Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI PERTENAKAN IKAN LELE UNTUK MENINGKATKAN

PEREKONOMI PESANTREN DI PESANTREN (STUDI KASUS PP.SYAICHONA


MOH. CHOLIL BANGKALAN)

Disusun Oleh:
MUHAMMADFAUZI
NIM : 11629180027

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH STAI SYAICHONA MOH. CHOLIL


BANGKALAN
2022
IMPLEMENTASI PERTENAKAN IKAN LELE UNTUK MENINGKATKAN
PEREKONOMI PESANTREN DI PESANTREN (STUDI KASUS PP.SYAICHONA
MOH. CHOLIL BANGKALAN)

PROPOSALSKRI
PSI

Diajukan Untuk Memenuhi persyaratan


ProgramSarjana Strata Satu (S.1)
Prodi Ekonomi Syari’ah

OLEH
MUHAMMAD FAUZI
NIM : 11629180027

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH STAI SYAICHONA MOH. CHOLIL


BANGKALAN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Bahwa skripsi yang di ajukan oleh;


Nama : Muhammad Fauzi
NIM/NIMKO : 11629180027
Prodi : Sari’ah
Judul : “IMPLEMENTASI PERTENAKAN IKAN LELE UNTUK
MENINGKATKAN PEREKONOMI PESANTREN DI PESANTREN (STUDI KASUS
PP.SYAICHONA MOH. CHOLIL BANGKALAN)”

Setelah secara cermat kami membaca dan meneliti kembali dengan seksama, serta telah melalui
perbaikan dan penyempurnaan sesuai petunjuk dan arahan, kami melihat dan menyatakan telah
memenuhi syarat untuk di ajukan secara seminar proposal skripsi program studi Ekonomi
Syarri’ah STAI Syaichona Moh Chlil Bangkalan.

Bangkalan, 00 januari 2022

Pembimbing

MUHAMMAD ISMAIL, M Esy


LEMBARPENGESAHAN............................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................iv
ABSTACK………..........................................................................................v
DAFTAR ISI.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKL............................................................................1
B. Maksud DAN Tujuan PKL................................................................2
C. Manfaat PKL.......................................................................................3
D. Tempat PKL…………………………………………………….........3
E. Jadwal Waktu PKL………………………………………… ………..3
BAB II TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
A. Deskripsi Makro Lokasi PKL..............................................................4
B. Potensi..................................................................................................4
BAB III HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Bidang Pekerjaan.................................................................................5
1.Pemasaran.........................................................................................5
2. Fungsi Pemasaran............................................................................5
a.meningkatkan keuntungan............................................................5
b.Pengenalan Produk.......................................................................5
c.Meningkatkan Hasil Penjualan.....................................................5
d.Memperluas jaringan Jaringan Bisnis...........................................5
B. Pleaksanaan Kerja……………………………………………………6
C. Kendala Yang Dhadapi…………………………………………. …..6
1. Kelemahan...................................................................................7
2. Ancaman......................................................................................7
D. Solusi..................................................................................................7
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.............................................................................................8
B. Saran dan rekomendasi.......................................................................8
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan tradisional yang berlandaskan islam

dan mempunyai peran sebagai pembentukan moral dan kemandirian seseorang dalam

kehidupan sehari-hari melalui pembinaan dan pemberdayaan yang terus di dorong

kualitasnya. Latar belakang pesantren dalam mencerdasksn santri di lingkungannya

merupakan salah satu kewajiban yang harus senantiasa diberikan berdasarkan aturan dan

tatanan agama islam yang baik dan benar.

Mencerdaskan sumberdaya manusia (SDM) bukanlah tanggung jawab pemerintah saja.

Namunn tanggung jawab semua komponen masyarakat termasuk tanggung jawab dalam

lingkup pesantren. Pondok pesantren tidak hanya membekali dengan pendidikan formal dan

non formal, saja tetapi harus juga membekali para santrinya dengan pendidikan

kewirausahaan dan keterampilan khusus.

Pentingya keterampilan yang di berikan pesantren terhadap para santri adalah salah

satuhal yang perlu di dapatkan dalam bekal non akademis untuk masa depannya. Tujuan dari

adanya keterampilan tersebut diarahkan agar santri dapat berkembang dan mempunyai bakat

serta seni yang menghasilkan sumberdaya manusia yang kompeten dalam bidangnya,

sehingga keterampilan khusus yang dimiliki santri dapat dipublikasikan kembali pada

masyrakat.

Dalam QS. At Taubah ayat 105 Allah SWT. Berfirman sebagai berikut :
ِ ‫ون ِإلَ ٰى ٰ َعلِ ِم ْٱل َغ ْي‬
‫ب‬ ]۟ ُ‫َوقُ ِل ٱ ْع َمل‬
]َ ُ‫وا فَ َسيَ َرى ٱهَّلل ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهۥُ َو ْٱل ُمْؤ ِمن‬
َ ‫ون ۖ َو َستُ َر ُّد‬

.‫َوٱل َّش ٰهَ َد ِ]ة فَيُنَبُِّئ ُكم بِ َما تَ ْع َملُون‬

Arab-Latin: Wa quli'malụ fa sayarallāhu 'amalakum wa rasụluhụ wal-mu`minụn, wa

saturaddụna ilā 'ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn

Terjemah Arti: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-

orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)

Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa

yang telah kamu kerjakan.

Salah satu pondok pesantren yang mampu mengembangkan sikap kemandirian baik dari

sanrti maupun dari pesantren yaitu Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.

Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator yang mengarah pada terciptanya sifat

kemandirian; misalnya dalam pengembangan sistem pendidikan pesantren ,yang tampil beda

dengan cara konsisten membina moral dan ekonomi yang mana seluruh unit usaha di

pasrahkan kepada pengurus, santri, dan alumni.Salah satu cara Pondok Pesantren Saichona

Moh. Cholil memandirikan pondok pesantren ialah dengan meningkatkan ekonomi

pesantren seperti budidaya Ikan Lele.

Ikan Lele (Clarias garipenus) merupakan salah satu komoditas perikan air tawar yang

banyak dibudidayakan di Indonesia karna permintaanya terus meninkat di setiap tahunya,

Ikan lele merupakan salah satu hasil perikanan budidaya yang menempati urutan teratas

dalam jumlah produksi yang dihasilkan. Selama ini ikan lele menyumbang lebih dari 10

persen produksi perikanan budidaya nasional dengan tingkat pertumbuhan mencapai 17


hingga 18 persen. Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), menetapkan ikan lele sebagai

salah satu komoditas budidaya ikan air tawar unggulan di Indonesia. Tingginya angka

konsumsi dalam negeri dan terbukannya pangsa pasar ekspor, memastikan komoditas ikan

air tawar ini menjadi penyumbang devisa negara yang sangat menjanjikan.

Ikan lele merupakan komoditas perikanan budidaya air tawar yang mempunyai tingkat

serapan pasar cukup tinggi, baik di pasar dalam negeri maupun ekspor. Perkembangan

produksi ikan lele selama lima tahun terakhir menunjukkan hasil yang sangat signifikan

yaitu sebesar 21,82 persen per tahun.

Kenaikan rata-ratanya setiap tahun sebesar 39,66 persen. Tahun 2010, produksi ikan lele

meningkat sangat signifikan yaitu dari produksi sebesar 144.755 ton pada tahun 2009

menjadi 242.811 ton pada tahun 2010 atau naik sebesar 67,74 persen. Adapun proyeksi

produksi ikan lele nasional dari tahun 2010 hingga tahun 2014 ditargetkan mengalami

peningkatan sebesar 450 persen atau rata-rata meningkatsebesar 35 persen per tahun yakni

pada tahun 2010 sebesar 270.600 ton meningkatmenjadi 900.000 ton pada tahun 2014

(Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2010).

Ikan Lele merupakan ikan favorit masyarakat endonesia yang banyak digemari semua

kalangan baik yang muda, tua bahkan di kalangan santri. Ikan Lele merupakan salah satu

sumber protein hewani yang tinggi sehingga disukai banyak orang Indonesia dikarenakan

daging yang padat dan tekturnya lembut yang gurih membuat ikan lele banyak peminatnya.

ikan lele biasanya disajikan menjadi pecel lele, sambel lele, lele bakar magut lele dan

sebagainya. Ikan Lele tidak perlu perlakuan khusus dalam merawat Ikan Lele karna Ikan

Lele termasuk jenis ikan yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya, baik di kolam
tanah, semen, ataupun di kolam terepal. dimanapun tempat tinggalnya, ikan lele mampu

bertahan hidup dan berkembang biak dengan baik. Selain tahan terhadap serangan penyakit,

Ikan Lele juga memiliki daya tahan hidup yang kuat, Ikan Lele dapat hidup di berbagai

kondisi air,bersih, kotor atau air tercermar sekalipun. Dengan daya tahan hidup yang kuat,

maka resiko kerugian karena Ikan Lele mati menjadi rendah. Selain perawatan ikan lele

yang mudah, Ikan Lele juga dapat dipanen dengan waktu singkat. Tidak butuh waktu lama

untuk memanen Ikan Lele, karna ikan lele biasanya sudah siap panen dalam jangka waktu 3

yang di tawarkan relative murah. Ikan lele memiliki waktu panen yang cepat dan harga jual

yang stabil di pasaran sehingga berpeluang untuk mendapatkan perputaran uang yang lebih

cepat.

Saat ini olahan ikan lele banyak digemari oleh penikmat kuliner di berbagau indoneseia,

termasuk di pondok pesantren syaichona moh. Cholil bangkalan cita rasa yang gurih dan lezat

menjadikan penikmat nya tak pernah bosan untuk mencicipinya, dan para pelaku usaha olahan

ikan lele berlomba-lomba untuk membuat menu masakan yang lezat sebagai menu khasnya.

Keadan seperti ini menyebabkan permintaan akan ikan lele terus meningkat, apalagi dengan lele

memiliki citara yang lezat dan gurih. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk dan

pengemar ikan lele di indonesia, maka permintaan ikan lele dari tahun ke tahun semakin

meningkat. Terus meningkatnya permintaan ikan lele, memicu terciptanya lele generasi baru

salah satunya di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil ialah lele sangkuryan, lele

sangkuriang yaitu lele hasil perkawinan antara lele dumbo betina F2 (induk betina generasi

kedua) dengan lele dumbo jantan F6 (induk jantan generasi ke 6) lele hasil perkawina ini

kemudian dikawinkan lagi dengan lele dumbo betina tadi. Itulah yang membuat lele ini disebut

dengan lele sangkuriang. ikan lele sangkuriang memiliki keungulan yaitu memiliki hasil
produksi yang lebih tinggi, baik segmen pembenihan maupun pembesaran, Masa panen lele

sangkuriang lebih cepat dari lele dumbo biasa, Lele sangkuriang memiliki telur lebih banyak dan

daya tetas yang lebih hebat, telur yang dihasilkan oleh satu ekor induk lele sangkuriang dalam

setiap pemijahan berjumlah 40.000 hingga 60.000 butir dengan kemampuan tetas telur lebih dari

90 %. Lele sangkuriang memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap penyakit, Selain itu untuk

merawatannya lebih mudah yaitu menyiapkan lahan sebagai tempat ternak, tenaga keja, pakan,

hal ini di harapkan dapat meningkatkan perekonomian Pondok Peantren Syaichona Moh. Cholil

Bangkalan serta dapat mendorong santri berwawaan interprenuer.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik meneliti dengan judul “IMPLEMENTASI

PERTENAKAN IKAN LELE UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMI

PESANTREN DI PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN SYAICHONA

MOH. CHOLIL BANGKALAN)”

Anda mungkin juga menyukai