Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH TAKSONOMI TUMBUHAN DAN HEWAN

“Filum Chordata, Kelas Pisces, Kelas Amphibi Dan Reptil”

KELOMPOK 5 :
Feny Maylani (4191151020)
Adithya Prayoga (4192451020)
Yulan Defiana Sitanggang (4193151008)
Regina Kezia A.Situmorang (4193151009)
Irene Monyca Br. Sebayang (4193151009)
Johan Petra Sithotang (4193351014)
Bomer Lumbantoruan (4193351018)

Dosen Pengampu: Drs. Hudson Sidabutar, M.S.

PROGRAM STUDI S1-PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kami bisa menyusun atau
menyelesaikan tugas Makalah Filum Chordata, Kelas Pisces, Kelas Amphibi Dan Reptil.
Penulisan ini kami sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang
kami miliki, dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Makalah pada mata
kuliah: Taksonomi Tumbuhan dan Hewan.
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu
kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan
tugas ini, dan dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan secara khusus kami berterimakasih kepada Bapak Dosen
Pengampu: Drs. Hudson Sidabutar, M.S., selaku dosen pengampu mata kuliah
Taksonomi Tumbuhan dan Hewan, karena telah memberikan bimbingannya kepada kami
untuk menyelesaikan tugas makalah ini hingga selesai.

Medan, Desember 2020

Penulis

Kelompok V

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bumi dihuni oleh organisme hidup, salah satunya adalah hewan. Populasi
hewan di bumi jumlahnya sangat banyak baik berbagai jenis (lebih dari
1.000.000) dan banyak hewan telah hidup selama waktu geologis lampau dalam
sejarah bumi. Kehidupan dan kebiasaaan hewan menjadi bidang yang menarik
untuk dipelajari bagi banyak orang. Bumi banyak menyimpan keanekaragaman
hayatinya baik flora maupun fauna. Fauna yang merupakan kingdom animalia
memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Jika manusia dapat
mengoptimalkan kemampuannya untuk mengembangkan keanekaragaman fauna,
maka akan banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Namun,
sebagian besar manusia tidak memahami benar mengenai kingdom itu sendiri.
Kingdom disebut juga dengan kerajaan hewan. Kingdom (kerajaan hewan)
terbagi atas 2 bagian, berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, yaitu: hewan
avertebrata (tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan bertulang
belakang). Kebanyakan Masyarakat Indonesia tidak mengetahui benar klasifikasi
kingdom animalia serta jenis- jenisnya. Oleh karena itu kami membuat makalah
yang menjelaskan satu filum dari kingdom animalia, yaitu “Chordata”. Chordata
merupakan semua hewan yang memiliki penyokong tubuh dalam , mulai dari
tingkat sederhana berbentuk seperti (Tunicata), ikan lecet sampai. Pembuatan
makalah ini diharapkan dapat mempermudah pemahaman terhadap fium chordata.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut,
1. Apakah yang dimaksud dengan filum Chordata? Bagaimana ciri-ciri,
klasifikasi, reproduksi, serta peranan dari filum Chordata?
2. Apakah yang dimaksud dengan Kelas Pisces? Bagaimana ciri-ciri,
klasifikasi, reproduksi, serta peranan dari Kelas Pisces?
3. Apakah yang dimaksud dengan kelas Amphibi? Bagaimana ciri-ciri,
klasifikasi, reproduksi, serta peranan dari kelas Amphibi?
2
4. Apakah yang dimaksud dengan kelas Reptil? Bagaimana ciri-ciri,
klasifikasi, reproduksi, serta peranan dari kelas Reptil?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan
permasalahan di atas adalah sebagai berikut,

1. Untuk mengetahui pengertian, ciri-ciri, klasifikasi, reproduksi dan peranan


dari filum Chordata
2. Untuk mengetahui pengertian, ciri-ciri, klasifikasi, reproduksi dan peranan
dari Kelas Pisces
3. Untuk mengetahui pengertian, ciri-ciri, klasifikasi, reproduksi dan peranan
dari kelas Amphibi
4. Untuk mengetahui pengertian, ciri-ciri, klasifikasi, reproduksi dan peranan
dari kelas Reptil

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ciri Umum Chordata

Vertebrata adalah anggota filum Kordata (Chordata).Filum Chordata


meliputi hewan-hewan yang mempunyai kerangka berbentuk batangan yang keras
tetapi lentur, yakni notokorda, pada fase tertentu dari daur hidupnya. Pada
chordata tingkat tinggi notokorda ini di ganti dengan tulng punggung yang terdiri
dari serangkaian bagian-bagian kecil yang berupa vertebra.

Gambar 2.1 Karakteristik dasar Filum Chordata


Sumber : http://jokowarino.id/ filum-chordata/

Chordata adalah hewan bilateria (bersimetri bilateral) dan berada di dalam


Bilateria. Mereka tergolong ke dalam kelas hewan yang dikenal sebagai
Deuterostomia. Deuterostom yang paling diketahui selain vertebrata adalah
ekinodermata, kelompok yang mencakup bintang laut dan bulu babi. Akan tetapi
dua kelompok deuterostomia invertebrata, sefalokordata dan urokordata
berkerabat lebih dekat vertebrata dibandingkan dengan invertebrata yang lain.
Bersama dengan lampre dan vertebrata kedua kelompok tersebut membentuk
Chordata. Filum Chordata memiliki simetri bilateral, tubuh pada dasarnya
bersegmen-segmen, saluran pencernaan sempurna, dan selom berkembang dengan
baik. Empat karakteristik dari chordata yaitu, tali saraf tunggal, dorsal dan
berbentuk pipa, sebuah notokorda, celah insang di faring dan ekor di belakang
anus. Karakteristik ini semua berbentuk pada embrio awal Chordata, dan mereka
dipertahanan, berubah atau dapat menghilang ketika dewasa (Faisal, 2010 : 15).

4
Notokorda merupakan struktur penyokong pertama tubuh Chordata. Pada
embrio awal notokorda terbentuk di atas usus primitif sebagai batang sel yang
ramping yang mengandung matriks bergelatin dan diselubungi di dalam jaringan
ikat fibrous. Pada cacing lidah, notokorda pendek dan anterior. Pada tunicata
notokorda terdapat di ekor dan hanya selama tahap larva. Pada lancelet dan
vertebrata tingkat tinggi, notokorda memanjang hampir sepanjang tubuh.
Notokorda dipertahankan sepanjang hidup sebagai penyokong sumbu utama pada
lancelet dan lintah laut, tetapi pada ikan sampai mamalia notokorda kemudian
dikelilingi atau digantikan oleh ruas-ruas tulang belakang (Faisal, 2010 :16).
Tali saraf terbentuk di permukaan dorsal pada embrio awal segera setelah
tahap gastrula. Pelipatan ke dalam dari endoderm menghasilkan sebuah tabung
berongga (korda) yang terletak di atas notokorda. Ujung anterior membesar
sebagai “vesikula serebrum” pada larva tunicata dan pada lancelet, tetapi pada
semua vertebrata, ujung anterior menebal dan terdiferensiasi menjadi otak, untuk
menjadi lebih kompleks secara progresif pada vertebrata tingkat tinggi. Jaringan
saraf pada cacing lidah menyebar. Pada tunicata, korda dan vesikula
berdegenerasi menjadi ganglion pada saat metamorfosis. Dari lintah laut sampai
ke depan, tali saraf kemudian di kelilingi oleh lengkung neural vertebrata yang
melindunginya dari luka, dan otak di lingkupi oleh otak atau kranium.
Celah insang yang berpasangan berkembang pada sisi faring embrionik
(saluran pencernaan). Masing-masing terbentuk dari pembentukan kantung luar
endoderm di faring dan bersamaan dengan pembentukan kantung dalam ektoderm
di luar tubuh, dinding yang menghalangi menjadi retak untuk membentuk celah
insang. Perkembangan karakteristik terlihat pada hiu atau ikan, dimana setiap
celah di batasi oleh banyak filamen ramping yang mengandung pembuluh darah,
untuk membentuk insang. Air yang mengandung oksigen terlarut masuk ke dalam
mulut dan faring dan keluar melalui filamen, tempat darah memberikan
karbondioksida dan mendapatkan oksigen, sehingga insang berperan dalam proses
respirasi eksternal (Faisal, 2010 :16).
Ekor dibelakang anus Semua Chordata akuatik mulai dari cacing lidah
sampai amfibi, bernapas dengan insang. Pada amfibi yang bertransformasi dari
larva akuatik ke individu dewasa yang menghirup udara, insang hilang pada saat

5
metamorfosis. Reptil, burung dan mamalia semua mengembangkan beberapa
pasang celah insang selama kehidupan embrio awal, tetapi mereka tidak pernah
fungsional dan segera tertutupi semua hewan ini kemudian membutuhkan paru-
paru untuk menghirup udara pada saat mereka menetas atau dilahirkan. Filum
Chordata terdiri atas cacing lidah pendek, tunicata, serta lanselet dan vertebrata,
lintah laut, hiu dan ikan pari, ikan bertulang, amfibi, reptil, burung dan mamalia.
Chordata tingkat rendah sebagian besar berukuran kecil, semua hidup di laut, dan
sebagaian tunikata hidup sesil.

Adapun karakteristik atau ciri-ciri umum filum Chordata sebagaimana telah


disebutkan, maka secara terperinci adalah:
a. Adanya sefalisasi
b. Tubuh simetris bilateral
c. Tubuh bersegmen-segmen
d. Kondisi triploblastik, selom berkembang biak
e. Segmentasi yang bersifat metameri
f. Adanya notochord (corda dorsalis) yaitu struktur penyokong pertama
tubuh Chordata
g. Adanya sebuah tabung korda saraf yang terletak dorsal dari notochord
h. Adanya celah-celah insang faringeal
i. Fertilisasi internal atau eksternal dan secara seksual alat kelamin jantan
Berupa penis dan alat kelamin betina berupa vagina.
j. Alat pencernaan lengkap mulai dari mulut, esofagus, faring, lambung, usus
halus, usus besar, rectum dan anus.
k. Alat pernapasan berupa insang bagi yang hidup di air, dan paru-paru bagi
yang hidup di darat dan
l. Sistem peredaran tertutup
Sampai sekarang belum ada sisik-melik sebagai petunjuk tentang asal usul
Chordata. Yang jelas dari batu-batuan zaman Kambrian tidak ada fosil Chordata.
Mungkin vertebrata pertama adalah ikan-ikan dalam zaman Silurian dan
Ordovisian. Setelah itu terdapat banyak vertebrata dan berkembang menjadi tipe-
tipe vertebrata yang hidup pada zaman sekarang ini. Ikan hiu dan ikan bertulang
6
yang tertua hidup dalam air tawar, yang kemudian masuk ke dalam laut. Ampfibia
mungkin berasal dari ikan-ikan crossopterigian. Mula-mula mereka hidup di batu-
batuan Devonian. Contoh: Salamander sejak zaman karbon kretaseosa, dan katak
dari zaman karbon jurassik. Reptilia mulai ada pada zaman permian. Waktu dulu
sebenarnya terdapat lebih banyak reptilia, tetapi kemudian berbagai bangsa
reptilia punah ketika zaman Kretaseosa. Burung tertua adalah Archaeopteryx
(telah punah) dan telah ada mulai zaman Jurassik. Walaupun lanselet dan tunikata
merupakan hewan yang relatif tidak banyak dipelajari, mereka menempati posisi
penting dalam sejarah kehidupan. Dengan memiliki sebagian besar, namun tidak
semua karakter turunan pada vertebrata, mereka dapat memberikan petunjuk
tentang asal usul evolusioner vertebrata (Faisal, 2010 :17).
Lanselet telah menunjukkan sejumlah karakter Chordata ketika dewasa,
dan garis keturunannya bercabang dari dasar pohon filogenetik Chordata. Temuan
ini menyatakan bahwa Chordata nenek moyang mungkin terlihat seperti lanselet,
dengan kata lain ia memiliki ujung anterior dengan satu mulut, sebuah notokord,
sebuah batang saraf dorsal yang berongga, celah faring, dan ekor post-anal.
Adapun untuk tunikata, genomnya telah selesai disekuensing dan dapat digunakan
untuk mengidentifikasi gen-gen yang mungkin ada pada Chordata awal. Para
peneliti yang mengambil pendekatan ini telah menyatakan bahwa Chordata nenek
moyang memiliki gen-gen yang berasosiasi dengan organ-organ vertebrata seperti
jantung dan kelenjar tiroid. Gen-gen ini ditemukan pada tunikata dan vertebrata,
namun tidak di temukan pada invertebrata nonkordata. Sebaliknya, tunikata tidak
memiliki banyak gen yang pada vertebrata berasosiasi dengan transmisi impuls
saraf jarak jauh. Hal ini menunjukkan bahwa gen-gen semacam itu muncul pada
vertebrata awal dan hanya dimiliki oleh garis keturunan evolusioner vertebrata.
Akhirnya penelitian pada lanselet telah mengungkapkan petunjuk-
petunjuk penting tentang evolusi otak Chordata. Ketimbang otak yang
berkembang penuh, lanselet hanya memiliki pembengkakan kecil di ujung
anterior batang saraf dorsalnya. Namun gen-gen Hox yang sama yang
mengorganisasi wilayah-wilayah utama otak depan, otak tengah dan otak
belakang vertebrata mengekspresikan dirinya di dalam batang saraf. Ini
menunjukkan bahwa otak vertebrata merupakan kolaborasi dari struktur nenek

7
moyang yang serupa dengan ujung batang saraf sederhana milik lanselet .

8
Gambar 2.2 Fosil sejenis Chordata awal
Sumber : www.acedemia.edu.id

Adapun teori-teori tentang asal usul Chordata disusun berdasarkan


karakteristik invertebrata dan Chordata rendah. Ada 2 teori yang dapat
dikemukakan mengenai asal usul filum Chordata yaitu:
a. Teori Anelid
Baik anelida maupun Chordata bersifat bilateral simetris dan bersegmen.
Organ-organ ekskresi bersegmen, selom tumbuh baik, ada korda saraf di
pembuluh-pembuluh darah longitudinal. Apabila pada anelida kita menempatkan
korda sarafnya di sebelah dorsal saluran pencernaan, maka tipe aliran darahnya
akan sama dengan yang terdapat pada Chordata. Namun, mulut anelida itu lalu
ada di sebelah dorsal, tidak seperti pada Chordata yang mulutnya di sebelah
ventral. Demikian pula berbagai hubungan dorsoventral akan berubah. Lebih-
lebih lagi, annelida itu tidak mempunyai struktur yang serupa dengan notokorda
atau celah-celah insang.
b. Teori Araknid
Persamaanya adalah pada eurypterid (artropoda zaman paleozoik) dan
ostracoderm (chordata pada zaman purba), yaitu adanya eksoskeleton dorsal,
namun demikian, chordata tidak mempunyai apendiks-apendiks seperti pada

9
artopoda, dan korda sarafnya terletak sebelah dorsal. Sedangkan pada artopoda,
korda sarafnya ada di sebelah ventral.

2.2 Klasifikasi Chordata


Chordata diklasifikasikan kedalam 4 subfilum, yaitu :
a) Sub Filum Hemichordata
Kedudukan Hemichordata dalam filum
Chordata sulit untuk dibedakan, karena dalam
sub filum ini terdapat beberapa jenis binatang
yang mempunyai bentuk seperti cacing. Oleh
karena ini dan lain faktor, hemichordates

diperlakuk an sebagai famili dari


Gambar 2.3 : Filum
echinodermata dan chordata (Romimohtarto, Hemichordata
2009 : 25). Sumber : www.acedemia.edu.id

 Anatomi
Anatomi hemichordata ialah lunak dan berbentuk silinder seperti cacing.
Dataran badan dilapisi epidermis yang terdiri atas satu lapis sel yang mempunyai
cilia. Pada badan dapat dibedakan:
 Proboscis, yang berbentuk seperti conus
 Collare, yang berbentuk sebagai leher baju dan menglilingi colum dan
basis proboscis.
 Truncus, yang panjang agak pipih.
Sistem cardiovasculer terdiri atas sinus dorsalis, truncus longitudinalis
dorsalis, truncus longitudinalis ventralis, glomerolus, dan plexus. Tidak
mempunyai alat-alat indera. Tetapi beberapa sel epidermis pada beberapa tempat
pada proboscis dan pada tepi cranial collare rupanya bersifat sel-sel sensoris.
Dinding badan terdiri atas jaringan otot. Di dalam proboscis terdapat satu celom
yang bermuara keluar melalui satu lubang, ialah porus proboseis. Di dalam collare
terdapat dua celom yang dipisah satu dari yang lain oleh suatu sekat median ialah
mesenterium dorsale dan menseterium entrale. Juga celom ini bermuara keluar
masing-masing melalui porus collare. Celom di dalam proboscis dan di dalam

10
collare dilalui oleh fasciculi jaringan pengikat. Cellom itu dapat diisi dengan air
laut melalui pori (Romimohtarto, 2009 : 25).

 Fisiologi
Cellom proboscis dan cellom collare diduga dapat diisi dengan air laut sehingga
mengembang dan mengeras. Oleh karenanya dan dengan bantuan gerakan otot
tuncus, hewan dapat masuk ke dalam lumpur. Mulut tetap terbuka, sehingga air
dan lumpur yang mengandung sisa-sisa organis masuk ke dalam mulut. Air
kemudian keluar melalui lubang-lubang, kandung-kandung, celah-celah insang,
sisa-sisa organis merupakan makanan dan tanah, dikeluarkan melalui anus
(Romimohtarto, 2009 : 25).
Reproduksi
Pada Balanoglossus terdapat amphigoni dan gonochorisme. Ovaria dan
testes berbentuk sebagai kandung-kandung yang tersusun dalam dua baris.
Mereka terdapat di dalam cristae genitales. Mereka bermuara keluar dengan baris
pori yang terdapat pada tepi crista genetalis.
Fertilisasi berlangsung external. Perkembangan dapat langsung atau dengan
metamorphosis. Pada perkembangan langsung seperti halnya pada Saccoglossus,
terjadi pembelahan secara holoblastis dan equal, sehingga terjadi bentuk blastula.
Bentuk blastula berubah menjadi bentuk grastula dengan cara invaginasi.
Gastroporus kemudian menutup dan entoderm memisah dari ectoderm. Embrio
memanjang dan suatu salcus memanjang melingkar terjadi sebagai invaginasi di
dalam sulcus. Anus terjadi pada tempat gastroporus (Romimohtarto, 2009 : 25).
Sub Filum Hemichordata dibagi menjadi dua klas dan dua ordo yaitu:
 Class : Enteropneuta, contoh Balanoglossus sp.
 Class : Peterobranchia
 Ordo : Cephalodiscoides, contoh Cephalodiscus sp.
 Ordo : Rhabdopleuridea, contoh : Rhabdopleura, sp.

11
b) Sub Filum Urochordata
Terdapat di laut dari daerah tropis
sampai kutub pada pantai sampai kedalaman
4.803 m. Beberapa hidup bebas, dan beberapa
melekat atau sesil, setelah masa larva yang
hidup bebas. Nothocord hewan-hewan ini
terdapat pada ekor pada masa larva saja.
Filum Hemichordata Bentuk hewan ini
Gambar 2.4 : Filum
bermacam-macam, ada yang kecil ada yang
Urochordata
besar. Beberapa hidup secara soliter bererapa Sumber : www.acedemia.edu.id
hidup secara koloni.
 Anatomi
Salah satu contoh dari sub filum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai
silinder atau bulat memanjang. Pada satu ujung ia melekat pada sesuatu.
Tubuhnya ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia dibuat
oleh cel-cel mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun
dari ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama berjalan
melingkar (Romimohtarto, 2009 : 27).
Pada ujung yang bebas terdapat satu lubang yng disebut lubang oral. Pada
satu sisi dekat ujung bebas terdapat lubang lain adalah lubang atrul. Pada tepi
lubang tersebut pallium berhubungan dengan tunica. Di keliling lubang-lubang
tersebut di dalam pallium ada otot spinecter yang kuat.
Oral dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran
tenrakel-tentakel kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel indra
yang berfungsi sebagai chemore\eseptor. Esophagus mulai dari dasar saccus
branchialis dan bermuara ke dalam ventriculus yang melebar. Ventriculus
melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum bermuara melalui anus ke dalam
atrium dekat lubang atrist. Pada Ascidia ada hermaproditisme protogyni. Ovarium
dan testis berlekatan, dikelilingi oleh intestinum. Oviduct dan ductus deferens
berjalan mengikuti intestinum dan bermuara ke dalam atrium dekat anus.

12
 Adaptasi terhadap Lingkungan
Memiliki getah pekat yang terdapat di faring. Makanan berupa plankton-
plankton kecil masuk ke dalam faring. Plankton ini terjerat oleh getah yang pekat
yang berasal dari sel-sel kelanjar yang berasal dari endostyle, dan dialirkan oleh
gerakan silia pada endostyle (Faisal, 2010 : 20).
 Fisiologi
Makanan berupa plankton-plankton kecil masuk ke dalam faring. Plankton
ini terjerat oleh getah yang pekat yang berasal dari sel-sel kelanjar yang berasal
dari endostyle, dan dialirkan oleh gerakan silia pada endostyle, cristae
epicaryngeales dan lamina dorsalis ke lubang esophagus, lalu mengalir melalui
stigmata di mana terjadi pertukaran gas antara darah dan air. Kontraksi cor ialah
secara peristaltik dengan arah yang berganti-ganti, sehingga aliran darah juga
berganti-ganti.
Kelompok sel-sel besar dengan gelembung-gelembung besar yang
mengandung asam urat diduga berfungsi sebagai alat exskresi. Juga diduga bahwa
grandula neurelaris berhubungan dengan exkresi. Pada tentakel di dalam lubang
mulut diduga ada sel-sel yang berfungsi sebagai chemoreceptor. Juga diduga
bahwa tuberculum dorsale merupakan suatu alat indera. Pada keadaan protogyni,
ovarium berfungsi dulu, kemudian testis. Oleh karenanya dapat terjadi
autofertilisasi (Faisal, 2010 : 20).
 Reproduksi
Fertilisasi berlangsung external. Pembelahan terjadi sampai terjadi bentuk
blastula. Bentuk blastula ialah pipih dengan sel-sel, yang membentuk ectoderm
yang agak cembung di atas dan sel-sel yang embentuk entoderm yang agak
cekung di bawah. Sel-sel ectoderm memperbanyak diri lebih cepat, sehingga
mereka lebih kecil.
Bentuk gastrula terjadi kebanyakan dengan cara invanigasi epibolis. Pada
cara ini sel-sel ectoderm terus memperbanyak diri lebih cepat, sehingga entoderm
makin lama makin cekung dan ectoderm meluas menutupi entoderm. Blastocela
menghilang dengan mendalamnya cekung terjadilah bentuk gastrula dengan
archenteron dan gastoporus. Gastoporus kemudian mengecil dan terletak pada
ujung caudal sebelah dorsal atau atas. Embryo kemudian memanjang, sebelah atau
13
lebih mendata, padahal sebelah bawah atau ventral tetap cembung (Faisal, 2010 :
22).
Pada tahap metamorphosis, jumlah stigmata (lubang insang) bertambah,
ekor serta chordata dorsalis dan bagian caudal medulla spinalis menghilang.
Bangunan-bangunan yang dipandang mata dan otocyt serta kandungan alat indera
menghilang, bagian cranial medulla spinalis menjadi suatu ganglion dan dan
gonades serta saluran mereka terjadi antara ventriculus dan intestenum dari
mesoderm (Faisal, 2010 : 22).

c) Subfilum Chepalochordata
Ciri Chordata pada chepalochordata jelas sekali bila dibandingkan dengan Sub
Filum Hemichordata dan Tunicata.
 Anatomi
Badan panjangnya tidak melebihi 5,8 cm. Ia adalah runcing pada kedua
ujung. Ujung cranial disebut rostum. Pada tepi dorsal terdapat suatu lipatan
median longitudinal, ialah sirip dorsal yang melanjutkan diri ke caudal sebagai
sirip caudal yang kemudian melanjtkan diri ke venral cranial sampai dimana
penampang melintang badan menjadi segitiga, sebagai sirip ventral. Ada 2/3
bagian cranial badan tidak ada sirip ventral tetapi pada batas antara dataran lateral
dan dataran ventral terdapat suatu lipatan yang disebut metapleura (Yuwana, 2009
: 5).
Ada 100 celah-celah insang atau lebih. Mereka ialah memanjang ke arah
entrodorsal atau agak miring. Septa interbranchiala yang memisahkan celah-celah
insang satu dari yang lain, disebelah dalam dilapisi oleh sel-sel ephitelium pendek
dan tidak bercilia yang berasal dari ectodermal.Pembuluh-pembuluh darah
Amphioxus ialah semua dari satu macam, tetapi oleh kaena ada homologinya pada
pembuluh-pembuluh darah craniata, beberapa dari mereka disebut arteriae dan
beberapa venae.
Pada Amphioxus terdapat gonochorisme, tetap bentuk hewan jantan dan
hewan betina ialah sama, sehingga tidak ada dimorphisme. Gonades berbentuk
sebagai kandung-kandung sejumlah 26 pasang yang tersusun antara dinding badan
dan dinding lateral atrium, di daerah pharyngeal dan post-pharyngeal. Gonades

14
tidak mempunyai saluran keluar. Bila sel-sel kelamin masak, sel-sel tersebut
menembus dinding lateral aerom dan datang di dalam atrium untuk kemudian
keluar melalui actoporus.
 Fisiologi
Interaksi satu myomer, menyebabkan badan membengkok pada tempat
myomer itu. Bila kontraksi myomer-myomer itu terjadi berturut-turut dari canial
ke caudal dan berganti-ganti kanan dan kiri, terjadi gerakan mengelombang dari
tubuh cranial ke caudal (Yuwana, 2009 : 5).
 Reproduksi
Fertilisasi berlangsung external. Pembelahan melalui meridional,
kemudian sampir equatorial, sehingga terjadi micromer dan macromer dan terjadi
bentuk morula. Kemudian terjadi bentuk blastula disusul oleh bentuk glastula.
Bentuk glastrula terjadi oleh karena adanya invaginasi secara epiboli. Bentuk
gastrula semula berbentuk seperti piring, tetapi kemudian archenteron mendalam
dan gastoporus mengecil dan terdapat pada ujung yang akan menjadi ujung
caudal, di datran yang akan menjdi dataran dorsal. Dataran ini mendatar padahal
dataran yang akan menjadi dataran ventral tetap melengkung. Pada sel-sel
ectoderm terdapat cilia (Yuwana, 2009 : 5).

d) Subfilum Vertebrata
Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang
belakang berasal dari perkembangan sumbu penyokong tubuh primer atau
notokorda (korda dorsalis). Notokorda vertebrata hanya ada pada masa
embrionik, setelah dewasa akan mengalami penulangan menjadi sistem
penyokong tubuh sekunder, yaitu tulang belakang (vertebrae). Dalam sistem
klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata. Chordata
meliputi hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Memiliki Tulang Sejati dan Sempurna


Vertebrata memiliki tulang belakang sejati. Kepala dan tubuhnya pun telah
terpisah. Otak pada hewan vertebrata dilindungi oleh cranium atau tulang
tengkorak sejati.
Tulang kerangka di dalam tubuh hewan vertebrata sudah sempurna.
Kerangka ini disebut dengan endoskeleton. Ukuran tubuhnya bermacam-
macam, ada yang kecil hingga besar, seperti gajah, kerbau, sapi dan juga
yang lainnya.

b. Memiliki Alat Gerak Aktif yang Lengkap


15
Alat gerak aktif lengkap yang dimiliki hewan vertebrata, seperti
sirip, ekor, kaki, dan tangan, tersusun oleh otot dan tulang
sehingga memudahkan mereka untuk bergerak.
c. Sistem Peredaran Darah Tertutup dan Organ Lain
Vertebrata memiliki sistem peredaran darah tertutup dan
bernapas menggunakan insang, paru-paru, atau kulit. Alat indra
yang dimiliki adalah sepasang mata dan juga sepasang telinga.
Selain itu, ada juga sepasang ginjal yang digunakan sebagai alat
ekskresi.
d. Dua Lapisan Kulit
Kulit pada hewan vertebrata terdiri atas dua lapisan, yakni
epidermis dan dermis.

Ciri Lainnya
 Jantung berfungsi sebagai pusat peredaran darah
 Memiliki rangka dalam tubuh
 Memiliki ruas-ruas tulang belakang
 Memiliki saraf pusat

16
Adapun sub filum vertebrata terdiri dari beberapa kelas yaitu :
1. Pisces
Pengertian Pisces
Pisces atau Ikan adalah salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat
poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang
(operculum) dan siripnya serta bergantunga pada air tempatnya tinggal sebagai
medium kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak
dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak
bergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.

Dari keseluruhan vertebrata sekitar 50.000 jenis hewan, ikan merupakan


kelompok dengan jenis atau spesies terbanyak berkisar 25.988 jenis. Jenis ikan
yang ada di bumi sebagian besarnya ada dilaut karena perairan laut (air asin) lebih
besar daripada air tawar. Cabang ilmu biologi yang mempelajari ikan secara
ilmiah dengan penekanan pada taksonomi dan aspek lainnya disebut Ikhtologi
atau Ichthyology.

Selain dari itu juga terdapat sirip anal serta sirip punggung dimana bagian
depannya dan belakang tidak berpasangan. Pada tubuh ikan ditutupi dari sisik-
sisik yang tersusun dari zat kapur. Yang pada permukaan sisik berlendir untuk
memudahkan gerakan ikan yang ada dalam air. Di sisi kiri kanan tubuhnya
terdapat gurat dengan sisi yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Gurat isi
tersebut berfungsi dalam menentukan arah arus air dan kedalaman ikan sewaktu
berenang.

a. Sistem Pernapasan
Ikan bernapas dengan insang, insang tersebut mengandung pembuluh darah
sehingga memiliki warna merah. Air masuk melalui mulut yang melewati
insang dan setelah terjadi pertukaran gas, air keluar melalui tutup insang
( operkulum ). Tutup insang yang senantiasa membuka dan menutup untuk
mengatur keluar masuknya air. ada juga ikan yang bernapas dengan
menggunakan paru-paru yakni ikan Dipnoi.

b. Sistem Transportasi
Pada jantung ikan terdiri dari dua ruang yaitu serambi ( atrium ) dan biliki
( ventrikel ). Darah yang memiliki oksigen yang kurang yang ada pada bagian
belakang mengalir ke depan menuju ke serambi kemudian ke biliki. Bilik
yang berotot tebal memompa darah menuju ke insang. Di insang terjadi
pertukaran gas, darah yang kaya oksigen mengalir ke seluruh tubuh.

Ciri-Ciri Pisces ( Ikan )


Pisces ( Ikan ) merupakan Vertebrata akuatik ( hidup di air ) yang memiliki ciri-ciri
umum, nah berikut:

17
 Pada tubuh terdiri dari kepala, badan dan ekor. Tubuh ditutupi oleh kulit yang
umumnya bersisik dan berlendir. Terdapat empat tipe sisik yaitu ganoid,
plakoid, stenoid dan sikloid. Pisces memiliki sirip untuk berenang.
Endoskeleton tersusun tulang rawan atau tulang keras.
 Pisces bernapas dengan insang, insang ditutupi oleh operkulum ( tutup
insang ). Insang ada yang mengalami perluasan yang disebut dengan labirin,
contohnya pada ikan Trichogaster sp, Helostoma sp, Anabas sp, dan
Osphronemus goramy ( gurami ). Pisces memiliki organ tambahan yang
berupa gelembung renag yang berfungsi sebagai pembantu pernapasan dan
juga alat hidrostatis.
 Pisces bersifat Poikilotern ( berdarah dingin/suhu tubuh yang dipengaruhi oleh
suhu lingkungan ).
 Sistem peredaran darah tertutup tunggal, artinya satu kali peredaran darah
hanya satu kali melalui jantung. Jantung terdiri atas dua ruang yaitu satu
ventrikel dan satu atrium.
 Sistem pencenaan yang lengkap denga dimulai dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus dan anus.
 Alat eksresi yang berupa ginjal dengan tipe pronefron dari mesonefron.
 Sistem koordinasi yang terdiri atas sistem saraf pusat ( otak dan sumsum
tulang belakang ) dan sistem hormone. Pisces juga memiliki alat indra dengan
berupa sepasang mata, sepasang telinga dalam, indra pembau dan juga gurat
sisi. Gurat sisi yang terdapat di sepanjang sisi tubuhnya yang berfungsi untuk
mengetahui perubahan tekanan air.
 Alat kelamin yang terpisah atau hermafrodit, Fertilisasi terjadi secara
eksternal ( diluar tubuh ) atau internal ( di dalam tubuh ). Pisces yang bersifat
ovipar, ovovivipar dan vivipar.

Struktur Tubuh Pisces


Struktur tubuh ikan umumnya adalah bagian kepala yang mengandung otak dan
organ-organ sensorik dengan 10 saraf cranial yang memiliki gurat sisi untuk
merasakan tekanan air, batang dengan dinding otot yang mengelilingi sebuah
rongga yang berisi organ internal dan otot ekor post-anal. Ikan merupakan hewan
yang memerlukan reflek bergerak yang memadai untuk menghindari musuh dan
menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut untuk memiliki keseimbangan yang
baik. Maka dari itu, otak kecil pada ikan berkembang lebih pesat karena otak kecil
merupakan pusat keseimbangan dan pergerakannya.

Ikan juga umumnya memiliki kulit yang berguna untuk menutupi tubuh beserta
dengan sekresi kelenjar berlendir yang mengurangi gesekan tubuh ikan dengan
air, juga hampir seluruh jenis ikan memiliki sisik yang berhubungan dengan
sekresi kelenjar lender membentuk lapisan yang nyaris tahan air. Ikan juga
memiliki sirip yang berguna untuk menentukan arah dan posisi berenang.

Tidak lepas dari sistem pernafasannya, ikan menggunakan insang yang berbentuk
lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Setiap insang
terdiri dari satu lengkung insang yang bertulang, sebaris sisir insang dan dua baris

18
filament insang lembut. Setiap filament insang memiliki banyak sekali pembuluh
darah dan filamen insang ini memiliki ruang permukaan yang besar untuk
pertukanran gas. Bagian terluar insang berhubungan dengan air sedangkan bagian
dalamnya berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah.

Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung ikan
terdiri atas dua ruangan, atrium dan ventrikel terletak di belakang insang. Sinus
venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari
vena dan terbuka di ruang depan jantung. Diantara atrium dan ventrikel jantung,
terdapat klep yang menjaga aliran darah ikan tetap searah. Peredaran darah ikan
disebut peredaran darah tunggal karena darah dari insang langsung beredar ke
seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar melalui
jantung dengan rute jantung, insang menuju seluruh tubuh kemudian kembali ke
jantung.

Berikut struktur ikan pada umumnya:

Secara jelas, struktur tubuh ikan yaitu:

 Integumen (kulit)
 Mulut
 Terdapat cekung hidung (fovea nasalis)
 Terdapat rongga mulut (cavum oris)
 Mata tidak memiliki kelopak
 Insang
 Memiliki jantung terdiri dari 2 ruang (atrium dan ventrikel)
 Memiliki ekor

19
Peranan Pisces ( Ikan )
Pada pisces memiliki manfaat yang sangat menguntungkan bagi kehidupan
manusia. Peranan pisces ( ikan ) yaitu:

 Yang pada daging ikan merupakan sumber protein tinggi dan mengandung
asam lemak yang tak jenuh.
 Kulit ikan tertentu dapat disamak untuk dibuat tas, dompet, sepatu dan juga
jaket.
 Dapat dipelihara sebagai ikan hias di aquarium.
 Pemberantasan nyamuk yang secara biologi, sehingga dapat mencegah
muncul dan terjadinya wabah penyakit demam berdarah dan juga penyakit
malaria.
 Pada tualng ikan bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan lem.
 Sisa-sisa ikan bisa dimanfaatkan dengan dibuat tepung untuk campuran
makanan ternak atau dibuat pupuk tanaman.
 Jenis ikan yang ganas dapat menyerang dan juga membahayakan manusia
terutama bagi perenang, misalnya hiu, piranha, ikan macan di afrika, salem-
karper dan juga ikan kumis dari Amerika Selatan.

Reproduksi Pisces
Reproduksi pisces terjadi secara seksual, memiliki organ kelamin jantan dan
betina. Fertilisasinya bisa terjadi secara eksternal maupun internal. Fertilisasi
eksternal yaitu dilakukan dengan cara gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam
tubuhnya sebelum fertilisasi. Fertilisasi ini dilakukan oleh hewan-hewan akuatik.
Fertilisasi internal yaitu dilakukan dengan cara sperma dimasukkan ke dalam alat
reproduksi betina, selanjutnya terjadi fertilisasi, setelah pembuahan telur
membentuk membrane fertilisasi yang menghalangi pemasukan sperma lainnya.

Kadanng sperma itu hanya untuk mengaktivasi telur. Fertilisasi ini dilakukan
untuk adaptasi dengan kehidupan darat. Sebagian besar betina dan jantan
merupakan individu terpisah. Akan tetapi, pada beberapa family jantan dan
betinanya bisa terdapat pada satu individu sehingga mereka dapat melakukan
pembuahan sendiri (hemafrodit).

Alat Reproduksi Jantan dan Betina

20
Terdapat 3 (tiga) macam proses reproduksi pada kelas pisces yaitu ovipar, vivipar
dan ovovivipar. Sebagian besar ikan melakukan reproduksi ovipar yaitu
pembuahan di luar tubuh ikan betina dengan cara mengeluarkan telur dari dalam
tubuh ikan betina dan akan dibuahi oleh ikan jantan. Saat dibuahi, sel sperma
akan masuk ke sel telur (oosit) melalui lubang yang disebut mikrofil. Biasanya
satu sel telur hanya dapat dimasuki oleh satu selsperma. Oosit yang telah dibuahi
disebut zigot. Contoh ikan yang bereproduksi dengan cara ovipar adalah salmon,
belut, ikan tuna, ikan mas.

Pada reproduksi secara vivipar, pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina.
Perkembangan embroil di dalam tubuh betina dibantu oleh plasenta yang
memberikan nutrisi pada embrio. Pada reproduksi ovovivipar, perbedaanya
adalah, embrio tidak memperoleh nutrisi secara langsung dari induknya
melainkan dari kuning telurnya dan tubuh induknya berfungsi sebagai tempat
perlindungan. Setiap embrio berkembang di dalam telurnya masing-masing.
Setelah cukup umur, telur akan pecaj di dalam tubuh induknya dan anak akan
keluar dari vagina indukbetinanya. Contoh ikan yang mengalami reproduksi
vivipar dan ovovivipar adalah ordo Lamniformes (ikan hiu). Anak yang
dihasilkan lebih sedikit dari yang bereproduksi secara ovipar.

Organ reproduksi ikan ada dua yaitu alat kelamin luar (lubang pengeluaran sel
telur) dan alat kelamin dalam (oviduk, ovarium). Pada ikan pembuahan secara
eksternal, betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun ovum yang
tidak akan berkembang jika tidak dibuahi lebih lanjut. Ovum tersebut dikeluarkan
melalui kloka, sehingga terjadi fertilisasi di dalam air. Telur yang telah dibuahi
tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih yang akan menetas dalam
kurun waktu 24-40 jam. Sedangkan pada ikan yang pembuahannya secara
internal, seperti hiu dan pari, sel telur tetap dihasilkan oleh ovarium kemudian
menuju oviduk untuk dibuahi dan selanjutnya akan melekat pada uterus hewan
betina.

Klasifikasi Pisces
 Ikan memiliki banyak jenis yang diperkirakan mencapai 40.000 spesies. Untuk
memudahkan dalam pengenalannya maka spesies tersebut dikelompokkan
berdasarkan kesamaan cirri yang dimiliki. Dalam hal pengelompokan ikan
terdapat perbedaan antar para ahli taksonomi ikan. Sebagian ahli seperti Weber
memasukkan ikan ke dalam satu kelas Pisces, sementara yang lain memasukkan
kedalam superkelas. Ikan dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelas yaitu agnatha,
chondrichthyes, dan osteichthyes (bony fish). Dari ketiga klasifikasi tersebut,
terbagi lagi kedalam beberapa macam, dapat dilihat pada penjelasan berikut:

e. Klsifikasi Agnatha / Cyclostomata (Ikan tak berahang)


Hewan yang termasuk Agnatha merupakan ikan primitif belum punya rahang.
Hidup secara parasit ataupun pemakan bangkai (Scavanger) .Bentuknya mirip
seperti belut yang memiliki mulut pengisap bundar.

21
 Ciri-ciri ikan yang termasuk Agnatha.

1. Badannya memanjang berbentuk silinder sedangkan ekornya pipih.


Kulitnya licin tanpa sisik, dilengkapi kelenjar lendir (mucus). Siri tengah
dorsal disokong oleh tulang-tulang sirip (tulang rawan). Matanya ada
sepasang.
2. Mulutnya ventro anterior dan merupakan mulut pengisap, dipingiran
terdapat tentakel.
3. Kanong hidung terdapat disebelah tengah atas dan jumlahnya hanya satu
4. Tengkorak kepala dan lengkung insang (viceral ) terdiri dari tulang rawan
dan notochord masih didapati dilengkapi archus neuralis yang tidak
sempurna
5. Jantung terdiri dari dua ruang (seranbi dan bilik) . Darah merah berbentuk
bulat-bulat dan berinti juga memiliki butir-butir darah putih.
6. Insang terdiri dari 6 sampai 14 pasang terdapat di sisi pharynx berbentuk
kantong
7. Ginjalnya sepasang bermuara di papil urogenitalis.
8. Temperatur tubuhnya tridak tetap (poikilothermus).
9. Alat kelamin atau (gonad) sebuah tidak memiliki saluran kepapilla
urogenitalis . Pembuahan terjadi di luar tubuh. Telur yang sudah dibuahi
menetas menjadi larva (= ammocoete = pride) dan ada yang langsung
menjadi hewan (anak) – dewasa.
10. Otaknya berkembang naik, dengan 8 atau 10 pasang saraf cranial.
Mempunyai alat pendengar dengan 1 atau 2 bentuk saluran setengah
lingkaran.
11. Mempunyai indra pembau.

 Struktur/Fungsi tubuh bagian luar

Pada ikan lamprey tubuh dapat dibedakan atas caput (kepala), truncus (batang
tubuh) dan cauda (ekor). Bentuk silinder dengan bagian ekor yang pipih.
Tubuhnya tidak ditutupi oleh sisik. Sirip terdapat di dorsal tengah tubuh ada
dua bagian dan sirip ekor adalah asimetris. Diujung kepala arah ventral

22
terdapat bentuk mangkok yang disebut buccal funnel yang tepinya dilengkapi
dengan papil-papil lunak dan didalamnya terdapat gigi-gigi zat tanduk. Papil –
Papil lunak tadi sebagai alat perasa.

Dengan adanya gigi memungkinkan Lamprey melekat dan memarut badan


ikan lain. Air ludahnya mengandung bahan kimia yang mampu mencegah
pembekuan darah. Insang terdapat di dalam kantong-kantong otot, yang
terbuka keluar melalui serangkaian celah yang terdiri dari 7 buah celah kecil
di dalam berhubungan dengan sebuah saluran yang bermuara di dalam
mulut.Sepasang mata besar terdapat sebelah lateral. Sepanjang latero-median
terdapat saluran yang berisi indra peraba, dimana saluran ini memanjang
sampai ekor. Tubuh seluruhnya ditutupi (dibungkus) ephitel dengan kelenjar
lend.

 Struktur / Fungsi tubuh bagian dalam.


 Sistem otot
Batang tubuh dan ekor tersusun oleh segment-segment otot pendek
(bentuk) seperti pada jenis ikan-ikan lain. Otot radial terdapat pada
bagian buccalis dan pada lidah sebagai otot daging protractor dan
retractor.

 Sistem rangka

1. Tulang tempurung kepala.


2. Tulang rawan lingulis dan tulang cincin sekitar buccalis.
3. Tulang-tulang archus yang terdapat diatas notochord seolah-olah
seperti archus neuralis pada vertebra.
4. Notochord sebagai sumbu tubuh yang dibungkus oleh jaringan
ikat.

 Sistem pencernaan makanan

1. Saluran pencernaan makanan dimulai dari mulut (terdapat di


lidah)àpharynx yang pendek – Oesophagus – intestinum (tidak ada
lambung) yang mempunyai klep disebelah anterior, didalam
intestinum terdapat lekukan spiral (typhosole) = klep spiral à anus.
2. Kelenjar pencernaan adanya hati pada umumnya tanpa saluran dan
tidak punya pancreas.

 Sistem Peredaran Darah.

Jantung terdiri dari 2 bagian yaitu serambi dan bilik. Ventrikel


memompakan darah ke arteri dan atrium menerima darah dan
pembuluh-pembuluh vena.Tidak mempunyai sistem porta nasalis

 Sistem Pernafasan

23
Terdapat tujuh pasang insang berisi lembaran-lembaran insang yang
mengandung banyak kapiler-kapiler darah.Air tidak masuk melalui
mulut seperti ikan biasa.

 Sistem ekskresi

Terdapat dua buah ginjal (tingkat mesonephros) dilengkapi saluran


sampai ke sinus urogenitalis selanjutnya ke papila urogenitalis.

 Sistem Reproduksi

Telur yang dibuahi berkembang menjadi larva ammocoete (pride)


yang sangat berbeda dengan hewan dewasa.Pada fase belum dewasa
tidak dapat dibedakan jantan dan betina (hermafrodit). Hewan betina
mempunyai ovariy menghasilkan beribu-ribu telor dan hewan jantan
mempunyai testis menghasilkan sperma. Saluran kelamin tidak ada
pada kedua jenis kelamin tersebut. Gamet tumpah ke dalam coelom
melalui sepasang lubang (porus genitalis) masuk kedalam sinus
urogenitalis kemudian keluar (tumpah) kedalam air dan disana terjadi
pembuahan.

 Sysem Saraf

Otak pada Lamprey masih sangat primitif.Otak depan berisi sepasang


lobun olfaktorius. Arah belakang ada cerebral hemisperes kecil,
melekat ke dienophalon. Dibawah dienophalon terdapat infindibulum
dan pada bagian dorsal terdapat struktur pineal. Pada otak tengah
terdapat sepasang lobus optious (yang lebar). Pada otak belakang
terdapat cerebellum (rudimentair) kecil, arah ventral terdapat modulls
oblongata yang lebih besar. Dari otak keluar sepuluh pasang saraf
cranialis. Nervercord berbentuk sabuk dan terdapat akar belakang
(dorsal) dan ventral sebagai saraf Spinalis. Sistem saraf simpatis belum
berkembang.

Klasifikasi Agnatha Dibedakan atas 2 ordo yaitu:

 Myxiniformes

Tidak mempunyai sirip punggung, sirip daging kecil disekitar ekor. Mulut
diujung moncong dilengkapi dengan 4 pasang tentakel, tidak mempunyai
buocal funnel, ada beberapa gizi, kantong hidung dekat ujung kepala. Punya
saluran ke pharynx, kantong insang ada 10 sampai 14 pasang. Tidak
mempunyai larva. Telur menetas langsung menyerupai binatang dewasa (anak).
Dapay menghasilkan banyak lendir dalam waktu yang relatif singkat. Ada 1
famili, 3 genus dan 25 species terdapat di laut beriklim dingin pada kedalaman
20-650 meter.

24
Contoh: Myxin glutinosa.

 Cephalaspidomorphi

Salah satu spesies ikan anggota kelas ini adalah ikan lamprey (Lampreta
planeri, Petromyzon marinus). Ditemukan pada lingkungan laut dan perairan
tawar. Mempunyai siklus hidup sebagai larva yang disebut dengan ammocoete
yang hidup di perairan tawar. Biasanya larva mengubur dirinya di dalam
substrat lumpur. Ikan ini termasuk parasit atau predator. Ia mengisap darah
dan cairan tubuh ikan lain, seperti vampir. Kontradiksi dengan ikan dewasa,
larva (ammocoete) hidup membenamkan diri di lumpur sungai. Di sini ia akan
menyaring alga dan detritus. Dua pola hidup yang berbeda ini merupakan
aspek yang sangat menarik. Jumlah anggota kelas ini tercatat mendekati 40
spesies.

f. Klsifikasi Chondrichthyes ( Ikan bertulang rawan)

Vertebrata kelas Chondrichthyes, hiu dan kerabatnya, disebutikan bertulang rawan


karena mereka memiliki endoskeleton yang relatif lentur yang terbuat dari tulang
rawan dan bukan dari tulang keras. Namun demikian, pada sebagian besarspesies,
beberapa bagian kerangka diperkuat oleh butiranberkalsium. Terdapat sekitar 750
spesies yang masih hidupdalam kelas ini. Rahang dan sirip-berpasangan
berkembangdengan baik pada ikan bertulang rawan. Subkelas yang palingbesar dan
paling beranekaragam terdiri dari hiu dan ikan pari.

 Ciri-ciriChondrichthyes

1. Rangka tulang rawan; Kerangka bertulang rawan pada ikan-ikan kelas ini
adalah karakteristik yang diperoleh, bukan karakteristik primitif. Hal itu
disebabkan leluhur Chondrichthyes ternyata memiliki kerangka bertulang
keras dan kerangka bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas itu
berkembang setelahnya. Selama perkembangan sebagian besar vertebrata,
mula-mula kerangka tersusun atas tulang rawan, kemudian menjadi tulang
keras (mengeras) seiring dengan mulai digantinya matrik tulang rawan yag
lunak dengan matrik kalsium fosfat yang keras (Neil A. Campbell, 2003)
2. Ada yang bersisik dan ada pula yang tidak;

25
3. Letak celah insang lateral dan ventral;
4. Mulut terletak pada sisi ventral;
5. Ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak;
6. Sirip berpasangan;
7. Lubang hidung sepasang; Lubang hidung pada kelas Chondrichtyes hanya
berfungsi untuk penciuman.
8. Jantung beruang dua.

 Morfologi

Morfologi pada kelas Chondichtyes dideskripsikan berdasarkan perwakilan


kelas yaitu ikan hiu. Hiu memiliki sirip ekor heterocercal yang di gunakan
untuk berenang, celah insang lateral, terdapat spirakel di belakang mata, sirip
terdiri atas sepasang sirip dada (pectoral) dan sirip perut (pelvic), satu atau
dua sirip punggung (dorsal), satu sirip ekor, kadang-kadang terdapat sepasang
sirip dubur (anal).

 Antatomi eksternal

1. Gigi ikan hiu berkembang baik yang membuatnya ditakuti organisme lain.
Gigi pada hiu yang berada di gusi tidak menempel di rahang secara langsung
dan gigi tersebut bisa diganti setiap waktu.
2. Kerangka Hiu dan pari memiliki kerangka yang berbeda dengan ikan dan
vertebrata daratan. Hiu dan pari memiliki kerangka yg terbuat dari tulang
rawan dan jaringan konektif, karena itu keduanya memang tergolong pada
kelas Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan.
3. Rahang hiu tidak melekat pada kranium. Permukaan rahang hiu dan
lengkungan tulang insangnya membutuhkan penopangan ekstra karena
paparan yang berat untuk fisik hiu serta butuh kekuatan yang besar.
4. Bentuk ekor hiu dipengaruhi lingkungan sehingga bentuknya bervariasi dari
satu jenis dengan jenis lainnya. Ekor berguna dalam memberi dorongan,
memberi kecepatan dan percepatan tergantung bentuk ekornya
5. Sistem Muskular Otot tubuh dan ekor merupakan karakter segmental dan
berfungsi untuk menghasilkan undulasi lateral batang tubuh dan ekor yang
dibutuhkan untuk berenang. Otot yang lebih terspesialisasi melayani sirip
yang berpasangan, daerah insang, dan struktur kepala.

 Anatomi Internal

Anatomi internal tubuh hiu berbeda dengan ikan yang memiliki tulang sejati
(tulang keras). Salah satu perbedaan utama adalah bahwa semua hiu memiliki
kerangka kartilago. Penyayatan perut dari panggul sirip ke sirip dada organ
pertama ditemui adalah hati. Hati menempati sebagian besar rongga tubuh hiu.
Hati hiu berukuran besar, lembut dan berminyak. Organ ini terdiri dari hingga
25% dari total berat badan

26
Hati hiu memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah sebagai penyimpan energi
karena semua cadangan lemak disimpan di sini. Fungsi kedua hati adalah
untuk organ hidrostatik. Pelumas yang lebih ringan dari air disimpan dalam
hati. Hal ini mengurangi kepadatan sehingga memberikan daya apung tubuh
untuk mencegah tenggelamnya hiu. Selain hati, lambung dapat dilihat di
dalam rongga tubuh. Di dalam perut hiu sering ditemukan isi makanan
terakhir.

Perut hiu sendiri berakhir pada penyempitan yang disebut pilorus, yang
mengarah pada duodenum dan kemudian ke katup spiral usus. Katup spiral
usus adalah organ yang digulung secara internal berfungsi meningkatkan luas
bidang permukaan untuk membantu penyerapan nutrisi. Katup spiral usus
bermuara di rektum dan anus yang pada gilirannya akan bermuara di kloaka.
Kloaka adalah ruang tempat saluran pencernaan, saluran kemih dan saluran
kelamin yang terbuka ke luar. Lambung, usus, dan organ dalam yang lain
terdapat pada rongga tubuh yang besar (selom). Selom dilapisi oleh membrane
halus yang mengkilat yang disebut peritoneum, yang juga melapisi organ-
organ.organ0organ yang ditopang dari dinding middorsal selom oleh
mesenterium tipis, juga salah satui bentuk peritoneum. Septum transversal
memisahkan selom dari rongga yang mengandung jantung.

Di dalam rongga tubuh juga terdapat pankreas yang merupakan kelenjar


pencernaan dengan dua lobus merah muda. Selan itu terdapat dua organ lain
yang tidak termasuk dalam sistem pencernaan. Yang pertama adalah limpa,
yang merupakan organ gelap di dekat perut yang dimiliki oleh sistem limfatik.
Yang kedua adalah kelenjar dubur, organ kecil yang terbuka oleh saluran ke
dalam anus. Karena berfungsi sebagai kelenjar garam, membuang kelebihan
natrium klorida (garam) dari darah.

 Sistem pencernaan

Sistem pencernaan pada Chondrichthyes terdiri dari mulut, faring, oesofagus


yang pendek, lambung, usus dan bermuara ke anus. Mulut yang lebar dibatasi
oleh barisan transversal gigi yang meruncing tajam; gigi ini tertanam di dalam
daging pada rahang dan secara berkala digantikan oleh barisan gigi baru dari
belakang. Lidah yang rata menempel ke lantai mulut. Di sisi faring yang lebar
terdapat lubang yang mengarah ke celah insang dan spirakel yang terpisah.

Esofagus yang pendek mengarah ke lambung yang berbentuk J, yang berujung


di otot sfringter sirkular, katuk polarik. Usus mengikuti dan berhubungan
langsung dengan kloaka serta anus. Di usus terdapat sekat yang tersusun
spiral, dilapisi dengan membrane mukosa, yang menunda masuknya makanan
dan menyediakan daerah absorbsi yang besar.  Hati yang besar terdiri atas dua
lobus panjang, melekat di ujung anterior rongga tubuh. Empedu dari hati
mengumpul di kandung empedu yang kehijau-hijauan dan kemudian melintas
melalui saluran empedu ke bagian anterior usus. Pankreas terdapat di antara
27
lambung dan usus, salurannya bergabung dengan usus tepat di bawah saluran
empedu. Kelenjar rektal yang ramping, fungsinya tidak diketahui, melekat di
dorsal penghubung antara usus dan kloaka.

 Sistem sirkulasi

Jantung terdapat di bawah daerah insang, dalam sebuah kantung perikardium;


kantung tersebut terdiri atas:Sinus venosus, berdinding tipis yang menerima
darah dari berbagai vena, diikuti olehAtrium;Ventrikel, berdinding tebal;
danKonus arteriorus, dari sini darah melintas secara anterior ke aorta ventral ,
dari aorta ini lima pasang arteri brankial aferen terdistribusi ke kapiler insang
untuk aerasi, empat pasang arteri brankial aferen kemudian mengumpulkan
darah ke aorta dorsal, yang memanjang di sepanjang dinding middorsal selom.

Arteri utama terdiri atas:

 Sepasang karotis eksternal dan internal di kepala;


 Sepasang subklavia ke sirip pektoral;
 Seliaka ke lambung, hati, dan usus;
 Mesenterika anterior ke limpa besar yang meruncing dan bagian belakang
usus;
 Mesenterika posterior ke kelenjar rektal;
 Beberapa renalis dan gonadika (ovarika atau spermatika) ke ginjal dan
organ reproduksi; serta
 Sepasang iliaka ke sirip pelvik. Di luar sirip pelvik terdapat aorta kaudal
yang menyambung ke ekor.

Pada sistem vena, darah di vena kaudal pada ekor diteruskan ke:

 Sepasang vena porta renalis ke ginjal. Darah yang lain dari daerah
posterior melintas ke depan dalam
 Sepasang vena postkardinal yang parallel dengan jantung dan pada
 Pasangan vena abdominal lateral di setiap sisi rongga tubuh
 Pasangan vena jugularis dan vena cardinal anterior mengembalikan darah
dari daerah kepala semua vena ini masuk ke dalam sinus besar yang
terhubung ke sinuis venosus. Darah dari saluran pencernaan mengalir
dalam
 Vena porta hepatika untuk disaring melalui sinosuid seperti kapiler di hati
kemudian di kumpulkan di
 Vena hepatika yang bergabung dengan sinus venosus. Darah melinta
melalui jantung, tetapi hanya sekali setiap lintasan tubuh, seperti pada
cylostomata serta sebagian besar ikan, dan darah jantung semua tidak
mengandung oksigen.

 Sistem respirasi

28
Sistem respirasiDengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air
ke dalam mulut dan menekan keluar dengan kekuatan (mulut menutup)
melalui celah insang dan spiracle. Insang tersusun atas filamen (lembaran-
lembaran) yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Darah dari
ventral aorta akan melalui kapiler tersebut melepaskan CO2 dan mengikat
oksigen yang larut dalam air(Jasin, 1984).

 Sistem reproduksi

Fertilisasi internal. Ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut
klasper (penjepit). Yang betina mempunyai 2 ovarium di dekat ujung anterior
kavum abdominal. Telur yang masak melepaskan diri, menembus selaput
ovarium, dan masuk kedalam selom. Telur itu lalu ditarik masuk ke dalam
ostium yang membentuk corong, terus masuk oviduk. Ujung posterior oviduk
itu masing-masing membesar menjadi uterus. Dalam uterus embrio
berkembang sampai menjadi ikan hiu yang dapat berenang.

 Sistem saraf

Otak ikan hiu sudah lebih maju di banding lamprey.dari 2 sakus olfaktori di
bagian moncong, saluran olfaktori memanjang ke lobus olfaktori besar yang
melekat pada pasangan selebral hemisfer diencephalon.

Klsifikasi Chondrichthyes. Kelompok satu ini juga terbagi ke dalam 2 sub kelas


yaitu Elasmobranchii dan Holocephali.

 Elasmobranchii

Vertebra terdiri atas tulang rawan (dengan sedikit pengapuran tetapi tidak terjadi
osifikasi). Ikan ini mempunyai rahang. Jumlah insang dan celah insang berkisar
antara 5 – 7 pasang, yang setiap pasangnya mempunyai sekat pelat insang.
Lengkung insang berupa tulang rawan, yang di dalamnya terdapat arteri insang dan
saraf insang. Spirakel terletak di depan celah insang. Ikan mempunyai sirip yang
berpasangan. Terdapat sepasang nostril (dirhinous). Bersisik plakoid atau tidak
bersisik. Ikan jantan biasanya mempunyai alat penyalur sperma yang dinamakan
klasper (miksopterigium). Bentuk sirip ekor tidak simetris (heteroserkal).

 Holocephali

Ikan ini umum disebut ratfish karena ekornya yang ramping dan memanjang serta
kepala yang meruncing seperti tikus. Rahang atas menyatu dengan kranium.
Jumlah insang ada empat pasang dan celah insang satu pasang. Tanpa sisik pada
ikan dewasa. Tidak punya spirakel dan tidak ada kloaka. Ikan yang jantan
mempunyai alat penyalur sperma disebut tenakulum, yang terletak di kepala bagian
depan. Kelas Holocephali hanya terdiri atas satu ordo, yaitu Chimaeriformes. Salah
satu anggotanya ialah Chimaera monstrosa L.
29
g. Osteichthyes (Ikan bertulang sejati)

Pada umumnya yang dimaksud ikan dalm kelas Osteichthyes yaitu tubuhnya
berskeleton tulang keras, terbungkus oleh kulit yang bersisik, berbentuk seperti
torpedo, berenang dengan sirip, bernapas dengan insang. Bermacam-macam spesies
hidup dalam air tawar atau air laut.

 Ciri-ciri khusus osteicthyes:

1. Kulitnya banyak mengandung kelenjar mucosa, biasanya diliputi oleh sisik


(sisik ganoid, cycloid atau ctenoid) beberapa spesies tidak bersisik; bersirip
pada bagian dorsal maupum bagian ventral dan pada sebelah menyebelah
tubuhnya dengan beberapa pengecualian. Sirip biasanya disokong oleh jari
duri tulang rawan atau kras, tidak berkaki.
2. Mulut terletak di ujung dan bergigi rahang tumbuh dengan baik dan bersendi
pada tempurung tulan kepal; mempunyai dua sacci olfactorious yang
umumnya berhubungan dengan ongga mulut, bermata besar, tidak berkelopak
mata.
3. Skeleton terutama berupa tulang keras kecuali beberpa jenis yang sebagian
bertulang rawan; bentuk vertebrae bermacam-macam, pina caudalis biasanya
homocercal; sisa-sisa notochord masing-masing tampak.
4. Jantung terdiri dari dua ruangan yaitu atrium dan ventrikel dengan sinus
venosus dan conus arteriosus yang berisi darah vena; terdpat 4 pasang archus
aorticus; sel darah merah berbentuk oval dan berinti.
5. Pernapasa dilakukan dengan beberapa pasang insang yang terletak pada
archus yang berada dalam ruangan celah insang pada kedua tepi samping dari
faring, tertutupoleh operculum, biasanya memiliki gelembung udara dan
memiliki ductus pneumaticus. Beberapa mempunyai bentuk seperti paru-paru.
6. Terdapat 10 pasang nervi cranalis.
7. Suhu tebuh tergantung pada lingkungan sekitarnya.
8. Memiliki sepasang gonad, umumnya ovipar (beberapa ada yang ovovivipar
atau vivipar); fertilisasi terjadi di luar tubuh kecuali beberapa spesies.

30
 Struktur dan Fungsi tubuh

Bentuk tubuh bermacam-macam, tetapi sebagian besar berbentuk gelendong


pipih, ukuran tinggi tubuh lebih dari pada lebarnya, maka penampang
potongannya berbentuk oval. Bentuk gelendong atau torpedo memudahkan gerak
dalam air. Kepala terbentang mulai dari ujung moncong sampai dengan akhir
operculum. Badan tembentang dari akhir operculum sampai anus da sisanya
adalah ekorr.

Mulut terdapat di ujung muka moncong terdapat rahang yang bergigi. Sebelah
dorsal moncong terdapat sepasang lubang hidung sebelah luar yang sebelah
dalamnya terdaat sacci olfactorious, mata terletak sebelah lateral tanpa kelopak
mata. Di sebelah belakang mata tebentang operculum, dibaahnya erdapat
sejumlah sisir insang. Anus dan aperture urogenitalis terdapat di depan ina analis.

Pada punggung terdapat pina dorsalis, pada akhir badan terdapat pina caudalis,
dan daerah ventral di bagian ekor terdapat anal. Sirip adalah suatu perluasan
integument yang tipis yang disokong oleh jari-jari sirip. Semua sirip, kecuali sirip
dorsal ada yang lemah yang disokong oleh jari-jari atau duri yang mengandung
banyak zat kapur. Fungsi sirip adalah untuk mempertahankan keseimbangan
dalam air dan untuk berenang.

 Penutup tubuh

Seluruh tubuh dibungkus oleh kulit yang terdiri atas epidermis halus yang
menghasilkan mucosa guna mempermudah gerak di dalam air dan melindungi diri
terhadap micro organisme yang menyebabkan penyakit. Pada tubuh dan ekor di
epidermis terdapat sisik yang tersusun bertindihan seperti genting rumah.
Massing-masing sisk tertanam dalam saku dermal dan tumbuh sepanjang hidup.
Pada Osteichthyes terdapat 3 macam sisik, yaitu:

1. Sisik cycloid yang berbentuk bulat. Pada sisi ini, tampak lingkaran yang
berbeda-beda.
2. Sisik ctenoid yang berbentuk bulat, agak lonjong, berduri kecil-kecil pada
bagian anterior sedangkan pada posterior memecah diri manjadi beberapa
bagian.
3. Sisik ganoid, berbentuk belah ketupat dengan bagian kecil yang tertanam
dalam saku dermis. Permukaan luar dilapisi oleh zat ganoine dan mengandung
duri-duri halus. Di bawah sisik sebelah menyebelah tubuh terdapat linea
lateralis yang berupa suatu saluran. Dimana di dalamnya terdapat alat sensoris
yang peka terhadap getaran gelombang air akibat gelombang.

 Skeleton

Sisik dan sirip merupakan eksoskeleton, sedang endoskeleton terdiri atas tulang
tempurung kepala, columna vertebralis, gardie pectoralis, tulang-tulang kecil
31
tambahan yang menyokong sirip. Tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai
tempat otak, Capsule tempat beberapa pasang organon sensoris dan skeleton
viceralis yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah
insang untuk mekanisme. Tengkorak melekat pada dekat sekali dengan columna
vertebralis, oleh karena itu ikan ini tidak memutan kepalanya.

 Sistem musculus (Otot)

Tubuh dan ekor sebagian besar tersusun oleh otot daging yang bersegmen. Otot
daging itu melekat pada vertebra jari-jari penyokong. Bagian-bagian otot daging
itu lebar dan berbentuk lapisan yang zigzag memanjang ke belakang. Antara
segmen-segmen terdapat lapisan jaringan ikat seolah-olah sebagai septa. Otot
dagingnya kecil pada sirip bagian insang dan kepala.

 Sistem Digestoria (Pencernaan)

Rahang banyak terdapat gigi. Terdapat sejumlah kelenjar mucosa, tetapi tidak
terdapat kelenjar ludah. Lidah kecil melekat pada dasar rongga mulut. Faringnya
pada celah insang banyak mengandung lembaran-lembaran insang yang terletak
sebelah menyebelah. Kemudian menuju esophagus terus ke ventriculus. Antara
ventriculus dan intestinum terdapat klep pyloris. Di daerah sekitar pyloris terdapat
3 saluran kecil sebagai alat sekresi atau absorbs. Terdapat kelenjar pencernaan
yang berupa hepar yang mengandung vesica felea yang bersaluran menuju ke
intestinum sedangkan kelenjar pancreas tidak terpisah dari hati.

 Sistem Circulatoria (Sirkulasi)

Jantung terdiri atas dua ruang yaitu ventriculum dan auriculum. Darah kembali ke
jantung melalui vena terus berkumpul pada sinus venosus, kembali masuk ke
auriculum. Darah dari auricuum melalui vebtriculum dipompa menuju insang
melalui conus arteriosus, aorta ventralis, 4 pasang arteri afferent branchialis.
Saluran terakhir akan menyalurkan darah melalui kapiler dalam insang untuk
mengambil oksigen. Kemudian darah dikumpulkan melalui arteri afferent
branchialis menuju aorta dorsalis, kemudin beredar melalui cabang arteri.

Darah tampak pucat dan butir-butir darah relative lebih sedikit bila dibandingkan
dengan vertebrata darat. Plasma darah mengandung eritrosit yang berinti dan
leukosit. Limpa sebagai bagian sisten sirkulasi terdapat di dekat lambung dengan
pembuluh-pembuluh lympha.

 Sistem Respiratoria (Respirasi

Pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam empat pasang kantong
insang yang terletak sebelah menyebelah faring di bawah operculum. Setiap bilah
insang terdiri atas lembaran ganda filament. Tiap filament tersusun atas banyak
plat transversal yang dibungkus oleh lapisan epithelium yang benyak
32
mengandung pembuluh darah apiler yang berada diantara afferent branchialis dan
efferent branchialis (lengkung insang) dan pada perbatasannya terdapat sisir duri
yang berfungsi menahan makanan dan benda-benda keras lain lewat celah insang
pada saat pernapasan berlangsung.

Waktu bernapas operculum menutup melekat pada dinding tubuh, archus


branchialis mengembang kea rah lateral. Air masuk melalui mulut. Kemudian
klep mulut menutup, sedang archus branchialis berkontraksi, dengan demikian
operculum terangkatterbuka. Selanjutnya air mengalir keluar melalui filament.
Pada saat itulah darah mengambil oksigen dan melepaskan karbon dioksida.

Gelembung udara atau gelembung renang berdinding tebal terdapat dalam rongga
tubuh seblah dorsal. Gelembung ini mempunyai hubungan dengan faring melalui
ductus pneumatticus. Saluran itu hanya terdapat pada beberapa ikan tertentu saja.
Gelembung udara berfungsi sebagai alat hidrostatis dengan menyesuaikan diri ke
dalam air. Penyesuaian itu dilakukan dengan jalan mengeluarkan dan menyerap
gas-gas dari pembuluh darah. Pada ikan tertentu gelembung udara itu berfungsi
membantu alat respirasi atau sebagai alat respirasi. Ada juga yang berfungsi
sebagai alat perasa atau penghasil suara.

 Sistem Reproductiva (Reproduksi)

 Seks terpisah. Pada ikan jantan terdapat sepasang terstis yang membesar pada
masa perkawinan. Melalui vas defferensia sperma dikeluarkan lewat papillae
urogenitalis. Pada hewan betina sel telur akan keluar dari ovari melalui oviduct
yang selanjutnya keluar melalui papillae urigenitalis. Pembuahan umumnya
terjadi di luar tubuh.

 Sistem Exceretoria (Ekskresi)

Ginjal yang gilik terletak diantara vesica pneumattica dengan tulang vertebrae.
Cairan yang mengandung sisa-sisa persenyawaan nitrogen dan hidrogen diambil
dari darah dalam ginjal akan ditampung dalam vesica urinaria melalui ureter dan
selanjutnya pengosongan dilakukan melalui sinus urogenitalis ke luar.

Klasifikasi Osteichthyes. Kelompok yang terakhir ini juga terbagi dalam dua sub
kelas yaitu Sarcopterygii dan Actinopterygii.

 Sarcopterygii

Ikan ini dideskripsikan oleh JLB Smith dan dinamai Latimeria chalumnae,
sebagai penghormatan bagi Marjorie Courtenay-Latimer dan sebagai pengingat
Sungai Chalumna yang dimukanya merupakan perairan tempat ikan ini
tertangkap. Miss Latimer adalah kurator sebuah musium lokal yang kecil. Dia lah
orang pertama mengenali ikan coelacanth dan memberitahu Smith.Ikan

33
coelacanth tak berhenti membuat berita, ketika pada tahun 1998 ditemukan
spesies baru di perairan Manado yang kemudian dinamai Latimeria menadoensis.

Sebagian dari kelas ini sudah punah dan tinggal fosil.Dari antara anggota kelas ini
ada satu spesies yang menjadi catatan penting dalam sejarah iktiologi. Spesies ini
adalah coelacanth yaitu fosil dan diperhitungkan hidup pada kurun waktu antara
masa pertengahan Devonian (350 juta tahun yang lalu) sampai akhir Cretaceous
(66 juta tahun yang lalu).Dunia terkejut ketika tepat sebelum Natal tahun 1938
seekor coelacanth hidup tertangkap oleh pukat tarik (trawl) pada kedalaman 70
meter di pantai timur Afrika Selatan. Perhatian dunia tersedot dan takjub, karena
sebelumnya ikan ini hanya dikenal dari fosilnya.

 Actinopterygii

Kelas Actinopterygii merupakan kelas yang paling banyak di bumi. Nelson


(2006) menegaskan bahwa kelas ini mencakup 44 ordo yang memiliki 26.891
spesies. Sekitar 44% dari jumlah spesies tersebut adalah ikan air tawar. Cirri-
cirinya yaitu notokorda seperti rangkaian manik, atau seperti manik-manik yang
terpisah, mempunyai rahang (maksila dan premaksila), rangka terdiri atas tulang
sejati, lengkung insang merupakan tulang sejati, yang terletak di bagian tengah
insang, mengandung arteri dan saraf, mempunyai sirip yang berpasangan (sirip
dada dan sirip perut), mempunyai sepasang lubang hidung, mempunyai sisik yang
umumnya bertipe sikloid dan stenoid, tetapi ada juga yang bersisik tipe ganoid
dan beberapa kelompok tanpa sisik, biasanya mempunyai gelembung gas dan
tidak memiliki kloaka.

34
2. Reptil
 Ciri dan Karakteristik Reptil
Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah
dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda
(hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi
oleh membran amniotik.

Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptil adalah hewan
darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru atau pulmo.
Dari segi evolusinya reptilian berasal dari amphibi dan selanjutnya reptilian akan
terjadi burung dan mamalia (history evolusinya)Pada zaman mesozoik reptilian
merupakan kelompok vertebrata yang dominant.

Beberapa anggota reptilia baru muncul pada akhir periode trias, tetapi beberapa
anggota yang lain lenyap pada masa itu juga.Dibandingkan dengan amphibi
reptilia terbilang lebih maju hidup didarat. Hal ini dikarenakan:

Adanya cangkang pada telur dan adanya amnion pada embrio sehingga menjamin
perlindungan terhadap bahaya kekeringan pada telur-telur yang diletakkan
didarat. Sisik epidermis yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh fisik
(misal luka) dan juga sebagai pelindung terhadap kekeringan.

Selain itu reptilia merupakan binatang merayap yang tubuhnya ditutupi oleh kulit
(Kadang-kadang sebagai sisik) dari zat tanduk. Kulit atau sisik tidak berlendir
karena sangat sedikit mempunyai kelenjar pada kulit.

Ciri-ciri hewan reptilia adalah seperti berikut :


1.      Bertulang belakang maka dikelompokkan dalam sub Phyllum Vertebrata.
2.      Kulit bersisik kering (dilindungi kulit dengan lapisan bahan tanduk).
3.      Bernafas dengan paru-paru.
4.      Biasanya bertelur dan telur bercangkang keras.yang kemudian dikenal dengan
Ovovivipar.
5.      Beberapa reptilia mempunyai empat kaki dan beberapa lagi tidak berkaki.

35
6.      Poikilotermis (Berdarah dingin) : Suhu badan berubah mengikut suhu
disekitarnya. Karena reptilia berdarah dingin, maka mereka tidak dapat
mengontrol suhu badan mereka.
7.      Hewan reptilia mempunyai kulit yang bersisik yang terdiri dari selaput
bertulang atau bergading.

 Klasifikasi Reptilia
Reptilia dibedakan menjadi empat ordo, yaitu Squamata, Testudinata,
Crocodilia, dan Rhynchocephala.

1. Ordo Squomata
Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epdermis bertanduk yang secara periodic
mengelupas sebagian atau keseluruhan. Osteodem biasanya tidak ada tapi pada
beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan temat lain. Kepala pada dasarnya
tipe diapsid. Arcade bawah tidak sempurna atau tidak ada arkade atas juga sering
demikian. Tidak memiliki tulang kuadratojugal (penghubung tulang kuadrat dan
jugal) sehingga memungkinkan terjadinya gerakan kinetis (pergerakan tengkorak
akibat posisi tulang kuadrat).

Contohnya :Phyton molurus (ular sawah)


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Phitonidae
Genus : Phyton
Species : Phyton molurus

2.      Ordo Testudinata (Chelonia)


Spesies pada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar,
terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan
perisai sebelah ventral datra yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu
digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat
tanduk tebal, tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk sebagai

36
penggantinya. Tulang kuadrat pada kranium mempunyai hubungan bebas dengan
rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakang toraks
dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai, termasuk hewan
ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstrimitas sebagai alat
gerak baik didarat atau di air. Ordo Testudinata dibagi 2 family:
a.       Familia : Chelonidae
Species : penyu hijau (Chelonia Mydas)
b.      Familia : Tryonychidae
Species : Kura-kura al-dabra

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudines
Subordo : Cryptodira
Famili : Testudinidae
Genus : Geochelone
Species : Geochelone gigantean

3.      Ordo Crocodilia/Loricata
Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki pendek
dengan jari-jari berselaput tebal, ekor panjang, kulit tebal, jantung terbagi atas 4
ruangan terpisah. Ovipar, telinga berlubang kecil.
Contoh :Crocodilus Americanus.

Klasifikasi Crocodylus porosus


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Crocodylia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus
4.      Ordo Rhynchocepholia

37
Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal, berkulit tanduk
dan bersisik, bergranula, punggungnya berduri pendek. Tulang rahangnya mudah
digerakkan. Conto hyang masih hidup di Australia.
Contoh :Sphenodon punctatum (tuatara).

Klasifikasi Sphenodon punctatum


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Rhynchocepholia
Famili : Rhynchocepholidae
Genus : Sphenodon
Species : Sphenodon punctatum

 C.     Sistem Pencernaan Reptilia


Pada umumnya Reptil adalah karnivora (pemakan daging). Reptil tidak
mengunyah makanan mereka. Reptil karnivora menelan binatang-binatang kecil
dan serangga utuh tanpa masticating, sedangkan reptil herbivora menghadapi
masalah yang sama, hanya dengan tanaman. Mencerna binatang utuh, tulang, bulu
dan semua, dapat menjadi beban pada sistem pencernaanSaluran pencernaan
terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Kelenjar pencernaan
terdiri atas kelenjar ludah, pankreas dan hati.

1.      Rongga mulut, disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-
masing rahang terdapat gigi-gigi yang terbentuk kerucut. Gigi menempel pada
gusi dan sedikit melengkung kearah rongga mulut. Khususnya pada ular
berbisa akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada
rongga mulut. Pada buaya giginya bisa mengalami 50 kali pergantian. Pada
reptile tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai
penangkap mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada
tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Pada Reptilian pemakan insecta
memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura
lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk
pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terletak dibagian rahang bawah.
Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap

38
basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya. Pada ular kelenjar labia
bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung yang
terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
2.      Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut
yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam
esopagus tidak terjadi proses pencernaan.
3.      Lambung (ventrikulus) merupakan tempat penampungan makanan dan
pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang
esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian
fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
4.      Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum,
kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan
dengan bentuk tubuhnya.
5.      Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan
oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri
dari dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan.
Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile
terletak diantara lambung dan duodenum. Pankreas berbentuk pipih dan
berwarna kekuning-kuningan.

 Sistem Reproduksi Reptilia


a.       Jantan
1.      Memiliki alat kelamin khusus : HEMIPENIS
2.      Sepasang testis
3.      Memiliki epididymis
4.      Memiliki vas deferens
b.      Betina
1.      Memiliki sepasang ovarium
2.      Memiliki saluran telur (oviduk)
3.      Berakhir pada saluran kloaka

Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar,
namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular

39
garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya
diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan
ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka.
Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran
yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma
bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua
penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada
sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu
hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.

Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui
oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini
akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada
kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh
induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.

Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis
buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali
ke daratan ketika meletakkan telurnya.

 Sistem Ekskresi Reptilia


Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka
merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil
metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam
urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.

 F.      Peranan Reptilia dalam Kehidupan Manusia


1.      Daging kura-kura dan penyu sering dijadikan sebagai bahan makanan
2.      Banyak jenis kura-kura yang ditangkap untuk diperdagangkan sebagai
hewan peliharaan
3.      Ular kobra yang amat berbisa dan ular sanca berbelit kerap digunakan dalam
pertunjukan-pertunjukan keberanian
4.      Kulit beberapa jenis ular dan buaya memiliki nilai yang tinggi sebagai bahan
perhiasaan, sepatu, dan tas

40
5.      Ular membantu manusia dalam mengontrol populasi tikus di sawah dan di
kebun.

3. Amphibi
Pengertian Hewan Amfibi
Amfibi merupaka hewan bertulang belakang yang bisa hidup di 2 alam. Kata amfibi berasalah
dari 2 kata bahasa Yunani berarti “Amphi” yang berarti dua, dan “bios” yang berarti hidup.
Kebanyakan anggotakan kelompok amfibi ini adalah hewan bertulang belakang (vertebrata),
berdarah dingin (poikiloterm), serta berkaki 4 (tetrapoda). Amfibi adalah hewan yang
mempunyai proses metamorfosis sempurna.

Kelompok hewan ini bisa hidup di air ataupun di daratan, biasanya saat di air mereka bernapas
dengan memakai insang, dan saat di darat bernapas memakai paru-paru. Kulit amfibi adalah
struktur yang lembab dengan banyak pembuluh darah yang berguna guna penyesuaian tempat
hidupnya. Ada sekitar 5000 spesies amfibi yang sudah diketahui.

Ciri-ciri Amfibi

 Anggota tubuhnya terdapat kepala serta badan (contoh katak) atau kepala, badan serta
ekor (contoh salamander).
 Amfibi adalah satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis sempurna.
Maksudnya amfibi mempunyai bentuk dewasa yang sangat berbeda dibandingkan
bentuknya ketika baru lahir dan mereka mengalami fase larva.
 Amfibi pun mempunyai hati, pankreas, serta kelenjar adrenal.
 Amfibi merupakan hewan berdarah dingin, berarti pengaturan suhu tubuh dilakukan
secara eksternal (di luar tubuh).
 Mempunyai 4 kaki (2 pasang) dan ada selaput antar jari-jarinya, kecuali pada ordo
Caecilia (tidak memiliki kaki).
 Kulit halus, tipis, berpori, berlendir, biasanya beracun serta senantiasa berada dalam
keadaan lembab.

Klasifikasi Jenis-jenis Amfibi


1. Ordo Anura
Ordo Anura adalah anggota kelompok amfibi yang ciri khasnya adalah “tidak mempunyai ekor”,
salah satu anggota ordo anura ialah yang secara umum kita sebut kodok atau katak, ada sekitar
4000 spesies yang sudah dikenali dalam ordo ini
41
Ordo Anura terdiri atas beberapa ordo serta familia, yaitu sebagai berikut :

 Subordo Archaeobactrachia yaitu: Familia Discoglossidae, Familia Ascaphidae, Familia


Leiopelmatidae.
 Subordo Mesobatrachia Familia Pipidae yaitu: Familia Rhinophrydae, Familia
Pelobatidae, Familia Pelodytidae.
 Subordo : Neobactrachia yaitu : Familia Bufonidae, Familia Microhylidae, Familia
Ranidae, Familia Pelobatidae (Megophrydae), Familia Rhacophoridae, Familia
Dendrobatidae, Familia Hylidae, Familia Pelodryadidae, Familia Myobatrachidae,
Familia Sooglossidae, Familia Psedidae.

2. Ordo Caudata (Urodela)


Ordo Caudata adalah kelompok amfibi yang ciri khasnya adalah mempunyai ekor. Kata Cauda
berasal dari bahasa lati yang artinya ekor. Tubuh ordo ini terdapat  bagian kepala, badan, ekor
dan anggota gerak. Anggota dari ordo ini bisa mempunyai ukuran tubuh bervariasi dan ekornya
mempunyai panjang yang hampir sama dengan tubuhnya, malahan ada yang lebih panjang dari
tubuhnya. Beberapa spesies mempunyai insang, sementara beberapa lainnya bernapas dengan
memakai paru – paru

Ordo Caudata terdiri atas beberapa ordo dan familia, yaitu sebagai berikut :

 Subordo Cryptobranchoidea : Familia Cryptobranchidae, Familia Hynobiidae


 Subordo Salamdroidea : Familia Salamandridae, Familia Proteidae, Familia
Ambystomatidae, Familia Amphiumidae, Familia Dicamtodontidae, Familia
Plethodontidae
 Subordo Meantes : Familia Sirenidae.

3. Ordo Gymnophiona
Ordo Gymnophiona atau apoda merupakan kelompok amfibi yang ciri kasnya “Tidak
mempunyai Kaki”. Maksudnya tubuhnya tersusun atas kepala, badan dan ekor. Ordo mempunyai
bentuk tubuh memanjang yang menyerupai bentuk cacing atau belut dengan kulit serta tulang
yang kompak. Kepalanya disusun oleh tengkorak yang kuat, yang berguna guna menggali tanah
sebab mereka tinggal jauh ke dalam tanah. Pada saat dalam keadaan larva, biasanya caecilia
tinggal di air dan bernapas dengan memakai insang, sementara saat dewasa insang yang
dimilikinya mulai menyusut atau hilang dan biasanya ditemukan di dalam tanah.

Ordo Gymnophiona terdapat beberapa familia, yaitu sebagai berikut :

 Familia Ichtyopidae, Familia Caecilidae, Familia Rhinatrematidae, Familia


Scoleocomorphidae, Familia Uracotyohlidae, Familia Typhlonectida.

42
Struktur Amfibi

 Sistem Pernapasan, biasanya ketika masa larva memakai insang sementara saat dewasa
memakai paru-paru.
 Sistem Sirkulasi, Jantungnya mempunyai 3 ruangan, yakni 2 atrium dan 1 ventrikel.
Peredaran darahnya yaitu peredaran darah tertutup ganda, maksydnya akan melewati
jantung 2 kali dalam satu proses peredaran darah.
 Sistem pencernaan lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus serta
rektum yang berhubungan langsung dengan koakla (satu-satunya lubang guna saluran
pencernaan, urin dan genital).
 Amfibi mempunyai mulut yang lebar, gigi-gigi kecil serta lidah yang bercabang menjadi
2 pada ujungnya. Permukaan lidahnya mengandung zat perekat yang berfungsi guna
menangkap mangsa.
 Sistem Eksresi, Amfibi mempunyai ginjal dan saluran kemih yang mengatur proses
eksresi padanya. Akhir dari saluran kemih itu pun sama dengan saluran pencernaan,
yakni koakla (satu-satunya lubang guna saluran pencernaan, urin dan genital).
 Sistem Sarafnya adalah sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
 Sistem indera yaitu mata, hidung dan telinga. Kepala amfibi berbentuk segitiga mirip
kerucut yang terdiri dari sepasang mata serta pada masing-masing mata ini ada kelopak
mata atas dan bawah. Pada kelopa mata bawah ada membran tipis yang disebut membran
niktitans. Membran tersebut berfungsi guna melindungi mata dari gesekan dengan air.
Lubang hidung pada amfibi berhubungan langsung pada rongga mulutnya.
 Telinga amfibi terdiri dari telinga tengah serta telinga dalam, mereka tidak mempunyai
telinga luar. Pada telinganya pun ada salurang yang berhubungan dengan faring yang
disebut tuba eustachius, saluran tersebut berfungsi guna menyesuaikan tekanan udara
pada lingkungan luar tubuh dengan lingkungan dalam tubuh. Katak pun mempunyai
gendang teling (membran timpani), sementara salamander tidak mempunyainya, oleh
karena itu mereka mendeteksi getaran suara dengan kakinya.
 Berkembang biak dengan cara bertelur serta telur terdapat di dalam air dan bisa juga
tempat yang lembab, fertilisasinya (pertemuan sel sperma dengan sel ovum) yaitu
berlangsung secara eksternal (di luar tubuh), sementara pada ordo Gymnophiona (Apoda)
fertilisasinya terjadi secara internal (di dalam tubuh).

Sistem Pencernaan Amfibi


Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian
dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Mangsa yang berupa
hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu
banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx,
oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan masuk dalam
fentriculus yang berfungsi sebagai gudang percernaan.

Bagain muka frentriculus yang besar disebut cardiarc, sedag bagian posterior mengecil dan
berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan
dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan

43
katalisator. Tiap – tiap enzim merubah sekelompok zat makanan manjadi ikatan – ikatan yang
lebih sederhana.

Enzim yanbg dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, erepsin
untuk protein, lipase untuk lemak. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk
mengasam kan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam
saluran disebut gerak peristalis. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi
terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intertinum dari ventriculus melalui klep
pyloris.Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan
sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri.

Hepar yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan
ditampung sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum
melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran
gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemat.
Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum mjor menjadi feces dan selanjutnya
dikeluarkan melalui anus.

Sistem Peredaran Darah Amfibi


Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1
ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan
atrium kiri menerima darah dari paru – paru. Darah dari kedua atrium bersama – sama masuk
ventrikel.

Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang
kaya oksigen namun percampiurn diminimalisasi oleh adanya sekat – sekat yang terdapat pada
ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiiga. Arteri anterior
mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke
jaringan internal dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang
menuju kulit dan paru – paru.

Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju
ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yag kemudian di pompa keluar
melalui arteri pulmonalis → paru – paru → vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan
peredaran darah ini disebut peredaran darah paru – paru. Selain peredaran darah paru – paru,
pada katak → sinus venosus → atrium kanan.

Sistem Ekresi Amfibi


Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang
berlebih. Karena kulit katak permeable terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak iar
masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi
air dan tidak membuangnya.

Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara
mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk

44
membuang bahan – bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui
glomerulus dibatasi. Katak juga menggunkan kantung kemih untuk konserfadsi air. Apabila
sedang berada dia air, kantung kemih terisi urin ynag encer.

Pada saat berada di darat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang
melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama dengan ADH.

Sistem Kelenjar (Endokrin) Amfibi


Dengan mengambil contoh Katak. Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang
menghasilkan sekresi intern yang disebut hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas –
tugas tubuh, merangsang, baik yang bersifat mengaktifakan atau mengerem pertumbuhan,
mengaktifakan bermacam – macam jaringan dan berpengaruh terhadap tingkah laku mahluk.
Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atcuglandulaehypophysa bagian anterior kelenjar ini
pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan.

Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panajang tulang, dn kecuali itu
mempengaruhi glandulae thyroidea. Bila seekor berudu diambil dan bagian anterior glndulae
hypophysannya, berudu tersebut tak akan tumbuh menjadi katak tapi bila potongan itu
ditransplatasikan kemabali, maka pertumbuhan akan terjadi sebagai mana mestinya. Pemberian
hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior hypophysa ini baik secara oral atau suntikan
menyebabkan pertumbuhan raksasa.

Pada katak dewasa bagian anterior glandulae pitutaria ini menghasilkan homon yang merangsang
gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika kita mengadakan implantasi, kelenjar ini dengan
suskses pada seekor katak dewasa yang tak dalam keadaan berkembang biak, maka mulai saat itu
terjadi perubahan. Implantasi pada hewan betina mengakibatkan hewan itu menghasilkan ovum
yang telah masak.

Implantasi pada hewan jantan mengakibatkan hewan itu mengahasilkan sperma. Bagian tengah
pituitaria akan menghasilkan hormon intermidine yang mempunyai peranan dalam pengaturan
kromotofora dalam kulit. Bagian posterior pituitaria menghasilkan suatu hormon yang mengatur
pengambilan air. Glandulae phyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid
menghasilkan hormon thryoid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelnjar ini menjadi
besar pada berudu sebelum metamorfose menjadi katak.

Jika kelenjar itu diambil maka berudu tidak akan menjadi katak. Kelenjar pankreas menghasilkan
hormon nsulin yang mengatur metabolisme (memacu pengubahan glukosa menjadi glikogen.
Pada permukaan luar ginjal terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis yang kerjanya
berlawanan dengan insulin (mengubah glikogen menjadi glukosa).

Sistem Respirasi Amfibi


Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase
berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi
sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu.

45
Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup
sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang
tipis.

Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini
dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler
sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena
kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya
karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-
paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen
dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.

Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu
walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler
darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas
pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang
pendek.

Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut
tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut
dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah
sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya
oksigen masuk melalui koane.

Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga
rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru
lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada
dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut.

Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar
dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka.
Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya
geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara
yang kaya karbon dioksida keluar.

Contoh Hewan Amfibi

 Kodok (Bufo sp)

46
Kodok merupakan salah satu contoh hewan amfibi yang dengan mudah untuk ditemukan. Hewan
ini banyak dijumpai di daerah lembab misalnya di dekat rawa ataupun sungai. Kodok memiliki
kaki berkuku dan berselaput. Permukaan tubuh kodok beracun dan kasar. Kaki kodok memiliki
permukaan yang lebih panjang dibagian belakang yang sangat berguna untuk melompat. Hewan
ini cenderung berwarna gelap dan hidup di atas permukaan tanah. Ukuran kecebong kodok
diketahui lebih besar dibanding katak. Sistem ekskrei pada reptil berbeda dengan amfibi.

 Katak (Rana sp)

Katak sawah memiliki ukuran yang lebih kecil. Katak ini banyak ditemukan di sawah – sawah
yang tergenang. Katak memiliki kaki berselaput yang membuat katak sangat pintar berenang.
Kulit pada tubuh katak sangat licin dan berwarna tidak mecolok. Katak banyak memakan
serangga kecil di tepi sawah. Kulitnya yang licin namun tidak beracun seperti pada kodok. Katak
sawah juga memiliki panjang kaki belakang lebih panjang di banding kaki depan karena
memungkinkan berenang dengan cepat. Hal ini menjadi salah satu gaya dalam olahraga berenang
yakni gaya katak. Katak bernafas dengan insang saat masa kecebong berbeda dengan sistem
pernafasan invertebrata

 Katak Pohon (Hyla sp)

47
Katak pohon merupakan katak yang berukuran lebih kecil dari katak sawah dan kodok. Hal yang
menarik dari katak pohon adalah memiliki warna yang mencolok dan beracun. Katak pohon
menggunakan juluran lidah untuk memangsa makanannya berupa serangga kecil. Kakinya kecil
yang memiliki bantalan (pad) memungkinkan katak ini untuk lompat dari pohon satu ke pohon
yang lainnya. Katak juga memiliki permukaan kulit yang licin dan halus namun beracun. Ini juga
merupakan contoh hewan metamorfosis sempurna.

 Salamander (Salamandra sp)

salamander adalah salah satu jenis hewan amfibi yang memiliki bentuk tubuh mirip dengan
cicak. Hal ini dpaat diamati dengan cara melihat bagian tubuh pada salamander yang telah patah.
Salamander memiliki habitat didaerah yang lembab misalnya di dekat rawa. Salamander lebih
sering menghabiskan waktunya ditempat yang berair.

 Sesilia / Apoda (Caecilia sp)

48
Sesilia atau apoda adalah salah satu jenis hewan yang tergolong amfibi. Hewan ini termasuk ke
dalam hewan amfibi kategori langka. Sesilia juga memiliki habitat di tempat yang lembab.
Sesilia memiliki bentuk yang panjang seperi ular. Ukuran sesilia hanya saja lebih kecil. Sesilia
juga dikenal dengan nama ulo duwel oleh orang jawa. Banyak orang yang menganggap jika
hewan sesilia merupakan jenis cacing atau anak ular karena memiliki bentuk yang mirip.

 Axolotl (Ambystoma mexicanum)

Axolotl adalah salah satu jenis amfibi yang banyak menghabiskan waktu untuk berada didalam
air. Hewan axolotl dikenal juga dengan nama salamander meksiko. Hewan ini memiliki bentuk
seperti kadal. Banyak yang berpendapat hewan ini sangat imut dan lucu. Tubuhnya memiliki
warna tubuh putih. Hal ini akan membuat hewan axolotl menjadi diminati sebagai hewan
peliharaan eksotik untuk orang yang menyukainya.

 Diplocaulus

Diplocaulus adalah salah satu hewan amfibi purba yang diduga oleh para ahli dengan ditemukan
fosilnya. Hewan ini diketahui sebagai hewan pemakan ikan.

 Common Mudpuppy (Necturus maculosus)

49
Hewan ini merupakan salah satu jenis amfibi yang diketahui endemik berada di timur laut bagian
Amerika Serikat. Hewan banyak ditemukan di wilayah negara Kanada pada tempat lembab.
Mereka suka bersembunyi di dalam air dengan kedalaman hingga 90 kaki. Hewan ini juga
diketahui dapat hidup hingga 20 tahun dengan bertahan memakan daging seperti telur ikan,
serangga, dan lain – lain.

 Neuse River Waterdog (Necturus lewisi)

Hewan ini menyerupai kadal dan banyak ditemukan di daerah utara Carolina. Ukuran hewan ini
sekitar 16,5 hingga 28 cm. Permukaan kulit halus dengan corak.

 Suriname Horned Frog (Ceratophrys cornuta)

Hewan ini merupakan amfibi bertanduk di Amazon. Hewan dapat tumbuh hingga panjang 20
cm. Hewan ditemukan di daerah utara wilayah bagian Amerika selatan. Pada masa menjadi
kecebong, hewan ini memiliki keunikan saling menyerang untuk bertahan.

50
Sistem Reproduksi Pada Amfibi

 Sistem Genitalia Jantan


Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium.
Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari
testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies
akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara).

Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan
saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial
ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka
kadang-kadang masih jelas dijumpai.

 Sistem Genitalia Betina


Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna
kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis,
masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelokkelok. Oviduk dimulai dengan
bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum
abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan
akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat asistensi Anatomi Hewan).

 Pembuahan Eksternal

51
Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal artinya penyatuan gamet
jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum
dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan
secara internal.

Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang
sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga
perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapairibuan.Pada
katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat
”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan
dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar.
Fungsinya untuk erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.

52

Anda mungkin juga menyukai