Peradaban Hindu dan Cina tidak lebih baik dari pada peradaban Yunani
dan Romawi. Hak hidup seorang wanita yang bersuami harus berakhir pada saat
kematian suaminya. Istri harus dibakar hidup-hidup pada saat mayat suaminya
dibakar. Ini baru berakhir pada abad ke-17 Masehi. Dalam ajaran Yahudi,
martabat wanita sama dengan pembantu. Ayah berhak menjual anak perempuan
kalau ia tidak memiliki saudara laki-laki. Ajaran mereka menganggap wanita
sebagai sumber laknat karena dialah menyebabkan Adam terusir dari surga.
Dalam pandangan sementara pemuka/pengamat Nasrani ditemukan bahwa
wanita adalah senjata iblis untuk menyesatkan manusia. Pada abad ke-5 Masehi
disenggelarakan suatu konsili yang memperbincangkan apakaah wanita
mempunyai ruh atau tidak. Akhirnya, terdapat kesimpulan bahwa wanita tidak
mempunyai ruh yang suci. 3
4
Keadilan dan Kesetaraan Gender Perspektif Islam, Dr. Siti Mulia, MA, APU Hal. 76
5
Keadilan dan Kesetaraan Gender Dalam Prspektif Islam Dr. Siti Mulia, MA, APU Hal.80
mengatakan, “ambil setengah dari agamamu pada perempuan bermuka
segar kemerahan ini”6
2. Islam Mengangkat Posisi Perempuan
Apapun bentuk aktivitas kaum perempuan harus selalu sejalan
dengan norma-norma agama. Kebebasan yang diberikan islam bukanlah
kebebasan tanpa batas, melainkan kebebasan terkendali, yakni terkendali
oleh nilai-nilai akhlak mulia. Oleh karena itu, gerakan pemberdayaaan
perempuan salehah, yaitu perempuan yang berpikiran maju, berwawasan
inklusif, modern, aktif, dinamis, terdidik dan mandiri tapi tetap memiliki
akidah akidah yang benar, sopan-santun, mempunyai rasa malu dan budi
pekerti mulia.7
Di dalam agama Islam, mulai dari hal kecil sampai hal besar itu
sudah di atur oleh agama. Begitu sempurnanya agama Islam yang di
bawakan oleh Rasulullah saw melalui perantara malaikat Jibril untuk di
sampaikan kepada umat manusia. Tak terkecuali dalam hal
permasalahan perempuan, bagaimana Islam menjujung tinggi dan
mengistimewakan perempuan. Bahkan di dalam Al-Quran, terdapat nama
surah yang mengabadikan title dari kaum perempuan, yaitu Q.S. An-Nisa.
Dan masih banyak lagi pembicaraan menyangkut perempuan di dalam
Al-Quran.
Tuhan menegaskan bahwa, dalam (Q.S. Ali ‘Imran [3]:195) yang
artinya “Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang
beramal, baik lelaki maupun perempuan”. Ayat ini dan semacamnya
adalah usaha Al-Quran untuk mengikis habis segala pandangan yang
membedakan laki-laki dengan perempuan, khususnya dalam bidang
kemanusiaan.8
Dalam hal dibidang kemanusiaan contohnya, pandangan
masyarakat perempuan dilarang mendapatkan pekerjaan yang lebih
tinggi di banding laki-laki, perempuan tidak boleh bersekolah tinggi-tinggi,
perempuan hanya pembawa sial bahkan kaum perempuan (Hawa) ialah
alasan terusirnya Adam dari Surga. Mereka menganggap bahwa
prempuan sangat mudah terbujuk rayuan Iblis, padahal Allah mengutus
Iblis ke bumu untuk merayu anak cucu Adam (Manusia). Jelas bahwa,
bukan hanya perempuan saja, akan tetapi laki-laki pun tidak bisa
terhindar dari rayuan Iblis. Kita sebagai manusia, hanya bagaimana cara
kita sebagai manusia untuk meningkatkan iman dan ketakwaan agar
derajat kita tinggi di mata Allah SWT.
6
Keadilan dan Kesetaraan Gender Perspektif Islam, Dr. Siti Mulia, MA, APU Hal. 83
7
Keadilan dan Kesetaraan Gender Perspektif Islam, Dr. Siti mulia, MA, APU Hal 44-45
8
Wawasan Al-Quran, M. Quraish Shihab Hal. 302
A INFORMASI DIRI
Pendidikan Sekarang
a. Universitas / Institute Universitas Muhammadiyah Bulukumba
b. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
c. Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
d. Angkatan 2019
C JENJANG PENGKADERAN DI HMI
a. LK 1 b.
c. d.
e. f.
materai 10.000
Nama Peserta