Anda di halaman 1dari 9

STUDI LITERATUR

MK. TAKSONOMI TUMBUHAN


DAN HEWAN
PRODI S1 PEND. IPA (DIK B’19)

SKOR NILAI :

TUGAS RUTIIN 2
( Konsep Spesies ; Spesies Sebagai Unit Dasar Klasifikasi )

KELOMPOK 5 :

Aditya Prayoga (4192451012)

Bomer Lumbantoruan (4193351018)

Fenny Maylani (4191151020)

Irene Monica Sebayang (4193151010)

Johan Petra Sihotang ( 4193351014)

Regina Kezia Anggraeni Situmorang (4193151009)

Yulan Defiana Sitanggang (4193151008)

DOSEN PENGAMPU
Dina Handayani, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KONSEP SPESIES ( Aditya Prayoga & Regina Kezia A. Situmorang)

Spesies dalam bahasa latin berarti “jenis” atau “penampakan”. Spesies merupakan unit
dasar untuk memahami biodiversitas. Menurut Waluyo (2005), spesies adalah suatu kelompok
organisme yang hidup bersama di alam bebas, dapat mengadakan perkawinan secara bebas, dan
dapat menghasilkan anak yang fertil dan bervitalitas sama dengan induknya. Menurut Mayden
(1997) dalam Ariyanti (2003) saat ini ada sekurang-kurangnya 22 konsep untuk mendefinisikan
spesies yang semuanya tampak berbeda-beda. Itu artinya bahwa para ahli mempunyai sikap dan
pandangan yang berbeda-beda dalam memahami tentang spesies.

Munculnya keanekaragaman konsep spesies ini dilatarbelakangi oleh dua alasan


mendasar. Alasan pertama adanya perbedaan pemahaman tentang spesiasi yang merupakan
proses munculnya suatu spesies baru. Karena spesiasi bukan hanya menarik perhatian para ahli
evolusi, tetapi juga telah memikat perhatian dari berbagai disiplin bidang biologi lainnya seperti
morfologi, genetika, ekologi, fisiologi, paleontologi, biologi reproduksi, dan biologi tingkah
laku. Alasan kedua adalah karena spesies merupakan hasil dari proses evolusi yang terus
berjalan. Artinya bahwa konsep spesies yang dibuat berdasarkan proses spesiasi yang masih
sebagian berjalan akan berbeda dengan konsep spesies yang dibuat ketika spesies itu benar-benar
sudah sampai pada akhirnya. Selain itu, bermacam konsep spesies muncul karena tujuan
klasifikasi yang berbeda-beda. Seperti misalnya untuk tujuan identifikasi yang dilakukan oleh
ahli taksonomi tumbuhan seringkali digunakan konsep spesies fenetik, sedangkan untuk
mengamati keragaman genetikyang diperlukan dalam bidang konservasi digunakan konsep
spesies biologi.

Ernst Mayr pada tahun 1963 mendefinisikan konsep spesies biologis (Biological Species
Concept/BSC) yang dapat diterima secara luas. Spesies menurut BSC adalah suatu populasi atau
kelompok populasi alami yang secara aktual memiliki potensi dapat saling kawin (interbreeding)
dan menghasilkan keturunan yang dapat hidup fertil, namun tidak dapat menghasilkan keturunan
yang fertil jika kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain, suatu spesies biologis adalah unit
populasi terbesar di mana pertukaran genetik mungkin terjadi dan terisolasi secara genetik dari
populasi kelompok lainnya. Konsep ini didasarkan pada dua pandangan biologis yaitu reproduksi
seksual meningkatkan keseragaman dalam gen pool melalui rekombinasi genetik dan jika dua
kelompok populasi itu tidak dapat melakukan kawin silang maka di sana tidak terjadi aliran gen
(gene flow) di dalam lungkang gen (gene pools). Ketidakmampuan interbreeding (perkawinan)
akan memunculkan spesies yang berasal dari penggabungan bersama pada beberapa waktu
berikut setelah kondisi telah mengalami perubahan. Jadi berdasarkan konsep ini, maka kriteria
yang menentukan keberhasilan reproduksi seksual adalah kemampuan untuk menghasilkan
keturunan yang fertil. Konsep spesies ini tidak berlaku untuk organisme aseksual dan hibridisasi
antarspesies.

Campbell (2003) mengemukakan ada beberapa konsep spesies antara lain:


1. Konsep spesies Biologis
Mendefinisikan suatu spesies sebagai suatu populasi atau kelompok populasi yang
anggota-anggotanya memiliki kemampua untuk saling mengawini satu sama lain di alam
dan menghasilkan keturunan yang dapat hidup dan fertil jika kawin dengan spesies lain.
Dengan kata lain suatu spesies biologi adalah unit populasi terbesar dimana pertukaran
genetik mungkin terjadi dan terisolasi secara genetik dari populasi lain semacamnya.
Anggota suatu spesies biologis dipersatukan oleh ciri kesesuaian ciri reproduksi. Semua
manusia termasuk ke dalam spesies biologis yang sama. Sebaliknya manusia dan
simpanse tetap merupakan spesies biologis yang sangat jelas berbeda meskipun hidup di
wilayah yang sama karena kedua spesies itu tidak dapat saling mengawini.

2. Konsep spesies pengenalan


Menekankan pada adaptasi perkawinan yang telah tetap dalam suatu populasi.
Menurut konsep ini suatu spesies didefinisikan oleh suatu kumpulan sikap dan ciri unik
yang memaksimalkan keberhasilan perkawinan ciri molekuler morfologis perilaku yang
memungkinkan individu untuk mengenali pasangan kawinnya. Konsep ini cenderung
berfokus pada sifat dan ciri yang dipengaruhi oleh seleksi alam dan terbatas hanya pada
spesies yang bereproduksi secara seksual.

3. Konsep spesies kohesi


Berfokus pada mekanisme yang mempertahankan spesiesnya sebagai bentuk
fenotip tersendiri. Tergantung pada spesies, mekanisme ini meliputi sawar reproduktif
seleksi penstabilan dan tautan antara kumpulan gen yang membuat zigot berkembang
menjadi organisme dewasa dengan ciri khas yang spesifik. Konsep ini dapat diterapkan
pada organisme yang bereproduksi secara aseksual. Konsep ini juga mengakui bahwa
perkawinan silang diantara beberapa spesies menghasilkan keturunan hibrida yang fertil
dan terkadang hibrida itu berhasil kawin dengan salah satu spesies induknya. Konsep ini
menekankan pada adaptasi yang mempertahankan spesies tetua tetap utuh meskipun ada
sedikit aliran gen diantara mereka. Konsep ini dapat digunakan pada setiap kasus yang
melibatkan hibridisasi.

4. Konsep spesies ekologis


Mendefinisikan spesies pada tempat dimana mereka hidup dan apa yang mereka
lakukan dan bukan dari penampakan mereka. Suatu spesies ekologis didefinisikan oleh
peranan unik yang dimainkannya atau posisi dan fungsi spesifiknya dalam lingkungan.
Contohnya dua populasi hewan yang tampak identik dapat dikatakan merupakan dua
spesies ekologis yang berbeda jika masing-masing hanya ditemukan dalam jenis
lingkungan spesifik (misalnya kolam air tawar dengan kumpulan keadaan kimia, biologi,
dan fisik yang khas).

5. Konsep spesies evolusioner


Mendefinisikan suatu spesies sebagai suatu urutan populasi tetua dan
keturunannya yang berkembang secara bebas dari kelompok lain. Masing-masing spesies
evolusioner memiliki peranan yang unik dan terpisah dalam lingkungan, setiap peran
tertentu melibatkan sekumpulan kekuatan seleksi alam yang spesifik (tekanan selektif).
Dengan demikian populasi yang membentuk suatu spesies dipengaruhi dan disatukan
oleh sekumpulan tekanan selektif yang unik.

Perbandingan Konsep Spesies :

● Konsep spesies biologis, menekankan isolasi reproduktif, yaitu kemampuan anggota


suatu spesies untuk saling mengawini satu sama lain, tetapi tidak dengan anggota spesies
yang lain.
● Konsep spesies morfologis, menekankan perbedaan anatomi yang dapat terukur antar
spesies. Sebagian besar spesies yang diidentifikasi oleh para ahli taksonomi telah
dikelompokkan menjadi spesies terpisah berdasarkan kriteria morfologi.
● Konsep spesies pengenalan, menekankan proses adaptasi perkawinan yang telah mantap
dalam suatu populasi karena individu ”mengenali” ciri-ciri tertentu dari pasangan kawin
yang sesuai.
● Konsep spesies kohesi, menekankan kohesi fenotipe sebagai dasar penyatuan spesies,
dengan masing-masing spesies ditentukan oleh kompleks gennya yang terpadu dan
kumpulan adaptasinya.
● Konsep spesies ekologi, menekankan peranan spesies (niche/relung), posisi dan
fungsinya dalam lingkungan.
● Konsep spesies evolusioner, menekankan pada garis keturunan evolusi dan peranan
ekologis

Spesies menunjuk dua kategori, yaitu kategori taksonomi dan konsep biologi. Spesies menurut
BSC (Biological Species Consept) yang dikemukakan oleh Mayr (1963) adalah suatu kelompok
populasi alami yang secara aktual maupun potensial dapat saling kawin (interbreeding) dan
kelompok ini secara reproduktif terisolasi dari kelompok yang lainnya. Kriteria yang
menentukan keberhasilan reproduksi seksual adalah kemampuan untuk menghasilkan keturunan
yang fertil (Stearns and Hoekstra, 2003).Sedangkan spesies menurut kategori taksonomi
didasarkan atas perbedaan ciri morfologi atau penampilannya dengan kriteria persamaan ciri
dengan anggota lainnya dalam spesies yang bersangkutan. Spesies dalam pandangan modern
adalah suatu golongan populasi yang alami (deme) yang tersendiri secara genetis dan memiliki
bersama suatu ″gene pool″ umum.Golongan ini terisolasi secara reproduksi dengan kelompok
lainnya.Suatu spesies adalah unit atau kesatuan terbesar dalam populasi, di dalamnya terjadi
pertukaran gen atau gene flow.Kebanyakan spesies dipisahkan dengan perbedaan-perbedaan
yang nyata secara anatomi, fisiologi dan tingkah laku (Waluyo, 2005).Kriteria yang ditekankan
dalam konsep spesies adalah reproduksi, yaitu apakah ada atau tidak ada suatu gene flow secara
nyata dan potensial. Jika terdapat isolasi sempurna reproduksi diantara dua populasi yang dari
luar hampir menyerupai, atau tidak terjadi gene flow diantara kedua populasi itu, maka kedua
populasi dapat dimasukkan dalam dua spesies yang berbeda, tanpa memandang persamaan
morfologinya. Jika secara morfologi berbeda tetapi terdapat gene flow yang efektif, maka kedua
populasi itu dapat dimasukkan ke dalam satu spesies yang sama. Anatomi, fisiologi, dan tingkah
laku hanya berguna sebagai kunci identifikasi dari populasi yang terisolasi secara reproduksi,
sifat-sifat tersebut tidak menentukan apakah suatu populasi terdiri dari satu spesies atau lebih.

SPESIES SEBAGI UNIT DASAR HIRARKI KLASIFIKASI ( Bomer Lumbantoruan &


Feny Maylani )

Menurut Arijani, kategori adalah tingkat-tingkat atau struktur atau hirarki taksonomi dari
yang tertinggi sampai yang terendah. Sedangkan takson adalah setiap golongan (unit) taksonomi
tingkat yang menapun atau dengan kata lain sebagai satuan unit dari pengelompokan dalam
klasifikasi. Takson-takson dibedakan dalam tingkat yang berbeda-beda, sehingga takson-takson
itu menurut urut-urut tingkatnya. Ada 7 tingkat takson yang utama berturut-turut dari bawah ke
atas, yaitu: jenis (species), marga (genus), suku (familia), bangsa (ordo), kelas (classis), divisi
(divisio), dan dunia (regnim).Klasifikasi dapat diartikan sebagai pembentukan kelas-kelas,
kelompok, unit, atau takson melalui pencarian keseragaman dalam keanekaragaman. Tujuan
klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan
mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat
atau ciri pada makhluk hidup.
Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk
hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang
sama dikelompokkan dalam satu golongan.

Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang sekarang digunakan)
adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau Filum (hewan) / Divisio (tumbuhan
), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis).

1.     Kingdom (Kerajaan)


        Kingdom adalah tingkatan paling atas dari tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Khusus
dalam sistem tiga domain, kingdom adalah satu tingkat di bawah domain. Pada awalnya, hanya
ada dua kingdom: Animalia untuk hewan dan Vegetabilia untuk tumbuhan. Ketika makhluk
hidup bersel satu ditemukan, temuan baru ini dipecah ke dalam dua kingdom: yang dapat
bergerak ke dalam filum Protozoa, sementara alga dan bakteri ke dalam divisi Thallophyta atau
Protophyta. Namun ada beberapa makhluk yang dimasukkan ke dalam filum dan divisi, seperti
alga yang dapat bergerak, Euglena, dan jamur lendir yang mirip amuba. Karena adanya
kebingungan ini, Ernst Haeckel menyarankan adanya kingdom ketiga, yaitu Protista untuk
menampung makhluk hidup yang tidak memiliki ciri klasifikasi yang jelas. Kingdom ketiga in
baru populer belakangan ini (kadang dengan sebutan Protoctista).
Kini, standar Amerika menggunakan sistem enam kingdom
(Animalia, Plantae, Fungi, Protista, Archaea, Bacteria) sementara standar Inggris, Australia dan
Kolumbia memakai lima kingdom (Animalia, Plantae, Fungi, Protista,
dan Prokaryota atau Monera).
2.     Divisi
Divitio merupakan tingkatan takson yang menghimpun beberapa kelas yang memiliki kesamaan
cirri. Misalnya seluruh hewan bersel satu dimasukkan kedalam filum Protozoa, tumbuhan berbiji
dimasukan kedalan divisi Spermatophyta.

3.     Class (Kelas)


Divisi dibagi menjadi kelas-kelas menurut ciri-ciri yang masih umum, misalnya tumbuhan
berbunga (magnoliophyta) dibagi menjadi tumbuhan berkotiledon satu (monokotil atau kelas
liliopsida) dan tumbuhan berkotiledon dua (dikotil atau kelas magnoliopsida). Kelas
magnoliopsida tersebut masih bisa dibagi lagi menjadi subkelas, seperti magnoliidae dan rosidae
ada kelompok hewan, kelas terdiri dari semua hewan yang terbentuk atas adanya perbedaan
sekunder dari prinsip dasar filumnya. Misalnya kelas amphibia dalam subfilum vertebrata,
prinsip dasarnya sama, yaitu mempunyai tulang belakang (vertebrae), tetapi mempunyai
perbedaan dengan hewan vertebrata lain, yaitu dalam siklus hidupnya.

4.     Ordo (Bangsa)


       Ordo atau bangsa (Bahasa Latin: ordo, jamak ordines) adalah suatu tingkat
atau takson antara kelas dan familia. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh
ahli botani Jerman Augustus Quirinus Rivinus dalam klasifikasi tumbuhannya. Carolus
Linnaeus merupakan orang pertama yang secara konsisten menerapkannya dalam klasifikasi
tiga kerajaan besar: mineral, hewan, dan tumbuhan dalam bukunya Systema Naturae(1735)
5.     Famili  Famili (Suku)
 Familia dalam klasifikasi ilmiah adalah suatu takson yang berada  antara ordo dan genus.
Pengindonesiaan takson ini adalah suku (dipakai dalam banyak pustaka ilmiah), famili,
atau keluarga. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli botani Perancis Pierre
Magnol dalam bukunya Prodromus historiae generalis plantarum, in quo familiae plantarum
per tabulas disponuntur pada tahun 1689. Carolus Linnaeus menggunakan istilah familia dalam
bukunya Philosophia botanica (1751) untuk merujuk pada kelompok utama tumbuhan.

6.     Genus (Marga)
Dalam biologi, genus /marga adalah salah satu bentuk pengelompokan dalam klasifikasi
makhluk hidup yang lebih rendah dari familia. Anggota-anggota genus memiliki
kesamaan morfologi dan kekerabatan yang dekat. Dalam sistem tatanama binomial, nama suatu
spesies makhluk hidup terdiri atas dua kata, yaitu: nama genusnya (diawali dengan huruf kapital)
dan nama penunjuk spesiesnya dengan ditulis atau cetak miring. Misalnya, Homo sapiens, nama
ilmiah untuk spesies manusia modern, menandakan bahwa manusia modern tergolong ke dalam
genus Homo.
           

7.     Spesies (Jenis)
      Spesies adalah suatu takson yang dipakai dalam taksonomi untuk menunjuk pada satu atau
beberapa kelompok individu (populasi) yang serupa dan dapat saling membuahi satu sama lain di
dalam kelompoknya (saling membagi gen) namun tidak dapat dengan anggota kelompok yang
lain. Anggota-anggota dalam suatu spesies jika saling berkawin dapat menghasilkan keturunan
yang fertil tanpa hambatan reproduktif. Dapat terjadi, sejumlah kelompok dalam suatu spesies
tidak saling berkawin karena hambatan geografis namun bila dipertemukan dan dikawinkan
dapat menghasilkan keturunan fertil. Dua spesies yang berbeda jika saling berkawin akan
menghadapi masalah hambatan biologis; apabila menghasilkan keturunan yang sehat, keturunan
ini biasanya steril/mandul.

Unit-Unit Klasifikasi
Dalam taksonomi tumbuhan spesies sebagai unit merupakan suatu yang benar-benar ada di alam,
dan telah banyak ahli-ahli ilmu tumbuhan yang telah berusaha untuk menjelaskan apakah yang
dimaksud dengan spesies dan bagaimana batasan-batasannya. Ternyata hal itu bukan pekerjaan
yang mudah. Hingga sekarang tidak ada seorang ahli pun yang mampu memberikan batasan
mengenai konsep jenis itu yang dapat memuaskan semua pihak. Beberapa pengertian spesies
menurut pandangan para ahli biologi antara lain:
1. Species taksonomi, populasi-populasi yang terdiri atas individu-individu dengan ciri-ciri
morfologi yang sama, dan dapat dipisahkan dari spesies lainnya oleh adanya
ketidaksinambungan ciri-ciri morfologi yang berkolerasi.
2. Species biologi, populasi-populasi yang disatukan sama lain oleh kemungkinan untuk
saling kawin mengawini secara bebas, dan terpisah atau terisolasi dari species-species
lainnya oleh penghalang reproduksi.
3. Species genetik, membatasi spesies dengan suatu ukuran dari perbedaan genetik atau
jarak di antara populasi atau kelompok dari populasi.
4. Species paleontologik, didasarkan pada aliran gen dan isolasi reproduksi.
5. Species kladistik, sesuatu keturunan dari populasi organisme yang dianggap sebagai
nenek moyang yang tetap mempertahankan identitasnya dari keturunan tadi, dan mereka
mempunyai kecenderungan secara evolusi dan kenyataan historik.
6. Species biosistematik, mencerminkan suatu unit-unit yang mencerminkan
keanekaragaman hubungan kekerabatan reproduktif diluar pembatasan yang diberikan
oleh hierarki Linnaeus. Banyak kategori yang telah diusulkan berhubungan dengan unit-
unit hasil dari penyelidikan biosistematik yang menginterpretasi batas-batas reproduktif
dari taksa, contohnya homogen dan heterogen. Homogen adalah suatu spesies yang
secara genetik dan morfologik homogen, semua anggota-anggotannya interfertil,
heterogen adalah suatu spesies yang tersusun dari kumpulan tumbuhan yang mempunyai
keturunan yang sama, bila sendiri menghasilkan populasi yang secara morfologi tetap,
tetapi bila disilangkan dapat menghasilkan tipe keturunan yang fertil dan viable.

INTRASPESIFIK TAKSA PADA TUMBUHAN ( Irene Monyca S & Yulan Defiana S )


Kategori infraspesifik (kategori dibawah jenis) yang dimulai dari anak jenis sampai anak forma:

Anak jenis (sub spesies)

Varietas (varietas) Anak varietas (sub varietas)

Forma (forma) Anak forma (sub forma)

Anak jenis dianggap sebagai variasi dari salah satu jenis yang telah ditentukan serta merupakan
variasi morfologi suatu jenis yang telah ditentukan, serta merupakan variasi morfologi suatu
jenis yang telah ditentukan, serta merupakan variasi morfologi suatu jenis yang mempunyai
daerah distribusi geografi tersendiri, tidak ditemukan bersama-sama dengan anggota populasi
lain yang sejenis.

Anak jenis adalah suatu kategori yang didalamnya termasuk unsur-unsur yang dengan memiliki
ciri-ciri morfologi, geografi, dan ekologi tertentu, yang memberikan pembenaran untuk
dipisahkan dari sisa populasi dalam suatu jenis.

Varietas merupakan suatu kategori di bawah tingkat jenis yang banyak digunakan dalam dunia
pertanian. Oleh para ahli taksonomi, varietas dikonotasikan sebagai setip varian morfologi suatu
jenis tanpa mengaitkan dengan masalah distribusinya; punya daerah distribusi sendiri; bersama-
sama dengan varietas lain dalam jenis yang sama menempati daerah distribusi yang sama;
menunjukkan beda warna atau habitus.

Forma lazimnya dianggap sebagai takson terendah atau kategori paling kecil. Biasanya forma
digunakan untuk menempatkan variasi dalam jeis yang tak begitu penting. Variasi tersebut
menyangkut: warna mahkota, warna buah, tanggapan terhadap habitat tertentu, dan sebagainya.
Ke dalam forma dapat dimasukkan setiap varian yang kadangkala terjadi dalam populasi suatu
jenis tanpa memperhatikan besarnya derajat penyimpangan dan konsistensinya.

KESIMPULAN ( Johan Petra Sihotang )

Setelah kami melakukan kegiatan study literatur tentang, Konsep dasar spesies ; spesies sebgai
unit dasar hirarki klasifikasi, serta infraspesifik taksa pada tumbuhan , maka dapat kami ambil
kesimpulan : bahwa spesies merupakan tingkatan takson yang paling rendah oleh sebab itu
spesies merupakan unit dasar dari klasifikasi makhluk hidup, yaitu, langkah dasar dari semua
bentuk taksonomi biologis. Spesies juga merupakan suatu kelompok organisme yang hidup
bersama di alam bebas, dapat mengadakan perkawinan secara bebas, dan dapat menghasilkan
anak yang fertil dan bervitalitas sama dengan induknya.
DAFTAR PUSTAKA

Kutipan : ( Lumowa & Sonja, 2012 )


Lumowa,V.T,Sonja. 2012. Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi.Universitas Mulawarman :
Samarinda

Kutipan : ( Putra & Taher, 2011 )


Putra E. P. &Taher. T, 2011. Pendidikan Biologi PPs UM. Makalah. Malang

Kutipan : ( Waluyo, 2005 )


Waluyo, L. 2005. Evolusi Organik. UMM Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai