Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK


Menentukan Air Hidrat dalam CuSO4.xH2O

disusun oleh:
Arfena Rizqi Amalia
NIM: 20106030060

LABORATORIUM TERPADU KIMIA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
TAHUN 2021/2022
A. Judul
Menentukan Air Hidrat dalam CuSO4.xH2O

B. Tujuan
1. Mempelajari analisis kuantitatif melalui metode gravimetri
2. Menentukan jumlah (mol) air hidrat dalam padatan CuSO4.xH2O

C. Dasar Teori
Ilmu kimia merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
susunan, sifat, dan reaksi suatu zat atau materi. Ilmu kimia memiliki banyak cabang
ilmu salah satunya yaitu kimia analisis. Cabang ilmu kimia ini mempelajari tentang
penentuan macam dan kadar suatu zat. Terdapat dua metode yang digunakan untuk
menentukan macam/jenis dan kadar suatu zat dalam kimia analitik yakni metode
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan
identifikasi zat-zat kimia: mengenali unsur atau senyawa apa yang ada dalam suatu
sampel. Sedangkan, analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak
suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel (Day & Underwood, 1986).
Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau
komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam
keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses
isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar
dari penetuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal
kesenyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama,
adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi
dapat digunakan (Khopkar, 1990). Prinsip umum analisis gravimetri biasanya
didasarkan pada reaksi kimia seperti:
aA + rR → AaRr
a molekul analit A akan bereaksi dengan r molekul reagennya R (biasanya
reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan kelarutan endapan). Hasil
akhir produk yang terbentuk yakni AaRr. Hasil akhir produk biasanya berupa
substansi yang sukar atau sedikit larut dalam air yang dapat ditimbang setelah

2
pengeringan. Agar metode gravimetri berhasil, beberapa persyaratan berikut ini
harus dipenuhi.
1) Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit
yang tak terendapkan secara analitis tak dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg
atau kurang, dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu makro).
2) Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan
hendaknya murni, atau sangat murni. Bila tidak, akan diperoleh hasil yang
galat.(Day & Underwood, 1986)

Metode langsung secara gravimetri memiliki akurasi yang sangat tinggi namun
membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat besar (Hermawan, 2005). Pada
percobaan ini akan diteliti kandungan air yang terkandung dalam padatan senyawa
CuSO4.xH2O. Senyawa tersebut merupakan suatu senyawa hidrat. Hydrate adalah
suatu zat padat yang merupakan campuran antara air dan hidrokarbon ringan yang
dapat terjadi diatas titik beku air (Hermiyanto, 2013). Suatu senyawa atau zat padat
yang tidak memiliki kandungan air di dalamnya disebut sebagai senyawa anhidrat,
misalnya CuSO2 yang merupakan bentuk anhidrat dari CuSO4.xH2O. Sedangkan
senyawa yang mengandung air disebut dengan senyawa hidrat, misalnya
CuSO2.xH2O. Molekul air yang diikat oleh senyawa hidrat disebut air hidrat. Untuk
menghilangkan kandungan air hidrat dalam senyawa hidrat, sampel harus dipanaskan
terlebih di dalam oven selama kurang lebih 2 jam. Setelah dipanaskan, sampel
kemudian dimasukkan ke dalam desikator. Desikator merupakan alat yang Digunakan
untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya ; krus porselin, botol timbang)
setelah dipanaskan dan akan ditimbang (Alat labor, 2013).

D. Alat dan Bahan


Alat-alat yang dibutuhkan pada percobaan ini, yaitu: cawan penguap, neraca
analitis, oven, spatula, penjepit, dan desikator. Adapun bahan-bahan yang
dibutuhkan pada percobaan ini Padatan garam CuSO4.xH2O dan akuades.

 Material Safety Data Sheet (MSDS)

3
a. Tembaga sulfat

Rumus kimia : CuSO4


Berat molekul : 249.68 g/mol
Bentuk : Padat
Warna : Biru
Bau : Tak berbau
pH : 3,5 – 4,5 pada 50 g/L 20˚C

b. Akuades

Rumus kimia : H2O


Berat molekul : 18,02 g/mol
Bentuk : Cair
Warna : Tidak berwarna
Bau : Tidak berbau
pH : 7

E. Cara Kerja
Timbang CuSO4 sebanyak 0,50010 gr di dalam neraca analitik. Setelah
diketahui berat cawan dan padatan CuSO4, kemudian masukkan cawan ke dalam
oven dan tunggu sekitar 2 jam pada suhu 120˚C. Cawan yang masih panas
kemudian dimasukkan ke dalam desikator untuk didinginkan, diamkan kurang
lebih 1-2 jam. Setelah cawan dingin, timbang cawan dalam neraca analitik agar
diperoleh berat padatan CuSO4.

F. Pengolahan Data dan Perhitungan

Perlakuan Pengamatan
1. Padatan yang telah dioven, Diperoleh perbandingan mol H2O
ditentukan jumlah molnya dengan terhadap CuSO4
prinsip stokiometri perhitungan

4
rumus empiris.
2. Timbang 0,5000 gr padatan Diperoleh padatan CuSO4.xH2O
CuSO4.xH2O menggunakan cawan sebanyak 0,5000 gr
penguap.
3. Padatan CuSO4.xH2O bersama padatan CuSO4.xH2O yang masih ada
cawan dimasukkan ke dalam oven kandungan air (berwarna biru)
selama 2 jam.
4. Padatan yang telah dioven padatan CuSO4.xH2O kering (berwarna
kemudian dimasukkan ke dalam putih kebiru-biruan)
desikator hingga mencapai suhu
kamar
5. Padatan ditimbang hingga Berat padatan CuSO4.xH2O akhir
diperoleh berat akhir. 0,3587 gr.

G. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa banyak
jumlah kandungan air yang terdapat dalam suatu senyawa anhidrat CuSO 4. Prinsip
kerja dari penelitian ini yaitu menggunakan metode gravimetri yakni dengan cara
menguapkan senyawa anhidrat CuSO4 dengan cara dikeringkan menggunakan oven
dengan suhu 100 ˚C selama sekitar 2 jam.
Mula-mula garam CuSO4 di timbang di dalam neraca analitik sebanyak
0,5010 gr. Setelah itu, garam CuSO4 dikeringkan di dalam oven untuk dihilangkan
kandungan airnya. Sebelum garam CuSO4 dikeringkan dalam oven, garam CuSO4
berwarna biru, hal ini dikarenakan masih terdapat kandungan air hidrat yang terikat
membentuk CuSO4.xH2O. Sesudah garam CuSO4 dikeringkan dalam oven, garam
CuSO4 perlu didinginkan terlebih dahulu dalam desikator. Pendingan dalam
desikator ini bertujuan agar garam CuSO4 dapat ditimbang lagi dalam neraca
analitik agar hasil timbangan yang diperoleh memperoleh angka konstan (stabil).
Hal ini dikarenakan garam CuSO4 mempunyai sifat higroskopis artinya garam
CuSO4 mempunyai sifat mudah bereaksi dengan air, selain itu timbangan neraca
analitik memiliki tingkat akurasi atau ketelitian yang sangat baik, bahkan hingga
0,0001 gram, guna mendukung fungsinya, sebuah timbangan analatik dilengkapi

5
dengan komponen kotak (ruang) tertutup dan berpintu transparan sebagai
pelindung angin. Agar memperoleh berat sampel yang stabil maka sampel harus
berada pada suhu kamar.
Pengeringan padatan CuSO4.xH2O pada percobaan dilakukan pada suhu
120℃, hal ini dikarenakan padatan CuSO4.xH2O diketahui memiliki titik didih
150℃ dan titik didih air 100℃. Jika pengeringan dilakukan dibawah suhu 100℃
maka air yang terkandung dalam padatan tidak dapat menguap sepenuhnya.
Sedangkan, jika dilakukan pengeringan pada suhu di atas 150℃ akan membuat
sampel rusak. Adapun reaksi kimia yang terjadi saat pengeringan adalah sebagai
berikut.
CuSO4.xH2O → CuSO4 + xH2O
Berat padatan CuSO4.xH2O awal diketahui sebesar 0,5010 gr, setelah
dilakukan pengeringan pada sampel berat sampel berubah menjadi 0,3587 gr
sehingga dapat diketahui berat air yang menguap yakni 0,14 gr. Dengan
menggunakan perhitungan stokiometri maka dapat diketahui perbandingan jumlah
mol CuSO4 dan air adalah 1:4. Sehingga diketahui rumus kimia senyawa anhidrat
tersebut yaitu CuSO4.4H2O.

H. Kesimpulan
Metode gravimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif untuk
menentukan sejumlah zat atau pengukuran berat dari suatu analit dengan cara
mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
Metode ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air dalam suatu senyawa
anhidrat, dalam percobaan ini senyawa yang akan ditentukan kadar airnya yakni
CuSO4.xH2O. Dari hasil percobaan diketahui berat akhir garam CuSO 4 adalah
0,3587 gr dengan berat awal garam CuSO4 adalah 0,5010 gr dan diketahui berat air
yang menguap yakni sebanyak 0,14 gr. Berdasarkan perhitungan stokiometri
diketahui perbandingan mol antara garam CuSO4 dan H2O adalah 1:4. Sehingga
dapat diketahui rumus kimia senyawa anhidrat pada percobaan ini adalah
CuSO4.4H2O.

I. Daftar Pustaka

6
Day, R. A., & Underwood, A. L. (1986). Analisis Kimia Kuantitatif, edisi ke 6.
Penerjemah: Hadyana. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal, 446–447.

Alat labor. (2013). Desikator. http://www.alatlabor.com/article/detail/144/desikator

Hermawan, B. (2005). Monitoring kadar air tanah melalui pengukuran sifat dielektrik
pada lahan jagung. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 7(1), 15–22.

Hermiyanto, L. (2013). Optimalisasi Pemisahan Uap Air Dalam Natural Gas ( Gas
Alam ). Forum Teknologi, 03 (1), 9.

J. Lampiran
 Perhitungan :

Massa CuSO4 awal : 0,50010 gr Mr CuSO4 : 160 g/mol


Massa CuSO4 akhir : 0,3587 gr Mr H2O : 18,02 g/mol

Berat yang ditimbang(g)


Mol CuSO4 = g
Berat molekul( )
mol
0,3587 g
=
160 g /mol
= 0,00224 mol

Berat awal−berat akhir( g)


Mol H2O = g
Berat molekul( )
mol
0,14 g
=
18,02 g/mol
= 0,008 mol

Perbandingan = mol CuSO4 : mol H2O


= 0,002 : 0,008
=1:4

Rumus Kimia = CuSO4.xH2O

7
X=4

= CuSO4.4H2O

 Material Safety Data Sheet (MSDS)


c. Tembaga sulfat

Rumus kimia : CuSO4


Berat molekul : 249.68 g/mol
Bentuk : Padat
Warna : Biru
Bau : Tak berbau
pH : 3,5 – 4,5 pada 50 g/L 20˚C

d. Akuades

Rumus kimia : H2O


Berat molekul : 18,02 g/mol
Bentuk : Cair
Warna : Tidak berwarna
Bau : Tidak berbau
pH : 7

Anda mungkin juga menyukai