Anda di halaman 1dari 6

ESSAY KOHATI PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti

LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK) CABANG BULUKUMBA

Oleh : Nur Fadillah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) KOMISARIAT


STKIP BULUKUMBA
CABANG BULUKUMBA 2021
“Kedudukan Perempuan Dalam Perspektif Islam”
Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang istimewa dan memiliki
banyak kelebihan. Karena sangking istimewanya perempuan, disepanjang
sejarah perempuan senantiasa menjadi perbincangan dunia. Sejarah mencatat
bagaimana posisi dan kedudukan perempuan sebelum kehadiran Islam. Sejarah
menginformasikan bahwa, sebelum turunnya Al-Qur’an terdapat sekian banyak
peradaban besar, seperti Yunani, Romawi, India, dan Cina. Dunia juga mengenal
agama-agama seperti Yahudi, Nasrani, Buddha, Zoroaster, dan sebagainya.1

Masyarakat Yunani yang terkenal dengan pemikiran-pemikiran filsafatnya,


tidak banyak membicarakan hak dan kewajiban wanita. Dikalangan elite mereka,
wanita disekap dalam istana-istana. Dan dikalangan bawah, nasib wanita sangat
menyedihkan. Mereka diperjual belikan, sedangkan yang berumah tangga
sepenuhnya berada dibawah kekuasaan suaminya. Dalam peradaban Romawi,
wanita sepenuhnya berada di bawah kekuasaan ayahnya. Setelah kawin,
kekuasaan tersebut pindah ketangan sang suami. Kekuasaan ini mencakup
kewenangan menjual, mengusir, menganiaya, dan membunuh. Keadaan
tersebut berlangsung sampai abad ke-6 Masehi.2

Peradaban Hindu dan Cina tidak lebih baik dari pada peradaban Yunani
dan Romawi. Hak hidup seorang wanita yang bersuami harus berakhir pada saat
kematian suaminya. Istri harus dibakar hidup-hidup pada saat mayat suaminya
dibakar. Ini baru berakhir pada abad ke-17 Masehi. Dalam ajaran Yahudi,
martabat wanita sama dengan pembantu. Ayah berhak menjual anak perempuan
kalau ia tidak memiliki saudara laki-laki. Ajaran mereka menganggap wanita
sebagai sumber laknat karena dialah menyebabkan Adam terusir dari surga.
Dalam pandangan sementara pemuka/pengamat Nasrani ditemukan bahwa
wanita adalah senjata iblis untuk menyesatkan manusia. Pada abad ke-5 Masehi
disenggelarakan suatu konsili yang memperbincangkan apakaah wanita
mempunyai ruh atau tidak. Akhirnya, terdapat kesimpulan bahwa wanita tidak
mempunyai ruh yang suci. 3

Pada masa peradaban Yunani, Romawi, Cina, dan peradaban lainnya


memperjelas secara gamblang bahwa masyarakat begitu mendiskriminasi dan
mengucilkan pihak wanita. Masyarakat pada zaman Yahudi menganggap bahwa
wanita hanya pembawa sial, menganggap bahwa wanita adalah senjata iblis.
Sebagaimana Hawa begitu cepat terpengaruh bisikan iblis pada saat disurga dan
Hawa juga yang berhasil membujuk Adam untuk memakan buah khuldi/buah
pengetahuan. Sehingga anggapan masyarakat wanita ialah sumber laknat
dikarenakan dialah penyebab diusirnya Adam dari surga. Kezaliman orang
1
Wawasan Al-Quran, M. Quraish Shihab, Hal. 296
2
Wawasan Al-Quran , M. Quraish Shihab Hal.296
3
Wawasan Al-Quran, M. Quraish Shihab, Hal 297
terdahulu terhadap perempuan sebelum hadirnya Islam membuat perempuan-
perempuan begitu tertekan. Orang terdahulu sangat menyesali dirinya apabila
anak yang dilahirkannya itu berjenis kelamin perempuan sangking menyesalnya,
apabila terjadi maka orang tua akan mengubur hidup-hidup bayinya,memperjual
belikan anaknya atau menjadikannya budak.

Dan pada saat Islam hadir, perempuan diberikan kedudukan yang


istimewa oleh Islam sebagaimana kedudukan perempuan yang sebenarnya.
Bagaimana Islam begitu menghargai keberadaan perempuan karena perempuan
juga mempunyai hak dan kesempurnaan yang sama dengan laki-laki.
Sesungguhnya, derajat manusia baik laki-laki dan perempuan itu sama dimata
Allah SWT. Sebagaimana, di dalam bukunya Siti Musdah Mulia dikatakan bahwa
Islam tidak mentolerir adanya perbedaan dan perlakuan tidak adil antar umat
manusia. Hal ini ditegaskan dalam (Q.S. al-Hujurat/ 49:13) yang artinya “Hai
manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. Dari ayat tersebut, tampak jelas
bagaimana hubungan antara laki-laki dan perempuan diatur oleh norma agama.4

Dari ayat diatas sudah menjelaskan bahwa Allah tidak membedakan


kedudukan perempuan dan laki-laki. Manusia, baik dia adalah laki-laki atau
perempuan itu kodrat mereka sama di mata Allah. Keduanya saling beriringan
atau berdampingan, tidak ada yang kodratnya lebih tinggi dari yang lainnya
kecuali dilihat dari tingkat ketakwaan mereka.

1. Praktik Kesetaraan Gender Dimasa Rasul


Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, nilai keadilan dan
kebersamaan selalu di junjung Rasulullah. Baik dalam kehidupan
berumah tangga maupun bermasyarakat. Para istri Rasul (ummahatul al-
mu’minin) di berikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dan
mengembangkan daya kreasinya sesuai dengan minatnya.5
Rasullah SAW memberikan kebebasan pendapat untuk para
istrinya, agar istri Rasulullah SAW dapat berkreasi sesuai minat dan bakat
yang dimiliki. Menandakan bahwa, Rasulullah Saw menghargai istrinya,
bahkan tak segan-segan Rasulullah itu selalu membantu istriya dibidang
domestik, baik itu menyapu, membersihan halaman rumah, memasak,
menjahit baju, memeras susu kambing dan lain sebagainya. Rasululah
tidak pernah berbuat kekerasan pada rumah tangganya, dia merupakan
seorang suri tauladan yang lemah lembut.
Aisyah ra adalah istri Nabi yang memiliki banyak kelebihan, selain
terkenal sebagi guru para sahabat, ahli ilmu agama, perawi hadis dan
pemimpin perang jamal. Aisyah ra adalah istri yang sangat mendapat
tempat di hati Nabi dan beliau sangat meninggikan derajatnya. Beliau

4
Keadilan dan Kesetaraan Gender Perspektif Islam, Dr. Siti Mulia, MA, APU Hal. 76
5
Keadilan dan Kesetaraan Gender Dalam Prspektif Islam Dr. Siti Mulia, MA, APU Hal.80
mengatakan, “ambil setengah dari agamamu pada perempuan bermuka
segar kemerahan ini”6
2. Islam Mengangkat Posisi Perempuan
Apapun bentuk aktivitas kaum perempuan harus selalu sejalan
dengan norma-norma agama. Kebebasan yang diberikan islam bukanlah
kebebasan tanpa batas, melainkan kebebasan terkendali, yakni terkendali
oleh nilai-nilai akhlak mulia. Oleh karena itu, gerakan pemberdayaaan
perempuan salehah, yaitu perempuan yang berpikiran maju, berwawasan
inklusif, modern, aktif, dinamis, terdidik dan mandiri tapi tetap memiliki
akidah akidah yang benar, sopan-santun, mempunyai rasa malu dan budi
pekerti mulia.7
Di dalam agama Islam, mulai dari hal kecil sampai hal besar itu
sudah di atur oleh agama. Begitu sempurnanya agama Islam yang di
bawakan oleh Rasulullah saw melalui perantara malaikat Jibril untuk di
sampaikan kepada umat manusia. Tak terkecuali dalam hal
permasalahan perempuan, bagaimana Islam menjujung tinggi dan
mengistimewakan perempuan. Bahkan di dalam Al-Quran, terdapat nama
surah yang mengabadikan title dari kaum perempuan, yaitu Q.S. An-Nisa.
Dan masih banyak lagi pembicaraan menyangkut perempuan di dalam
Al-Quran.
Tuhan menegaskan bahwa, dalam (Q.S. Ali ‘Imran [3]:195) yang
artinya “Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang
beramal, baik lelaki maupun perempuan”. Ayat ini dan semacamnya
adalah usaha Al-Quran untuk mengikis habis segala pandangan yang
membedakan laki-laki dengan perempuan, khususnya dalam bidang
kemanusiaan.8
Dalam hal dibidang kemanusiaan contohnya, pandangan
masyarakat perempuan dilarang mendapatkan pekerjaan yang lebih
tinggi di banding laki-laki, perempuan tidak boleh bersekolah tinggi-tinggi,
perempuan hanya pembawa sial bahkan kaum perempuan (Hawa) ialah
alasan terusirnya Adam dari Surga. Mereka menganggap bahwa
prempuan sangat mudah terbujuk rayuan Iblis, padahal Allah mengutus
Iblis ke bumu untuk merayu anak cucu Adam (Manusia). Jelas bahwa,
bukan hanya perempuan saja, akan tetapi laki-laki pun tidak bisa
terhindar dari rayuan Iblis. Kita sebagai manusia, hanya bagaimana cara
kita sebagai manusia untuk meningkatkan iman dan ketakwaan agar
derajat kita tinggi di mata Allah SWT.

6
Keadilan dan Kesetaraan Gender Perspektif Islam, Dr. Siti Mulia, MA, APU Hal. 83
7
Keadilan dan Kesetaraan Gender Perspektif Islam, Dr. Siti mulia, MA, APU Hal 44-45
8
Wawasan Al-Quran, M. Quraish Shihab Hal. 302
A INFORMASI DIRI

  Nama Lengkap Nur Fadillah


  Nama Panggilan Dillah 
  Tempat dan Tanggal Lahir  Bantaeng, 14 Februari 2002
  Jenis Kelamin  Perempuan
  Golongan Darah  B
  Status  Mahasiswa
  Alamat Asal (lengkap)  Kel. Ereng-ereng, Kec. Tompobulu, Kab. Bantaeng
  Alamat Tinggal Sekarang  Ereng-ereng
  Riwayat Sakit yang diderita  Maag
  No. Hp/E-mail  088706028862
B LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

  Pendidikan Sekarang  
  a. Universitas / Institute  Universitas Muhammadiyah Bulukumba
  b. Fakultas  Keguruan dan Ilmu Pendidikan
  c. Jurusan  Pendidikan Bahasa Inggris
  d. Angkatan  2019
C JENJANG PENGKADERAN DI HMI
  a. LK 1 b.
  c. d.
  e. f.

Motivasi Mengikuti LKK Cab.


D  
Bulukumba

pas foto tanggal :


3 x 4 

materai 10.000

Nama Peserta

Anda mungkin juga menyukai