuh lemas,
- sulit fokus (linglung),
- gelisah,
- kehilangan nafsu makan,
- tubuh menggigil,
- sakit kepala,
- sulit menelan makanan,
- ruam merah pada kulit, dan
- kehilangan kesadaran atau pingsan.

Penanganan :

Lakukan cara mengatasi pertama keracunan seperti di bawah ini.

a. Racun yang tertelan


Berikut pertolongan pertama pada keracunan yang tertelan.

1. Jika korban menelan zat beracun dan tidak sadarkan diri, coba bangunkan guna
menyingkirkan zat beracun yang masih ada di dalam mulut korban.
2. Baringkan korban dengan menyanggah bagian punggung hingga kakinya
dengan bantal sehingga posisi kakinya berada di atas kepala.

3. Singkirkan sisa racun yang tersisa di sekitar mulut dengan lap dan pastikan
kepalanya tetap menunduk ke bawah.

4. Saat sadarkan diri, minta korban untuk memuntahkan racun yang tertelan.

5. Memosisikan kaki korban lebih tinggi daripada kepala pada pertolongan


pertama keracunan bertujuan agar racun tidak turun hingga ke pencernaan.

6. Saat korban muntah, miringkan kepalanya ke samping untuk mencegah


tersedak.

7. Hindari memberikan minuman atau makanan sebelum semua racun yang


tertelan di keluarkan.

b. Racun yang terhirup

1. Bila ada seseorang menghirup zat beracun, segera minta korban untuk
menjauhi ruangan atau area yang tekontaminasi.
2. Pastikan Anda tidak terburu-buru mendekati area tersebut sehingga tidak ikut
menghirup zat beracun, apalagi jika sumber racun berada di tempat tertutup.

3. Setelah menjauhi tempat beracun dan korban masih sadarkan diri, bawalah
korban untuk menghirup udara bersih.

4. Selama memberikan pertolongan pertama, perhatikan apakah korban


menunjukkan tanda-tanda keracunan serius.

5. Usahakan untuk tetap membuat korban tersadar hingga pertolongan medis


datang.

c. Racun yang mengenai kulit atau mata


Racun bisa saja mengenai pakaian hingga kulit dan menyebabkan luka serius.
Untuk itu, Anda perlu melakukan pertolongan pertama pada korban keracunan
dengan melepas pakaian yang terkontaminasi. Selanjutnya, pertolongan pertama
pada keracunan di kulit atau mata bisa dilakukan dengan cara berikut:

1. Gunakan sarung tangan untuk menghindari paparan racun secara langsung dengan
kulit Anda.

2. Segera bersihkan luka menggunakan sabun selama 15 sampai 20 menit di air yang
mengalir.
Cara penanganan keracunan yang sama juga dilakukan saat zat beracun
mengenai mata. Segera bilas mata dengan air bersuhu sejuk atau suam-suam kuku
selama 20 menit atau sampai pertolongan medis datang. Dalam situasi Anda mendapati
korban keracunan tidak sadarkan diri, segera cek pernapasan dan denyut nadinya. Jika
korban tidak bergerak, tidak batuk, dan susah bernapas, segera lakukan resusitasi
jantung (CPR).

3. Penanganan pada pasien gigitan ular


Ular adalah salah satu binatang yang banyak ditemukan di negara tropis seperti
Indonesia. Salah satu mekanisme pertahanan ular saat merasa terancam adalah menggigit
target sasaran. Luka akibat gigitan ular bisa berasal dari ular berbisa atau yang tidak
berbisa. Bisa ular mengandung racun yang mampu melumpuhkan tubuh
Gejala di tempat gigitan ular umumnya terjadi dalam 30 menit sampai 24 jam, berupa
bengkak dan nyeri, dan timbul bercak kebiruan. Beberapa orang juga bisa mengalami
reaksi alergi. Gejala lain yang muncul setelah digigit ular berupa kelemahan otot,
menggigil, berkeringat, mual, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur.
Pertolongan pertama sebagai cara mengatasi gigitan ular berbisa seperti berikut:
• Beristirahat dan meminimalisasi gerakan untuk mengurangi penyebaran bisa.
• Posisikan bagian tubuh yang tergigit ular lebih rendah dari posisi jantung.
• Lepaskan aksesoris di sekitar bagian luka gigitan seperti jam tangan atau gelang
agar tidak memperparah bengkak dan reaksi gigitan.
• Longgarkan pakaian jika bagian gigitan mulai membengkak.
• Bersihkan luka gigitan dengan air dan sabun.
• Hindari membilas luka dengan alkohol.
• Tutup bagian luka gigitan dengan kain atau perban kering yang bersih.

4. Penanganan pada pasien tersedak


Tersedak adalah kondisi ketika suatu benda asing masuk ke dalam saluran napas atau
tenggorokan dan menyumbatnya, sehingga orang yang tersedak tidak bisa bernapas
dengan baik.
Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selama beberapa kali sampai benda
asing keluar atau sampai korban menjadi tidak sadar. Berikut ini merupakan langkah-
langkah melakukan Heimlich manuever:

1. Berdiri atau berlutut di belakang korban (posisikan tubuh anda sesuai dengan tinggi
tubuh korban, pada pasien anak kemungkinan Anda harus berlutut)
2. Kepalkan salah satu telapak tangan Anda
3. Letakkan kepalan tangan Anda dengan arah ibu jari menempel ke dinding perut
korban, posisikan kepalan tangan Anda 2 jari di atas pusat (pusat selalu sejajar
dengan tulang pinggul atas). Anda tidak memposisikan kepalan tangan Anda di ulu
hati.
4. Kencangkan kepalan tangan Anda dengan tangan satunya sehingga kedua lengan
Anda melingkar di perut korban.
5. Lakukan penekanan ke arah belakang dan atas sampai benda asing keluar atau
sampai korban menjadi jatuh tidak sadar.
6. Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang terlalu gemuk
(obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan melakukan “chest thrust”yaitu
dengan meletakkan kepalan tangan Anda di tengah-tengah tulang dada
Pada kasus tersedak pada anak-anak, dapat kita hindari dengan:

1. Hilangkan benda-benda kecil di area bermain, seperti koin, penghapus, serta mainan
yang berisiko tertelan.
2. Sebaiknya makanan anak dipotong kecil-kecil sehingga lebih mudah ditelan.
3. Sarankan pada anak agar tidak berbicara saat makan.
4. Kita juga bisa mencegah diri sendiri tidak tersedak dengan mengunyah makanan secara
sempurna serta sediakan air minum di dekat kita saat sedang makan untuk membantu
menelan. Hindari berbincang atau tertawa saat sedang makan untuk menghindari
makanan menyumbat saluran udara.

Anda mungkin juga menyukai